Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional didasarkan pada

pandangan hidup bangsa Indonesia yang mencintai perda maian, tetapi

terlebih lagi mencintai kemerdekaan dan kedaulat annya. Dalam suasana

kehidupan dunia yang damai dan negara yang merdeka serta berdaulat yang

dapat memungkinkan bangsa Indonesia untuk meningkatkan

kesejahteraannya melalui usaha pembangunan.

Saat ini, masyarakat Indonesia sudah memasuki kehidupan modern

dengan kecanggihan teknologi informasi yang dikenal sebagai era globalisasi atau

era revolusi industri 4.0. Batas antar negara menghilang dengan kemudahan

komunikasi dan perkembangan teknologi yang canggih, telah menempatkan

kehidupan manusia dalam kemudahan sekaligus menjadi ancaman bagi

pertahanan dan keamanan bangsa dan negara. Kemajuan dalam bidang teknologi

informasi merupakan hasil karya intelektual manusia yang telah banyak

membawa perubahan luar biasa dalam pola hidup manusia modern.

Perubahan yang begitu cepat dalam dunia bisnis merupakan ciri dari

kehidupan manusia di era disruptif. Kehidupan dunia usaha dan bisnis yang

didukung oleh teknologi informasi, seperti internet telah menciptakan dunia

bisnis tanpa batas (borderless trade) di seluruh penjuru dunia. Kemajuan pesat

yang terjadi dalam masyarakat dunia, termasuk juga masyarakat Indonesia,

perlu dibarengi dengan hukum yang mengatur agar tidak timbul konflik

1
kepentingan dan kekacauan di masyarakat. Kemajuan ini secara otomatis,

langsung atau tidak langsung akan berdampak pada eksistensi hukum yang

mengatur sehingga eksistensi negara hukum dapat terus dipertahankan.

Upaya pertahanan dan keamanan nasional dilakukan untuk menjamin

pencegahan dan teratasinya hal-hal yang langsung atau tidak langsung dapat

mengganggu jalannya pembangunan nasional. Hal-hal yang langsung dapat

mengganggu jalannya pembangunan nasional adalah gangguan keamanan

dalam negeri dan ancaman terhadap kemerdekaan, kedaulatan dan integritas

RI, sedangkan hal-hal yang bersifat tidak langsung adalah keamanan dunia

umumnya dan keamanan di kawasan Asia Tenggara khususnya.

Tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pembelaan negara Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang

dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945  dalam menjalin

kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Dewasa ini, dengan berbagai pengaruh media sosial dan teknologi serta

pengaruh budaya barat, memungkinkan degradasi moral generasi muda indonesia

dan tergerusnya rasa nasionalisme sehingga diperlukan adanya tindakan

pencegahan baik dari lingkup terkecil seperti lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat bahkan nasional. Pemerintah RI melalui Menteri Pertahanan

Ryamizard Ryacudu meluncurkan Portal Bela Negara dimaksudkan untuk

menjadi sumber penyebaran informasi kepada masyarakat tentang program Bela

Negara.

Konten-konten internet dan media sosial yang dapat dengan mudah di

2
akses oleh masyarakat di berbagai kalangan usia, membuat Pemerintah RI juga

melaksanakan beberapa kebijakan di bidang Informasi Teknologi melalui

Kementerian Komunikasi dan Informatika agar konten negatif dapat ditekan

bahkan tidak bisa diakses. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi degradasi moral

generasi muda Indonesia dan menjaga perdamaian sehingga tidak terjadi

keresahan di masyarakat.

Upaya pertahanan dan keamanan nasional haruslah menjamin tercegahnya

atau teratasinya hal-hal yang langsung atau tidak langsung dapat mengganggu

jalannya pembangunan nasional. Hal-hal yang langsung dapat mengganggu

jalannya pembangunan nasional, adalah gangguan keamanan dalam negeri

seperti perbuatan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa karena di

indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dan budaya. Ancaman

terhadap kemerdekaan, kedaulatan dan integritas RI dapat mungkin terjdi

ketika Suku Papua melakukan tindakan makar ingin memisahkan diri dari

NKRI. Sedangkan hal-hal yang bersifat tidak langsung adalah keamanan

dunia umumnya dan keamanan di kawasan Asia Tenggara khususnya hal ini

harus dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan berbagai negara di

Dunia melalui organisasi PBB dan ASEAN.

Pengaruh radikalisme yang dapat mengancam pertahanan dan keamanan

nasional sering terjadi, seperti yang sering terjadi diantaranya bom bunuh diri

ditengah kerumunan masyarakat atau bom bunuh diri yang terjadi di instansi

pemerintahan merupakan pengaruh negatif radikalisme yang senantiasa

mengancam pertahanan dan keamanan nasional.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah konsep dari bela negara ?

2. Bagaimana bentuk partisipasi warga negara dalam bela negara ?

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan makalah ini adalah terkait dengan pertahanan

warga negara dalam pertahanan keamanan dan bela negara.

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami konsep pertahanan dan keamanan dan bela

negara;

2. Memahami penerapan pertahanan keamanan dan bela negara Indonesia di

era globalisasi.

1.5. Metodologi Penulisan

Beberapa metode yang digunakan dalam penulisan makalah adalah

pengolahan data antara lain :

1. Telaah studi materi kuliah Hukum dan Pertahanan Keamanan dan Bela

Negara;

2. Pencarian data kepustakaan dari buku, media cetak, dan media elektronik.

3. Pendekatan Penelitian dalam penulisan dengan pendekatan Undang-Undang

(Statuta Approach), pendekatan Sejarah (History Approach), dan pendekatan

konseptual (Conceptual Approach).

4
4. Sumber data adalah data sekunder yaitu kepustakaan, yang terdiri dari : bahan

hukum yang mempunyai otoritas (autoritatif) yang artinya bersifat mengikat

yaitu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 dan Undang-

Undang RI No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Bela Negara

Bela negara  adalah sebuah  konsep yang disusun oleh perangkat

perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu

kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan

mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara fisik, hal ini dapat diartikan

sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang

mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini

diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan

negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan

orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari

konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai

pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib

militer). Beberapa negara seperti Israel, Iran, dan Singapura memberlakukan

wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat kecuali dengan dispensasi untuk

alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan. Sebuah

bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan

dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama

masa perang.

Negara-negara seperti  Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris

melaksanakan bela negara dalam bentuk pelatihan militer, biasanya satu akhir

6
pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai

anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa

kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti  Garda

Nasional Amerika Serikat  sedangkan Republik China (Taiwan), Republik Korea,

dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas

nasional.

Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan,

kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau

unit personel militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan

mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga,

memperkuat pertahanan negara.

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh

kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945  dalam menjalin

kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Peran penting bela negara dapat ditelusuri secara lebih jernih dan

mendalam melalui perspektif pertahanan keutuhan wilayah Indonesia, beserta

seluruh sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya yang selalu terancam oleh

agresi asing dari luar dan pergolakan bersenjata dari dalam. Kalau ancaman ini

menjadi nyata dan Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol.

Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional

yaitu “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia”. Pernyataan ini menjadi dasar dari tujuan pertahanan dan tidak berdiri

sendiri tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan atau ketertiban sipil dan

7
berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yaitu tujuan kesejahteraan (memajukan

kesejahteraan umum), tujuan keadaban (mencerdaskan kehidupan bangsa) dan

tujuan kedamaian (berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan

abadi). Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-

undang1.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan

kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari

yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama

warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.

Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan

negara.

Unsur-unsur dasar bela negara meliputi cinta tanah air, kesadaran

berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela

berkorban untuk bangsa dan negara, dan memiliki kemampuan awal bela negara.

Sebagai contoh bela negara adalah melestarikan budaya, belajar dengan

rajin bagi para pelajar, taat akan hukum dan aturan-aturan negara, dan mencintai

produk-produk dalam negeri

Pemerintah Indonesia saat ini menjalankan program pelatihan Bela Negara

yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat. Pada tanggal 22 Oktober 2015,

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meresmikan pembukaan

program bela negara. Program tersebut dimaksudkan untuk memperteguh


1
Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

8
keyakinan berdasarkan 5 unsur tersebut di atas, dan program ini bukan merupakan

sebuah bentuk wajib militer. Pada tanggal 23 Februari 2016, Menhan Ryamizard

Ryacudu kembali meresmikan peluncuran Situs web resmi (portal belanegara).

Portal tersebut dimaksudkan untuk menjadi sumber penyebaran informasi kepada

masyarakat tentang program Bela Negara, dan masyarakat juga bisa memberikan

saran dan masukan di portal tersebut2.

2.2. Sifat-Sifat Bela Negara3

1. Sifat lunak

a. Psychological

 Pemahaman ideologi negara (Pancasila dan UUD 1945)

 Nilai-nilai luhur bangsa

 Wawasan kebangsaan

 Persatuan dan kesatuan bangsa

 Kesadaran bela negara

b. Physical

 Perjuangan mengisi kemerdekaan

 Pengabdian sesuai profesi

 Menjunjung tinggi nama Indonesia di dunia internasional

2
https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/asd. Di download tanggal 5 Oktober 2019 pukul

14.05 WIB

3
Riyanto, Joko, dkk. 2016. Bela Negara dan Kebijakan Pertahanan. Jakarta : Puskom
Publik Kemhan.

9
 Penanganan bencana dan menghadapi ancaman non militer lainnya

(ekonomi, sosial, budaya, dsb)

2. Sifat Keras : menghadapi ancaman militer

1. Komponen Utama

2. Komponen Cadangan (kombatan)

3. Komponen Pendukung (Non kombatan)

2.3. Nilai-Nilai Bela Negara4

1. Cinta Tanah Air

Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela

tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Indikator cinta tanah air meliputi :

a. menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia,

b. bangga sebagai bangsa Indonesia,

c. menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia,

d. memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia,

e. mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara

Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap,

dan kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian

bangsa. Indikator nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi :

4
https://www.wantannas.go.id/2018/10/19/bela-negara-pengertian-unsur-fungsi tujuan-dan

manfaat-bela-negara/. Di download tanggal 5 Oktoberpukul 14.15 WIB.

10
a. memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.

b. melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

c. mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.

d. berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.

e. berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

3. Yakin akan Pancasila

Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan

nasional. Rasa yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara dicapai dengan

menumbuhkan kesadaran :

a. yang didasari pada Pancasila,

b. pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia,

c. bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

negara bangsa Indonesia akan tetap jaya,

d. setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat

diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat,

e. bahwa Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam

menghadapi ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi:

a. memahami nilai-nilai dalam Pancasila.

b. mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

c. menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia

d. senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila

11
e. setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

4. Rela berkorban

Rela berkorban untuk bangsa dan negara dalam arti bersedia mengorbankan

waktu, tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada

saatnya nanti siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara.

Indikator rela berkorban bagi bangsa dan negara meliputi:

a. bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa

dan negara.

b. siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.

c. memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.

d. memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.

e. mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi

dan/atau golongan.

5. Kemampuan awal bela negara

a. Secara psikis memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan perundang-

undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan uji,

pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan

nasional.

b. Secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani

yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.

Indikator nilai memiliki kemampuan awal bela negara meliputi :

1. memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,

dan kecerdasan dalam bertahan hidup atau mengatasi kesulitan.

12
2. senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya.

3. ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.

4. terus membina kemampuan jasmani dan rohani.

5. memiliki keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.

Saat ini bela negara dimaksudkan untuk memperkuat rasa nasionalisme

dan semangat patriotisme warga negara Indonesia ditengah ancaman bagi bangsa

saat iniberupa kejahatan terorisme internasional dan nasional, aksi kekerasan

berbau SARA, pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut, udara, dan luar

angkasa, gerakan separatisme, kejahatan dan gangguan lintas negara, dan

perusakan lingkungan.

Melalui bela negara ini, diharapkan, dalam setiap diri warga negara akan

tumbuh sikap dan perilaku warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan

berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan

bernegara serta keyakinan akan pancasila sebagai ideologi negara guna

menghadapi ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam negeri yang

membahayakan dan mengancam kedaulatan baik kedaulatan di bidang ideologi,

politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan negara. Konsep bela

negara sendiri mengandung arti keikutsertaan dalam pertahanan negara, yang

meliputi: mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan

wilayah, dan keselamatan bangsa dari segala ancaman. Sedangkan wujud

pembelaan terhadap negara berupa hak dan kewajiban melalui pendidikan

kewarganegaraan, pengabdian sebagai prajurit TNI dan pengabdian sesuai profesi.

Beberapa perspektif yang menjadi alasan negara perlu dibela oleh

warganegaranya, yaitu5 : 
5
https://unnes.ac.id/pakar/bela-negara-haruskah/. Didownload tanggal 5 Oktober pukul 14.10 WIB

13
a. Pertama, berdasarkan teori dan tujuan negara. Alasan ini sangat erat kaitannya

dengan tujuan akhir negara yaitu untuk menciptakan kebahagiaan bagi

rakyatnya (bonum publicum, common good, common weal). Dengan kata lain

negara didirikan untuk menyejahterakan warganya. Jadi sudah seharusnya

demi untuk mewujudkan cita-cita bersama dalam bernegara setiap warga

negara bersedia membela negaranya karena untuk kepentingan dirinya dan

sesamanya.

b. Kedua, berdasarkan pada pemikiran rasional. Aspek pertahanan merupakan

faktor penting dalam menjamin kelangsungan hidup Negara. Tanpa

kemampuan mempertahankan diri, suatu negara tidak akan dapat

mempertahankan keberadaan atau eksistensinya.

c. Ketiga, kontrak sosial, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya

pada 17 Agustus 1945 bertekad bulat untuk membela, mempertahankan, dan

menegakkan kemerdekaan, serta kedaulatan negara berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945.

d. Keempat, pertimbangan moral, kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai

dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

e. Kelima, ketentuan hukum atau yuridis, meliputi :

1) UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) yang menyatakan bahwa tiap warga Negara

behak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara;

2) UUD 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) adalah bahwa tiap warga Negara

berhak dan wajib ikut serta dalam usaha Pertahanan dan Keamanan Negara,

dan Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara dilaksanakan melalui Sistem

14
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai

Komponen Utama, Rakyat sebagai Komponen Pendukung6;

(3) UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B bahwa

setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara, sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

4) UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1) yaitu

setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara

ysng diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara;

5) UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (2) bahwa

keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dimaksud ayat (1)

diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar

kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib dan

pengabdian sesuai dengan profesi7.

Berdasarkan aturan Undang-Undang diatas maka setiap warga negara

Indonesia dengan hak dan kewajiban yang sama, dapat berperan aktif dalam

melaksanakan bela negara. Tentara dan masyarakat sipil merupakan sumber daya

manusia yang menjadi komponen terpenting dalam sistem pertahanan nasional,

yaitu pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Sistem pertahanan ini

menempatkan TNI dan POLRI sebagai komponen utama dan rakyat sebagai

komponen pendukung. Mengakhiri polemik yang terjadi sudah seyogyanya

pemerintah segera menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Komponen

Pendukung Pertahanan Negara yang akan menjadi payung hukum mobilisasi

6
Undang-Undang Dasar 1945

7
Undang-Undang Nomor.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara

15
warga sipil untuk kepentingan bela negara. Selain itu wacana bela negara ini harus

tetap berpegang teguh pada prinsip-peinsip demokrasi, HAM, dan kesejahteraan

umum. Prinsip demokrasi mengharuskan setiap tindakan pemerintah dalam

pelaksanaan pertahanan harus sejalan dengan aspirasi rakyat dan melalui

persetujuan rakyat melalui DPR. Prinsip HAM mengharuskan bahwa kegiatan ini

tidak melanggar HAM dengan alasan apapun. Prinsip kesejahteraan umum,

mengandung makna bahwa kegiatan ini tidak menjadikan rakyat semakin

menderita. Oleh karena itu, kalaupun harus dijalankan program bela negara perlu

dibarengi dengan program pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat8.

8
Rowland. 2013. Kewarganegaraan. Bandung: Lentera Dipantara.

16
BAB 3

PENUTUP

3.1. Simpulan

1. Bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh

kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945  dalam menjalin

kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

2. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pembelaan negara. Berdasarkan aturan Undang-Undang diatas maka

setiap warga negara Indonesia dengan hak dan kewajiban yang sama,

dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Tentara dan

masyarakat sipil yang terdiri dari berbagai kalangan profesi merupakan

sumber daya manusia yang menjadi komponen terpenting dalam sistem

pertahanan nasional, yaitu pertahanan dan keamanan rakyat semesta.

3.2. Saran

Untuk meningkatkan pertahanan keamanan nasional salah hal yang dapat

dilakukan adalah upaya bela negara yang dilakukan oleh seluruh warga negara

Indonesia. Oleh karen itu, pemerintah hendaknya memberikan kebijakan lebih

mendalam dan berupaya mewujudkan kesadaran bela negara dan cinta tanah air

dalam momen peringatan setiap tahun dan program yang menyentuh seluruh

aspek kehidupan bermasyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara

Buku

Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk


Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Riyanto, Joko, dkk. 2016. Bela Negara dan Kebijakan Pertahanan. Jakarta :
Puskom Publik Kemhan.

Rowland. 2013. Kewarganegaraan. Bandung: Lentera Dipantara.

Internet

https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/asd. Di download tanggal 5 Oktober

2019 pukul 14.05 WIB

https://unnes.ac.id/pakar/bela-negara-haruskah/. Didownload tanggal 5 Oktober

pukul 14.10 WIB

https://www.wantannas.go.id/2018/10/19/bela-negara-pengertian-unsur-fungsi

tujuan-dan-manfaat-bela-negara/. Di download tanggal 5 Oktoberpukul 14.15

WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai