4.Memakan Waktu dan Rentan Kesalahan 4.UN tidak membutuhkan koneksi internet,
aliran listrik, serta perangkat yang
Pengisian lembar jawaban UN mendukung.
dilaksanakan dengan meghitamkan jawaban
yang dianggap benar pada lembar jawab. Hal ini
dirasa kurang efektif karena jika dialokasikan,
aktivitas menghitamkan opsi pada lembar jawab
memakan waktu yang cukup lama sehingga
waktu untuk mengerjakan dan menjawab soal
UN menjadi berkurang.
Selain itu, karena terburu-buru dalam
menghitamkan dan melingkari dalam pengisian
identitas, maka tidak jarang siswa mengalami
kesalahan dalam pengisian identitas diri.
Kendala yang sering dialami tiap sekolah Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan
yang hendak melaksanakan ujian nasional untuk penyelenggaraan UN secara manual
dengan berbasis komputer adalah karena masih membutuhkan biaya yang jauh lebih tinggi,
terbatasnya jumlah komputer yang memadai biaya yang dikeluarkan tersebut berasal dari
untuk dapat melangsungkan ujian nasional biaya pencetakan soal, pendistribusian soal yang
dengan berbasis komputer. Hal inilah yang memakan biaya yang tak sedikit. Sedangkan
menyebabkan mengapa tidak semua sekolah di jika menggunakan UNBK biaya tersebut dapat
Indonesia dapat pelaksanaan UNBK terlebih dipangkas, karena pada UNBK tidak butuhkan
jika sekolah berada di daaerah, dimana jaringan biaya pencetakan soal serta pendistribusian soal
internet masih sangat tidak stabil, sehingga sulit
untuk dapat mengikuti UNBK pada tiap
sekolah.
Salah satu kekurangan dari UNBK adalah UN yang harus dilakukan secara serentak di
tidak semua sekolah memiliki akses internet seluruh Indonesia, sedangkan negara kita sendiri
yang baik, sehingga tidak semua sekolah bisa merupakan negara kepulauan yang tidak semua
mengikuti UNBK dan masih mengikuti ujian aksesnya dapat dilalui dengan mudah membuat
nasional secara manual. Dengan internet yang pendistribusian soal UN terkadang mengalami
tak stabil, jika dipaksakan tentu justru akan kendala keterlambatan. Jika menggunakan ujian
sangat membuat siswa stress dan tertekan, nasional dengan berbasis komputer atau UNBK,
karena UNBK sendiri menggunakan waktu jadi keterlambatan pendistribusian tidak akan terjadi,
meskipun internet anda lama, makan anda tak karena hal tersebut dapat diakses secara
dapat melanjutkan untuk menjawab berbagai langsung melalui komputer secara serentak.
soal berikutnya karena waktu telah habis untuk
menunggu koneksi internet datang kembali.
Selain komputer dan internet, listrik juga Kelebihan selanjutnya dari UNBK adalah,
bisa menjadi kendala pada unbk, karena tidak para siswa akan lebih lantaran UNBK yang
semua daerah di indonesia telah dialiri listrik, menggunakan komputer membuat siswa tak
sekolah di daerah masih ada yang belum dapat perlu lagi melingkari jawaban dengan pensil,
fasilitas listrik. Lagi-lagi hal tersebut menjadi terkadang dalam menjawab soal kita sering
penyebab UNBK tak bisa dilakukan oleh memikirkan kembali soal tersebut dan
seluruh sekolah di Indonesia. memutuskan untuk mengubahnya, namun waktu
yang digunakan untuk menhitamkan jawaban
memakan waktu yang tidak sedikit, berbeda
dengan menggunakan komputer yang tak perlu
melingkari dan menghitamkan jawaban dengan
pensil. Sehingga siswa lebih banyak memiliki
waktu untuk mengerjakan soal.
"Ini adalah 2 hal yang akan menyederhanakan asesmen kompetensi yang dilakukan mulai
dari tahun 2021. Bukan berdasarkan mata pelajaran lagi. Bukan berdasarkan penguasaan
konten materi, tapi berdasarkan kompetensi minimum kompetensi dasar yang dibutuhkan
murid-murid untuk bisa belajar apa pun materinya. Ini adalah kompetensi minimum yang
dibutuhkan murid untuk bisa belajar apa pun mata pelajarannya," papar Nadiem di Hotel
Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019).
Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa Asesmen Kompetensi Minimum ini
menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik
tes PISA. Berbeda dengan UNBK yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen
ini akan dilaksanakan di kelas 4, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi
sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikannya. Nadiem membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa
alasan. Pasalnya, penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun
2019 menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam
dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79
Negara. Satu aspek sisanya, yakni Survei Karakter, bukanlah sebuah tes, melainkan pencarian
sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa.