Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Siklus Akuntansi Pemerintah Pusat

Siklus akuntansi pemerintah pusat adalah Serangkaian tahapan yang harus dilalui
untuk mengubah input (transaksi) menjadi output (laporan keuangan) dimana
untuk mengubah output tersebut kita harus menjalani proses penyusunan suatu
laporan keuangan yang harus dapat dipertanggungjawabkan dan diterima secara
umum. Bermula dari prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur, metode, serta
teknik yang berada di dalam lingkup akuntansi seutuhnya dicatat dalam suatu
periode tertentu.

Bagan Singkat Siklus Akuntansi Pemerintahan

LAPORAN
TRANSAKSI KLASIFIKASI KEUANGAN

Urutan Siklus Akuntansi Pemerintahan Pusat

1. Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal


2. Analisis dan Pencatatan Transaksi
3. Pencatatan Jurnal Penyesuaian
4. Posting ke Buku Besar
5. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
6. Penyusunan Laporan Keuangan
7. Pencatatan Jurnal Penutup
8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutup
Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal

Pencatatan yang pertama dikerjakan adalah melakukan penulisan jurnal anggaran


di buku jurnal atas dasar:

Jurnal anggaran PPKD:

Estimasi pendapatan

Estimasi penerimaan pembiayaan

Apropriasi belanja

Apropriasi pengeluaran pembiayaan

Estimasi perubahan sal

Jurnal anggaran SKPD

Estimasi pendapatan

Apropriasi pengeluaran belanja

Analisis dan Pencatatan Transaksi

Analisis transaksi adalah proses untuk menetapkan suatu transaksi sebagai


transaksi keuangan atau nonkeuangan dan menetapkan suatu transaksi berdampak
terhadap suatu akun berdasarkan bukti pembukuan.

Penjurnalan

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Mengaitkan akun dengan kode awal:
1- aset 4- pendapatan LRA
2- kewajiban 5- belanja
3- ekuitas 6- beban
8- pendapatan LO 7- transfer
9- pembiayaan  
Pencatatan Jurnal Penyesuaian

Seperti halnya akuntansi keuangan, didalam akuntansi Pemerintah Pusat, ada


kemungkinan dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang menyangkut hak atau
kewajiban keuangan untuk periode yang bersangkutan. Penyesuaian yang paling
sering terlihat berkaitan dengan masalah accrued dan deferred, selain penyesuaian
yang menyangkut koreksi kesalahan yang mungkin terlihat.

Jurnal penyesuaian perlu dibuat untuk update saldo akun agar memenuhi konsep
penandingan yang match antara pendapatan dan beban dalam satu periode
akuntansi dan karena menganut basis akrual.

Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian:

1. Melaporkan semua pendapatan/pemasukan yang diperoleh selama periode


akuntansi
2. Melaporkan semua belanja atau beban yang berlangsung selama periode
akuntansi
3. Melaporkan dengan teliti nilai aset pada tanggal neraca
4. Melaporkan secara teliti kewajiban pada tanggal neraca

Pencatatan jurnal penyesuaian hanya dilakukan dengan membuat jurnal finansial


saja yaitu akun dengan kode awal

1- aset

2- kewajiban

3- ekuitas

8- pendapatan LO

9- pembiayaan
Posting ke Buku Besar

Buku besar (ledger) merupakan kumpulan pos-pos yang digunakan untuk


mencatat secara terbagi aktiva, pasiva, ekuitas, pendapatan-LO, beban,
pendapatan-LRA, belanja, dan pembiayaan.

Posting merupakan proses pengalihan informasi berupa tanggal transaksi dan


jumlah rupiah dalam buku jurnal ke buku besar yang berhubungan untuk masing-
masing posisi ayat jurnal dan jumlah rupiah di buku besar yang ditempatkan
sesuai dengan jurnal.

Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Dilakukan dengan menuliskan kode dan nama akun beserta saldonya dalam
neraca saldo dengan saldo debit atau kredit yang sesuai dengan saldo buku besar.

Penyusunan Laporan Keuangan

Berdasarkan proses diatas, akhirnya dapat diatur suatu laporan keuangan pokok
akuntansi pemerintahan basis kas menuju akrual yang telah diterapkan pada tahun
2015 di Indonesia, sehingga laporan keuangan yang diberi opini oleh Badan
Pemeriksa Keuangan adalah yang berbasis akrual.

Sesuai PP 71 tahun 2010, yang terdiri dari:


 Laporan Pelaksanaan Anggaran:
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(LP-SAL),
 Laporan Finansial:
Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), dan Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), serta
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
Dimana sebelumnya, pada PP 24 tahun 2005 hanya terdapat 4 elemen laporan
keuangan pemerintah:
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Laporan Arus Kas (LAK)
 Catatan Atas Laporan Keuangan CALK

Keseluruhan tahapan tersebut saling berkaitan yang membentuk suatu sistem yang
alurnya sangat nyata, dimana pencatatan transaksi akan mengakibatkan perubahan
atas akun-akun yang berkaitan sedemikian rupa sehingga prosesnya menjadi
sangat sistematis.

Pencatatan Jurnal Penutup

Jurnal penutup dibutuhkan dalam rangka memilah akun-akun mana yang akan
terlihat di Laporan Realisasi Anggaran (akun nominal) dan akun-akun mana yang
akan terlihat di neraca (akun riil). Akun nominal meliputi akun-akun yang dikenal
dalam akuntansi keuangan, juga akun-akun yang berkaitan dengan anggaran
(budgetary accounts). Seluruh akun nominal akan ditutup di akhir periode
akuntansi dengan jurnal penutup akhir tahun sehingga seluruh akun nominal akan
terlihat di laporan realisasi anggaran, yang merupakan laporan yang berisi
informasi keuangan satu periode akuntansi. Akun riil tidak dikerjakan penutupan
di akhir tahunan, sehingga akun riil seluruhnya akan dilaporkan dalam laporan
Neraca, yang merupakan laporan yang menyajikan informasi atas aset, kewajiba,
dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Jurnal penutup dibuat untuk meng-nol-kan semua akun nominal atau akun
sementara yang dilaporkan dalam LRA dan LO agar akun-akun sementara
tersebut tidak masuk sebagai saldo awal pada tahun berikutnya.

Jurnal penutup meliputi:

Jurnal penutup LRA, untuk menutup saldo akun LRA

Jurnal penutup LO, untuk menutup saldo akun LO


Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutup

Jurnal penutup diposting ke buku besar, setelahnya saldo dibuku besar bernilai nol
sehingga yang ada hanya saldo akun-akun riil yaitu akun-akun neraca atau persis
seperti yang ditunjukkan di neraca awal.

Anda mungkin juga menyukai