Anda di halaman 1dari 4

Pada praktikum kali ini mengenai lokasi pertumbuhan yang bertujuan

mengetahui kecepatan pertumbuhan pada bagian- bagian tunas dan mengetahui


perbedaan kecepatan pertumbuhan pada bagian- bagian akar. Prosedur
pengamatan lokasi pertumbuhan pada tunas langkah kerja yang pertama yaitu
disiapkan alat dan bahan. Ditanam 5 benih kacang merah pada plot plastik yang
sudah diisi tanah gembur, siram setiap hari selama 1 minggu sampai tumbuh
kecambah. Dipilih 3 kecambah yang ukurannya sama, diberi tanda garis dengan
spidol tahan air mulai dari ujung atas epikotil ke bawah dengan interval 2 mm
sebanyak 10 baris, kemudian simpan ditempat dengan cahaya cukup selama 48
jam dan hitung rata-rata perpanjangan yang terjadi pada setiap interval. Untuk
pengamatan pada lokasi akar langkah kerja yang pertama yaitu disiapkan alat dan
bahan, ditanam 5 benih jagung pada plot plastik yang telah diisi tanah gembur,
siram setiap hari selama 1 minggu hingga tumbuh kecambah. Dipilih 3 kecambah
yang ukuran sama. Diberi tanda garis dengan spidol tahan air mulai dari ujung
akar dengan interval 2 mm sebanyak 10 baris. Diikat kecambah dengan benang
pada penggaris/kaca. Disiapkan wadah plastik yang sudah diisi air ¼ nya,
kemudian masukkan penggaris/kaca dan tutup dengan petridish. Diinkubasi pada
kondisi gelap selama 48 jam dan hitung rata-rata perpanjangan yang terjadi setiap
interval.

Alasan menggunakan kacang merah dan jagung karena dalam


pertumbuhannya tidak membutuhkan waktu yang lama (Maghfiroh, 2017), serta
jagung dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat seberapa jauh tanaman
jagung dapat menghadapi perubahaa lingkungan sekitarnya (Akmalia, 2017).

Menurut Saefudin (2011) Proses perkembangan pada tumbuhan melewati


3 tahap yaitu pertumbuhan, morfogenesis dan diferensiasi seluler. Melalui suatu
rangkaian pembelahan mitosis, zigot akan menjadi embrio mutliseluler didalam
sebuah biji. Setelah perkecambahan dihasilkan sel-sel, jaringan-jaringan dan
organ-organ yang memberi struktur dan dan bentuk organisme dewasa yang
memiliki fungsinya ini yang disebut dengan proses diferensiasi seluler.
Letak atau lokasi pertumbuhan adalah tempat terjadinya pertumbuhan
tumbuhan, yaitu pada meristem apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung
cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral
menghasilkan pertambahan lebar. Pertumbuhan panjang batang terjadi di
meristem interkalar (Campbell, dkk., 1999). Pertumbuhan pada ada 2 yaitu
pertumbuhan primer dan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan
yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer/ meristem apikal.. Jaringan
meristem ini terdapat diujung batang dan ujung akar. Daerah pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan
daerah diferensiasi. Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Daerah
pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan menghasilkan pembelahan
akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Sedangkan daerah diferensiasi
terletak di belakang daerah pemanjangan. (Arimbawa, 2016). Pertumbuhan
sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder seperti pada
jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel
jaringan kambium senantiasa membelah yaitu ke arah dalam membentuk xilem
atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu yang
menyebabkan diameter batang dan akar bertambah besar (Arimbawa, 2016).

Adapun klasifikasi tanaman yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sebagai
berikut :

1.Jagung (Zea mays) 2.Kacang merah (Phaseolus vulgaris)

Kingdom Plantae Kingdom Plantae


Division Tracheophyta Division Trachephyta
Class Magnoliopsida Class Magnoliopsida
Order Poales Order Fabales
Family Poaceae Family Fabaceae
Genus Zea L. Genus Phaseolus L.
Species Zea mays L. Species Phaseolus vulgaris L.
(Kidney bean)
Menurut literature hasil dari pengamatan lokasi pertumbuhan pada akar dan
tunas menghasilkan laju pertumbuhan yang berbeda. Sebagaimana yang diketahui
pada tumbuhan memiliki jaringan meristematik. Pada jaringan meristematik ini
lah tempat adanya hormon pertumbuhan yang mengakibatkan pembelahan sel.
Dan jaringan meristematik ini hanya terdapat pada bagian ujung tanaman. Jadi
bisa disimpulkan kenapa laju pertumbuhan pada bagian batang dan akar berbeda.
Pada bagian akar yang diberi interval dari ujung akar, tentunya akan mengalami
perbedaan karena pada ujung akar ini terdapat jaringan meristematik sehingga
ketika terjadi pembelahan sel maka akar akan semakin panjang dan intervalnya
juga akan berubah. Kemudian pada bagian batang tepatnya dibawah kotiledon,
hanya terjadi perubahan pada interval pertama. Pada batang juga terdapat jaringan
meristematik tetapi pada ujung. Sedangkan tanda intervalnya ditandai pada bagian
dibawah kotiledon yang kira-kira berada di bagian tengah. Sehingga tidak banyak
laju pertumbuhan yang dapat dilihat. Karena pertumbuhannya terjadi pada ujung
batang. (Nursayuti, 2014).

Lokasi pertumbuhan yang paling cepat adalah akar, menurut Salisbury,


(1992) pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh
letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa
sentimeter dibawah ujung. Pada bagian akar terdapat jaringan meristematic
sehingga terjadi pembelahan sel yang membuat akar semakn panjang. Sedangkan
pada bagian batang menurut Loveless (1991) daerah meristematic batang
mengalami pertumbuhan primer seperti pada akar. Namun, caranya lebih
kompleks karena tidak hanya poliferasi aksis batang namun juga pembentukan
organ laterlar lainnya. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan
semakin lambat. Menurut Fitriyanti (2019) Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan pertumbuhan tanaman yaitu gen, hormone, nutrisi, cahaya matahari,
air, kelembapan, suhu, dan tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Akmalia, H. A. 2017. Respon Fisiologis dan Produktivitas jagung (Zea Mays L.)’
Sweet boy-02’ Pada Perbedaan Intensitas Cahaya dan Penyinaran . Jurnal
Taksonensis. Vol 6(2): 59-39.

Arimbawa, I Wayan Pasek. 2016. Dasar- Dasar Agronomi. Fakultas Pertanian.


Universitas Udayana Denpasar.

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 1999. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Fitriyantini, Zuni. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan Tumbuhan. (ONLINE).
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/70502/Faktor-faktor-Yang-
Mempengaruhi-Pertumbuhan-Dan-Perkembangan-Tanaman/. (Diakses pada
03 April 2020).

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.


Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Maghfiroh. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya Teerhadap Pertumbuhan Tanaman .


Prosidibg Seinar Nasional Pendidikan Biologi. Universitas Negeri
Yogyakarta.

Nursayuti. 2014. Kajian Teknik Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman.


Jurnal Pertanian. Vol 2 No. 3 Hal. 34-56.

Saefudin. 2011. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. [Online].


http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988
031-SAEFUDIN/Pertumbuhan_dan_perkembangan_pada_tumbuhan.pdf
(Diakses 3 April 2020 pukul 15.31 WIB).

Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung:
ITB.

Warisno 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai