Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SABTU BERTANI

"BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DARAT"

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV (EMPAT)

1. JAMALUDIN SUHARTO : 19011014038


2. HUSNI MUBARAK : 19011014016
3. SYAWALUDDIN : 19011014009
4. KASMAN : 19011014012
5. GITA FEBRIANI : 19011014006
6. YUYUN ANITA : 190120140
7. ARMAYANI : 19012014025
8. UDHATUL KHAERA : 19012014040

MENTOR

1. AKHYAR :
2. NURHAYATI :
3. NURFAINNAH :

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporam ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat minim. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan atapun saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan ini.

Makassar, 10 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................2

Daftar Isi.................................................................................................................3

BAB 1: Pendahuluan...............................................................................................4

A.Latar Belakang.....................................................................................4

B.Tujuan....................................................................................................4

BAB 2: Pembahasan................................................................................................5

A.Praktek Pertama....................................................................................5

B.Praktek Kedua.......................................................................................6

BAB 3: Penutup.......................................................................................................8

A.Kesimpulan............................................................................................8

B.Kritik dan Saran.....................................................................................8


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah
kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki
makna seluk beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah –
buahan atau tanaman hias. Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni:
sebagai Sumber bahan makanan, Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan.
Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman
Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan ilmu
pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan
pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada umumnya budidaya hortikultura
diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil
yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih
tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi
dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk member
keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan, dan lain-lain.
Dalam hortikultura ada beberapa teknologi perbanyakan tanaman diantaranya
yaitu secara generati dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu
perbanyakan tanaman melalui biji. Dalam laporan ini membahas tentang
perbanyakan tanaman secara generatif (biji) pada tanaman kangkung.
Kangkung termasuk sayuran yang populer dan digemari masyarakat
Indonesia. Tanaman kangkung berasal dari India sekitar 500 SM, yang kemudian
menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia dan Afrika.
Nama latin kangkung adalah Ipomoea aquatic. Di Cina, sayuran ini dikenal
dengan nama Weng Cai, sedangkan di Eropa kangkung disebut Swamp Cabbage.
Di Indonesia kangkung memiliki beberapa nama daerah, yaitu Kangkueng
(Sumatera), Kangko (Sulawesi) dan Utangko (Maluku).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap dengan kandungan yang ada pada
kangkung seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat
besi, natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan,
dan sitosterol. Senyawa kimia yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan
poliferol.
Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai
senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat
pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat
menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah
menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa ini berperan sebagai
antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi
genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea
reptans) dan Kangkung air (Ipomea aquatica). Kangkung darat memiliki ciri
seperti corak warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung
pohonnya yang meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam
laporan membahas tentang Kangkung darat (Ipomea reptans).

Tanaman kangkung merupakan jenis tanaman sayuran yang sudah banyak


dikenal berbagai kalangan dan salah satu sumber bahan makanan yang bergizi
tinggi dan tentunya harganya yang murah sehingga sangat terjangkau bagi seluruh
lapisan masyarakat.

Tanaman kangkung juga merupakan tanaman yang mudah ditanam


(Diusahakan) karena tanaman ini memiliki daya penyesuaian (Adaptasi) yang luas
terhadap berbagai lingkungan tumbuh, mudah dalam pemeliharaan, dan relatif
murah dalam penyediaan usaha taninya. Tanaman kangkung ini sendiri berasal
dari daerah tropis, terutama kawasan Asia dan Afrika, dan kini berkembang
hingga ke Asia Tenggara termasuk indonesia.

Menguak aspek sosial dan ekonomi, kangkung sangat baik dijadikan


pertimbangan usaha tani komoditas di kawasan Agribisnis. Apalagi kebutuhan
sayuran daun seperti kangkung ini terus meningkat dan juga merupakan mata
dagangan diberbagai pasar.

Dengan demikian, usaha budidaya kangkung memberikan prosfek yang cerah,


keuntungan yang besar, selain itu dengan adanya usaha ini sangat mendukung
perluasan kesempatan kerja dan wirausaha tani, pengembangan agribisnis dan
penyedian pangan bergizi bagi masyarakat.

1.2 Tujuan Praktikum Lapang

Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk menyelesaikan tugas kelompok


dalam mata kuliah Sabtu Bertani bagi Mahasiswa Baru, dan juga untuk
menambah ilmu pengetahuan seputar budidaya tanaman sayur termasuk
kangkung, yang memang banyak diminati masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman

Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan).


Kedudukan tanaman
Kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kingdom : Viridiplantae
Ordo : Solanales
Infra Kingdom : Streptophyta
Family : Convolvulaceae
Divisi : Tracheophyta
Genus : Ipomoea L
Sub Divisi : Spermatophytina
Spesies : Ipomoea Aquatica Forssk
2.2  Morphology Tanaman Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya
akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60
hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih,
terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan
berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-
bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan
setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di
ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan
berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya
berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah
lembayung (Maria, 2009).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji.
Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika
sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm,
dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping
dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generatif (Maria, 2009).
2.3  Sistem Budidaya Tanaman
1.  Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung
darat (Ipomea aquatica) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas
dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan
tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan
tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di
sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada
umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh
di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila
ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan
lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh
ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara
turun 1 derajat C (Aditya, 2009).

2.   Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea aquatica) menghendaki tanah yang subur,
gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi
keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang
tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air
membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman
kangkung (Ipomea aquatica) membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3.   Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung
darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana
saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap
sama asal jangan dicampur aduk (Anggara, 2009).
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1  Tempat dan Waktu


Tempat pelaksanaan pratikum  dilakukan di kebun percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Islam Makassar.
Waktu pelaksanaan Program Sabtu Bertani dimulai tanggal 01 November
2019 sampai 29 Desember 2019.
3.2  Bahan dan Alat
Bahan dan Alat yang digunakan dalam Program Sabtu Bertani adalah : benih
kangkung, pupuk kandang/pupuk organic, Sekam, cangkul, Parang, meteran,
gunting, dan tali rapia.
3.3 Metode Pelaksanaan
1.  Pembersihan dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan
pembersihan lahan dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah
lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya pengukuran lahan dengan
ukuran Panjang Bedengan 300 cm, Lebar Bedengan 90 cm, Tinggi
Bedengan 20 cm dan Drainase jarak antar bedengan 30 cm.
2.  Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari
pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang
berbahaya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari. Pengolahan
dilakukan secara manual dengan menaburkan pupuk organik yang telah di
campur sekam menggunakan cangkul, Sedangkan untuk penghalusan atau
perataan tanah menggunakan garu/kayu (balok).
3.  Pengukuran jarak tanam
Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran dengan jarak
tanam 5 x 2 cm dan jarak dari pinggir bedengan 5 cm. Pengukuran jarak
tanam ini mempermudah dalam penanamannya nanti.

4.  Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara menggaris bedengan selaras dengan
arah cahaya matahari menggunakan kayu yang telah di runcingkan
ujungnya. Titik tanam yang telah di ukur, dengan kedalaman  1-2 cm.
Setiap garis ditanam dengan jarak masing-masing 2 cm dan di beri 2 biji
kangkung setiap jaraknya supaya tubuhnya lebih optimal.
5.  Pemeliharaan
a.   Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar
ketersediaan air untuk tanaman tersedia.Sehingga tidak menghambat
dalam pertumbuhannya, namun penyiraman juga tergantung cuaca jika
hujan tidak dilakukan penyiraman.
b.   Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu/gulma yang
tumbuh disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung
pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman.
Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara
tanaman kangkung dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air
dan cahaya matahari.
6.  Pemanenan
      Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen dilakukan
dengan dua tahap. Tahap pertama dengan menggunting tanaman yang
telah layak ditanam kemudian diukur berapa tinggi tanaman, dan berat
basah dari hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen kedua dengan
mencabut seluruh tanaman yang ada.

BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil pengamatan atau
pengukuran tanaman sebagai berikut :

Tanggal Rata-rata tinggi Rata-tata jumlah


Gambar
Pengamatan Tanaman Daun
08/10/2019 5 cm 2 helai
19/10/2019 11 cm 9 helai
27/10/2019 30 cm 15 helai
01/11/2019 45 cm 20 helai
01/11/2019
01/11/2019
01/12/2019
4.2   Pembahasan
Kangkung darat merupakan tanaman yang sangat memerlukan air untuk
membantu pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung kekurangan air maka
pertumbuhannya akan lambat dan batangnya akan keras. Jadi untuk mendapatkan
hasil produksi yang baik perlunya perawatan tanaman seperti penyiraman
sehingga ketersediaan air untuk tanaman kangkung cukup dan pertumbuhannya
akan lebih bagus.
Adapun jenis hama yang meyerang tanaman kangkung darat seperti ulat,
kutu putih dan wereng. Dengan penyerangan hama ini dapat menurunkan kualitas
produksi tanaman karena serangan dari ulat ini menyebabkan daun-daun
kangkung perlubang dan habis dimakannya. kutuh putih merusak daun  kangkung
mengakibatkan daun kuning. Sedangkan hama wereng menyebabkan tanaman
menjadi layu.
BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari hasil program sabtu bertani dapat diambil kesimpulan yaitu dalam
membudidaya tanaman kangkung darat perlunya ketersediaan air karena
kangkung merupakan tanaman yang sangat memerlukan air. Jika tanaman
kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena
batangnya yang keras dan banyak mengandung getah.

Tanaman yang berkualitas itu tergantung kepada proses penanaman dan


perawatan tanaman tersebut, tanaman yang dirawat dengan baik dan dengan
proses yang benar akan menghasilkan produk tanaman yang bermutu dan
berkualitas tinggi dan tentu akan sangat diminati para konsumen.

5.2  Kritik dan saran

Demikianlah laporan ini saya buat, karna ini masih dalam tahap awal, ini
adalah penelitian yang sederhana, dan ini masih banyak kekurangan didalamnya.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dengan sifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya. 2009 http://akubesertakamu.blogspot.com/2011/03/respon-pertumbuhan-


dan-produksi-tanaman.html diakses tanggal 1 Mei 2015
Maria. 2009 http://tipspetani.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-tanaman-
kangkung_23.html diakses tanggan 1 Mei 2015
Anonim., 1960. Principles of Plants Breeding. University of California, USA.
Ashari. S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.
Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media
Komputindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai