Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENERAPAN ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN PADA PEREMPUAN


DALAM DAUR ULANG SIKLUS KEHIDUPAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan
Dosen Pebimbing : Riyanti, M. Keb., M. kes

DISUSUN OLEH :
NAMA : WULANDARI
NIM : 2018.A.09.0785

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunianya makalah ini dapat diselesai kan.
Penyusunan makalah ini masih banyak kesulitan yang amat sangat
dirasakan oleh kami. Atas dasar kekurangan dan kelemahan kami dalam
menyelesaikan makalah ini, kamipun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.
Makalah ini dapat dituntaskan sebagaimana yang kami harapkan,
banyak hambatan , rintangan, coban serta bermacam-macam ujian
namun pada akhirnya Tuhan Yang Maha Esa memperkenankan kami
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penerapan Etika dalam Praktik
Kebidanan pada Perempuan dalam Daur Ulang Siklus Kehidupan” di dalamnya
terdapat ilmu yang bermanfaat. Sesungguh nya makalah ini disusun
untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas Etika dan Hukum
Kesehatan.
Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
banyak membantu kepada kami berupa saran ,tenaga dan juga
pemikiran.

Palangka Raya, 27 Maret 2020

Wulandari

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1  Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................................................5
1.3  Tujuan Penulisan...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Definisi Bidan........................................................................................................................6
2.2 Prinsip Etika Kebidanan.........................................................................................................6
2.3 Peran Tenaga Kesehatan Dalam Penerapan Etika Praktik Layanan Kebidanan Pada
Remaja, Pra Konsepsi, Kehamilan, Persalinan Dan Nifas ..........................................................7
2.4 penerapan kode etik oleh tenaga kesehatan kepada pasien dalam praktik pelayanan
kebidanan di rumah sakit ..........................................................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan ICM adalah untuk meningkatkan standar asuhan kepada wanita, bayi dan
keluarganya di seluruh dunia melalui perkembangan, pendidikan dan pemanfaatan yang
tepat dari bidan profesional. Dalam menjaga tujuan ini, ICM menetapkan kode berikut
ini untuk menjadi pedoman pendidikan, praktik dan penelitian kebidanan. Kode ini
mengakui wanita sebagai seseorang dengan hak asasi manusia, mencari keadilan untuk
semua manusia dan keadilan dalam mengakses pelayanan kesehatan dan berdasarkan
pada hubungan saling menghormati, kepercayaan dan martabat semua masyarakat.
Kode etik kebidanan ditanggung jawabkan sesuai dengan misi internasional, definisi
kebidanan dan standar ICM untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan wanita
dan bayi baru lahir dengan keluarga dan masyarakatnya. Pelayanan tersebut mencakup
siklus reproduksi kehidupan wanita dari tahap sebelum hamil sampai menopause dan
akhir kehidupan. Tanggung jawab ini meliputi bagaimana bidan menghubungkan ke
yang lainnya, dan bagaimana mereka mempraktekkan kebidanan, bagaimana mereka
menegakkan tanggungjawab profesional dan kewajiban dan bagaimana mereka bekerja
untuk menjamin integritas profesi kebidanan
Kode etik telah dikembangkan untuk profesi kebidanan ini relevan untuk semua bidan
di semua bidang layanan bersalin termasuk yang meliputi praktek kebidanan dan
manajemen, pendidikan dan penelitian. Bidan memiliki tanggung jawab untuk
mempromosikan kode ini di kebidanan dan layanan bersalin, berpartisipasi dalam
kebijakan di semua tingkat pemerintahan, dan mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman etika dan kebidanan untuk merespon efektif masalah yang timbul dalam
praktek. Kode etik ini dirancang untuk bidan, mahasiswa kebidanan, wanita yang
menerima kebidanan peduli dan keluarga mereka, masyarakat pada umumnya, bidan
praktik, pihak berwenang kebidanan, dan konsumenlembaga perlindungan. Hal ini juga
berguna untuk konsep etika dan moralitas secara substansial yang sama dan secara
bergantian sepanjang kode ini..

4
Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang mandiri, kolaborasi
dan melakukan rujukan yang tepat. Oleh karena itu bidan dituntut untuk mampu
mendeteksi dini tanda dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan pertolongan
kegawatdaruratan kebidanan dan perinatal dan merujuk kasus.
Praktik kebidanan telah mengalami perluasan peran dan fungsi dari focus terhadap ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, serta anak balita bergeser kepada upaya
mengantisipasi tuntutan kebutuhan masyarakat yang dinamis yaitu menuju kepada
pelayanan kesehatan reproduksi sejak konsepsi hingga usia lanjut, meliputi konseling pre
konsepsi, persalinan, pelayanan ginekologis, kontrasepsi, asuhan pre dan post
menopause, sehingga hal ini merupakan suatu tantangan bagi bidan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan definisi bidan ?
2. Apa yang dimaksud dengan prinsip etika kebidanan?
3. Bagaimana peran tenaga kesehatan dalam penerapan etika praktik layanan
kebidanan pada remaja, pra konsepsi, kehamilan, persalinan dan nifas ?
4. Bagaimana penerapan kode etik oleh tenaga kesehatan kepada pasien dalam praktik
pelayanan kebidanan di rumah sakit ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui penerapan etika
dalam praktik kebidanan pada perempuan dalam daur ulang siklus kehidupan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bidan


Seorang bidan adalah orang yang telah menyelesaikan program pendidikan
kebidanan, yang sudah di akui negara di mana ia berada, dan telah berhasil
menyelesaikan diresepkan program studi di kebidanan dan telah mengakuisisi kualifikasi
yang diperlukan untuk didaftarkan dan / atau secara hukum berlisensi untuk praktek
kebidanan.
Bidan diakui sebagai yang bertanggung jawab dan akuntabel profesional yang bekerja
dalam kemitraan dengan setiap wanita untuk memberikan dukungan yang diperlukan,
perawatan dan nasihat selama kehamilan, persalinan dan masa nifas, untuk melakukan
kelahiran tanggung jawab bidan sendiri dan untuk memberikan perawatan untuk bayi
baru lahir dan bayi. Perawatan ini termasuk langkah-langkah pencegahan, yang promosi
kelahiran normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, pengaksesan perawatan medis
atau lainnya bantuan yang tepat dan tercatat keluar darurat langkah-langkah.
Bidan memiliki tugas penting dalam konseling kesehatan dan pendidikan, tidak hanya
untuk wanita, tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat. Pekerjaan ini harus melibatkan
antenatal pendidikan dan persiapan untuk menjadi orang tua dan dapat diperluas ke
kesehatan setiap wanita, kesehatan seksual atau reproduksi dan asuhan anak.

2.2 Prinsip Etika Kebidanan


Empat prinsip etika dasar :
1. Otonomi : hak asasi manusia kemerdekaan untuk membuat keputusan dan
bertindak atas tindakan yang terkait dengan diri mereka
2. Keadilan : hak manusia untuk diperlakukan secara adil dan dengan hati-hati
3. Kebaikan : hak asasi manusia untuk diperlakukan dengan niat untuk berbuat baik
4. Efisiesi : hak asasi manusia untuk diperlakukan dengan maksud untuk
menghindari bahaya

6
Prinsip-prinsip etika tercermin dalam ajaran filosofis kebidanan dan juga telah
disusun khusus untuk bidan oleh beberapa organisasi kebidanan, termasuk ACNM
(2004,2008), MANA (2010a), dan ICM (2008). Prinsip – prinsip etika memiliki makna
yaitu dapat mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakan yang dilakukan bidan.
Masalah etika tidak selalu masalah yang jelas. Kadang-kadang, itu adalah soal memilih
antara apa yang benar dan apa yang mudah. Dilema etika yang melekat dalam asuhan
kebidanan. Contohnya adalah klien yang mengatakan kepada bidan, saya akan
melakukan apa punyang terbaik menurut bidan, setelah memberikan informasi tentang
pilihan skrining genetik. Para praktisi reflektif akan memeriksa dan belajar dari
keputusan tindakan yang diambil dalam pengaturan klinis dari perspektif etika dibuat.
Kebidanan adalah usaha moral penting yang mempromosikan kesehatan yang optimal
perempuan, dan etika perawatan klinis yang layak dipertimbangkan lanjutan dan
bijaksana.

2.3 Peran Tenaga Kesehatan dalam Penerapan Etika Praktik Layanan Kebidanan
pada Remaja, Pra Konsepsi, Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan,
pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan
tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan, serta
melaksanakan tindakan kegawat daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam
konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan
seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat dan mengambil
bagian dalam pelayanan kesehatan masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi
bangsa yang cerdas.
Pelayanan yang demikian karena pelayanan kebidanan ditujukan kepada perempuan
sejak masa sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan member hasil yang
berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupun provider dan pelayanan yang bermutu.
Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan seorang pemimpin yang dapat

7
meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan
pelayanan yang diberikan harus berorientasi pada mutu.
Bidan adalah profesi yang benar-benar harus dijiwai karena sangat menuntut
tanggung jawab. Bidan juga nantinya akan menjadi pemberi asuhan di tengah
masyarakat. Bidan adalah orang yang berperan penting dalam terciptanya ibu dan anak
yang sehat dan keluarga bahagia serta generasi bangsa yang sehat.

2.3.1 Peran dan fungsi bidan dalam Praktik Pelayanan Kebidanan

Sebagai salah satu anggota profesi tenaga kesehatan yang profesional, bidan
memiliki peran, fungsi, tanggung jawab, kewajiban dan hak sebagai anggota
kesehatan. Untuk menunjang peran, fungsi dan tangung jawab tersebut bidan
dibekali dengan sejumlah kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh bidan dalam menjalankan praktik pelayanan kebidanan.
Bidan memiliki banyak peran terutama dalam menjalankan praktek di
masyarakat.peran bidan yang harus dilaksanakan diantaranya adalah peran sebagai
pendidik, sebagai pelaksana, sebagai pengelola, sebagai peneliti, sebagai
pemberdaya, sebagai pembela klien, sebagai kolaborator,dan sebagai perencana.
Dari peran-peran tersebut,bidan memiliki tugas dan wewenang yang harus di
laksanakan secara baik dan sesuai peraturan yang sudah ditetapkan
Dalam menjalankan tugasnya, bidan memiliki peran sebagai berikut:
1. Peran sebagai pelaksana
2. Peran sebagai pengelola
3. Peran sebagai pendidik
4. Peran sebagai peneliti

1. Peran Sebagai Pelaksana


Sebagai pelaksana, bidan mempunyai 3 kategori tugas yaitu mandiri, kolaborasi
dan merujuk.
a) Tugas Mandiri
1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan

8
2. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah
dengan melibatkan klien
3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
4. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
normal dengan melibatkan klien/keluarga
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
6. Memberikan asuhan kebidanan pada klien pada masa nifas dengan
melibatkan klien/keluarga
7. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana
8. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi
dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause
9. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan
keluarga
b) Tugas Kolaborasi/Kerjasama
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan
ririko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan
keluarga
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko
tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan Tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi
dan yang mengalami komplikasi, serta kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga
6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi, serta kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga
9
c) Tugas Ketergantungan/Merujuk:
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga
2. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil
dengan risiko tinggi dan kegawatdaruratan
3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
4. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan
dengan melibatkan klien dan keluarga
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan meibatkan keluarga
6. Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan klien/keluarga
2. Peran Sebagai Pengelola
1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan
untuk individu dan keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah
kerja dengan melibatkan masyarakat/klien
2. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan
program sektor lain wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di
bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
3. Peran Sebagai Pendidik
1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada individu dan
keluarga dan, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
2. Melatih dan membimbing kader termasuk mahasiswa bidan serta membina
dukun di wilayah atau tempat kerjanya.
4. Peran Sebagai Peneliti
1. Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang Kesehatan baik
secara mandiri maupun secara kelompok
10
2. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan
3. Menyusun rencana kerja pelatihan
4. Melaksanakan investigasi sesuai rencana
5. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
6. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
7. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan Kesehatan

2.3.2 Penerapan Kode Etik Dalam Kebidanan


1. Bidan mengembangkan sebuah hubungan dengan individu wanita untuk berbagi
informasi relevant yang memimpin pemberian informasi dalam pengambilan
keputusan, persetujuan untuk sebuah rencana pengembangan asuhan dan
penerimaan tanggungjawab dari hasil yang mereka pilih
2. Bidan mendukung ham asasi wanita/keluarga untuk ikut secara aktif dalam
pengambilan keputuan tentang asuhan mereka
3. Bidan memberdayakan wanita dan keluarga untuk mendiskusikan segala sesuatu
yang mempengaruhi kesehatan wanita dan keluarganya dalam
kebudayaan/masyarakat
4. Bidan, bersama dengan wanita, bekerja dengan kebijaksanaan dan berhubungan
dengan pendanaan untuk menemukan kebutuhan wanita dalam pelayanan
kesehatan dan untuk meyakinkan bahwa dana cukup dialokasikan dengan
mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan
5. Bidan saling mendukung dan menopang sesama peran profesi dan secara aktif
memlihara diri dan harga diri sesama
6. Bidan dengan hormat bekerja dengan profesi kesehatan lain, pemberi konsultasi,
dan merujuk sebagai sesuatu yang penting kebutuhan asuhan wanita melebihi
kompetensi bidan
7. Bidan mengakui kesalingtergantungan dengan lapangan praktek dan secara aktif
mencari penyelesaian yang ada pada kasus terkait
8. Bidan mempunyai tanggungjawab kepada wanita sebagai seseorang yang
mempunyai nilai moral, termasuk tugas moral diri dan kelestarian integritas

2.4 Penerapan Kode Etik Oleh Tenaga Kesehatan Kepada Pasien Dalam Praktik
Pelayanan Kebidanan Di Rumah Sakit

11
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan
rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan
kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus
memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan
peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat
menjembatani pelayanannya kepada pasien.
Program pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga
bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan
kebidanannya berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti memiliki
berbagai pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para bidan
dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan
sosial dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat
digunakan atau diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan
kebidanan kepada masyarakat misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan
sistem banjar. Hal  tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima,
bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang
tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :

1. Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebarluaskan


informasi melalui berbagai media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran, media,
waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan instansi terkait maupun
informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada dinamika di
masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi kesehatan bisa
diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya promotif tidak
selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain itu,
penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan
memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik dan
mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring dengan
perkembangan ilmu kesehatan terkini.

12
2. Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita di
Posyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia
kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.
3.  Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit terutama  penyakit
berat.
4. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama bagi
pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang.

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan saat ini dihadapkan pada masyarakat
yang lebih terdidik,dan mampu memberi pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau
dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah,
nyaman,sehingga memberi kepuasan (sembuh dengan cepat dengan pelayanan yang
baik). Rumah sakit perlu mengembangkan suatu sistem pelayanan yang didasarkan pada
pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung jawabkan dan
diberikan pada waktu yang cepat dan tepat. Rumah sakit sebagai suatu institusi
pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan (pelayanan medis
dan pelayanan kebidanan), untuk masyarakat menggunakan berbagai sumber daya seperti
ketenanagaan, mesin, bahan, fasilitas, modal, energy dan waktu.
Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh bidan yaitu : memiliki wawasan
dan pengetahuan, telah menyelesaikan pendidikan kebidanan, memiliki sopan santun,
tidak membeda-bedakan miskin maupun kaya, tidak membuka privasi pasien, berbakti
pada insani, mempunyai etika dan moral, cepat dan cekatan, mampu melayani dengan
ikhlas dan sabar, bersikap ramah dan terampil, tidak mudah putus asa, serta dapat
melakukan hak dan kewajibannya dengan baik.
Bidan memiliki banyak peran terutama dalam menjalankan praktek di
masyarakat.peran bidan yang harus dilaksanakan diantaranya adalah peran sebagai
pendidik, sebagai pelaksana, sebagai pengelola, sebagai peneliti, sebagai pemberdaya,
sebagai pembela klien, sebagai kolaborator,dan sebagai perencana.Dari peran-peran
tersebut,bidan memiliki tugas dan wewenang yang harus di laksanakan secara baik dan
sesuai peraturan yang sudah ditetapkan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seorang bidan adalah orang yang telah menyelesaikan program pendidikan
kebidanan, yang sudah di akui negara di mana ia berada, dan telah berhasil
menyelesaikan diresepkan program studi di kebidanan dan telah mengakuisisi kualifikasi
yang diperlukan untuk didaftarkan dan / atau secara hukum berlisensi untuk praktek
kebidanan. Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai dengan kode etik kebidanan
merupakan kebanggan bagi seorang bidan.Standar perawatan merupakan panduan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik untuk ibu, bayi, dan keluarga.Pendekatan praktek
yang baik dapat mengurangi resiko klien dan bidan, meningkatkan hasil, dan membina
hubungan kerjasama klien dan bidan.Hal ini memberikan kesempatan bagi bidan untuk
mengatur waktu secara efektif dalam memberikan pelayanan dan meningkatkan
kompetensi bidan.

Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan
rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan
kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus
memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan
peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat
menjembatani pelayanannya kepada pasien.

Kode etik bidan adalah:


1. Bidan kualitas nilai asuhan kebidanan untuk setiap wanita
dan bayinya.
2. Bidan menghargai hormat dan kebaikan untuk diri dan orang lain

14
3. Bidan menghargai keragaman masyarakat
4. Bidan mengakses asuhan kebidanan yang berkualitas untuk setiap
wanita dan bayinya
5. Bidan menghargai pengambilan keputusan
6. Bidan menghargai budaya keselamatan dalam perawatan kebidanan
7. Bidan menghargai manajemen etika informasi
8. Bidan menghargai secara sosial, ekonomi dan ekologi lingkungan untuk
mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan

DAFTAR PUSTAKA

Bryar, Rosamund. 2008. Teori Praktek Kebidanan. Jakarta: EGC


Kartika, Sofia, 1994. Buku Saku Bidan Desa. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Salmiati, dkk, 2008, Konsep Kebidanan Manajemen dan Standar Pelayanan,
EGC:Jakarta
PP IBI. 2003. Etika dan Kode Etik Kebidanan, PP IBI. Jakarta
Kartika, Sofia, 2004. Kerjasama Dukun dan Bidan Desa untuk Menekan AKI dan
AKB. http://www.jurnal perempuan.com
Varney, Kriebs. 2003. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 (Edisi 4).Jakarta :
EGC
Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Tharpe, Nell L, dkk. 2013. Clinical Practice Guidelines for Midwifery and Womens
Health.
Nursing and Midwifery Board of Australia. 2014. Code of ethics for Midwives in
Australia. (www.nursingmidwiferyboard.gov.au)
International Confederation of Midwives. 2014. International Code of Ethics for
Midwives (www.internationalmidwives.org)
Nurmawati. 2011. Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Puji Wahyuni, Heni. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

15

Anda mungkin juga menyukai