PERENCANAAN STRATEGIS
Dosen Pembimbing :
Rachmat Pramuckty, S.E., M.Si
Disusun oleh:
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya serta kekuatan dan kesabaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perencanaan Strategis”. Makalah ini
disusun sedemikian rupa untuk memenuhi salah satu tugas Bapak Rachmat
Pramukty, S.E., M.Si. selaku dosen mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu
kami menerima kritikan dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Perencanaan Strategis................................................................3
2.2 Karakteristik dari Perencanaan Strategis.....................................................3
2.3 Keuntungan dan Kelemahan Perencanaan Strategis...................................5
2.4 Analisis atas Usulan Program Baru............................................................6
2.5 Analisi Program yang Sedang Berjalan.......................................................8
2.6 Proses Perencanaan Strategis....................................................................11
2.7 Contoh Kasus Perencanaan Strategis........................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
PERTANYAAN....................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perencanaan strategis?
2. Bagaimana karakteristik dari perencanaan strategis?
3. Bagaimana keuntungan dan kelemahan perencanaan strategis?
4. Bagaimana analisis atas usulan program baru?
5. Bagaimana analisis program yang sedang berjalan?
6. Bagaimana proses perencanaan strategis?
7. Bagaimana contoh kasus perencanaan strategis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perencanaan strategis
2. Untuk mengetahui karakteristik perencanaan strategis
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan perencanaan strategis
4. Untuk mengetahui analisis atas usulan program baru
5. Untuk mengetahui analisis program yang sedang berjalan
6. Untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan strategis
7. Untuk mengetahui contoh kasus perencanaan strategis
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Evolusi dari Perencanaan strategis
Lima puluh tahun yang lalu, proses perencanaan strategis di hampir semua
organisasi adalah tidak sistematis. Jika manajemen memikirkan perencanaan
jangka panjang, hal tersebut tidak dilakukan dengan cara yang terkoordinasi.
Beberapa perusahaan memulai sistem perencanaan strategis formal di akhir tahun
1950-an, akan tetapi hampir semua usaha-usaha awal tersebut merupakan
kegagalan, karena merupakan adaptasi minor dari sistem pembuatan anggaran
yang ada. Dengan berjalannya waktu, manajemen mengambil pelajaran dari
pengalaman mereka, dan menyadari bahwa tujuannya adalah untuk mengambil
pilihan yang sulit diantara program-program alternatif yang ada serta fokus pada
program melalui proses analisis dan diskusi informal.
4
mengenai penciptaan masa depan. Proses perencanaan strategis formal
memaksa manajer untuk menyediakan waktu guna memikirkan masalah-
masalah jangka panjang yang penting.
d. Alat untuk Menyejajarkan Manajer dengan Strategi korporat.
Debat, diskusi, dan negosiasi yang terjadi selama proses perencanaan
mengklarifikasi strategi korporat, menyatukan dan menyejajarkan manajer
dengan strategi semacam itu, dan mengungkapkan implikasi dari strategi
korporat bagi manajer individual. Seperti yang akan ditunjukkan,
keputusan program dibuat pada satu waktu, dan rencana strategis
menyatukannya. Pembuatan rencana strategis mungkin mengungkapkan
bahwa keputusan-keputusan individual tidak menciptakan suatu
keseluruhan yang memuaskan.
5
b) Organisasi membuat departemen perencanaan strategi yang luas dan
mendelegasikan penyusunan rencana strategi kepada staf departemen.
c) Perencanaan strategi menghabiskan waktu dan mahal
Yang penting juga diperhatikan bahwa adopsi atas program baru harus
dipandang tidak sebagai keputusan tunggal saja namun merupakan keputusan
berangkai yang masing-masing bagian terlibat dalam pengujian dan
pengembangan usulan program tersebut.
Banyak usulan program memerlukan jumlah tertentu dari modal baru. Teknik
analisa investasi dimaksudkan untuk:
6
memperoleh kesimpulan yang layak dari data yang tidak layak. Situasi
ini umumnya terjadi bila hasilnya tergantung estimasi volume
penjualan dari produk baru sementara data pasar tidak lengkap.
c) Hal rasional untuk suatu proposal adalah tidak untuk meningkatkan
laba.
d) Tidak ada alternative yang layak untuk melaksanakan program baru
tersebut.
Dengan kemajuan teknologi sekarang ini telah ditemukan cara analisis usulan
program dengan dengan menggunakan program software tertentu dari
computer. Tidak ada jadwal tertentu untuk menganalisis proposal investasi.
Analisis dimulai setelah diterimanya proposal tersebut. Proposal yang
disetujui dikumpulkan selama tahun tersebut termasuk anggaran modalnya
7
2.5 Analisi Program yang Sedang Berjalan
8
sejumlah perusahaan mengumpulkan biaya bahan baku yang berhubungan
dengan cara terpisah dari biaya manufaktur lainnya; dan mengumpulkan biaya
manufaktur untuk departemen sediri, mesin sendiri, atau bagian yang terdiri
dari sekelompok mesin yang menjalankan operasi yang saling berhubungan
pada suatu produk. Pada pusat biaya seperti ini, biaya bahan baku langsung
dikombinasikan dengan elmen biaya lainnya, yang disebut biaya konversi.
Biaya konversi disini adalah biaya tenaga kerja dan overhead pabrik yang
mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan jadi. Sebagai tambahan biaya
konversi untuk sistem yang lebih baru ini adalah biaya litbang, umum dan
administrasi, dan pemasaran. Jika dibandingkan dengan sistem tradisional,
dimana biaya overhead yang dialokasikan ke produk atas dasar jam tenaga
kerja atau pun jam mesin, maka sistem yang baru ini menggunakan dasar
alokasi yang berganda. Dengan sistem baru ini ”activity” diartikan sebgai
pusat biaya, dan pemicu biaya (cost driver) diartikan sebagai dasar alokasi.
Sehingga sistem biaya ini disebut activity based cost system.
Dasar alokasi dari sistem ini atau cost driver-nya untuk masing-masing
pusat biaya menunjukkan sebab terjadinya biaya tersebut, yakni elmen yang
menerangkan mengapa jumlah biaya yang terjadi pada pusat biaya atau
kegitan berbeda. Misalnya untuk mendapatkannya, cost driver bisa sejumlah
pesanan; untuk transportasi intern, cost driver-nya jumlah yang dipindahkan;
untuk desain produk cost driver-nya adalah jumlah bagin tertentu dari produk
tersbut. Sehingga yang disebut “cause” disini adalah faktor-faktor yang
meyebabkan biaya terjadi pada pusat biaya individual. Sebaliknya dengan
sistem tradisisonal, dimana sebab terjadinya biaya dimasukkan pada jumlah
produk secara keseluruhan.
Pada dasarnya, masing-masing komponen overhead disebabkan oleh
beberapa bagian. Dalam ABC masing-masing produk dibebankan dengan
bbagin dari overhead berdasarkan proposi kegitan tersebut. Biaya penyusuna
jadawal produksi, misalnya dihasilkan dari sejumlah produksi yang berjalan
sesuai dengan jadwalnya. Produk yang mengahasilkan sejumlah besar
produksi dalam jangka waktu yang pendek akan membawa sedikit dibawah
skema alokasi volume pruduksinya dari biaya penyusunan jadwal produk.
9
3. Kegunaan Informasi ABC
Pengumpulan inforasi ABC disebabkan hal yang rutin tidaklah bermanfaat
bagi sebuah perusahaan. ABC merupakan alat perencanaan strategi, bukan
suatu sistem akuntansi. Jika digunakan sebagai bagian dari proses perencanaan
strategi, ABC akan menyediakan informasi yang bermanfaat. Misalnya, ABC
akan menunjukkan produk yang komplek dengan bagin terpisah mempunyai
biaya desain dan produksi yang lebih tinggi dari pada produk yang lebih
sederhana; produk tersebut dengan volume yang rendah mempunyai biaya per
unit yang lebih tinggi dari pada volume produksi yang lebih besar; produk
yang membutuhkan lebih banyak rekayasa akan mempunyai biaya per unit
yang lebih tinggi dari biaya produkk lain; dan produk dengan daur hidup yang
lebih tinggi akan mempunyai biaya per unityang lebih tinggi dari yang lain,
informasi dangan sejumlah perbedaan mendasar ini akan membawa perubahan
pada kebijakan yang berkaitan dengan jalur produksi tertentu atau semua jalur
produsi, kebijakan harga produk, keputusan menjual atau membeli, kebijakan
menambah atau mengurangi produk, mengurangi kegitan yang tidak memberi
nilai tambah, dan lain-lain.
10
Karena manajer pusat biaya pada dasarnya ingin memberi lebih banyak
jasa, mereka berrmaksud meminta sumber daya tambahan dalam proses
perencanaan strategi dan penyusunan anggaran. Dan jika benar-benar
diperlukan biasanya permintaan ini akan dipenuhi.
Selama proses penyusunan anggaran dan perencanaan strategi dan
penyusunan anggaran. Dan jika benar-benar diperlukan biasanya permintaan
ini akan dipenuhi.
Selama proses penyusunan anggaran dan perencanaan strategi, biasanya
waktu untuk menganalisis secara mendalam tidak mencukupi. Pendekatan
alternatif yang dilakukan adalah melakukan analisi seksama terhadap masing-
masing pusat biaya kebijakan berdasarkan suatu jadwal yang akan meliputi
suatu periode lima tahun atau lebih. Analisis ini menyediakan suatu dasar
yang baru. Walaupun ada kecendrungan biaya naik secara bertahap, tetapi hal
ini masih bisa ditolerir. Setelah akhir periode dasar yang baru lainnya
ditetapkan lagi.
Analisis seperti ini sering disebut analisis zero-base review. Pendekatan
ini diperlukan untuk membandingkan biaya dan jika mungkin output untuk
mengukur operasi yang sama. Perbandingan ini akan mengidentifikasi kegitan
yang keluar dari jalur sehingga diperlukan pengujian yang lebih seksama.
Zero-base review membutuhkan waktu dan menjadi pengalaman traumatik
bagi manajer yang di-review kegitan operasinya. Itulah alasan
kenapa review seperti ini diperlukan empat atau lima tahun sekali, tidak secara
tahunan.
11
5) Iterasi kedua dari rencana strategis baru
6) Meninjau dan Menyetujui
12
mengklarifikasi pedoman, asumsi, dan instruksi, serta secara umum, untuk
membantu dalam proses perencanaan.
4. Analisis
Ketika kantor pusat menerima rencana unit bisnis, kantor pusat
mengagregasikannya menjadi satu rencana strategis korporat secara
keseluruhan, Staf perencanaan dan pemasaran, produksi dan eksektif
fungsional lainnya di kantor pusat menganalisis rencana ini secara mendalam.
Unit bisnis X merencanakan taktik pemasaran baru; apakah mungkin bagi
bahwa penjualan yang dihasilkan akan sebesar seperti yang diindikasikan pada
rencana tersebut ?
13
2.7 Contoh Kasus Perencanaan Strategis
14
Pemahaman terhadap Profitabilitas Pelanggan
Pada bulan Oktober 1992, profitabilitas TFC memburuk. Tahun 1988
Divisi Formulir Bisnis memperoleh ROI 20%. TFC diproyeksikan akan
memperoleh ROI hanya sebesar 6% untuk tahun 1992. Dari hasil pemeriksaan
catatan dua pelanggan yaitu pelanggan A dan B memiliki penjualan tahunan
sebesar $79.320 dengan biaya produk sebesar $50.000. Pelanggan-pelanggan
ini dikenakan biaya layanan yang sama, padahal pelanggan-pelanggan tersebut
hanya sama dalam hal nilai produk yang dijual, sedangkan mereka berbeda
dalam hal tingkat layanan yang mereka butuhkan dari Allied.
Tahun lalu, pelanggan A telah mengirimkan 364 permintaan untuk
produk dengan total 910 baris, sementara pelanggan B telah mengirimkan 790
permintaan dengan total sejumlah 2.500 baris. Pelanggan A menyimpan rata-
rata 350 karton persediaan di pusat distribusi, sementara pelanggan B adalah
$50.000 ($7.000 telah disimpan selama hampir satu tahun penuh) sementara
untuk pelanggan A hanyalah sebesar $15.000. Karena aktivitas yang lebih
besar pada pelanggan B, pengiriman dilakukan 3 x seminggu dengan biaya
pengangkutan tahunan rata-rata sebesar $2.250. Selain itu, pelanggan B telah
meminta pengantaran ke meja 26x selama tahun lalu, sementara pelanggan A
tidak memintanya sama sekali.
15
merupakan suatu penderitaan bagi tenaga kerja, karena mereka juga
mempunyai pekerjaan lain.
Sejumlah besar uang dihabiskan untuk pemrosesan data, terutama
tenaga kerja. Yang dilakukan di operator entri data adalah memasukkan
permintaan-permintaan tersebut, baris per baris per baris. Yang menjadi
masalah adalah berapa banyak baris yang harus saya entri.
Setelah melakukan wawancara dan observasi, Tim dan John membagi
distribusi menjadi enam aktivitas utama bernilai tambah, yaitu penyimpanan,
penanganan permintaan, pemilihan stock gudang dasar, aktivitas pick pack,
entri data dan desk top delivery.
Storage $ 1,550,000
Requisition Handling $ 1,801,000
Basic Warehouse Selection $ 761,000
“Pick-Pack” Activity $ 734,000
Data Entry $ 612,000
Desk Top delivery $ 250,000
Total $ 5,708,000
- Secara rata-rata, lima pusat distribusi ini yang tersebar di seluruh negara
akan memiliki persediaan gabungan mendekati 350.000 karton (hampir
semua karton dengan ukuran standar).
- Pusat distribusi tersebut akan memproses sekitar 310.000 permintaan
untuk tahun 1992.
- Masing-masing permintaan akan memiliki rata-rata 2,5 baris.
- Hampir 90% dari baris tersebut akan memerlukan aktivitas ”pick pack”
(dibandingkan dengan mengirimkan satu karton penuh).
- Biaya modal pada tahun 1992 mungkin sekitar 13 %.
16
Tim merencanakan untuk membuat persediaan lama bergerak, yaitu
perlu membebankan pada klien 1,5% perbulan, untuk segala sesuatu yang
tidak bergerak selama sembilan bulan. Membebankan untuk aktivitas desk top
delivery $30 setiap kalinya. Pembebanan Keseluruhan sebesar $250.000,
karena kita akan memproses sekitar 8.500 permintaan desk top delivery.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan strategi (pemrograman) adalah proses memutuskan program-
program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi
strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap
program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang. Perencanaan strategi
juga memiliki kelemahan dan keuntungan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
PERTANYAAN
20