Anda di halaman 1dari 18

Vol. 3 | No.

1 | Maret 2019 | Halaman : 55-72


http://ejournal.sthb.ac.id/index.php/jwy

Penegakan Hukum Persaingan Usaha Tidak Sehat Oleh


Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Dalam Kerangka
Ekstrateritorial
Meita Fadhilah
Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran Bandung, Bandung, Indonesia
Email: meitafadhilah@gmail.com

Info Artikel:
Diterima: 21 November 2018 |Disetujui: 8 April 2019 |Dipublikasikan: 22 April 2019

Abstrak
Latar belakang penelitian ini atas adanya upaya pemerintah dalam melakukan
penegakan hukum persaingan usaha yaitu dengan mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat. Adanya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 ini pada kenyataan yang
Kata Kunci:
ada tetap menimbulkan beberapa problematika hukum salah satunya yaitu dalam
Kerangka Ekstrateritorial;
kerangka ekstrateritorial. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, di
Penegakan Hukum;
mana penelitian ini meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma.
Persaingan Usaha Tidak
Sistem norma yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan peraturan
Sehat.
perundangan yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dan putusan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha mengenai perkara pengambilalihan saham (akuisisi).
Hasil penelitian ini menunjukkan mengenai gambaran pelaksanaan penegakan
hukum persaingan usaha oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam kerangka
ekstrateritorial ditinjau dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999.

Abstract
This research is motivated by the government's efforts to enforce business competition law
by issuing Law Number 5 of 1999 concerning in Prohibition of Monopolistic Practices and
Unfair Business Competition. The existence of Law Number 5 of 1999 on the existing facts still
Keywords:
raises several legal problems one of them is the extraterritorial framework. This research uses
Extraterritorial Framework;
a normative -juridical approach where this research puts law as a norm building system. The
Law Enforcement; Unfair
norm system used in this research is based on the law regulation by Law Number 5 of 1999
Business Competition Law.
and the Business Competition Supervisory Commission (KPPU) ruling on takeover shares
(acquisition) case. The conclusion of this research indicates the description of the implementation
of business competition law by the Business Competition Supervisory Commission (KPPU) in
an extraterritorial framework based on the law regulation by Law Number 5 of 1999.

ISSN
Jurnal Wawasan Yuridika
2549-0664 (print)
55
Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
2549-0753 (online)
A. PENDAHULUAN Pada prinsipnya, setiap orang berhak
Dunia usaha merupakan suatu dunia menjual atau membeli barang atau jasa
yang boleh dikatakan tidak dapat berdiri “apa”, “dengan siapa”, “berapa banyak”,
sendiri. Banyak aspek dari berbagai serta “bagaimana cara” produksi, inilah
macam dunia lainnya yang turut terlibat yang disebut dengan ekonomi pasar.
baik langsung maupun tidak langsung Sejalan dengan itu, perilaku dan struktur
dengan dunia usaha ini. Keterkaitan pasar terkadang tidak dapat diprediksi
tersebut kadang kala tidak memberikan sehingga tidak jarang pelaku usaha
prioritas atas dunia usaha, yang pada melakukan kecurangan, pembatasan
akhirnya membuat dunia usaha harus yang menyebabkan sebagian atau
tunduk dan mengikuti rambu-rambu beberapa pihak mengalami kerugian.
yang ada dan sering kali bahkan Menurut Mustafa Kamal Rokan, secara
mengutamakan dunia usaha sehingga makro, saat ini kecenderungan banyak
mengabaikan aturan-aturan yang ada.1 negara menganut pasar bebas, di mana
Hukum sangat dibutuhkan untuk pelaku usaha “secara bebas” dapat
mengatur kehidupan bermasyarakat memenuhi kebutuhan konsumen dengan
di dalam segala aspeknya, baik itu memberikan produk yang beragam
kehidupan sosial, politik, budaya serta sekaligus efisien. Kebebasan pasar
peranannya dalam pembangunan dalam sistem ini tidak jarang membuat
ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi inilah pelaku melakukan perbuatan (behavior)
justru hukum sangat diperlukan, karena yang membentuk struktur pasar (market
sumber-sumber ekonomi yang terbatas structure) yang bersifat monopolistik
disatu pihak dan tidak terbatasnya atau oligopolistik. Pembentukan
permintaan atau kebutuhan akan struktur pasar (market structure) yang
sumber ekonomi dilain pihak, agar dapat bersifat monopolistik atau oligopolistik
mencegah timbulnya konflik antara merupakan perwujudan dari kondisi
sesama warga dalam memperebutkan persaingan usaha yang tidak sehat.3
sumber-sumber ekonomi tersebut. Jelas Monopoli adalah komponen
bahwa hukum mempunyai peranan utama yang akan membuat kekayaan
penting dalam pembangunan ekonomi terkonsentrasi ditangan segelintir
untuk mewujudkan kesejahteraan kelompok sehingga dapat menciptakan
sosial.2
kesenjangan sosial dan ekonomi.

1
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis: Anti Monopoli, Cetakan Kedua, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2000), hlm. 1.
2
Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia Dalam Teori Praktik Serta Penerapan
Hukumnya, Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 1-2.
3
Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha Teori dan Praktiknya di Indonesia (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012), hlm. 1.

56 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Kepemilikan dan penguasaan aset Indonesia merupakan bagian tak
kekayaan ditangan individu mengenai terpisahkan dari suatu perdagangan
sesuatu yang diperbolehkan, namun global dalam tatanan dan kesatuan
demikian ketika kebebasan tersebut ekonomi dunia tanpa batas.6
dimanfaatkan untuk menciptakan Dita Wiradiputra, selaku salah
praktik-praktik monopolistik yang satu perumus Naskah Akademik
merugikan di mana tugas kewajiban RUU Larangan Praktik Monopoli
negara untuk melakukan intervensi dan dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
koreksi.4 Pembangunan ekonomi yang mengatakan bahwa Indonesia telah
seiring dengan timbulnya kecenderungan memasuki masyarakat pasar bebas,
globalisasi perekonomian, maka sehingga cakupan praktik pasar
bersamaan itu semakin banyak pula dan perekonomian pasti melibatkan
tantangan yang dihadapi dalam dunia masyarakat regional maupun
usaha, antara lain persaingan usaha internasional. Hal ini menyebabkan
atau perdagangan yang menjurus kebutuhan atas instrumen pengaturan
kepada persaingan produk/komoditi yang bisa mengakomodir kebutuhan
dan tarif, sebab perekonomian sekarang tersebut. Ekstrateritorialitas penegakan
merupakan perdagangan globalisasi hukum persaingan usaha merupakan
antarnegara.5 keniscayaan dari kondisi perekonomian
Sejak berdirinya AFTA (Asean Free Indonesia yang makin terintegrasi
Trade) dan APEC (Asia Pacific Economic dengan ekonomi internasional. Komisi
Corporation) pada tahun 1967 di kawasan Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Asia, maka pemerintah Indonesia sebagai operator dari Undang-Undang
sejak awal harus bersungguh-sungguh Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
mempersiapkan segala sesuatu untuk Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
ikut serta dalam lingkaran perdagangan Tidak Sehat, terlibat dalam berbagai
regional dan internasional terutama perundingan kerjasama perdagangan
dari segi perangkat hukum atau Indonesia dengan beberapa negara
perundang-undangan. Kondisi ini atau organisasi internasional seperti
membawa konsekuensi dan pengaruh dengan Jepang, Australia, Selandia Baru,
bagi perekonomian Indonesia, karena ASEAN, OPEC dan sebagainya.7Pada

4
Mashur Malaka, "Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha," Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam STAIN
Kendari Vol. 7 No. 2 (Juli 2014), hlm. 40.
5
Mohammad Taufik Makarao, dan Suharsil, Hukum Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 3.
6
Ibid.
7
M. Dani Pratama, http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt598996a0c114b/ekstrateritorialitas-
penegakan-hukum-persaingan-usaha-sebuah-keniscayaan/, diakses pada tanggal 3 oktober 2017
pukul 13.47.

Jurnal Wawasan Yuridika 57


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
tanggal 5 Maret 1999 oleh Pemerintah tentang Penggabungan atau Peleburan
Republik Indonesia mengeluarkan Badan Usaha dan Pengambilalihan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Saham Perusahaan Yang Dapat
tentang Larangan Praktik Monopoli dan Mengakibatkan Terjadinya Praktik
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Praktik monopoli dan persaingan Sehat dalam Pengambilalihan Saham
usaha tidak sehat dalam kerangka (Akuisisi) Perusahaan Woongjin
ekstrateritorial yang paling menyita Chemical Co. oleh Toray Advanced
perhatian publik adalah perkara Very Material Korea Inc., (TAK).
Large Crude Carrier (VLCC) melalui Adanya beberapa masalah
putusan No.07/KPPU-L/2004 dan persaingan usaha yang terjadi dalam
perkara Temasek Holdings melalui kerangka ekstrateritorial seperti yang
putusan No. 07/KPPU-L/2007. Selain telah disebutkan di atas ini menjadi
itu putusan KPPU dalam kerangka suatu problematik hukum mengenai
ekstrateritorial lainnya yaitu putusan kewenangan yang dimiliki oleh Komisi
No.17/KPPU-M/2015. Pengawas Persaingan Usaha sebagai
Pakar hukum mempertimbangkan suatu lembaga yang diberi tugas dan
bahwa perkara Very Large Crude kewenangan dalam penegakan hukum
Carrier (VLCC), Temasek serta perkara persaingan usaha. Hal ini mendorong
pengambilalihan saham ini menjadi penulis untuk melakukan penelitian
suatu kewenangan yang dimiliki oleh lebih lanjut mengenai penegakan hukum
Komisi Pengawas Persaingan Usaha persaingan usaha tidak sehat oleh Komisi
atau kewenangan yang dimiliki oleh Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
lembaga lainnya. Selain itu yang menjadi dalam kerangka ekstrateritorial.
bahan pertimbangan lain merupakan
status kekuatan hukum atas suatu
perkara penegakan hukum persaingan B. METODE PENELITIAN
usaha yang terjadi dalam kerangka Penelitian ini menggunakan metode
esktrateritorial yang dilakukan oleh pendekatan yuridis normatif. Penelitian
Komisi Pengawas Persaingan Usaha. dilakukan dengan mengkaji data
Dalam hal ini penulis akan membahas sekunder berupa bahan hukum primer,
lebih lanjut dengan mempertimbangkan sekunder, tersier. Bahan hukum primer
adanya putusan perkara KPPU No. seperi Undang-Undang Dasar Negara
17/KPPU-M/2015 tentang dugaan Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-
pelanggaran Undang-Undang Nomor Undang Negara Republik Indonesia
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Sehat Pasal 29 Juncto Pasal 6 Peraturan Tidak Sehat, Peraturan Pemerintah
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 Nomor 57 Tahun 2010 tentang

58 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Penggabungan atau Peleburan Badan ekonomi modern di dunia meskipun
Usaha dan Pengambilalihan Saham tidak dalam format legislasi yang
Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan khusus, telah diterapkan hukum
Terjadinya Praktik Monopoli dan persaingan usaha. Bahwa memang arus
Persaingan Usaha Tidak Sehat, Putusan pembentukan dan baru terjadi secara
Persaingan Usaha oleh Komisi Pengawas masif dibanyak negara maju (developed
Persaingan Usaha, Putusan Pengadilan country) di era tahun 1980-an menyusul
mengenai persaingan usaha tidak sehat liberalisasi perekonomian dunia.8
dalam kerangka ekstrateritorial, putusan Keterlibatan negara dibidang
perkara KPPU No. 17/KPPU-M/2015. hukum termasuk masalah yang bersifat
Bahan hukum sekunder seperti buku- perdata dilakukan sepanjang ada pihak
buku, tulisan para ahli hukum, karya yang lemah yang perlu dilindungi agar
ilmiah para sarjana, baik yang diterbitkan terhindar dari tindakan eksploitasi
maupun yang dapat diperoleh melalui oleh pihak yang kuat.9 Sesungguhnya
media elektronik seperti internet. Bahan banyak istilah yang digunakan untuk
hukum tersier seperti kamus, artikel, bidang hukum ini selain istilah hukum
makalah, seminar maupun wawancara persaingan usaha (competition law), yaitu
kepada Advokat, Dosen maupun pihak hukum anti monopoli (antimonopoly
lain yang berpengalaman. Setelah data law) dan hukum antitrust. Istilah hukum
diperoleh, kemudian dilakukan metode persaingan usaha dipandang paling
analisis data dengan cara analisis tepat, dan memang sesuai dengan
normatif kualitatif. substansi ketentuan Undang-Undang
No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tidak Sehat yang mencakup pengaturan
1. Kewenangan Komisi Pengawas anti monopoli dan persaingan usaha
Persaingan Usaha dalam Perkara dengan segala aspeknya yang terkait.10
Pengambilalihan Saham dalam Dalam dunia usaha, persaingan
Kerangka Ekstrateritorial harus dipandang sebagai hal yang
Penerapan hukum persaingan usaha positif. Dalam Ilmu Ekonomi, persaingan
adalah suatu keharusan bagi setiap negara yang sempurna adalah suatu kondisi
yang menganut sistem perekonomian pasar yang ideal. Paling tidak ada empat
modern. Hampir diseluruh negara asumsi yang melandasi agar terjadinya

8
Abdul Hakim G. Nusantara, Litigasi Persaingan Usaha (Tangerang: Telaga Ilmu Indonesia, 2010), hlm.
59.
9
K. Harjono Dhaniswara, Pemahaman Hukum Bisnis Bagi Pengusaha (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2006), hlm. 103.
10
Hermansyah, Pokok-pokok Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), hlm. 1.

Jurnal Wawasan Yuridika 59


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
persaingan yang sempurna pada pasar satu kelompok, sehingga harganya dapat
tertentu:11 dikendalikan.13 Adapun faktor-faktor
a. Pelaku usaha tidak dapat yang menimbulkan monopoli antara
menentukan secara sepihak harga lain:14
atas produk atau jasa; a. Memiliki sumber daya yang unik;
b. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh b. Terdapat skala ekonomis;
pelaku usaha mempunyai kebebasan c. Kekuasaan monopoli yang diperoleh
untuk masuk ataupun keluar dari melalui peraturan pemerintah;
pasar; d. Peraturan paten dan hak cipta; dan
c. Pelaku usaha mempunyai kebebasan e. Hak usaha eksklusif.
untuk masuk ataupun keluar dari
pasar; dan Pasar oligopoli adalah pasar yang
d. Konsumen dan pelaku pasar terdiri dari hanya beberapa produsen saja.
memiliki informasi yang sempurna Ada kalanya pasar oligopoli terdiri dari
tentang berbagai hal dua perusahaan saja, yang dinamakan
pasar duopoli. Cara untuk mengetahui
Kegiatan penguasaan pasar sangat pasar oligopoli dapat dilihat daripada
erat kaitannya dengan pemilikan beberapa indikasi, yakni menghasilkan
posisi dominan dan kekuatan pasar barang standar atau barang berbeda
yang signifikan di pasar bersangkutan. corak. Kekuasaan menentukan harga ada
Penguasaan pasar akan sulit dicapai kalanya lemah dan ada kalanya sangat
apabila pelaku usaha, baik secara tangguh.15 Disebutkan bahwa pelaku
sendiri maupun bersama-sama, tidak usaha dilarang melakukan perjanjian
memiliki kedudukan yang kuat di pasar dengan pelaku usaha lain untuk secara
bersangkutan.12 Menurut Kamus Besar bersama-sama melakukan penguasaan
Bahasa Indonesia yang disebut monopoli produksi dan atau pemasaran barang
adalah situasi pengadaan barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan
dagangannya tertentu (di pasar lokal terjadinya praktik monopoli dan atau
atau nasional) sekurang-kurangnya persaingan usaha tidak sehat. Pelaku
sepertiga dikuasai oleh satu orang atau usaha patut diduga atau dianggap secara

11
Irwan Sugiarto, "Perspektif Ilmu Ekonomi dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Terhadap Diskriminasi Harga,"
Jurnal Wawasan Hukum Volume 33 Nomor 2 (September Tahun 2015), hlm. 154.
12
Ibid., hlm. 169.
13
Hermansyah, op.cit., hlm. 3.
14
Mustafa, Kamal Rokan, op.cit., hlm. 12.
15
Ibid., hlm. 12-13.

60 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
bersama-sama melakukan penguasaan Persaingan usaha tidak sehat adalah
produksi dan atau pemasaran barang tindakan yang bersifat menghalangi
dan atau jasa apabila dua atau tiga usaha atau mencegah persaingan. Tindakan
menguasai lebih dari 75% pangsa pasar seperti ini digunakan oleh pelaku
satu jenis barang atau jasa tertentu.16 usaha yang ingin memegang posisi
Persaingan menjadi tidak sempurna monopoli degan mencegah calon
jika persaingan melalui suatu perjanjian pesaing atau menyingkirkan pesaing
baik secara tertulis maupun secara tidak secara tidak wajar. Bagi sebagian pelaku
tertulis, dengan tujuan membatasai usaha persaingan sering dianggap
output dan mengeliminasi persaingan sebagai sesuatu hal yang negatif,
di antara mereka dengan cara-cara kurang menguntungkan, karena dalam
tertentu. Seperti melakukan perjanjian persaingan itu ada beberapa unsur yang
penetapan harga, pembagian wilayah, perlu direbut dan dipertahankan seperti
menentukan pemenang tender, boikot, pangsa pasar, konsumen, harga dan
ataupun menetapkan harga jual kembali sebagainya. Jika banyak pelaku usaha
dan tindakan lainnya yaitu monopoli yang terlibat dalam proses persaingan
dan oligopoli.17 maka keuntungan bagi pelaku usaha
Persaingan tidak sehat menurut itu semakin berkurang.19 Adanya
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor persaingan tidak sehat di Indonesia ini
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik memaksa Pemerintah Indonesia untuk
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak memiliki suatu instrumen hukum yang
Sehat, adalah persaingan antar pelaku dapat memberikan kepastian hukum
usaha dalam menjalankan kegiatan apabila terjadinya suatu persaingan
produksi dan/atau pemasaran barang usaha tidak sehat. Pada tanggal 5 Maret
dan/atau jasa yang dilakukan dengan 1999 Pemerintah Republik Indonesia
cara tidak jujur atau melawan hukum mengeluarkan Undang-Undang Nomor
atau menghambat persaingan usaha. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Persaingan tidak sehat bisa dibedakan Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: 18 Sehat.
a. Tindakan anti persaingan; dan Latar belakang diterbitkannya
b. Tindakan persaingan curang Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktik Monopoli

16
K. Harjono Dhaniswara, op.cit., hlm. 105.
17
Ibid., hlm. 1
18
Hermansyah, op.cit., hlm. 4.
19
Muhammad Taufik Makaro dan Suhasril, op.cit., hlm. 52.

Jurnal Wawasan Yuridika 61


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat usaha yang kasar serta berusaha untuk
adalah perjanjian yang dilakukan memengaruhi semaksimal mungkin
antara International Monetary Fund penyusunan undang-undang serta pasar
(IMF) dengan Negara Indonesia, keuangan.20
pada tanggal 15 Januari 1998. Dalam Pelaksanaan hukum di dalam
perjanjian tersebut, IMF menyetujui masyarakat selain tergantung pada
pemberian bantuan keuangan kepada kesadaran hukum masyarakat juga sangat
Negara Republik Indonesia sebesar banyak ditentukan oleh aparat penegak
US$ 43 miliar yang bertujuan untuk hukum, oleh karena sering terjadi
mengatasi krisis ekonomi dengan syarat beberapa peraturan hukum tidak dapat
Indonesia melaksanakan reformasi terlaksana dengan baik oleh karena ada
ekonomi dan hukum ekonomi tertentu. beberapa oknum penegak hukum yang
Hal ini menyebabkan diperlukannya tidak melaksanakan suatu ketentuan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 hukum sebagaimana mestinya. Hal
tentang Larangan Praktik Monopoli dan tersebut disebabkan pelaksanaan oleh
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Akan penegak hukum itu sendiri yang tidak
tetapi, perjanjian dengan IMF tersebut sesuai dan merupakan contoh buruk
bukan merupakan satu-satunya alasan yang dapat menurunkan citra. Selain
penyusunan undang-undang tersebut. itu, teladan baik dan integritas serta
Sejak 1989, telah terjadi diskusi intensif moralitas aparat penegak hukum mutlak
di Indonesia mengenai perlunya suatu harus baik, karena mereka sangat rentan
undang-undang yang bertitik fokus pada dan terbuka peluang bagi praktik suap
persaingan usaha. Reformasi sistem dan penyalahgunaan wewenang. Dalam
ekonomi yang luas dan khususnya struktur kenegaraan modern, maka
kebijakan regulasi yang dilakukan tugas penegak hukum itu dijalankan oleh
sejak tahun 1980, dalam jangka waktu komponen yudikatif dan dilaksanakan
10 tahun telah menimbulkan situasi oleh birokrasi, sehingga sering disebut
yang dianggap sangat kritis. Timbul juga birokrasi penegakan hukum.21
konglomerat pelaku usaha yang Menurut Andi Hamzah, istilah
dikuasai oleh keluarga atau partai penegakan hukum sering disalah
tertentu, dan konglomerat tersebut artikan, seakan-akan hanya bergerak di
dikatakan menyingkirkan pelaku usaha bidang hukum pidana saja atau hanya
kecil dan menengah melalui praktik di bidang represif.22 Menurut Satjipto

20
Andi, Fahmi Lubis, op.cit., hlm. 12.
21
Sanyoto, "Penegakan Hukum di Indonesia," Jurnal Dinamika Hukum Vol. 8 No. 3 (September 2008),
hlm. 200.
22
Zainab Ompu Jainah, "Penegakkan Hukum dalam Masyarakat," Jurnal of Rural and Development
Volume III No. 2 (Agustus 2012), hlm. 168.

62 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Rahardjo, penegakan hukum pada yang terjadi salam persaingan usaha
hakikatnya merupakan penegakan ide- di Indonesia, dibentuklah Komisi
ide atau konsep-konsep yang abstrak Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
itu. Penegakan hukum merupakan KPPU merupakan salah satu lembaga
usaha untuk mewujdukan ide-ide Negara yang dibentuk oleh pemerintah
tersebut menjadi kenyataan. Soerjono berdasarkan Keputusan Presiden
Soekanto mengatakan bahwa penegakan Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi
hukum adalah kegiatan menyerasikan Pengawas Persaingan Usaha. Sebagai
hubungan nilai-nilai yang terjabarkan sebuah lembaga yang diberi mandat
di dalam kaidah-kaidah/pandangan- oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
pandangan nilai yang mantap dan sikap tentang Larangan Praktik Monopoli dan
tindak sebagai rangkaian penjabaran Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU
nilai tahap akhir untuk menciptakan berperan selaku salah satu lembaga
(sebagai “social engineering”), memelihara penegak hukum yang memiliki tugas
dan mempertahankan (sebagai “social kompleks dalam mengawasi praktik
control”) kedamaian pergaulan hidup.23 persaingan usaha tidak sehat oleh
Penegakan hukum secara para pelaku usaha. Hal ini disebabkan
konkret adalah berlakunya hukum karena semakin massive-nya aktivitas
positif dalam praktik sebagaimana bisnis dalam berbagai bidang dengan
seharusnya patut ditaati. Oleh karena modifikasi strategis untuk memenangkan
itu, memberikan keadilan dalam persaingan antar kompetitor.25 KPPU
suatu perkara berarti memutuskan memiliki kewenangan dalam proses
perkara dengan menerapkan hukum pemeriksaan hingga pemberian putusan.
dan menemukan hukum in concreto Eksistensi KPPU mulai disegani oleh
dalam mempertahankan dan menjamin para pelaku usaha. KPPU sebagai suatu
di atasinya hukum materiil dengan komisi bentukan pemerintah dalam
menggunakan cara prosedural yang memberikan layanan kepada masyarakat
ditetapkan oleh hukum formal.24 (public service) telah menjalankan
Selain melalui undang-undang, fungsinya.26
untuk mengatasi masalah-masalah

23
Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 306.
24
Ibid., hlm. 307.
25
Rai Mantili, Hazar Kusmayanti, Anita Afriana, "Problematika Penegakan Hukum Persaingan Usaha
di Indonesia dalam Rangka Menciptakan Kepastian Hukum," PJIH: Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum,
Volume 3 Nomor 1 (Tahun 2016), hlm. 117.
26
Isis Ikhwansyah, Hukum Persaingan Usaha Dalam Implementasi Teori dan Praktik (Bandung: UNPAD
PRESS, 2010), hlm. 12.

Jurnal Wawasan Yuridika 63


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Secara prinsip, KPPU sesungguhnya menyelesaikan perkara pelanggaran
merupakan lembaga pengawas hukum persaingan apabila terjadi kasasi
pelaksanaan undang-undang dan terhadap keputusan PN tersebut.
KPPU bukan sebagai penegak hukum Komisi Pengawas Persaingan Usaha
dibidang pidana seperti polisi, jaksa (KPPU) adalah suatu lembaga yang
dan hakim yang memiliki upaya paksa khusus dibentuk oleh dan berdasarkan
untuk menghadirkan tersangka dalam undang-undang untuk mengawasi
persidangan. Namun, pemahaman pelaksanaan undang-undang. KPPU
terhadap rumusan Pasal 36 UU Nomor merupakan lembaga independen yang
5 Tahun 1999 yang menyangkut terlepas dari pengaruh dan kekuasaan
kewenangan sebagai penyidik dan pemerintah Negara Indonesia serta
penyelidik yang dilakukan oleh KPPU pihak lainnya. KPPU bertanggung
merupakan wilayah hukum pidana, jawab langsung kepada Presiden, selaku
sehingga kerap dijadikan alasan yang kepala negara. KPPU terdiri dari seorang
dapat menjadi dasar bagi KPPU dalam Ketua merangkap anggota, seorang
mencari dan menemukan kebenaran Wakil Ketua merangkap anggota, dan
materiil, yaitu apakah pelaku usaha sekurang-kurangnya 7 orang anggota
melakukan pelanggaran terhadap UU lainnya. Ketua dan Wakil Ketua Komisi
Nomor 5 Tahun 1999 atau tidak.27 dipilih dari dan oleh anggota komisi.
Penegakan hukum persaingan usaha Para anggota KPPU ini diangkat dan
berada dalam kewenangan KPPU. diberhentikan oleh Presiden atas
Namun demikian, tidak berarti bahwa persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
tidak ada lembaga lain yang berwenang Masa jabatan anggota KPPU hanya 2
menangani perkara monopoli dan (dua) periode, dengan masing-masing
persaingan usaha. Pengadilan Negeri periode selama 5 Tahun.28
(PN) dan Mahkamah Agung (MA) juga Tugas KPPU terdapat di dalam Pasal
diberi wewenang untuk menyelesaikan 35 UU No.5 Tahun 1999 meliputi:
perkara tersebut. PN diberi wewenang a. Melakukan penilaian terhadap
untuk menangani keberatan terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan
putusan KPPU dan menangani terjadinya praktik monopoli dan/
pelanggaran hukum persaingan yang atau persaingan usaha tidak sehat
menjadi perkara pidana karena tidak di sebagaimana diatur dalam Pasal 4
jalankannya putusan KPPU yang sudah sampai dengan Pasal 16;
in kracht. MA diberi kewenangan untuk

27
Rai Mantili, Hazar Kusmayanti, Anita Afriana, Ibid., hlm. 118.
28
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, op.cit., hlm. 53.

64 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
b. Melakukan penilaian terhadap b. Melakukan penelitian tentang
kegiatan usaha dan/atau tindakan dugaan adanya kegiatan usaha dan/
pelaku usaha yang dapat atau tindakan pelaku usaha yang
mengakibatkan terjadinya praktik dapat mengakibatkan terjadinya
monopoli dan/atau persaingan usaha praktik monopoli dan/atau
tidak sehat sebagaimana diatur persaingan usaha tidak sehat;
dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal c. Melakukan penyelidikan dan/
24; atau pemeriksaan terhadap kasus
c. Melakukan penilaian terhadap ada dugaan praktik monopoli dan/atau
atau tidak adanya penyalahgunaan persaingan usaha tidak sehat yang
posisi dominan yang dapat dilaporkan oleh masyarakat atau oleh
mengakibatkan terjadinya praktik pelaku usaha atau menghadirkan
monopoli dan/atau persaingan usaha pelaku usaha, saksi, saksi ahli,
tidak sehat sebagaimana diatur atau setiap orang sebagaimana
dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal dimaksud huruf e dan huruf f yang
28; tidak bersedia memenuhi panggilan
d. Mengambil tindakan sesuai dengan Komisi;
wewenang Komisi sebagaimana d. Meminta keterangan dari instansi
diatur dalam Pasal 36; Pemerintah Indonesia dalam
e. Memberikan saran dan pertimbangan kaitannya dengan penyelidikan dan/
terhadap kebijakan Pemerintah yang atau pemeriksaan terhadap pelaku
berkaitan dengan praktik monopoli usaha yang melanggar ketentuan
dan/atau persaingan usaha tidak undang-undang ini;
sehat; e. Mendapatkan, meneliti, dan atau
f. Menyusun pedoman dan/atau menilai surat, dokumen, atau alat
publikasi yang berkaitan dengan bukti lain guna penyelidikan dan
undang-undang ini; dan atau pemeriksaan;
g. Memberikan laporan secara berkala f. Memutuskan dan menetapkan ada
atas hasil kerja Komisi kepada atau tidak adanya kerugian di pihak
Presiden dan Dewan Perwakilan pelaku usaha lain atau masyarakat;
Rakyat. g. Memberitahukan putusan Komisi
kepada pelaku usaha yang diduga
Kedudukan KPPU sebagai pengawas, melakukan praktik monopoli dan
UU No. 5 Tahun 1999 Pasal 36 meliputi: atau persaingan usaha tidak sehat;
a. Menerima laporan dari masyarakat
dan/atau dari pelaku usaha tentang Tugas dan wewenang KPPU terdapat
dugaan terjadinya praktik monopoli pada Pasal 35 dan 36 Undang-Undang
dan/atau persaingan usaha tidak Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
sehat; Praktik Monopoli dan Persaingan

Jurnal Wawasan Yuridika 65


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Usaha Tidak Sehat. Apabila terjadi atau orang perorangan atau badan usaha
patut diduga telah terjadi pelanggaran baik yang berbentuk badan hukum atau
terhadap Undang-Undang Nomor 5 bukan badan hukum yang didirikan dan
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik berkedudukan atau melakukan kegiatan
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak di wilayah hukum Negara Republik
Sehat. maka dilakukan penegakan hukum Indonesia baik sendiri-sendiri maupun
persaingan usaha oleh KPPU. KPPU bersama-sama melalui perjanjian,
berhak untuk melakukan pemeriksaan menyelenggarakan berbagai kegiatan
lebih lanjut, melakukan penyelidikan, di wilayah hukum Negara Republik
penyidikan, hingga membuat putusan Indonesia baik sendiri-sendiri maupun
yang dibacakan dalam suatu sidang bersama-sama melalui perjanjian,
yang dinyatakan terbuka untuk umum menyelenggarakan berbagai kegiatan
dan segera diberitahukan kepada usaha dalam bidang ekonomi:. Jika
pelaku usaha. Putusan KPPU ini wajib dikaitkan dengan Pasal 1 angka 5, maka
dilaksanakan putusannya dan pelaku dengan adanya 2 pasal ini maka dapat
usaha wajib untuk menyampaikan terlihat bahwa perjanjian sebagaimana
laporan pelaksanaannya kepada komisi. dimaksud Undang-Undang Nomor 5
Undang-Undang Nomor 5 Tahun Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
1999 tentang Larangan Praktik Monopoli Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat pada Sehat ini hanya mencakup perjanjian
dasarnya menganut prinsip territorial, yang dilakukan dalam wilayah hukum
dapat terlihat dalam definisi “perjanjian” Negara Republik Indonesia, di mana
yang terdapat pada Pasal 1 angka 7 menerapkan prinsip territorial sebagai
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 landasan penyusunannya.29
tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang 2. Status Kekuatan Hukum atas
menyatakan bahwa “perjanjian adalah Suatu Perkara Penegakan Hukum
suatu perbuatan satu atau lebih pelaku Persaingan Usaha yang Terjadi
usaha lain dengan nama apapun, baik dalam Kerangka Ekstrateritorial
tertulis, maupun tidak tertulis”, yang yang dilakukan oleh Komisi
kemudian dikaitkan dengan Pasal 1 Pengawas Persaingan Usaha
angka 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun Hukum persaingan sebenarnya
1999 tentang Larangan Praktik Monopoli mengatur tentang sengketa antar
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang pelaku usaha, di mana suatu pelaku
berbunyi “Pelaku usaha adalah setiap usaha yang merasa dirugikan oleh

29
Ahmad Alfa Oktaviano, Dampak Prinsip Ekstrateritorialitas terhadap Regulasi Merger,
Konsolidasi, dan Akuisisi dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, http://www.lib.ui.ac.id/
naskahringkas/2016-06/S56456-Ahmad%20Alfa%20Oktaviano, diakses tanggal 2 Februari 2019.

66 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
tindakan dari pelaku usaha lainnya. patut diduga telah terjadi pelanggaran
Oleh karenanya, sengketa persaingan dapat melaporkan secara tertulis
usaha pada dasarnya merupakan kepada KPPU dengan keterangan
sengketa perdata. Sebenarnya sengketa yang jelas tentang telah terjadinya
persaingan usaha antar pelaku usaha pelanggaran, dengan menyertakan
dapat dilakukan oleh asosiasi yang identitas pelapor. Sampai sejauh ini jelas
didirikan oleh pelaku usaha, apabila bahwa pelanggaran yang dilakukan
masalah yang disengketakan tersebut atas terhadap Undang-Undang Nomor
tidak terdapat unsur-unsur publiknya. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Namun penyelesaiannya akan menemui Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
berbagai hambatan apabila tidak ada Sehat ini bukanlah delik yang bersifat
kesukarelaan untuk melaksanakan aduan oleh pihak yang dirugikan.
putusan dari pihak yang dikalahkan. Sebagai “kelengkapan” bagi KPPU,
Hal ini karena sebuah asosiasi tidak Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
berwenang untuk melakukan penyitaan tentang Larangan Praktik Monopoli dan
ataupun menjatuhkan sanksi yang Persaingan Usaha Tidak Sehat ini juga
bersifat publik.30 memberikan kewenangan kepada KPPU
Tata cara penanganan perkara diatur untuk dapat melakukan pemeriksaan
dalam Bab VII mulai dari Pasal 38 sampai langsung terhadap pelaku usaha,
dengan Pasal 46. Dari rumusan ketentuan apabila ada dugaan terjadi pelanggaran
pasal 38 dapat kita ketahui bahwa tidak walaupun tanpa adanya laporan.31
hanya pihak yang dirugikan saja, sebagai Kewenangan KPPU sesuai dengan
akibat dari terjadinya pelanggaran Pasal 36 ayat (6) dikatakan bahwa
terhadap Undang-Undang Nomor 5 KPPU berhak untuk memutuskan dan
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik menetapkan ada atau tidak adanya
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak kerugian di pihak pelaku usaha lain atau
Sehat ini yang dapat melaporkan secara masyarakat, selain itu sesuai dengan
tertulis kepada KPPU dengan keterangan Pasal 36 ayat (7) dikatakan bahwa KPPU
yang lengkap dan jelas tentang telah berhak mengeluarkan putusan kepada
terjadinya pelanggaran serta kerugian pelaku usaha yang diduga melakukan
yang ditimbulkan, dengan menyertakan praktek monopoli dan persaingan
identitas pelapor, melainkan juga setiap usaha tidak sehat. Adanya ketentuan
orang yang mengetahui telah terjadi atau ini menyatakan bahwa KPPU berhak

30
Susanti Adi Nugroho, op.cit., hlm. 539.
31
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, op.cit., hlm. 57-58.

Jurnal Wawasan Yuridika 67


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
untuk melakukan penegakan hukum dan pricing strategy (strategi harga) yang
persaingan usaha tetapi tidak disebutkan diberlakukan oleh pelaku usaha. Aspek
secara tegas apakah bisa melakukan pendekatan ekonomi, KPPU dapat
penegakan hukum dalam kerangka menentukan masalah kegiatan ekonomi
ekstrateritorial ataupun tidak. pelaku usaha, misalnya apakah kegiatan
Pendekatan hukum terhadap ekonomi pelaku usaha itu berpengaruh
pelanggaran Undang-undang Nomor kepada tingkat persaingan, atau apakah
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik kegiatan ekonomi pelaku usaha itu akan
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak mengakibatkan kondisi perekonomian
Sehat dapat digunakan dengan 2 (dua) semakin memburuk.33
teori pendekatan oleh otoritas KPPU a. Per se illegal
untuk menganalisis telah terjadi atau Kata “per se” berasal dari bahasa
tidak indikasi pelanggaran undang- latin, berarti by itself, in itself, taken
undang tersebut oleh pelaku usaha. alone, by means of itself, inherently, in
Pendekatan pertama adalah pendekatan isolation, unconnected with other matters,
yuridis (hukum), dan yang kedua adalah simply as such in its own nature without
pendekatan ekonomi. Secara yuridis/ reference to its relation. Apabila suatu
hukum ada dua cara pendekatan yang aktivitas adalah jelas maksudnya dan
dapat diterapkan, yaitu pendekatan per mempunyai akibat merusak, tidak perlu
se illegal dan pendekatan rule of reason. mempermasalahkan masuk akal atau
Kedua pendekatan ini digunakan oleh tidaknya peristiwa yang sama (dengan
KPPU untuk menindak pelaku usaha peristiwa yang sedang diadili) untuk
yang secara terang-terangan melanggar menentukan bahwa peristiwa yang
ketentuan Undang-undang Nomor 5 bersangkutan merupakan pelanggaran
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik hukum persaingan. Prinsip ini juga
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak dikenal dengan “per se doctrine”. Per
Sehat.32 se illegal, yang sering juga disebut per
Selain teori pendekatan ekonomi, se violation, dalam hukum persaingan
KPPU dapat juga melakukan analisis adalah istilah yang mengandung maksud
bila terjadi pelanggaran berdasarkan bahwa jenis-jenis perjanjian tertentu
pada kondisi relevant market (pasar (misalnya penetapan harga/horizontal
terkait), market power (kekuatan pasar), price fixing), atau perbuatan-perbuatan
barrier to entry (hambatan masuk pasar) tertentu dianggap secara inheren

32
Mohammad Taufik Makarao, dan Suharsil, op.cit., hlm. 107.
33
Ibid.

68 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
bersifat anti kompetitif dan merugikan disyaratkan bahwa otoritas pemeriksa
masyarakat tanpa perlu dibuktikan dapat menunjukkan akibat-akibat anti
bahwa perbuatan tersebut secara nyata kompetitif atau kerugian yang nyata
telah merusak persaingan.34 terhadap persaingan. Bukan dengan
Pendekatan per se illegal harus menunjukkan apakah perbuatan itu
memenuhi dua syarat, yaitu: 1) harus tidak adil ataupun melawan hukum.36
ditujukan lebih kepada “perilaku bisnis” Rule of reason diterapkan terhadap
dari pada situasi yang melingkupinya. tindakan-tindakan yang tidak bisa
Hal ini adalah adil, jika perbuatan ilegal secara mudah dilihat legalitasnya
tersebut merupakan “tindakan sengaja” tanpa menganalisis akibat tindakan
oleh perusahaan, yang seharusnya dapat itu terhadap kondisi persaingan. Jadi
dihindari; dan 2) adanya identifikasi disyaratkan untuk mempertimbangkan
secara cepat atau mudah mengenasi faktor-faktor seperti latar belakang
jenis praktik atau batasan perilaku dilakukannya tindakan, alasan bisnis di
yang terlarang. Dengan perkataan lain, balik tindakan itu dan lain sebagainya.
penilaian atas tindakan dari pelaku usaha Setelah mempertimbangkan faktor-
baik di pasar maupun dalam proses faktor tersebut barulah dapat ditentukan
pengadilan harus dapat ditentukan apakah suatu tindakan bersifat ilegal
dengan mudah, meskipun demikian atau tidak.37
diakui bahwa terdapat perilaku yang Ciri-ciri pembeda terhadap
terletak dalam batas-batas yang tidak larangan yang bersifat rule of reason
jelas antara perilaku terlarang dan pertama adalah bentuk aturan yang
perilaku yang sah.35 menyebutkan adanya persyaratan
b. Rule of reason tertentu yang harus terpenuhi sehingga
Rule of reason merupakan kebalikan memenuhi kualifikasi adanya potensi
dari per se illegal. Artinya, di bawah rule of bagi terjadinya praktik monopoli dan/
reason, untuk menyatakan bahwa suatu atau praktik persaingan usaha yang
perbuatan yang dituduhkan melanggar tidak sehat. Ciri kedua adalah apabila
hukum persaingan, pencari fakta dalam aturan tersebut memuat anak
harus mempertimbangkan keadaan kalimat “patut diduga atau dianggap”.
di sekitar kasus untuk menentukan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999
apakah perbuatan itu membatasi melakukan adanya penerapan teori rule
persaingan secara tidak patut. Untuk itu of reason, dilihat dari kata-kata yang

34
Susanti Adi Nugroho, op.cit., hlm. 693.
35
Susanti Adi Nugroho, op.cit., hlm. 706-707.
36
Susanti Adi Nugroho, op.cit., hlm. 694.
37
Mohammad Taufik Makarao, dan Suharsil, op.cit., hlm. 110.

Jurnal Wawasan Yuridika 69


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
tertera dari peraturan “mengakibatkan D. PENUTUP
atau dapat mengakibatkan terjadinya KPPU pada dasarnya tidak memiliki
praktik monopoli dan/atau persaingan kewenangan ekstrateritorial dalam
tidak sehat”. Jika kita telusuri bunyi penegakan hukum persaingan usaha
pasal-pasal dari Undang-Undang dan tidak diatur secara jelas dalam
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Tidak Sehat maka perjanjian-perjanjian Persaingan Usaha Tidak Sehat. Prinsip
atau tindakan-tindakan yang dilarang ekstrateritorial adalah prinsip di mana
dapat dikategorikan sebagai berikut: suatu negara memiliki wewenang untuk
dilarang per se illegal, dilarang dengan menerapkan hukum suatu Negara di
rule of reason, dan antara per se dan rule wilayah yang bukan merupakan wilayah
of reason.38 negara. Kewenangan penegakan
Putusan KPPU harus dibacakan dalam hukum persaingan usaha yang terjadi
suatu sidang yang dinyatakan terbuka di luar wilayah yurisdiksi Indonesia
untuk umum dan segera diinformasikan (dalam kerangka ekstrateritorial) tidak
kepada pelaku usaha. Pelaku usaha menjadi perhatian KPPU selama tidak
yang menerima pemberitahuan tersebut memengaruhi kondisi persaingan usaha
dapat mengajukan keberatan atas di Indonesia.
putusan KPPU. Pelaku usaha yang tidak Pasal 1 angka (7) dan Pasal 1
mengajukan keberatan atas putusan angka (5) Undang-undang Nomor 5
KPPU dalam jangka waktu 14 (empat Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
belas) hari setelah pemberitahuan Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
dianggap telah menerima putusan KPPU, Sehat apabila kita pahami lebih dalam,
dan putusan KPPU tersebut akan berlaku kedua pasal ini menganut adanya unsur
sebagai putusan pada tingkat akhir prinsip territorial. Adanya kedua Pasal
(final) dan mempunyai kekuatan hukum ini memberikan kewenangan kepada
yang tetap. Sebagai konsekuensinya KPPU dalam melaksanakan penegakan
putusan tersebut bersifat eksekutorial, hukum persaingan usaha baik di wilayah
dengan pengertian bahwa putusan Indonesia maupun dalam kerangka
tersebut dapat dimintakan pelaksanaan ekstrateritorial.
penetapan eksekusi kepada Pengadilan Adanya prinsip penerapan per se
Negeri.39 illegal dalam putusan pengambilalihan

38
Susanti Adi Nugroho, op.cit., hlm. 725.
39
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, op.cit., hlm. 59-60.

70 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
saham ini di mana putusan diputus DAFTAR PUSTAKA
dengan terbukti secara sah dan
meyakinkan bahwa Toray Advanced Dhaniswara, K. Harjono. Pemahaman
Material Korea Inc., (TAK) melanggar Hukum Bisnis Bagi Pengusaha. Jakarta:
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Rajagrafindo Persada, 2006.
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Hermansyah. Pokok-pokok Hukum
Sehat. Adanya pelanggaran tersebut Persaingan Usaha di Indonesia. Jakarta:
dan dengan adanya ketentuan dalam Kencana Prenada Media Group,
Pasal 1 angka 7 dan Pasal 1 angka 5 ini 2008.
maka KPPU dalam hal ini berwenang
untuk membuat suatu putusan dalam H.R., Ridwan. Hukum Administrasi
kerangka ekstrateritorial dibuktikan Negara. Jakarta: Raja Grafindo
dengan adanya putusan KPPU No. 17/ Persada, 2006.
KPPU-M/2015 dan putusan ini bersifat
wajib ditaati oleh Toray Advanced Ikhwansyah, Isis. Hukum Persaingan
Material Korea Inc., (TAK) dan wajib Usaha dalam Implementasi Teori dan
membayar denda sesuai dengan besaran Praktik. Bandung: UNPAD PRESS,
yang telah ditetapkan oleh KPPU melalui 2010.
putusan KPPU No. 17/KPPU-M/2015.
Indonesia. Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

Indonesia. Undang-undang Nomor 5


Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.

Peraturan Pemerintah Nomor 57


Tahun 2010 tentang Penggabungan
atau Peleburan Badan Usaha dan
Pengambilalihan Saham Perusahaan
Yang Dapat Mengakibatkan
Terjadinya Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Jainah, Zainab Ompu. "Penegakkan


Hukum dalam Masyarakat." Jurnal of

Jurnal Wawasan Yuridika 71


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Rural and Development Volume III No.2 lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-06/
(Agustus 2012). S56456-Ahmad%20Alfa%20
Oktaviano. Diakses tanggal 2
Lubis, Andi Fahmi. Hukum Persaingan Februari 2019.
Usaha Antara Teks dan Konteks. Jakarta:
ROV Creative Media, 2009. Pratama, M. Dani. http://www.
hukumonline.com/berita/baca/
Makarao, Mohammad Taufik, dan lt598996a0c114b/ekstrateritorialitas-
Suharsil. Hukum Larangan Praktik penegakan-hukum-persaingan-
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak usaha-sebuah-keniscayaan. Diakses
Sehat. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. pada tanggal 3 Oktober 2017.

Malaka, Mashur. "Praktik Monopoli dan Rokan, Mustafa Kamal. Hukum


Persaingan Usaha." Jurnal Syariah dan Persaingan Usaha Teori dan Praktiknya
Ekonomi Islam STAIN Kendari Vol. 7 di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
No. 2 (Juli 2014). Persada, 2012.

Mantili, Rai, Hazar Kusmayanti, Sanyoto, "Penegakan Hukum di


Anita Afriana. "Problematika Indonesia." Jurnal Dinamika Hukum
Penegakan Hukum Persaingan Vol. 8 No. 3 (September 2008).
Usaha di Indonesia dalam Rangka
Menciptakan Kepastian Hukum." Sastrawidjaja, Man S. Bunga Rampai
PJIH: Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum Hukum Dagang, Cetakan I. Bandung:
Volume 3 Nomor 1 (Tahun 2016). Alumni, 2005.

Nugroho, Susanti Adi. Hukum Persaingan Sugiarto, Irwan. "Perspektif Ilmu


Usaha di Indonesia Dalam Teori Praktik Ekonomi dan Undang-undang
serta Penerapan Hukumnya, Edisi Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Pertama. Jakarta: Kencana, 2012. Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
Nusantara, Abdul Hakim G. Litigasi Terhadap Diskriminasi Harga."
Persaingan Usaha. Tangerang: Telaga Jurnal Wawasan Hukum Volume 33
Ilmu Indonesia, 2010. Nomor 2 (September 2015).

Oktaviano, Ahmad Alfa. "Dampak Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja. Seri
Prinsip Ekstrateritorialitas terhadap Hukum Bisnis: Anti Monopoli, Cetakan
Regulasi Merger, Konsolidasi, dan Kedua. Jakarta: Rajagrafindo Persada,
Akuisisi dalam Hukum Persaingan 2000.
Usaha di Indonesia." http://www.

72 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai