Laporan Budidaya Kangkung Husni
Laporan Budidaya Kangkung Husni
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV (EMPAT)
MENTOR
1. AKHYAR :
2. NURHAYATI :
3. NURFAINNAH :
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporam ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat minim. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan atapun saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
BAB 1: Pendahuluan...............................................................................................4
A.Latar Belakang.....................................................................................4
B.Tujuan....................................................................................................4
BAB 2: Pembahasan................................................................................................5
A.Praktek Pertama....................................................................................5
B.Praktek Kedua.......................................................................................6
BAB 3: Penutup.......................................................................................................8
A.Kesimpulan............................................................................................8
Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah
kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki
makna seluk beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah –
buahan atau tanaman hias. Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni:
sebagai Sumber bahan makanan, Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan.
Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman
Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan ilmu
pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan
pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada umumnya budidaya hortikultura
diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil
yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih
tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi
dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk member
keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan, dan lain-lain.
Dalam hortikultura ada beberapa teknologi perbanyakan tanaman diantaranya
yaitu secara generati dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu
perbanyakan tanaman melalui biji. Dalam laporan ini membahas tentang
perbanyakan tanaman secara generatif (biji) pada tanaman kangkung.
Kangkung termasuk sayuran yang populer dan digemari masyarakat
Indonesia. Tanaman kangkung berasal dari India sekitar 500 SM, yang kemudian
menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia dan Afrika.
Nama latin kangkung adalah Ipomoea aquatic. Di Cina, sayuran ini dikenal
dengan nama Weng Cai, sedangkan di Eropa kangkung disebut Swamp Cabbage.
Di Indonesia kangkung memiliki beberapa nama daerah, yaitu Kangkueng
(Sumatera), Kangko (Sulawesi) dan Utangko (Maluku).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap dengan kandungan yang ada pada
kangkung seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat
besi, natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan,
dan sitosterol. Senyawa kimia yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan
poliferol.
Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai
senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat
pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat
menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah
menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa ini berperan sebagai
antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi
genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea
reptans) dan Kangkung air (Ipomea aquatica). Kangkung darat memiliki ciri
seperti corak warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung
pohonnya yang meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam
laporan membahas tentang Kangkung darat (Ipomea reptans).
2. Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea aquatica) menghendaki tanah yang subur,
gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi
keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang
tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air
membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman
kangkung (Ipomea aquatica) membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung
darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana
saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap
sama asal jangan dicampur aduk (Anggara, 2009).
BAB III
BAHAN DAN METODE
4. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara menggaris bedengan selaras dengan
arah cahaya matahari menggunakan kayu yang telah di runcingkan
ujungnya. Titik tanam yang telah di ukur, dengan kedalaman 1-2 cm.
Setiap garis ditanam dengan jarak masing-masing 2 cm dan di beri 2 biji
kangkung setiap jaraknya supaya tubuhnya lebih optimal.
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar
ketersediaan air untuk tanaman tersedia.Sehingga tidak menghambat
dalam pertumbuhannya, namun penyiraman juga tergantung cuaca jika
hujan tidak dilakukan penyiraman.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu/gulma yang
tumbuh disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung
pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman.
Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara
tanaman kangkung dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air
dan cahaya matahari.
6. Pemanenan
Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen dilakukan
dengan dua tahap. Tahap pertama dengan menggunting tanaman yang
telah layak ditanam kemudian diukur berapa tinggi tanaman, dan berat
basah dari hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen kedua dengan
mencabut seluruh tanaman yang ada.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil pengamatan atau
pengukuran tanaman sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
Dari hasil program sabtu bertani dapat diambil kesimpulan yaitu dalam
membudidaya tanaman kangkung darat perlunya ketersediaan air karena
kangkung merupakan tanaman yang sangat memerlukan air. Jika tanaman
kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena
batangnya yang keras dan banyak mengandung getah.
5.2 Kritik dan saran
Demikianlah laporan ini saya buat, karna ini masih dalam tahap awal, ini
adalah penelitian yang sederhana, dan ini masih banyak kekurangan didalamnya.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dengan sifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA