Anda di halaman 1dari 25

SAMPUL

Tugas Kel. 1 Esy 4E

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI


INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah: Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu: Ayu Azhara. M.M.

Disusun oleh:

ANDRI SUSILO
NIM: 1804120902

TRI WAHYUNI
NIM: 1804120921

LAILI SAIDAH
NIM: 1804120900

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
1441 H/ 2019 M

i
KATA PENGANTAR
‫ٱلرِنَٰمۡح ه‬ ‫ه‬
‫ٱَّللِ ه‬
‫ِيم‬
ِ ‫ٱلرح‬ ‫ِمۡسِب‬
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia.
Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Makro Islam. Kami sangat berterimakasih kepada Ayu Azhara, M.M. karena
telah membimbing kami dan banyak memberikan ilmunya kepada kami.
Seperti kata pepatah tidak ada gading yang tidak retak, kami menyadari dalam
penulisan tugas makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk
menjadikan tugas lebih baik dari sebelumnya dan dapat dijadikan acuan-acuan
dalam menyusun tugas selanjutnya.
Kami memohon maaf apabila dalam penulisan tugas makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud dari tulisan kami.

Palangka Raya, Maret 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL. ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR. .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI. ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan. .................................................................................. 1
D. Metode Penulisan. ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi. ........................ 3
B. Faktor-Faktor yang Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi. .......... 5
C. Permasalahan dan Kebijakan-kebijakan Pemerintah Dalam
Meningkatkan Pertumbuhan dan Pembangunan Perekonomian Di
Indonesia ............................................................................................... 7
D. Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia ...................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama ini banyak negara berkembang telah berhasil menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi salah satunya adalah Indonesia, namun masih banyak
permasalahan yang belum terpecahkan, seperti: pengganguran, pembagian
pendapatan tidak merata, banyak kemiskinan absolut, pendidikan masih rendah,
pelayanan kesehatan masih kurang, dan penduduk yang sangat kaya cenderung
semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja masih kemiskinan.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda,
yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan
ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat. Sedangkan
pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan
jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,
peningkatan ketrampilan, dan manajemen.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa definisi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi di Indonesia?
3. Apa saja permasalahan dan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan perekonomian di Indonesia?
4. Bagaimana pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam
makalah ini adalah:

1
2

1. Mengetahui dan memahami definisi pertumbuhan dan pembangunan


ekonomi
2. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perrtumbuhan
dan pembangunan di Indonesia
3. Mengetahui dan memahami permasalahan dan kebijakan-kebijakan
pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan
perekonomian di Indonesia
4. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di
Indonesia
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini yaitu dengan
mencari referensi keperpustakaan (Library Research) dan telusur internet (Web
Research) sebagai referensi yang ada kaitannya atau hubungannya dengan
pembuatan makalah ini.
BAB II PEM BAHASAN

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
1. Pertumbuhan Ekonomi
Adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan produk domestic
bruto dari suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi dikatakan
meningkat apabila persentase kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada
suatu periode lebih besar dari periode sebelumnya. Kenaikan PDB tersebut
tidak disertai perhitungan persentase terhadap tingkat pertumbuhan
penduduk. Jadi, pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan di mana terjadi
kenaikan PDB suatu negara tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih
besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.1
Menurut Schupter, pembangunan ekonomi adalah pertambahan output
(pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat
pertambahan penduduk dan tingkat tabungan.2
Sedangkan Islam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
perkembangan yang terus-menerus dari faktor produksi secara benar yang
mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan manusia. Dengan
demikian, maka pertumbuhan ekonomi menurut Islam merupakan hal yang
sarat nilai. Suatu peningkatan yang dialami oleh faktor produksi tidak
dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika produksi tersebut misalnya
memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan efek buruk dan
membahayakan manusia.
Lebih dari itu, perubahan ekonomi merupakan aktivitas menyeluruh
dalam bidang produksi yang berkaitan erat dengan keadilan distribusi.
Pertumbuhan mencakup sisi yang lebih luas untuk pertumbuhan dan
kemajuan aspek materil dan spiritual manusia. Dengan kata lain, pendekatan
ini bukan hanya persoalan ekonomi kehidupan manusia saja, akan tetapi

1
Alam, Ekonomi Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2007, h. 25-26.
2
Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Makro, t.tp., Buku & Artikel Karya Iskandar
Putong, 2015, h. 141.

3
4

mencakup aspek hukum, sosial, politik dan budaya. Dalam pengertian ini,
tujuan pertumbuhan ekonomi adalah untuk memajukan dasar-dasar keadilan
sosial, kesamaan, Hak Asasi Manusia (HAM) dan martabat manusia.
Dapat disimpulkan, pertumbuhan ekonomi menurut Islam bersifat multi
dimensi yang mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif. Tujuannya bukan
semata-mata kesejahteraan material di dunia, tetapi juga kesejahteraan
akhirat. Keduanya menurut Islam menyatu secara integral.3
2. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan produk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara yang
semakian baik atau mapan. Masalah pembangunan ekonomi tidak lepas dari
pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, sebaliknya pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi (economic development). 4
Sedangkan istilah pembangunan ekonomi yang dimaksudkan dalam
Islam adalah: “the process of allaviating poverty and provision of ease,
comfort and decency in life” (proses untuk mengurangi kemiskinan serta
menciptakan ketentraman, kenyamanan dan tata susila dalam kehidupan).
Dalam pengertian ini, maka pembangunan ekonomi menurut Islam bersifat
multi dimensi yang mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif. Tujuannya
bukan semata-mata kesejahteraan material di dunia, tetapi juga kesejahteraan
akhirat. Keduanya menurut Islam menyatu secara integral dan saling
mempengaruhi.5
3. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
a. Keduanya menekankan pada kenaikan PDB. Namun pertumbuhan
ekonomi hanya menekankan kenaikan PDB tanpa membandingkan

3
Rizal Muttaqin, Pertumbuhan Ekonomi dalam Persfektif Islam, Jurnal Ekonomi Syariah
dan Bisnis, Vol. 1. No. 02, 2018, h. 119-120.
4
Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro, Jakarta: Kencana, 2016, h. 232
5
Al-Mizan, Pembangunan Ekonomi dalam Persfektif Ekonomi Islam, Jurnal Kajian
Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 2, 2016, h. 5
5

dengan laju pertumbuhan penduduk. Sedangkan dalam pembangunan


ekonomi, disebut ada kanaikan jika laju kenaikan PDB melebihi kenaikan
pertumbuhan penduduk.
b. Pertumbuhan ekonomi hanya melihat kenaikan tanpa melihat akibat atau
perbaikan kondisi yang ada. Jadi, penekanannya hanya pada pertambahan
sarana seperti jembatan, mesin-mesin, dan sarana listrik. Sedangkan,
pembangunana ekonomi tidak hanya menekankan pada pertumbuhan
secara fisik, melainkan juga perbaikan kelembagaan, kondisi ekonomi,
sikap, dan strukturyang ada supaya lebih berhasil guna dan berdaya guna.6
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Pembangunan
Ekonomi
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi:
1. Tanah dan Kekayaan Alam
Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk mengembangkan
perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses
pertumbuhan ekonomi. Apabila negara tersebut mempunyai kekayaan alam
yang dapat diusahakan dengan menguntungkan, hambatan yang baru saja
dijelaskan akan dapat diatasi dan pertumbuhan ekonomi dipercepat.
2. Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja
Penduduk yang bertambah akan mendorong jumlah tenaga kerja dan
penambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Di
samping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja,
keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal tersebut
menyebabkan produktivitas bertambah dan ini selanjutnya menimbulkan
pertambahan produksi yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerja.
Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk terhadap
pertumbuhan ekonomi bersumber dari akibat pertambahan itu kepada luas
pasar. Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan

6
Ibid., h. 26.
6

ekonomi terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya


belum tinggi tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk. Apabila
dalam perekonomian sudah berlaku keadaan dimana pertambahan tenaga
kerja tidak dapat menaikkan produksi nasional yang tingkatnya adalah lebih
cepat dari tingkat pertambahan penduduk, pendapatan per kapita akan
menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebihan akan menyebabkan
kemakmuran masyarakat merosot.
3. Barang-barang Modal dan Tingkat Teknologi
Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tingkat yang
lebih tinggi, yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang dicapai oleh
suatu masyarakat yang masih belum berkembang. Barang-barang modal yang
sangat banyak jumlahnya, dan teknologi yang telah menjadi bertambah
modern memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan
kemajuan ekonomi yang tinggi.
Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat
teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang akan dicapai
adalah jauh lebih rendah daripada yang dicapai pada masa kini. Tanpa adanya
perkembangan teknologi, produktivitas barang-barang modal tidak akan
mengalami perubahan dan tetap berada pada tingkat yang sangat rendah.
4. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
Menganalisis mengenai masalah-masalah pembangunan di negara-
negara berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa sistem
sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius kepada
pembangunan. Sikap masyarakat juga dapat menentukan sampai dimana
pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Apabila di dalam masyarakat terdapat
beberapa keadaan dalam sistem sosial dan sikap masyarakat yang sangat
menghambat pertumbuhan ekonomi, pemerintah haruslah berusaha untuk
menghapuskan hambatan-hambatan tersebut.
5. Kondisi politik
Stabilisasi perekonomian dari suatu negara sangat jelas dipengaruhi oleh
faktor politik. Tanpa stabilitas politik yang kondusif dari suatu negara,
7

ekonomi tidak akan bisa berbuat banyak, terutama dalam hubungannya


dengan posisi dari suatu negara dalam memperbaiki variabel-variabel
ekonomi. Contohnya, Indonesia yang pada tahun 1998 mengalami instabilitas
politik dan keamanan dalam negeri yang kemudian membuat berbagai harga
barang kebutuhan pokok naik dan banyak investor yang mulai menarik
investasinya dari Indonesia sehingga menyebabkan krisis. Padahal,
sebelumnya Indonesia tergolong sebagai macan Asia yang berarti termasuk
dalam negara Asia yang memiliki faktor pertumbuhan ekonomi yang sangat
meningkat. Faktor politik tentu saja berada di balik semua itu.7
C. Permasalahan dan Kebijakan-kebijakan Pemerintah Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan dan Pembangunan Perekonomian Di Indonesia
Berikut ini beberapa permasalahan dalam pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi di Indonesia serta strategi atau kebijakan pemerintah dalam mengatasi
permasalahan tersebut.
1. Kemiskinan
Adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Bentuk-bentuk kemiskinan menjadi beragam ketika dilihat dari sudut
pandang yang berbeda-beda. Jika dilihat dari sudut pandang pendapatan,
kemiskinan dibagi menjadi dua antara lain:
a. Kemiskinan Absolut
Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut
apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan,
sandang, kesehatan, papan, dan Pendidikan.
b. Kemiskinan Relatif

7
Dhita Nur Elia Fitri, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Di Indonesia Tahun 1984-2013, Skripsi, Universitas Negeri Jogyakarta, 2016, h. 14-15.
8

Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas


garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat
sekitarnya.
Selanjutnya jika dilihat dari sisi penyebabnya, kemiskinan dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya, sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
b. Kemiskinan Structural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
sistem pembangunan yang tidak adil dan juga disebabkan oleh faktor-
faktor rekayasa manusia.
Menurut Kuncoro, penyebab kemiskinan antara lain sebagai berikut:
a. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan
timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah
yang terbatas dan kualitasnya rendah.
b. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia
karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas
juga rendah, upahnya pun rendah.
c. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal.8
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan adalah
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan menyebabkan
peningkatan permintaan akan tenaga kerja dan peningkatan upah yang pada
akhirnya mengurangi kemiskinan. Pendapatan yang lebih baik meningkatkan
produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
juga memperbaiki pendapatan publik dan meningkatkan pengeluaran
pemerintah untuk prasarana fisik dan sosial, sehingga membantu mengurangi

8
Mudrajad Kuncoro, Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan, Yogyakarta:
AMP YKPN, 2003, h. 107.
9

kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan indikator untuk melihat


sejauh mana distribusi pendapatan telah menyebar ke berbagai lapisan
masyarakat serta siapa saja yang telah menikmati hasilnya. Sehingga,
menurunnya pertumbuhan ekonomi berdampak pada kualitas konsumsi
rumah tangga. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan mempunyai korelasi
yang sangat kuat, karena pada tahap awal proses pembangunan, tingkat
kemiskinan cenderung meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir
pembangunan jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang.
Untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia pemerintah memiliki
beberapa strategi atau kebijakan yakni:
a. Penciptaan lapangan kerja dan UMKM. Program prioritas untuk mencapai
sasaran meliputi;
1) Mengurangi beban penduduk miskin
2) Bantuan tunai bersyarat,
b. Program Perlindungan Sosial melalui:
1) Program Keluarga Harapan
2) Penyediaan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
3) Memperbaiki kebijakan penyaluran raskin
c. Layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu melalui:
1) Kartu Indonesia Sejahtera (KIS)
d. Layanan beasiswa kurang mampu melalui:
1) Kartu Indonesia Pintar (KIP)
2) Program SJSN ketenagakerjaan.
Selain itu, beberapa strategi nyata melalui pembangunan masyarakat
desa, pemberian beasiswa, perbaikan kebijakan penyaluran dana bantuan
sosial, pemberdayaan jaminan sosial nasional, mempertahankan daya beli
penduduk miskin, dana amanah, pembangunan rumah bagi fakir miskin dan
pemberdayaan nelayan serta petani Indonesia.9
2. Pengangguran

9
https://www.kompasiana.com/yos08/58e2d1a94c7a617f5151cf0a/strategi-pemerintah-
dalam-mengurangi-tingkat-kemiskinan-indonesia
10

Ketenagakerjaan di Indonesia merupakan masalah klasik. Di satu sisi


kelebihan angkatan kerja dan di sisi lain kesulitan mencari tenaga kerja yang
trampil dan produktif. Pengangguran menjadi beban tenaga kerja produktif.
Bila tingkat ketergantungan semakin besar akan berdampak persoalan sosial,
politik, dan meningkatnya kriminalitas. Tingkat produksi menurun,
pertumbuhan ekonomimelambat dan tingkat kesejahteraan masyarakat turun.
Pengangguran adalah suatu hal yang tidak dikehendaki, namun suatu
penyakit yang terus menjalar di beberapa Negara, dikarenakan banyak faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Mengurangi jumlah angka pengangguran
harus adanya kerjasama lembaga pendidikan ,masyarakat, dan lain-lain.
Berikut adalah beberapa faktor peyebab pengangguran
a. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja.
Banyaknya para pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan
yang dimiliki oleh Negara Indonesia
b. Kurangnya keahlian yang dimiliki oleh para pencari kerja. Banyak jumlah
Sumber daya manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi salah
satu penyembab makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia.
c. Kurangnya informasi , dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk
mencari tau informasi tentang perusahaan yang memilli kekurangan
tenaga pekerja.
d. Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di
kota , dan sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.
e. Masih belum maksimal nya upaya pemerintah dalam memberikan
pelatihan untuk meningkatkan softskill.
f. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat
para pencari kerja mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.
Menurut Sukirno kemiskinan dan pengangguran memiliki hubungan
yang erat yaitu efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan
masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang telah
dicapai seseorang. Semakin rendah kesejahteraan masyarakat akibat
menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam
11

kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Hal serupa dikemukakan oleh


Dian Octaviani, yaitu jumlah pengangguran erat kaitannya dengan
kemiskinan yang penduduknya memiliki ketergantungan yang sangat besar
terhadap pendapatan atau upah yang diperoleh pada saat itu. Hilangnya
lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya sebagian besar penerimaan
yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Artinya, semakin
tinggi pengangguran maka akan meningkatkan kemiskinan.
Untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia pemerintah
memiliki beberapa strategi atau kebijakan yakni:
a. Menyelenggarakan Bursa Tenaga Kerja
Cara mengatasi pengangguran yang pertama, yaitu
menyelenggarakan bursa tenaga kerja atau job fair. Bursa tenaga kerja ini
merupakan tempat yang mempertemukan antara pemberi kerja dengan
pencari kerja. Dengan melakukan cara ini, para pencari kerja tidak akan
kesulitan lagi dalam mendapatkan informasi lowongan pekerjaan yang
sesuai dengan potensinya. Setiap pekerjaan akan diisi oleh Sumber Daya
Manusia yang sesuai di bidangnya dan pencari kerja tinggal melakukan
sistem seleksi untuk menentukan pihak yang layak diterima untuk mengisi
posisi yang ditawarkan. Adanya bursa kerja memang salah satu
penanganan pemerintah untuk merekrut lulusan terbaru dari berbagai
lapangan pekerjaan yang tersedia. Bursa tenaga kerja ini tentunya dapat
memberikan jumlah lapangan kerja untuk banyak orang. Hal ini memang
sangat mampu dalam mengatasi segala permasalahan mengenai
permasalahan pengangguran.
b. Memberikan Pelatihan Kerja
Pelatihan kerja juga merupakan salah satu cara mengatasi
pengangguran yang efektif dilakukan di Indonesia. Banyaknya masyarakat
usia produktif merupakan suatu potensi yang baik. Hal ini harus
dimanfaatkan dengan pemberian pendidikan yang berkualitas hingga
tingkat perguruan tinggi. Program pelatihan juga diperlukan untuk orang-
orang yang ingin mengembangkan keterampilan atau hobinya. Program
12

dapat menciptakan peluang untuk mencetak pekerja-pekerja yang


memadai, baik dari segi kuantitas, maupun kualitas. Pemerintah juga harus
mengarahkan mereka untuk berwiraswasta atau membuka lapangan
pekerjaan.
c. Meningkatkan Mutu Pendidikan
Cara mengatasi pengangguran selanjutnya adalah dengan
meningkatkan mutu pendidikan. Ketahuilah semakin tinggi mutu
pendidikan di Indonesia maka akan membuat negara kita menjadi lebih
maju. Tentu dengan mutu pendidikan yang bagus maka akan membuat
sumber daya manusia yang berkualitas bagus. Pendidikan dapat dilakukan
untuk menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang potensial dan
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini harus diperhatikan pemerintah
dalam mengatasi pengangguran.
d. Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan
Selanjutnya, seperti yang telah kita singgung sebelumnya, cara
mengatasi pengangguran yang juga sangat efektif adalah dengan
meningkatkan jiwa kewirausahaan. Hal ini juga dapat dilakukan sejak dini,
dimulai dari sekolah. Hal tersebut tentunya disebabkan karena apabila
setiap orang sudah memiliki sikap kewirausahaan maka tidak perlu
bingung apabila lapangan pekerjaannya kurang. Dengan jiwa
kewirausahaan yang dimiliki tentunya akan membuat setiap orang mampu
mendirikan usaha ataupun bisnis sendiri sehingga dapat memberikan
lapangan pekerjaan bagi setiap orang. Oleh karena itu, menanamkan jiwa
kewirausahaan di sekolah juga merupakan hal yang diprioritaskan.
e. Informasi Lowongan Kerja
Informasi mengenai lowongan pekerjaan juga sangat penting
sebagai cara mengatasi pengangguran. Saat ini, sudah begitu banyak media
untuk pemberitahuan mengenai lowongan pekerjaan di media massa, baik
di media cetak, maupun di media elektronik. Cara mengatasi
pengangguran dengan memberikan informasi setiap kali ada lowongan
pekerjaan harus tetap dilakukan. Dengan informasi-informasi ini, nantinya
13

para pencari kerja bisa menyesuaikan diri dan segera melengkapi


persyaratan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan jika memang berminat
dan sesuai dengan kemampuannya. Lowongan pekerjaan juga harusnya
dilakukan dengan transparan, sehingga tidak ada praktek “lewat jalur
belakang”.
f. Transmigrasi
Transmigrasi menjadi sangat penting bila kita membahas cara
mengatasi pengangguran. Hal ini terjadi karena bila terlalu banyak jumlah
penduduk di suatu daerah, hal itu juga akan membuat lapangan pekerjaan
menjadi penuh, ataupun bahkan kekurangan lapangan pekerjaan.
Transmigrasi merupakan cara mengatasi pengangguran dengan
memindahkan penduduk dari daerah yang jumlahnya padat ke daerah yang
daerah jarang penduduknya. Dengan melakukan transmigrasi, akan terbagi
dengan seimbang porsi untuk mendapatkan lapangan pekerjaan di
berbagai daerah. Tentu saja kita mengetahui bahwa mengetahui bahwa
sebagian besar daerah yang penuh penduduknya biasanya akan
kekurangan lapangan pekerjaan pula. Masalah pengangguran adalah
masalah yang selalu terjadi tiap tahunnya di Indonesia. Adanya
permasalahan pengangguran akan membuat sebagian besar orang memicu
permasalahan berikutnya dari permasalahan psikologis, kemiskinan, dan
kriminalitas.10
D. Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia
1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Seperti yang di jelaskan sebelumnya di atas bahwa pertumbuhan
ekonomi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan PDB suatu negara
tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari
tingkat pertumbuhan penduduk. Pertumbuhn perekonomian Indonesia tahun
2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga berlaku mencapai Rp15 833,9 triliun dan PDB Perkapita mencapai

10
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3922461/ini-6-cara-mengatasi-pengangguran-
dari-pendidikan-hingga-transmigrasi
14

Rp59,1 Juta atau US$4 174,9. Ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02
persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2018 sebesar 5,17 persen. Dari
sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya
sebesar 10,55 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani
Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,62 persen. Ekonomi Indonesia
triwulan IV-2019 dibanding triwulan IV-2018 tumbuh 4,97 persen (y-on-y).
Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha,
dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar
10,78 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,97
persen. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan III-2019
mengalami kontraksi sebesar 1,74 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini
disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan yang mengalami penurunan 20,52 persen.
Berikut ini presentase pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2014-
2019.11

a. Tingkat Kemiskinan di Indonesia


Seperti yang kita tahu beberapa masalah dari pertumbuhan ekonomi
adalah kemiskinan dan pengangguran, berdasarkan data dari badan pusat

11
Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV 2019, No.17/02/Th.
XXIV, 5 Februari 2020.
15

statistik kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan, berikut ini data-


data dari BPS:
Persentase penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen,
menurun 0,25 persen poin terhadap September 2018 dan menurun 0,41
persen poin terhadap Maret 2018. Jumlah penduduk miskin pada Maret
2019 sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap
September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September
2018 sebesar 6,89 persen, turun menjadi 6,69 persen pada Maret 2019.
Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada
September 2018 sebesar 13,10 persen, turun menjadi 12,85 persen pada
Maret 2019. Dibanding September 2018, jumlah penduduk miskin Maret
2019 di daerah perkotaan turun sebanyak 136,5 ribu orang (dari 10,13 juta
orang pada September 2018 menjadi 9,99 juta orang pada Maret 2019).
Sementara itu, daerah perdesaan turun sebanyak 393,4 ribu orang
(dari 15,54 juta orang pada September 2018 menjadi 15,15 juta orang pada
Maret 2019). Garis Kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar
Rp425.250,-/kapita/ bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan
sebesar Rp313.232,-(73,66 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan
Makanan sebesar Rp112.018,-(26,34 persen). Pada Maret 2019, secara
rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,68 orang anggota
rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah
tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp1.990.170,-/rumah tangga
miskin/bulan.
Berikut ini persentase penduduk miskin, 2005-2019.12

12
Badan Pusat Statistik, Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2019, No.56/07/Th.XXII,
15 Juli 2019.
16

Sedangkan untuk tingkat pengangguran di Indonesia juga


mengalami penurunan. Berikut ini data-data dari BPS tentang
pengangguran.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan sejak
tahun 2015 sampai tehun 2019. Pada Agustus 2019, TPT turun menjadi
5,28% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 5,34 %. Terdapat 5 orang
penganggur dari 100 orang angkatan kerja di Indonesia.
Sejalan dengan naiknya jumlah Angkatan kerja, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami peningkata. TPAK Agustus
2019 sebasar 67,49 %, meningkat 0,23 % poin dibandingkan tahun lalu.
Peningkatan TPAK memberikan indikasi potensi ekonomi dari sisi
pasokan (suprly) tenaga kerja yang meningkat.
Dilihat dari tren lapangan pekerjaan selama Agustus 2018-Agustus
2019, lapangana pekerjaan yang mengalami peningkatanpersentase
terutama pada penyediaan akomodasi dan makan minum (0,50 % poin).
Industri pengolahan (0,24% poin) dan perdagangan (0,20 % poin).
Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terutama pada
pertanian (1,26 % poin), jasa keuangan (0,06 % poin) dsn pertambangan
(0,04 % poin).
Pekerja formal yaitu mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan
yang menjadi buruh/karyawan/pegawai. Terdapat sejumlah 56,02 juta
orang (44,28 %) pekerja formal. Sedangkan penduduk yang bekerja pada
17

kegiatan informal (mencakup berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh


tidak tetap, pekerja bebas, dan pekerja tak dbayar) sebanyak 70,49 juta
orang (55,72%).
Sekernas Agustus 2019 mencatat ada sejumlah 8,13 juta orang
setengah pengangguran (orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggua
dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan)
dan 28,41 juta orang pekerja paruh waktu (orang yang bekerja di bawah
jam keja normal kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari
pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain).13
Berikut ini persentase pengangguran di Indonesia. Tren tingkat
pengangguran terbuka (TPT) menurut jenis kelamin (persen), Agustus
2015-2019.

2. Pembangunan Ekonomi di Indonesia


Pembangunan ekonomi di Indonesia di lakukan dari berbagai sektor
yang menjadi indikator penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.
Indikator penting dalam pembangunan ekonomi adalah dari sisi teknologi dan
kualitas sumber daya manusia. Berikut ini data-data tentang tingkat teknologi
dan Indeks pembangunan manusia di Indonesia:
Data Human Development Report 2019 menunjukkan kualitas hidup
masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan. Indeks Pembangunan

13
Badan Pusat Statistik, Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2019, No.91/11/Th.
XXII, 05 November 2019.
18

Manusia (IPM) Indonesia pada 1990 tercatat 0,525 poin, kemudian naik
perlahan hingga 0,707 poin pada tahun lalu. Dalam laporan yang dirilis
United Nations Development Programme (UNDP) ini, pemerintah Indonesia
dinilai menggunakan pendekatan tambahan untuk menciptakan dan
memperluas program kesehatan. Proses ini dimulai dengan menyediakan
asuransi untuk pegawai negeri sipil dan pekerja sektor formal.Indeks
Pembangunan Manusia diukur berdasarkan rata-rata pencapaian dari tiga
dimensi yang berkaitan dengan durasi dan kehidupan yang sehat,
pengetahuan, dan standar kehidupan yang layak. Berikut ini presentase indeks
pembangunan manusia di Indonesia:

(Sumber: United Nations Development Programme (UNDP), 2019)


Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks pembangunan teknologi
informasi dan komunikasi (IP-TIK) Indonesia 2017 berada di level 4,99 dari
skala 0-10. Capaian ini meningkat dari tahun sebelumnya hanya 4,34, tapi
masih di bawah 5 dan masih jauh dari angka 10.Pembangunan teknologi
informasi dan komunikasi belum berjalan maksimal. Ini terbukti dari
subindeks pengguna (4,44) lebih rendah dari subindeks akses dan
infrastruktur (5,16). Tingkat pendidikan yang masih rendah, terutama dari
kalangan generasi lanjut usia yang masih banyak belum menggunakan akses
internet membuat subindeks pengguna masih di bawah level 5.Selain itu, luas
wilayah Indonesia mencapai 1,91 juta km persegi serta geografis yang
19

berbentuk kepulauan membuat pembangunan teknologi banyak mengalami


kendala sehingga IP-TIK belum merata di semua provinsi. Meskipun
demikian dari tahun ke tahun mengalami perbaikan. Ini terlihat dari semua
sub indeks yang mengalami kenaikan seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

(Sumber: Measuring Information Society 2018)


20

BAB III P ENUTUP

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan
PDB suatu negara tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau
lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk. Sedangkan pembangunan
ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan produk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara yang semakian baik atau
mapan.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
adalah tanah dan kekayaan alam, jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga
kerja, barang-barang modal dan tingkat teknologi, sistem sosial dan sikap
masyarakat, kondisi politik.
Permasalahan dalam pertumbuhan adalah kemiskinan dan pengangguran.
Adapun strategi nyata untuk mengatasi kemiskinan melalui pembangunan
masyarakat desa, pemberian beasiswa, perbaikan kebijakan penyaluran dana
bantuan sosial, pemberdayaan jaminan sosial nasional, mempertahankan daya
beli penduduk miskin, dana amanah, pembangunan rumah bagi fakir miskin dan
pemberdayaan nelayan serta petani Indonesia. Kemudian dalam mengatasi
pengangguran pemerintah melakukan penyelenggaraan bursa tenaga kerja,
memberikan pelatihan kerja, meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan jiwa
kewirausahaan, dan melakukan transmigrasi.
Adapun pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari segi PDB mengalami penurunan
di tahun 2019, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang ada pada pertumbuhan
ekonomi seperti kemiskinan dan pengangguran mengalami penurunan berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik. Sedangkan dari segi pembangunan ekonomi indicator-
indikator penting dalam pembangunan ekonomomi juga mengalami peningkatan seperti
dari sektor pengembangan teknologi dan peningkatan kualitas manusia.
21

B. Saran
Setelah kita mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kita bisa mengaplikasikannya dengan
benar dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat meningkatkan perekonomian
di Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
kami memerlukan saran-saran dari para pembaca makalah kami. Kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, Ekonomi Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2007.

Hasyim, Ali Ibrahim, Ekonomi Makro, Jakarta: Kencana, 2016.


Kuncoro, Mudrajad, Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan,
Yogyakarta: AMP YKPN, 2003, h. 107.
Putong, Iskandar, Pengantar Ekonomi Makro, t.tp., Buku & Artikel Karya Iskandar
Putong, 2015.
Al-Mizan, Pembangunan Ekonomi dalam Persfektif Ekonomi Islam, Jurnal Kajian
Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 2, 2016.
Fitri, Dhita Nur Elia, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia Tahun 1984-2013, Skripsi, Universitas Negeri
Jogyakarta, 2016.
Muttaqin, Rizal, Pertumbuhan Ekonomi dalam Persfektif Islam, Jurnal Ekonomi
Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 02, 2018.

Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV 2019,


No.17/02/Th. XXIV, 5 Februari 2020.
Badan Pusat Statistik, Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2019,
No.56/07/Th.XXII, 15 Juli 2019.
Badan Pusat Statistik, Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2019,
No.91/11/Th. XXII, 05 November 2019.
https://www.kompasiana.com/yos08/58e2d1a94c7a617f5151cf0a/strategipemerin
ah-dalam-mengurangi-tingkat-kemiskinan-indonesia
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3922461/ini-6-cara-mengatasi
pengangguran-dari-pendidikan-hingga-transmigrasi

22

Anda mungkin juga menyukai