Anda di halaman 1dari 13

KEBUDAYAAN DAN MUSIK SUKU PADANG

OLEH :

NAMA : BEN SURYA PANJAITAN


NIM : 18.04.13.7259
GROUP : -B

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas dari
matakuliah antropologi yang berjudul KEBUDAYAAN DAN MUSIK SUKU
PADANG . Tanpa pertolongan Tuhan tentu saya tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Tentu juga saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Saya ucapkan Terima


kasih.

Syaloom..

2
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR......................................................................... 2

DAFTAR ISI....................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 4


B. Rumusan masalah..................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Suku Padang................................................................ 5


B. Seni musik tradisi padang......................................................... 6
C. Fungsi musik etnis padang.............................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 11
B. Saran......................................................................................... 11

DAFTAR GAMBAR.......................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar
danpengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-
masalah kebudayaan.
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan,
norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu
daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang
menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang
dianggapmenyimpang.
Budaya Minangkabau adalah kebudayaanyang dimiliki oleh masyarakat
Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan daerah perantauan
Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di
Nusantara yang sangat menonjol dan berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat
egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi anti-tesis bagi kebudayaan besar
lainnya, yakni budaya Jawa yangbersif dan sinkretik.

B. Rumusan Masalah       
1. Menjelaskan Sejarah suku Padang
2. Menjelaskan tradisi dan adat istiadat suku padang
3. Menjelaskan seni musik yang ada pada suku padang

C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mengetahui sejarah suku padang
2. Agar mengetahui tradisi dan adat istiadat suku padang
3. Agar mengetahui etnis musik yang ada pada suku padang

4
BAB II
ISI

D.  Sejarah Suku Padang

Budaya Minangkabau (Padang) adalah kebudayaan yang dimiliki oleh


masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan berikut daerah
perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan
besar di Nusantara yang sangat menonjol dan berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat
egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi anti-tesis bagi kebudayaan besar
lainnya.

Berdasarkan historis, budaya Minangkabau berasal dari Luhak Nan Tigo, yang
kemudian menyebar ke wilayah rantau di sisi barat, timur, utara dan selatan dari
Luhak Nan Tigo. Saat ini wilayah budaya Minangkabau meliputi Sumatera Barat,
bagian barat Riau (Kampar, Kuantan Singingi, Rokan Hulu), pesisir barat Sumatera
Utara (Natal, Sorkam, Sibolga, dan Barus), bagian barat Jambi (Kerinci, Bungo),
bagian utara Bengkulu (Mukomuko), bagian barat daya Aceh (Aceh Barat Daya, Aceh
Selatan, Aceh Barat, Nagan Raya, dan Kabupaten Aceh Tenggara), hingga Negeri
Sembilan di Malaysia.

Budaya Minangkabau pada mulanya bercorakkan budaya animisme dan Hindu-


Budha. Kemudian sejak kedatangan para reformis Islam dari Timur Tengah pada akhir
abad ke-18, adat dan budaya Minangkabau yang tidak sesuai dengan hukum Islam
dihapuskan. Para ulama yang dipelopori oleh Haji Piobang, Haji Miskin, dan Haji
Sumanik, mendesak Kaum Adat untuk mengubah pandangan budaya Minang yang
sebelumnya banyak berkiblat kepada budaya animisme dan Hindu-Budha, untuk
berkiblat kepada syariat Islam. Budaya menyabung ayam, mengadu kerbau, berjudi,
minum tuak, diharamkan dalam pesta minang. Reformasi budaya di Minangkabau
terjadi setelah Perang Padri yang berakhir pada tahun 1837.

Hal ini ditandai dengan adanya perjanjian di Bukit Marapalam antara alim
ulama, tokoh adat, dan cadiak pandai (cerdik pandai). Mereka bersepakat untuk
mendasarkan adat budaya Minang pada syariat Islam. Kesepakatan tersebut tertuang
dalam adagium Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Syarak mangato adat
mamakai. (Adat bersendikan kepada syariat, syariat bersendikan kepada Al-Quran).
Sejak reformasi budaya dipertengahan abad ke-19, pola pendidikan dan
pengembangan manusia di Minangkabau berlandaskan pada nilai-nilai Islam.
Sehingga sejak itu, setiap kampung atau jorong di Minangkabau memiliki masjid,
selain surau yang ada di tiap-tiap lingkungan keluarga. Pemuda Minangkabau yang
beranjak dewasa, diwajibkan untuk tidur di surau. Di surau, selain belajar mengaji,
mereka juga ditempa latihan fisik berupa ilmu bela diri pencak silat.

5
E. Seni musik tradisi padang

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat jika
dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dan terasa jelas dari
setiap karya lagu yang beredar di masyarat, karena musik Minang bisa diracik dengan
aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat.
Beberapa alat musik tradisional Padang

Alat musik Yang Ada Pada Suku Padang

 Saluang
Alat musik ini termasuk alat musik tiup yang terbuat dari bambu tipis atau
talang

Gbr.1 Saluang

 Bansi
Alat music inin memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional
maupun modern karena memiliki nada standar

Gbr 2. Bansi
 Talempong
Bentuknya hampir sama dengan gamelan dari Jawa. Talempong dapat terbuat
dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Talempong
biasanya digunakan untuk mengiringi tari piringyang khas, tari pasambahan,
tari gelombang,dll. Talempong juga digunakan untuk menyambut tamu
istimewa

6
Gbr 3.Talempong

 Rabab
Rabab merupakan kesenian di Minangkabau yang dimainkan dengan
menggesek seperti biola.

Gbr 4. Rabab

F. Fungsi musik etnis padang

1. Pengiring tradisi dan adat

Sumatera Barat (Sumbar) memiliki kebudayaan dan tradisi yang sangat


beragam, terutama etnis Minangkabau yang sebagian besar warga Sumbar. Ditengah
gempuran budaya asing yang terus masuk, etnis Minangkabau sampai hari ini ternyata
masih menjunjung tinggi kearifan lokal mereka dan masih menjalankan berbagai
tradisi yang sudah turun temurun sejak dulu. Seperti ada beberapa tradisi Unik di
Sumatera Barat ini, yang sampai sekarang masih tetap eksis:

1.Tabuik
Salah satu tradisi unik yang ada di Sumatera Barat adalah Pesta Tabuik.
Perayaan Tabuik merupakan tradisi masyarakat Pariaman, Sumatera Barat untuk
memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein. Prosesi ini
7
biasanya berlangsung selama satu minggu dengan perayaan puncak yang dinamakan
“Hoyak Tabuik” yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya.

2. Pacu Itiak (Balapan Itik) adalah salah satu tradisi unik dari Sumatera Barat
khususnya di daerah Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Event Pacu Itiak biasanya
dilaksanakan di 11 tempat berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh
Kota.
Tata cara perlombaan Pacu Itiak ini adalah dengan melemparkan Itiak sehingga Itiak
pun terbang menuju garis finish. Itiak yang paling cepat mencapai garis finish akan
dinyatakan sebagai pemenang. Jarak tempuh satu lintasan Pacu Itiak ini biasanya
sepanjang 800 meter.

Adat Istiadat Suku Padang

1. Adat nan sabana adat

Adat nan sabana Adat, adalah ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam
benda, flora dan fauna, maupun manusia sebagai ciptaan-Nya (Sunatullah). Adat nan
sabana Adat ini adalah sebagai SUMBER hukum Adat Minangkabau dalam menata
masyarakat dalam segala hal.

2. Adat nan diadatkan oleh nenek-moyang.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya diatas yakni dengan meneliti,


mempedomani, mempelajari alam sekitarnya oleh nenek-moyang orang Minangkabau,
maka disusunlah ketentuan-ketentuan alam dengan segala fenomena-fenomenanya
menjadi pepatah-petitih, mamang, bidal, pantun dan gurindam Adat dengan
mengambil perbandingan dari ketentuan alam tersebut, kemudian dijadikan menjadi
kaidah-kaidah sosial untuk menyusun masyarakat dalam segala bidang seperti :
ekonomi, sosial budaya, hukum, politik, keamanan, pertahanan dan sebagainya .

3. Adat Terada

Adat teradat adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh penghulu-penghulu


Adat dalam suatu nagari, peraturan guna untuk melaksanakan pokok-pokok hukum
yang telah dituangkan oleh nenek moyang (Dt. Perpatiah Nan Sabatang dan Dt.
Ketumanggungan) dalam pepatah-petitih Adat.

8
2. Pengiring tarian

1. Seni Tari

 Tari Piring
Tarian tradisional pertama adalah tari piring, dimana jumlah penari biasanya
bersifat ganjil antara 3-7 orang, penari pun bisa laki-laki atau perempuan, bahkan bisa
berpasang-pasangan.
Awalnya tarian ini dibuat untuk ucapan terima kasih dari masyarakat setempat
karena hasil panennya melimpah. Ritual pun akan dilakukan dengan membawa
sesajen. Namun ketika agama Islam masuk, ritual itu dijadikan sebuah tarian yang
bersifat menghibur saja.
Gerakan tarian ini bersifat dinamis, ciri khasnya para penari membawa 1
piring di setiap telapak tangannya dan diayun-ayunkan seperti pada gambar, dimulai
dari gerakan lambat hingga gerakan cepat. Diiringi musik sarunai, talempong, bansi
dan saluang.
Ada syaratnya, piring-piring tersebut diusahakan tidak boleh jatuh atau lepas.
Ditengah tarian, biasanya penari akan menginjak pecahan piring yang telah
disediakan. Walau berkesan menyeramkan namun inilah sesi yang sangat menarik,
dan anehnya para penari tidak terluka. Konon katanya sebelum tarian dipentaskan,
pecahan piring tersebut diberi doa agar tidak menyakiti kaki para penari.
Kostum dalam tarian ini adalah kostum adat Bundo Kanduang, tengkuluk, dan minsia
untuk pernak pernik dalam baju penari. Sedangkan untuk warnanya diutamakan
berwarna cerah.

Gbr .5 tari piring

 Tari Payung
Tari Payung juga salah satu tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatera
Barat. Tarian ini biasanya berjumlah 4-8 orang penari yang berpasang-pasangan.
Tarian ini melambangkan kasih sayang, hal ini terlihat dari media yang digunakannya.
Menurut masyarakat sekitar, payung adalah wujud perlindungan dari hujan dan
panasnya terik matahari.
Jadi makna yang terkandung dalam tarian ini adalah sepasang kekasih yang
sedang membina kehidupan rumah tangga, biasanya gerakan penari laki-laki seolah
sedang melindungi kepala penari wanita. Sedangkan kain selendang yang digunakan
oleh wanita mengartikan ikatan cinta suci yang sedang terjalin. Romantis bukan?
Dalam gerakan tari payung di zaman sekarang sudah dimodifikasi sesuai
perkembangan zaman, walau begitu dalam beberapa gerakannya masih ada yang tidak
diubah dalam artian masih murni warisan dari nenek moyang.
Lagu pengiring dalam tarian ini berjudul Babendi-bendi ke Sungai. Alat musik yang

9
digunakan masih alat musik tradisional seperti rebana, akordion, gamelan padang,
gendang, dan gong.

Gbr 6. Tari payung


 Tari Ambek-ambek Koto Anau

Nama tariannya, Koto Anau diambil dari nama daerah di Sumatera Barat.
Karena dipercayai tarian ini berasal dari daerah tersebut. Tarian ini bisa dibawakan
oleh wanita ataupun laki-laki.

Sejarah singkatnya, tarian ini diambil dari kegiatan anak-anak yang sedang
bermain dengan teman-temannya dan dijadikan tarian. Gerakannya pun ada yang
duduk, berkeliling, berjalan-jalan, berhadapan, adapun sedikit gerakan pencak silat.
Kostum yang digunakan untuk laki-laki biasanya kostum adat penghulu, untuk wanita
menggunakan Buno Kanduang. Namun bisa saja menggunakan pakaian adat lainnya.

Gbr 7.Tari ambekambek

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Musik etnis padang sangatlah berperan sangat banyak dan penting dalam
daerah minangkabau yaitu padang. Yang perlu dilestarikan dan dibudayakan
dalam kehidupan masa kini.agar tetap terjaga keaslian tradisi suku tersebut

B. Saran
Kebudayaan Padang adalah salah satu dari banyaknya kebudayaan yang ada di
Indonesia. Alangkah baiknya dengan adanya tentang kebudayaan padang
masyarakat bisa lebih mengenal jauh tentang kebudayaan Padang itu seperti
apa dan juga berguna untuk dunia pendidikan.

11
DAFTAR GAMBAR

Gbr.1 saluang

Gbr 2. bansi
Gbr 3.talempong

Gbr 4. rabab

Gbr .5 tari piring

Gbr 6. Tari payung

Gbr 7.tari ambekambek

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=musik+kebudayaan+suku+padang&oq=musik+kebudayaan+suku+padang&aqs=chrome..69i57j0l2
.31210j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?
q=PAKAIan+adat+padang&oq=PAKAIan+adat+padang&aqs=chrome..69i57j0l7.9090j0j7&sourceid
=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?
q=alat+musik+bansi&oq=A&aqs=chrome.2.69i59l3j69i60l3j5l2.5052j0j7&sourceid=chrome&ie=UT
F-8

https://www.google.com/search?
q=alat+musik+talempong&oq=AL&aqs=chrome.2.69i59l3j69i57j0l3j69i60.2834j0j7&sourceid=chro
me&ie=UTF-8

13

Anda mungkin juga menyukai