UJI WILCOXON
OLEH :
KELOMPOK 1 (B12C)
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan statistik nonparametrik ?
2. Apa saja ciri-ciri statistik nonparametrik ?
3. Apa metode-metode pada Statistika Non Parametrik?
4. Apa keunggulan dan kelemahan pada statistik nonparametrik?
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari statistik nonparametrik
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri statistik nonparametrik
3. Mengetahui metode-metode pada Statistika Non Parametrik
4. mengetahui keunggulan dan kelemahan pada statistik nonparametrik
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Statistik Nonparametrik
Statistik Nonparametrik
3
1. Data tidak berdistribusi normal
2. Umumnya data berskala nominal dan ordinal
3. Umumnya dilakukan pada penelitian sosial
4. Umumnya jumlah sampel kecil
1. Uji – t untuk satu variable dengan satu arah kiri atau knan ( One Tail
)
2. Uji – t untuk satu variable dengan dua arah ( two tail )
4
x−μ ˳
t=
s̸ √ n
di mana:
𝑛 = Jumlah sampel
Penelitian ini uji satu pihak, yaitu pihak kiri yang digunakan, bila
rumusan hipotesis Ho menyatakan paling kecil, paling sedikit dan
paling rendah atau sama dengan, tandanya ( ¿ ) maka untuk
rumusan hipotesis alternatifnya ( Ha ) dinyatakan dengan bunyi
kalimat kebalikan dari Ho, misalnya paling besar, paling tinggi
paling banyak dengan tanda ( ≤ ).5
Prosedur Uji – t
5
Ho diterima, jika - ttabel (α ,n-1 )≤ thitung’
Ho tolak, jika - ttabel (α ,n-1 )> thitung’
e) Menghitung thitung dan ttabel
(1)Tahapan menghitung nilai thitung
(a) Membuat table penolong
x−μ ˳
t=
s̸ √ n
CONTOH :
6
Dekan Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas “UIN” menduga
bahwa kualitas mengajar dosen statistic paling tinggi 70 % dari nilai
idealnya. Untuk membuktikan dugaan tersebut dilakukan
penyebaran kuesioner dengan mengambil sampel 20 orang
mahasiswa untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan adil sesuai
dengan kualitas dan professional dosen ketika mengajar. Jumlah
pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ada 10 pertanyaan,
instrumen penelitian kualitas mengajar diberi skala : (5) = sangat
baik, ( 4 ) baik, ( 3 ) cukup, ( 2 ) kurang baik, ( 1 ) sangat tidak baik.
Taraf signifikan 𝜶 = 5%
40 35 40 36 32 39 40 32 33 38 40 40
37 37
34 40 40 40 40 39
Langkah-langkah menjawab:
7
3) Membuat hipotesis dalam model statistik
Ho : µ ≥ 28
Ha : µ < 28
4) Menentukan risiko kesalahan ( taraf signifikan )
Pada kasus ini = 5%
5) Kaidah pengujian
Jika: - ttabel(α ,n-1 )<thitung, maka Ho diterima dan Ha diterima
6) Menghitung thitungdab ttabel
a) Tahapan menentukan nilai thitung
( 1 ) membuat tabel penolong
Rumus:
Ʃ Xi
x= n
Ʃ Xi 752
x= n
= 20
= 37,6
( 3 ) menghitung nilai standar deviasi ( s )
Rumus:
√ Ʃ [ X i−x ] ❑2
s=
n−1
8
=√ ¿ ¿ ¿
162,8
=√ =2,9272
19
( 4 ) menghitung thitung
Rumus:
x−μ ˳ 37,6−28 9,6
t= = =
s̸ √ n 2,9272̸ √ 20 2,9272̸ 4,47
9,6
= =14,7
0,6545
b) Menghitung ttabel ( 𝜶)
Dengan taraf signifikan 𝜶 = 0.05. kemudian dicari nilai ttabelpada
tabel distribusi – t dengan ketentuan: db = n – 1, db = 20 – 1 =
19.
Sehingga ttabel (𝜶, db ) = t( 0.05, 19) = 1,729
9
7) Membandingkan ttabel dan thitung
ttabel ( 𝜶 ) = 1.729 dan thitung= 14.7
ternyata: ttabel ( 𝜶 )< thitung= - 1.729 < 14.7 maka Ho diterima.
10
daerah penolakan Ho daerah penerimaan Ho
;’..;
- 1,729 - 14,7
Penelitian uji satu pihak yaitu pihak kanan, bila rummusan hipotesis Ho
dinyatakan paling besar, paling banyak dan aling tinnggi dengan tanda
( ≤ )nmaka rumusan hipotesis alternatifnya (Ha) dinyatakan dengan
bunyi kkalimat kebalikan darai Ho, misalnya palling kecil, paling rendah,
paling sedikit dengan tanda ( > ).6
CONTOH
11
40 35 40 36 32 39 40 32 33 38 40 40
37 37
34 40 40 40 40 39
Langkah-langkah menjawab:
12
7 39 37.6 1.96 17 40 37.6 5.76
8 40 37.6 5.76 18 40 37.6 5.76
9 32 37.6 31.36 19 40 37.6 5.76
10 33 37.6 21.16 20 40 37.6 5.76
ƩXi = 752 ƩXi = 162.8
Rumus:
Ʃ Xi
x= n
Ʃ Xi 752
x= n
= 20
= 37,6
( 3 ) menghitung nilai standar deviasi ( s )
Rumus:
Ʃ [ X i−x ] ❑2
s= √
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
162,8
=√ =2,9272
19
( 4 ) menghitung thitung
Rumus:
x−μ ˳ 37,6−32 5,6
t= = =
s̸ √ n 2,9272̸ √ 20 2,9272/4.47
5.6
= =8.6
0,6545
b) Menghitung ttabel ( 𝜶)
Dengan taraf signifikan 𝜶 = 0.05. kemudian dicari nilai ttabelpada
tabel distribusi – t dengan ketentuan: db = n – 1, db = 20 – 1 =
19.
Sehingga ttabel (𝜶, db ) = t( 0.05, 19) = 1,729
13
7) Membandingkan ttabel dan thitung
ttabel ( 𝜶 ) = 1.729 dan thitung= 8.6
ternyata: ttabel ( 𝜶 )< thitung = - 1.729 < 8.6 sehingga Ho ditolak.
;;.;’. …
-1.729
8.6
Uji dua arah ( two tail ), bila rumusan null hipotesys Ho dinyatakan
dengan kalimat sama dengan ( = ) maka rumusan Ha harus dinyatakan
dengan bunyi kalimat tidak sama dengan ( =).7
Prosedur uji statistiknya sama denngan uji satu arah ( pihak kiri )
CONTOH
14
Untuk membuktikan dugaan tersebut dilakukan penyebaran kuesioner
dengan mengambil sampel 20 orang mehasiswa untuk mengisi kuesioner
dengan jujur dan adil sesuai dengan kualitas dan professional dosen
ketika mengajar. Jumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ada
10 pertanyaan, instrumen penelitian kualitas mengajar diberi skala : ( 5 )
= sangat baik, ( 4 ) baik, ( 3 ) cukup, ( 2 ) kurang baik, ( 1 ) sangat tidak
baik. Taraf signifikan 𝜶 = 5%
40 35 40 36 32 39 40 32 33 38 40 40
37 37
34 40 40 40 40 39
Langkah-langkah menjawab:
15
Jika: - ttabel ,>ttabel (𝜶 /2) maka Ho ditolak
6) Menghitung thitung dab ttabel
c) Tahapan menentukan nilai thitung
( 1 ) membuat tabel penolong
Rumus:
Ʃ Xi
x= n
Ʃ Xi 752
x= n
= 20
= 37,6
( 3 ) menghitung nilai standar deviasi ( s )
Rumus:
Ʃ [ X 1−x ] ❑2
s= √
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
162,8
=√ =2,9272
19
( 4 ) menghitung thitung
Rumus:
16
x−μ ˳ 37,6−36 1.6
t= = =
s̸ √ n 2,9272̸ √ 20 2,9272̸ 4.47
1.6
= =2.5
0,6545
d) Menghitung ttabel ( 𝜶)
Dengan taraf signifikan 𝜶 = 0.05/2 = 0.025 (dua sisi). kemudian
dicari nilai ttabelpada tabel distribusi – t dengan ketentuan: db = n
– 1, db = 20 – 1 = 19.
Sehingga ttabel (𝜶, db ) = t( 0.025, 19) = 2,093
…..; ;;.;’. …
17
Wilcoxon test merupakan pengembangan dari The Sign Test,
ketelitian hasil analisis Wilcoxon Test dibandingkan The Sign Test adalah
tidak hanya bias menunjukkan arah perbedaan tetapi juga menunjukkan
perbedaan antara kelompok-kelompok yang dibandingkan. Prosedur
pembangunan rumusan ini menurut HJohn W. best, disarankan untuk
mengikuti langkah-langkah berikut:8
Yang perlu diperhtikan adalah, jika skor suatu pasangan tertentu ternyata
sama, maka pasangan itu dibuang. Dalam formulasi rumus Wilcoxon Test
terdapat tanda T ini adalah tanda untuk jumlah rangking yang berkonotasi
+ atau – yang paling sedikit ( minoritas ).
N ( N +1)
Z=T–
4
N ( N + 1)(2 N +1)
√ 24
rumus 17 c: tes wilcoxon
18
Keterangan:
CONTOH PERHITUNGAN:
Data Hasil Tes Keterampilan Anak Yang Ber-Iq Sama Yang Dilatih
Dengan Metode A Dan Metode B
19
Dari tabel diatas ternyata ada pasangan yang memiliki skor keterampilan
sama , yaitu pasangan h dengan skor 87, oleh karenanya pasangan ini
diibuang tidak dimasukkan dalam perhitungan. Sehingga jumlah
pasangan (N) tinggal 12. Sedangkan jumlah jenjang minoritas (T) yang
memiliki tanda sama (-) yaitu pada jenjang 2 dan jenjang 7, sehingga T =
2 + 7 = 9. Selanjutnya dilakukan analisis tes wilcoxon, sebagai berikut:
N ( N +1)
Z = T-
4
N ( N + 1)(2 N +1)
√ 24
12(12+ 1)
Z =9-
4
12(13)(2(12)+1)
√ 24
156
Z = 9-
4
3900
√ 24
9−39
Z=
√162.5
−30
Z=
12.74
Z = -2.35
Tes signifikansi Tes Wilcoxon menggunakan harga kritik Z, untuk tes dua
ekor pada tingkat signifikansi 0.05% atau pada taraf kepercayaan 95%
diperoleh harga Z sebesar – 1.96. jika harga kritik ini dibandingkan
dengan harga Z perhitungan (-2.35), ternyata harga Z terhitung jauh lebih
besar dari pada harga kritiknya, oleh karenanya hipotesis nihil yang
diajukan ditolak pada taraf signifikansi 0.05%. sehingga dengan demikian
hipotesis alternatifnya diterima, dan peneliti dalam hal ini dapat membuat
kesimpulan, bahwa ada perbedaan tingkat keterampilan antara anak
yang mempunyai IQ sama, setelah dilatih dengan mengunakan metode
20
yang berbeda. Yaitu metode A dan metode B, atau dengan antara lain,
bahwa metode pelatihan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
tingkat keterampilan anak.
a) Keunggulan
1. Tidak membutuhkan asumsi normalitas.
2. Secara umum metode statistik non-parametrik lebih mudah
dikerjakan dan lebih mudah dimengerti jika dibandingkan dengan
statistik parametrik karena ststistika non-parametrik tidak
membutuhkan perhitungan matematik yang rumit seperti halnya
statistik parametrik.
3. Statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal)
dengan jenjang (ordinal).
4. Kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak dibutuhkan
urutan atau jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil
pengamatan yang dinyatakan dalam data kualitatif.
5. Pengujian hipotesis pada statistik non-parametrik dilakukan secara
langsung pada pengamatan yang nyata.
6. Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada distribusi
normal populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi
normal.9
b) Kelemahan :
1. Statistik non-parametrik terkadang mengabaikan beberapa
informasi tertentu.
2. Hasil pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak
setajam statistik parametrik.
3. Hasil statistik non-parametrik tidak dapat diekstrapolasikan ke
populasi studi seperti pada statistik parametrik. Hal ini dikarenakan
statistik non-parametrik mendekati eksperimen dengan sampel kecil
dan umumnya membandingkan dua kelompok tertentu.10
21
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
22
adalah prosedur pengujian hipotesa yang tidak mengasumsikan
pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi yang mendasarinya
kecuali selama itu kontinu.
DAFTAR PUSTAKA
23
24