Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN OBAT

Cosmos caudatus

Dosen Pembimbing :

Indah Solihah, S.Farm, M.Sc., Apt

Disusun Oleh :

Novan Dwi Tama (08061381823091)

Intan Sanjaya (08061281823027)

Irma Nadia (08061181823123)

Ridha Safira Agoes (08061381823069)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Praktikum
Farmakognosi dengan judul “Makalah Budidaya Tanaman Obat Cosmos
caudatus”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen penanggung jawab praktikum Farmakognosi dan asisten
laboratorium Farmakognosi kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, Maret 2019

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................2

1.3. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori ..............................................................

2.2. Metodelogi Penelitian.........................................................................

2.2.1 Alat dan Bahan.............................................................................

2.2.2 Prosedur Kerja...................................................................................

BAB III DATA HASIL PENGAMATAN

3.1 Data Hasil Pengamatan (Pupuk Feses Ayam)...............................

3.2 Pembahasan.................................................................................

3.2.1 Parameter Tinggi Tanaman Kenikir..........................

3.2.2 Parameter pertumbuhan daun kenikir..........................

3.3.3 Parameter Gulma Pada Tumbuhan Kenikir...........

3.3.4 Perbandingan Simplisia Kenikir Melalui Pemupukan...........

BAB IV PENUTUP

4.1.Kesimpulan ..................................................................

4.2. Saran......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................

LAMPIRAN..........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Di dunia terdapat kurang lebih 280.000 jenis tumbuhan tersebar di seluruh
dunia. Dari jumlah tersebut, 80% merupakan tanaman yang berkhasiat untuk
mengobati penyakit. Tanaman-tanaman obat yang banyak diketahui oleh manusia
sebenarnya telah disebutkan di dalam Al-Qur’an, seperti manfaat buah tin,
tanaman zaitun, kurma, dan lain-lain. Selain itu, diIndonesia juga mengenal
banyak tanaman obat,seperti kenikir, temulawak,sambiloto, kunyit, bawang putih,
jahe,dan tanaman lain yang belum terdeteksi kandungan obatnya.
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan
sebagai obat dalam penyembuh maupun pencegahan penyakit. Pengertian
berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit
tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek
resultan/sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati.Tanaman obat bukan
berarti tanaman yang ditanam sebagai tanaman obat. Tanaman obat yang
tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman pagar, tanaman buah,
tanaman sayur, atau bahkan tanaman liar juga dapat digunakan sebagai tanaman
yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit. Penemuan-penemuan
kedokteran modern yang berkembang pesat menyebabkan pengobatan tradisional
terlihat ketinggalan zaman. Banyak obat-obatan modern yang terbuat dari tanaman
obat, hanya saja peracikannya dilakukan secara klinis laboratorium sehingga
terkesan modern. Penemuan kedokteran modern juga mendukung penggunaan
obat-obat tradisional (Pambayun, 2008).

Setiap jenis tanaman memiliki cara pembibitan yang berbeda-beda, oleh


sebab itulah sebelum melakukan budidaya tanaman tertentu perlu diketahui
terlebih dulu cara perbanyakan yang tepat untuk setiap jenis tanaman tersebut. Hal
ini disebabkan karena nantinya cara perbanyakan juga menentukan cara
pembibitan yang akan dilakukan.Dalam hal tanaman obat, teknik budidaya yang
digunakan secara prinsip tidaklah jauh berbeda dengan teknik yang digunakan
dalam pembudidayaan tanaman sayuran. Akan tetapi walaupun demikian terdapat
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan diketahui diantaranya yaitu cara
perbanyakan, umur panen tanaman, dan tujuan pemanfaatannya. Kegiatan
budidaya tanaman obat dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Apabila semuanya
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tekun maka besar kemungkinan akan
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa khasiat dan morfologi dari tanaman obat yang digunakan?


2. Apa konsep dan manfaat dari budidaya tanaman obat?
3. Bagaimana tahapan yang dilakukan dalam budidaya tanaman obat?
4. Apa saja parameter yang diamati dalam pemeliharaan budidaya tanaman
obat?
5. Bagaimana pengaruh penggunaan feses ayam terhadap pertumbuhan dan
perkembangaan kenikir?
6. Bagaimana perbandingan pertumbuhan tanaman obat melalui pemupukan
yang dilakukan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui khasiat dari tanaman obat yang digunakan.


2. Mengetahui konsep dan manfaat dari budidaya tanaman obat.
3. Mengetahui dan memahami tahapan yang dilakukan dalam budidaya
tanaman obat.
4. Mengetahui parameter yang diamati dalam pemeliharaan budidaya
tanaman obat
5. Mengetahui dan mengamati pengaruh pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan kenikir setelah dilakukan pemupukan menggunakan pupuk
feses ayam.
6. Memahami dan membandingkan perbedaan pertumbuhan tanaman obat
melalui pemupukan yang dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan,obat tradisional


adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan,bahan hewan,bahan
mineral atau campuran dari bahan tersebut yang secara tradisional dan turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman .Pada
kenyataannya bahan obat yang digunakan berasal dari tumbuhan dengan
porsinya lebih besar dibanding yang berasal dari hewan atau mineral,sehingga
sebutan obat tradisional (OT) hampir selalu identik dengan tumbuhan
obat(TO) karena sebagian besar obat tradisional berasal dari tumbuhan obat
(Katno dan Pramono,2006).

Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk


didapatkan karena tidak memerlukan resep dokter.Hal ini mendorong
terjadinya ketidaktepatan penggunaan obat tradisional karena kesalahan
informasi maupun anggapan keliru terhadap obat tradisional dan cara
penggunaannya.Penggunaan obat tradisional (herbal) memiliki efek samping
yang relatif kecil dibandingkan obat modern,tetapi perlu diperhatikan bila
ditinjau dari kepastian bahan aktif yang belum dijamin terutama untuk
penggunaan secara rutin (Katno dan Pramono,2006).

Kenikir (Cosmos caudatus) merupakan tanaman sayuran yang


tergolong indigenous. Kenikir memiliki potensi yang tinggi serta dijadikan
sayuran sebagai pengganti sayuran komersial dalam memenuhi kebutuhan
pangan bagi manusia. Karena bersifat indigenous sayuran ini hanya
dibudidayakan dalam skala yang kecil dan bersifat lokal. Tanaman kenikir
biasanya ditanam disekitar pekarangan rumah dan kebun. Hal ini karena
tanaman kenikir hanya di konsumsi masyarakat sebagi sayuran matan dan
sayuran mentah atau lalapan keluarga (Susila, 2012).
Tanaman kenikir berkembangbiak atau di perbanyak menggunakan biji.
Biji kenikir cukup keras. Saat masih muda berwarna hikau namun saat tua
berwarna coklat. Panjangnya kurang lebih 1 cm. Perbanyakan di awali dengan
semai biji, setelah tumbuh sampai  kurang lebih 3 minggu setelah semai baru
dilakukan pemindahan ke lapang. Pengaturan drainase dan irigasi yang
memadahi membatu pertumbuhan tanaman kenikir secara optimal. Kondisi
tanah yang terlalu lembah dapat memicu munculnya cendawan yang
mengganggu pertumbuhan kenikir. Sehingga diperikan tanah atau lahan yang
tidak terlalu lembah (Hakim, 2015).

Tumbuhan Kenikir(Cosmos caudatus) memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Cosmos
Spesies : Cosmos caudatus
Kenikir (Cosmos caudatus) merupakan tanaman perdu yang
memiliki akar tunggang.Tanaman kenikir,memiliki batang
kokoh,kuat,tegak,bercabang banyak,bersegi empat dengan alur membujur
dan berambut.Tinggi tanaman ini mencapai 75–100 cm (Adi,2008).

Daun kenikir tergolong daun majemuk, ujung runcing,


tumbuh bersilang berhadapan,tepirata,panjang 15-25 cm,dan bewarna
hijau(Adi,2008). Menurut Astutiningrum (2016), posisi daun berhadapan,
dengan tangkai yang panjang berbentuk seperti talang.Daun bagian atas
berturut-turut bertangkai makin pendek, lebih kecil,dan kurang
berbagi.Daun kenikir menimbulkan bau aromatis ketika diremas.

Bunga kenikir tergolong bunga majemuk yang tumbuh di ujung


batang.Mahkota bunga terdiri dari 8 helai daun dan bewarna merah
muda.Bunga kenikir mempunyai banyak cakram, berkelamin2, bertaju 5,
bewarna pucat dengan bagian pangkal bewarna kuning.Benang sari
berbentuk tabung dan bewarna cokelat kehitaman. Putik berambut
dengan 2 cabang tangkai putik dan bewarna hijau kekuningan(Adi,2008).

Kandungan kimia daun kenikir pada umumnya adalah flavonoid,


polifenol,tanin,saponin,terpenoid,dan minyak atsiri (Hariana, 2005;
Rasdi dkk.,2010).Total kandungan fenolik dalam ekstrak air daun kenikir
menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak etanol.
Berdasarkan penelitian Shui dkk.(2005), kandungan fenolik total ekstrak
air daun kenikir adalah 844,8 mg GAE /100 g (berat basah), sedangkan
total flavonoid sebesar183,69–483,91mg QE/g ekstrak kering (Noriham
dkk.,2015).

Tubuh tanaman kenikir  tersusun atas organ akar, batang, daun, bunga, dan


biji. Karakteristik morfologi tanaman kacang tanah sebagai berikut :

a. Akar
Tanaman kenikir  berakar tunggang (Radix primaria) berwarna putih,
dengan akar cabang (Radix lateralis) tumbuh tegak luas pada akar
tunggang tersebut. Akar cabang ada yang mati dan ada yang jadi akar
permanen yang berfungsi menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah.

b. Batang
Batang tanaman kenikir berkayu dan berbentuk segi empat. Batangnya
tumbuh tegak, beralur membujur, bercabang banyak. Tinggi batang rata-
rata sekitar  1-3 m bergantung daerah dan kondisi lingkungan. Bagian
batang bawah berwana coklat merupakan tempat menempelnya perakaran
tanaman. Batang atas berwana hijau pecabangan, dan sebagai
tempatmenempelnya daun. Cabang tanaman kenikir ada dua yaitu cabang
primer dan cabang sekunder.

c. Daun
Daun terletak berpasangan (majemuk), bersilang berhadapan, berbagi
menyirip, ujung runcing, tepi rata, panjang mencapai 15-20. Daun muda
berwarna hijau, setelah tua menjadi hijau tua.

d. Bunga
Bunga tanaman kenikir majemuk, berbentuk bongkol tempatnya di ujung
batang, tangkai bunga mencapai kurang lebih 25 cm, berwarna kuning dan
mahkota terdiri atas 8 helaian, benang sari berbentuk tabung, kepala sari
berwarna coklat kehitaman, putik berambut.

e. Biji
Biji kenikir berbentuk jarum, terbungkus kulit biji yang keras berwarna
coklat, ujung berambut. Biji juga merupakan alat perbanyakan. Biji
berukuran kecil dengan panjang 1 cm (Hakim, 2015).
2.2 Metodelogi Penelitian

2.2.1 Alat dan Bahan

 Alat :
1. Cangkul dan garu
2. Ember
3. Sabit
4. Roll meter (alat ukur)
5. Timbangan
6. Lemari pengering

 Bahan :

 Cosmos caudatus

2.2.2 Prosedur Kerja

Bibit tanaman kenikir

Ditanaman

Ditanah yang telah disediakan

Disiram

Secara berkala dua kali sehari

Diberikan

Feses ayam sebagai pupuk setiap dua minggu sekali

Diamati

jumlah daun, tinggi tanaman, dan jumlah gulma

Dipanen

Pada minggu ke 6
BAB III

DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Tanam Tinggi Tanaman Jumlah Daun Jumlah Gulma


an Ke

0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6

1 23 27.5 30 33 35 44 45 17 33 54 62 76 55 133 0 10 70 50 22 29 32

2 21 21.5 23 24 30 32 36 12 12 70 74 82 90 182 0 12 21 33 18 10 41

3 19 21 23 25 28 29 30 12 19 49 52 66 70 168 0 27 27 31 9 17 57

4 21 21.5 25 26 29 30 31 10 2 66 67 73 80 308 0 11 19 16 32 15 47

5 23 27 28 29 34 36 38 12 19 92 102 98 10 130 0 15 31 12 98 26 20
0

6 18 22 24 28 30 31 32 6 24 46 44 34 35 84 0 19 21 22 36 30 22

7 21 29 30 35 38 39 40 9 29 35 43 89 90 137 0 14 19 27 68 30 23

8 17 21 24 27 32 33 35 7 21 55 62 58 70 56 0 15 2 14 45 33 12

9 18 10 13 22 26 27 29 10 10 15 18 26 28 140 0 5 19 25 33 25 25

10 20 14 18 24 28 30 31 11 14 57 55 57 60 91 0 14 24 37 20 60 21

3.1 Data Hasil Pengamatan (Pupuk Feses Ayam )

3.2 Pembahasan
3.2.1 Parameter Tinggi Tanaman Kenikir

Grafik Pertumbuhan Tinggi


350
30
300 28 27
24 26 33
Tinggi Tanaman (Cm)

250 22 32
18 39
14 13 27 38
200 20 10 24 35 31
18 21 30 30
29 28 36
150 17
21 22 24
29
34
18 28 29 30
27 26
100 23 21.5 25 28 29
21 23 25 32
21 30
50 19
21 21.5 23 24 44
23 27.5 30 33 35
0
1 2 3 4 5 6
Minggu

Pertumbuhan Tinggi Kenikir


( Cosmos caudatus Kunth. )
40
35
30
25
Tinggi Kenikir

20
15
10
5
0
Urin Urin Sapi Feses Feses Sapi Feses Pupuk
Kambing Kambing Ayam Komersil

Jenis Pupuk

Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3


Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6
Tanaman yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman
kenikir.Tanaman kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) berupa perdu yang memiliki
bau khas. Tanaman ini berkhasiat obat atau sering digunakan sering digunakan
sebagai obat untuk mencegah penyakit maupun mengobati penyakit. Tanaman ini
dibudidaya dengan menggunakan berbagai macam pupuk. Penggunaan pupuk pada
penanaman dilakukan dengan tujuan membantu pertumbuhan tanaman agar
dihasilkan tanaman dengan kualitas baik. Pupuk yang digunakan pada penanaman
kenikir ini meliputi pupuk feses sapi, feses kambing, feses ayam, urin kambing,
urin sapi, dan pupuk komersil. Pupuk umumnya mengandung mikroorganisme
pendegradasi yang mampu memperbaiki struktur tanah, mencukupi kebutuhan
unsur hara, menaikan daya serap air pada tanaman, dan meningkatkan daya ikat
tanah terhadap unsur hara.

Sebelum dilakukan penanaman dilakukan pemilihan lahan. Pentingnya


dilakukan pemilihan lahan agar tanaman dapat tumbuh sempurna dan dihasilkan
tanaman dengan kualitas yang baik. Kondisi tanah yang harus diperhatikan yaitu
kesuburan tanah, suhu tanah, dan drainase tanah. Kesuburan tanah meliputi
ketersediaan unsur hara, kapasitas tukar kation, dan pH pada tanah, serta kesuburan
biologis yakni aktivitas mikroorganisme tanah, dan bahan organik tanah.

Setelah didapatkan lahan yang cocok dilakukan pengolahan lahan. Lahan


diolah dengan cara digemburkan dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi fisik
tanah menjadi lebih gembur, sehingga meningkatkan porositas tanah, memperbaiki
erose dan drainase tanah, serta membantu pertukaran udara kedalam tanah. Lahan
perlu disiapkan dan diolah agar dapat meningkatkan kualitas dari tanaman yang
akan dihasilkan. Lahan dibersihkan dari gulma-gulma, bebatuan, sisa-sisa tanaman
dan pengotor lainnya.

Lahan yang telah diolah kemudian dapat dilakukan penanaman tumbuhan.


Tumbuhan ditanam dengan jarak sekitar 10 cm antar tanaman agar tanaman tidak
tumpang tindih dan dapt tumbuh dengan leluasa. Setelah tanaman ditanam,
dilakukan pemberian pupuk dan penyiraman secara berkala dua kali sehari untuk
membantu proses pertumbuhan. Tanaman diberi pupuk setiap dua minggu sekali
untuk membantu pertumbuhan tanaman. Tanaman yang telah ditanam, diamati dan
diukur setiap satu minggu sekali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
banyak pertumbuhan tanaman. Pengukuran meliputi pengukuran tinggi batang,
jumlah daun, dan banyak julma yang tumbuh disekitar tanaman.

Hasil pengukuran tinggi kenikir dilakukan setiap minggu untuk mengamati


adanya peningkatan tinggi tanaman kenikir dan efek yang ditimbulkan oleh adanya
pemberian pupuk feses ayam. Pada awal minggu awal penanaman, tanaman
memiliki rata-rata ukuran yang sama yakni 20 cm.Masuk ke minggu pertama,
tanaman mulai menunjukan perbedaan pada pertumbuhannya. Tanaman yang diberi
pupuk feses ayam memiliki tinggi berturut turut sebesar 27,5 cm; 21,5 cm; 21 cm;
21 cm; 21,5 cm; 27 cm; 22 cm; 29 cm; 21 cm; 10 cm; 14 cm.. Berdasarkan
pengamatan, penurunan ketinggian pada tanaman kenikir disebabkan karena
gundukan tanah yang menurun sehingga berpengaruh terhadap pengukuran ketinggi
tanaman kenikir.

Hasil pengukuran tinggi tanaman kenikir di minggu ke dua berturut- turut


sebesar 30 cm ; 23 cm ; 23 cm ; 25 cm ; 28 cm ; 24 cm ; 30 cm ; 24 cm ; 13 cm ;
dan 18cm. Berdasarkan pengamatan didapatkan bahwa adanya pertumbuhan tinggi
dari tanaman kenikir. Hal ini disebabkan karena tanaman kenikir telah menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan lahan serta dengan adanya penambahan pupuk feses ayam
dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman kenikir.

Hasil pengukuran tinggi tanaman kenikir di minggu ke tiga berturut- turut


sebesar 33 cm ; 24 cm ; 25 cm ; 26 cm ; 29cm ; 28 cm ; 35 cm ; 27 cm ; 22 cm ; dan
24 cm.Kemudian, Hasil pengukuran tinggi tanaman kenikir di minggu ke empat
berturut- turut sebesar 35 cm ; 30 cm ; 28 cm ; 29 cm ; 34 cm ; 30 cm ; 38 cm ; 32
cm ; 26 cm ; dan 28cm. Hasil pengukuran tinggi tanaman kenikir di minggu ke lima
berturut- turut sebesar 44 cm ; 32 cm ; 29 cm ; 30 cm ; 36 cm ; 31 cm ; 39 cm ; 33
cm ; 27 cm ; dan 30cm.Selanjutnya, Hasil pengukuran tinggi tanaman kenikir di
minggu ke enam berturut- turut sebesar 45 cm ; 36 cm ; 30 cm ; 31 cm ; 38 cm ; 32
cm ; 40 cm ; 35 cm ; 29 cm ; dan 31cm.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa setiap minggu pengukuran


didapatkan kenaikan tinggi tanaman kenikir. Tetapi ada beberapa tanaman kenikir yang
mengalami penurunan ketinggian yang disebabkan karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman keninir, seperti adanya
gundukan tanah yang menurun karena pengaruh cuaca (hujan), batang tanaman kenikir
yang patah sehingga mempengaruhi ketinggian tanaman kenikir. Menurut literatur,
tinggi tanaman kenikir mencapai hingga 75-100 cm.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa pupuk feses ayam


menunjukkan pertumbuhan peningkatan tinggi yang maksimum diantara perlakuan
pemberian pupuk yang lain. Pupuk feses ayam atau kotoran ayam termasuk pupuk
kandang yang sering digunakan karena mudah dalam pembuatan dan mudah
diperoleh. Pupuk feses ayam ini cocok dengan karakter tanaman yang rata-rata
memiliki siklus tanam pendek. Pupuk ini memiliki kandungan unsur hara nitrogen
yang relatif tinggi daripada jenis pupuk lain.

Menurut literatur, bahan organik yang terdapat pada pupuk feses ayam jauh
lebih tinggi dari pupuk feses sapi tetapi sedikit lebih rendah dari pupuk feses
kambing. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman yang menggunakan pupuk
feses ayam dan pupuk feses kambing jauh lebih maksimal karena unsur haranya
yang tercukupi dibandingkan dengan pupuk feses sapi. Sehingga didapatkan
peningkatan tinggi tanaman yang signifikan.

Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh bahwa pertumbuhan


peningkatan tinggi dari pupuk urin sapi lebih signifikan dibandingkan pupuk urin
kambing. Hal ini disebabkan karena urin sapi mengandung hormon IAA(Indole
Acetate Acid) yang berfungsi sebagai hormon untuk perkembangan sel sehingga
pertumbuhan tanaman akan tumbuh lebih cepat. Begitupun dengan feses kambing
menunjukkan pertumbuhan peningkatan tanaman yang lebih makismum
dibandingkan pupuk feses sapi. Hal ini disebabkan karena pupuk feses kambing
memiliki kandungan K yang lebih tinggi dari jenis pupuk lain. Sedangkan, untuk
pupuk komersil masih mendominasi dengan tingkat pertumbuhan tinggi yang
melambat.
3.2.2 Parameter Pertumbuhan Daun Kenikir

Grafik Pertumbuhan Daun


1600
1400 91
140
1200 56
137
1000 84
Jumlah Daun

130
800 308
57 60
600 55 26
58 28
70
57
15 18
62 89 90 168
55
35 43 34 35
400 46 44
102 98 100
92 73 80 182
200 66 67 66 70
14
10
21
29 49 52
74 82 90 133
11
10
7
9
6 24
19
2 70 76
12 54 62 55
0 10
12
17 12
33
1 2 3 4 5 6 7
Minggu

Pertumbuhan Daun Kenikir


( Cosmos caudatus Kunth. )
200
150
Jumlah Daun

100
50
0
Urin Urin Sapi Feses Feses Feses Pupuk
Kambing Kambing Sapi Ayam Komersil

Jenis Pupuk

Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3


Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Parameter yang diamati juga berupa jumlah daun. Sama seperti


perhitungan peningkatan tinggi tanaman, hasil perhitungan jumlah daun
kenikir dilakukan setiap minggu untuk mengamati adanya penambahan
jumlah daun kenikir. Selama proses pemeliharaan, pada minggu ke nol
(proses awal penanaman) didapatkan jumlah daun 10 tanaman kenikir
berturut-turut sebesar 17, 12, 12, 10, 12, 6, 9, 7, 10, dan 11.. Pada minggu
ke nol terlihat daun kenikir tampak layu. Berdasarkan hasil pengamatan, hal
ini kemungkinan disebabkan karena tanaman kenikir kurang mendapatkan
sumber cahaya matahari sehingga daun tanaman kenikir mengarah ke bawah
atau layu.
Minggu pertama dilakukan perhitungan jumlah daun kenikir pada 10
tanaman kenikir, didapatkan jumlah daun 10 tanaman kenikir berturut-turut
sebesar 33, 12, 19, 2, 19, 24, 29, 21, 10, dan 14. Pada minggu pertama daun
tanaman kenikir tampak terlihat segar dan berkembang pesat. Berdasarkan
pengamatan, hal ini kemungkinan disebabkan karena tanaman kenikir banyak
mendapatkan banyak asupan sumber cahaya matahari sehingga daun tanaman
kenikir terlihat segar.
Hasil perhitungan jumlah daun tanaman kenikir di minggu ke dua
berturut- turut sebesar 54, 70, 49, 6, 92, 46, 35, 55, 15, dan 57. Berdasarkan
pengamatan didapatkan bahwa adanya peningkatan jumlah daun dari tanaman
kenikir. Hal ini disebabkan karena tanaman kenikir telah menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan lahan serta dengan adanya penambahan pupuk feses ayam
yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman kenikir.
Hasil perhitungan jumlah tanaman kenikir di minggu ke tiga
berturut- turut sebesar 62, 74, 52, 67, 102, 44, 43, 62, 18, dan 55.Hasil
perhitungan jumlah tanaman kenikir di minggu ke empat berturut- turut
sebesar 76, 82, 66, 73, 98, 34, 89, 58, 26, dan 57.Hasil perhitungan jumlah
daun tanaman kenikir di minggu ke lima berturut- turut sebesar 55, 90, 70,
80, 100, 35, 90, 70, 28, dan 60.Hasil perhitungan jumlah daun tanaman
kenikir di minggu ke enam berturut- turut sebesar 133, 182, 168, 308, 130,
84, 137, 56, 140, dan 91.
Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa setiap minggu didapatkan
adanya peningkatan jumlah daun tanaman kenikir. Tetapi ada beberapa
tanaman kenikir yang mengalami penurunan jumlah daun yang disebabkan
karena adanya pengaruh dari luar yang tidak diketahui seperti batang yang
patah sehingga mengakibatkan jumlah daun berkurang.
Peningkatan pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya tinggi
batang dan jumlah daun. Berdasarkan literatur diketahui bahwa pemberian
pupuk kandang tidak langsung efektif pada musim tanam pertama, tapi akan
memberikan hasil yang signifikan setelah diberikan pada musim tanam
kedua. Pertumbuhan jumlah daun kenikir sangat pesat pada perlakuan
pemberian pupuk urin sapi dibandingkan dengan urin kambing. Hal ini
disebabkan karena seiringan dengan pertumbuhan dari tinggi batang
tanaman kenikir maka pertumbuhan jumlah daun tanaman kenikir juga
bertambah. Pertumbuhan disebabkan karena tanah yang subur dan unsur
hara yang tercukupi bagi tanaman kenikir untuk tumbuh. Sementara, untuk
feses kambing dan pupuk komersil memiliki peningkatan jumlah daun yang
hampir sama lebih maksimum dibandingkan dengan feses sapi. Hal ini juga
disebabkan karena pertumbuhan dari tinggi batang tanaman masing-masing
pupuk.

3.2.3 Paramter gulma pada pertumbuhan kenikir

Gulma
40
Jumlah Gulma

20
0
Urin Urin Sapi Feses Feses Feses Pupuk
Kambing Kambing Sapi Ayam Komersil

Jenis Pupuk

Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3


Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6
Parameter yang diamati juga berupa jumlah gulma. Sama seperti
perhitungan peningkatan tinggi tanaman, hasil perhitungan jumlahgulma
disekitarkenikir dilakukan setiap minggu. Namun, gulma-gulma tersebut
harus disingkirkan, untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kenikir. Selama proses pemeliharaan, pada minggu ke nol (proses
awal penanaman) didapatkan jumlah gulma 10 tanaman kenikir berturut-
turut sebesar 0 atau tidak ada. Hal ini disebabkan karena proses awal
penanaman tanaman kenikir sehingga dijaga agar hanya ada tanaman kenikir
yang tumbuh.
Gulma berupa tumbuhan yang tidak dikehendaki kehadirannya. Gulma
berupa salah satu faktor pengganggu tumbuhan tanaman karena
keberadaannya dapat menurunkan aktivitas tanaman (kenikir) akibat
persaingan pengambilan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup.
Gulma juga menurunkan mutu hasil tanaman akibat kontaminasi dengan
bagian gulma, gulma juga mengeluarkan senyawa allelopati yang dapat
menggangu pertumbuhan tanaman.
Minggu pertama dilakukan perhitungan jumlah gulma pada 10
tanaman kenikir, didapatkan jumlah gulma 10 tanaman kenikir berturut-
turut sebanyak 10, 12, 27, 11, 15, 19, 14, 15, 5, dan 14. Pada minggu ke satu
jumlah gulma pada tanaman kenikir sudah mulai bertambah atau adanya
pertumbuhan gulma. Berdasarkan hasil pengamatan, hal ini disebabkan karena
adanya tanah yang gembur (subur) serta adanya pupuk feses ayam maka
nutrisi tanah menjadi meningkat. Gulma tumbuh seiring dengan meningkatnya
kesuburan tanah, semakin subur tanah maka akan semakin banyak gulma yang
tumbuh.
Hasil pengukuran jumlah daun tanaman kenikir di minggu ke dua
berturut- turut sebanyak 70, 21, 27, 19, 31, 21, 19, 2, 19, dan 24.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa adanya penambahan jumlah
gulma dari tanaman kenikir. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
kesuburan tanah pada tanaman kenikir sehingga banyak gulma atau tanaman
liar yang ikut tumbuh bersama dengan tanaman kenikir.
Hasil pengukuran jumlah tanaman kenikir di minggu ke tiga
berturut- turut sebanyak 50, 33, 31, 16, 12, 22, 27, 14, 25, dan 37. Hasil
pengukuran jumlah tanaman kenikir di minggu ke empat berturut- turut
sebanyak 22, 18, 9, 32, 98, 36, 68, 4, 33, 25, dan 60. Hasil pengukuran
jumlah daun tanaman kenikir di minggu ke lima berturut- turut sebanyak 29,
10, 17, 15, 26, 30, 30, 33, 25, dan 60. Hasil pengukuran jumlah daun
tanaman kenikir di minggu ke enam berturut- turut sebesar 32, 41, 57, 47,
20, 22, 23, 12, 25, dan 21
Berdasarkan pengamatan, bahwa setiap minggu pengamatan
didapatkan bertambahnya jumlah gulma pada tanaman kenikir. Tetapi ada
beberapa tanaman kenikir yang justru mengalami penurunan atau tidak
tumbuhnya gulma. Hal ini disebabkan karena setiap pengukuran terhadap
tanaman kenikir maka akan dibersihkan gulma-gulma yang tumbuh sehingga
gulma akan sulit untuk tumbuh karena tidak adanya biji-biji gulma yang
menyebabkan pertumbuhan gulma.
Menurut literatur, bahan organik yang terdapat pada pupuk feses
ayam jauh lebih tinggi dari pupuk feses sapi tetapi sedikit lebih rendah dari
pupuk feses kambing. Hal ini menyebabkan unsur hara yang terdapat di
tanah akan berlebih atau melimpah sehingga membuat pertumbuhan dari
gulma akan semakin tinggi karena tersedianya unsur hara bagi mereka untuk
tumbuh.

3.2.4 Perbandingan simplisia kenikir melalui pemupukan


No Perlakuan Bobot Simplisia
1 Feses Kambing 160 gram
2 Feses Ayam 150 gram
3 Feses Sapi 100 gram
4 Urin Kambing 100 gram
5 Urin Sapi 150 gram
6 Pupuk Komersil 300 gram
Bobot simplisia hasil panen tanaman kenikir perlakuan feses ayam
sebesar 150 gram. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa pupuk
komersil menghasilkan bobot simplisia yang paling besar diantara perlakuan
yang lainnya. Hal ini disebabkan karena pupuk komersil mengandung
banyak nutrisi untuk pertumbuhan tanaman kenikir sehingga pertumbuhan
tanaman kenikir menjadi lebih maksimal. Selain itu, pupuk komersil yang
diberikan pada tanaman kenikir dalam bentuk cairan sehingga lebih mudah
untuk diserap oleh tanah dibandingkan dengan pupuk feses.

Pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman kenikir tidak terlepas


dari hanya pemberian pupuk saja tetapi juga bergantung pada adanya
sumber cahaya matahari yang cukup, sumber air ( penyiraman dan curah
hujan ), kondisi tanah yang gembur, suhu dan faktor yang ada di dalam
tumbuhan seperti genetika dan hormon.

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Tanaman kenikir (cosmos caudatus folia) berupa perdu yang memilii bau
yang khas, batang tegak bercabang dan berdaun majemuk
2. Parameter pertumbuhan budidaya tanaman obat yaitu tinggi tanaman ,
jumlah daun , dan banyak nya gulma yang tumbuh
3. Proses pembudidayaan tanaman obat yaitu penyiapan lahan, pemilihan bibit
unggul , penanaman , penyiraman, pemupukanm dan pemanenan
4. Digunakan jenis pupuk feses ayam yang sangat baik digunakan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
5. Tanaman kenikir (cosmos caudatus) khas berkhasiat sebagai obat untuk
obat penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang dan pengusir
serangga
6. Berdasarkan percobaan yang dilakukan bahwa terlihat dari antar tanaman
adanya serangan hama penyakit yang terjadi, terutama pada tanaman
tanaman kenikir yang mengakibatkan hasil panen kurang dari potensi yang
bias diperoleh. Pengamatan tinggi dan jumlah daun untuk tanaman tanaman
kenikir dilakukan sampai minggu ke delapan. Dari grafik terlihat bahwa
tidak semua sampel menunjukan hasil yang baik dan merata. Terlihat ada 1
atau dua sampel yang tidak terlalu menyebar normal dalam arti terlihat agak
jauh pertumbuhan tinggi maupun jumlah daunnya. Hal ini biasa disebabkan
kedalaman saat penanaman berbeda, penyebaran pupuk yang tidak merata
ataupun kemampuan tanaman itu sendiri rendah dalam menyerap hara.
7. Budidaya tanaman kenikir dengan perlakuan penggunaan pupuk yang
berbeda juga menghasilkan pertumbuhan serta perkembangan tanaman yang
berbeda juga. Banyaknya unsur-unsur hara yang terkandung pada pupuk
bisa menjadi faktor untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kenikir,
yang diiringi oleh faktor –faktor lain seperti kelompok faktor bahan tanam,
kelompok faktor esensil,  kelompok faktor iklim dan kelompok faktor
gangguan.
8. Pemberian pupuk yang banyak menyebabkan lahan tersebut bisa ditumbuhi
oleh lebih banyak gulmanya. Hal ini disebabkan oleh sisa-sisa bibit gulma
yang ada pada pupuk yang digunakan tersebut masih ada. Selain itu, jika
praktikan kurang perhatian terhadap lahannya, maka dapat menyebabkan
lahannya ditumbuhi oleh banyak gulma sehingga terjadi perebutan unsure
hara dengan tanaman utama, dan menyebabkan pertumbuhan pada tanaman
nya terhambat dam lambat.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan kita dapat lebih memahami
tentang budidaya tanaman obat meliputi pengolahan lahan, penanaman,
penyiraman, pemupukan, penyiangan, serta pemanenan. Selain itu, diharapkan
juga kita bisa memanfaatkan tanaman yang ada disekitar kita sebagai obat
tradisional baik dalam bentuk ekstrak, serbuk maupun tablet serta mengetahui
cara standarisasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Adi,L.T. 2008.Tanaman Obat dan Jus Untuk Mengatasi Penyakit Jantung, Hipertensi,
Kolestrol, dan Stroke, PT Agromedia Pustaka, Jakarta, Indonesia.

Ashton, F.M., and Monaco, T.J. 1991. Weed Science Principles and Practices.

John Wiley and Sons Inc. New York. USA.

Hakim,M. R. A. dan M. Rahmad suhartono. 2015. Penentuan Masak Fisiologis dan


Ketahanan Benih Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) terhadap Desikasi. J. Horrr.
Indonesia 6(2):84-90.

Hariana,A.2005.Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. PenebarSwadaya , Jakarta, Indonesia.

Katno dan S.Pramono. 2006. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional,Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Fakultas Farmasi
UGM, Yogyakarta, Indonesia.

Noriham, A., Dian, F.,Hafifi, K.B.,Nooraain, H.dan Azizah, A.H.2015. Influencesof


maturity stage sandex traction solvent son antioxidant activity

Of Cosmos caudatus leaves, International Journal of Research Studiesin

Biosciences3(12):1-10.
Pambayun, R. 2008, Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Produksi Beberapa
Sayuran Indigenous, IPB, Bogor, Indonesia.

Subroto. 2009. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian, Pustaka Buana, Bandung,
Indonesia.

Susila, A. D., M. Syukur, Heni P., E. Gunawan. 2012, Koleksi dan Idetfikasi Tanaman
Sayuran Indigenous. J. PHKT, IPB, Bogor, Indonesia.
LAMPIRAN
Tanama Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
n Ke- Ke-1 Ke-2 ke- 3 Ke-4 Ke-5 Ke-6
1

6
7

10

Anda mungkin juga menyukai