Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

(HUBUNGAN ALIRAN ENERGI DENGAN RANTAI MAKANAN)

DUSUSUN OLEH

NAMA : HUSNI MUBARAK

NIM : 19011014016

MATA KULIAH : EKOLOGI UMUM

DOSEN PENGAMPU : IR. HEMAN NURSAMAN,MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISAM MAKASSAR

2019/2020
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara komunitas dan
komunitas lainnya serta lingkungan abiotiknya. Interaksi ini dapat menyebabkan
aliran energi melalui peristiwa makan dan dimakan (predasi). Pada peristiwa
aliran energi ini, komponen ekosistem, khususnya komponen biotik, memiliki tiga
peran dasar, yaitu sebagai produsen, konsumen dan dekomposer. Penyusun utama
produsen dalam suatu ekosistem, khususnya di daratan adalah tumbuhan.
Organisme ini mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan sinar
matahari. Peristiwa ini disebut fotosintesis. Produsen merupakan organisme
autotrof, yaitu organisme yang mampu menyusun atau membuat makanannya
sendiri. Adapun konsumen adalah organisme heterotrof, yaitu organisme yang
tidak dapat membuat makanannya sendiri.Untuk memenuhi
kebutuhannya,organisme ini bergantung pada organisme lain. Komponen biotik
yang terakhir,yaitu dekomposer (pengurai). Dekomposer adalah organisme yang
menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati menjadi zat-zat organik
sederhana. Zat-zat sederhana ini akan digunakan kembali oleh produsen sebagai
bahan nutrisi untuk membuat makanannya. Proses tersebut akan berlangsung
terus-menerus di dalam suatu ekosistem.
Pada hutan muda, jumlah total bahan organik makin meningkat setiap
tahun dengan meningkatnya ukuran pohon. Keadaan ini juga merupakan
penyimpanan, tetapi jika hutan menjadi dewasa, bahan organik akan hilang karena
kematian dan kehancuran. Energi yang hilang (hancur) tersebut, jika ditambahkan
dengan kehilangan karena dimakan hewan, jumlahnya sama dengan produk bersih
tumbuhan. Dalam hal ini tidak ada pertambahan lebih lanjut dalam biomassa dari
tahun ke tahun. Istilah biomassa digunakan untuk melukiskan seluruh bahan
organic yang terdapat dalam satu ekosistem. Jika sebagian biomassa suatu
Tumbuhan dimakan, energy itu diteruskan kesuatu heterotrof. Pada belalang
misalnya, untuk tumbuh dan melaksanakan kegiatannya berkat energy yang
tersimpan dalam tumbuhan yang dimakannya.
B. Rumusan masalah
1. Apakah Yang dimaksud dengan aliran energi dan bentuknya?

2. Apakah yang dimaksud dengan Rantai Makanan?

3. Bagaimana proses aliran energi dalam jaring-jaring makanan ?

4. Apakah yang dimaksud dengan Piramida Ekologi?

5. Bagaimana proses produktivitas di dalam ekosistem?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui pengertian aliran energi dan bentuknya

2. Untuk Mengetahui pengertian dari Rantai Makanan

3. Untuk mengetahui letak proses aliran energi dalam jaring-jaring


makanan

4. Untuk Mengetahui Piramida Ekologi

5. Untuk mengetahui proses produktivitas di dalam ekosistem

D. Manfaat

Mengetahui aliran energy dalam suatu ekosistem menyeluruh beserta bagaimana


bentuknya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ALIRAN ENERGI

Energi berasal dari bahasa yunani “En” berarti dalam, dan ergon berarti kerja.
Energi adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh atau akibat, baik itu
berupa panas yang ditimbuilkan, maupun berupa akibat mekanik.

Energi adalah faktor utama yang mengndalikan ekosistem. Sedangkan


interaksi antara berbagai spesies dalam ekosistem itu hanya merupakan faktor
ikutan. Pada hakekatnya hampir semua sistem di bumi dibatasi oleh jumlah energi
matahari yang tersedia. Tetapi batas toleransi berbagai spesies terhadap faktor
abiotik, misalnya suhu, cahaya, unsur hara, juga membatasi besarnya populasi
dalam sebuah ekosistem. Tetapi peranan faktor toleransi terhadap faktor fisik
lebih kecil peranannya jika dibandingkan dengan faktor energi.

Energi dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan kerja atau usaha.


Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan
untuk aktivitas hidupnya. Untuk melakukan suatu pekerjaan fisik atau pekerjaan
mental selalu membutuhkan energi. Mengangkat suatu beban, mendaki gunung,
menekan gas dalam silinder merupakan suatu aktivitas gerak yang membutuhkan
energi. Energi tidak dapat dilihat, yang terlihat hanyalah akibat adanya energi
tersebut. Misalnya tumbuhan berfotosintesis, energi yang digunakan untuk
berfotosintesis tidak terlihat tetapi hasil dari fotosintesis bisa dilihat dengan mata.

B. HUKUM TERMODINAMIKA

Semua organisme hidup membutuhkan energi karena banyak reaksi biokimia


yang berlangsung didalam tubuh organisme membutuhkan energi. Didalam
ekosistem, semua organisme saling berinteraksi melalui proses pencarian
makanan, dimana dalam proses ini juga membutuhkan energi. Energi yang
tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh konsumen untuk aktivitas
hidupnya. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi
satu ke energi yang lain. Aliran energi bersifat searah (tidak siklis). Perilaku
energi di alam ini mengikuti hukum termodinamika.

1. Hukum termodinamika pertama berbunyi : energi dapat diubah dari satu


bentuk ke bentuk yang lain. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Sebagai contoh energi cahaya matahari adalah sumber
energi utama dalam kehidupan, tumbuhan berklorofil memanfaatkan
cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hasil dari fotosintesis adalah
oksigen dan karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan makanan, selain
digunakan untuk proses fotosintesis enegi matahari juga digunakan untuk
proses respirasi, transpiransi, translokasi unsur hara dan asimilat serta
yang lainnya. Energi yang diubah itu nantinya akan digunakan untuk
antara lain :
 Mengabsorbsi unsur hara, mineral dan air.
 Mensintesa bahan-bahan organis.
 Mengkatalisa bahan-bahan organis yang terbentuk melalui proses
respirasi dan transpirasi.
 Melaksanakan pertumbuhan dan melengkapi siklus perkembangan.

Hukum termodinamika pertama sering juga disebut dengan hukum


konservasi energi (conservation of energy). Organisme berfungsi sebagai
pengalir energi dari satu organisme ke organisme lainnya tanpa
mengurangi kuantitasnya selagi jumlah zat yang mengandung energi itu
tetap.

Hukum termodinamika I (kekelalan energi, konservasi energi):


energi dapat diuah dari satu bentuk energi menjadi energi lain
tetapi energi tidak pernah dapat diciptakan dan tak pernah dapat
dimusnahkan.

o W=JH
o W= kerja mekanik, J= unit joul, H= panas.

Ini berarti satu unit kerja (W) equivalen dengan unit kerja panas.
Hal ini berati juga bahwa energi dapatr diubah dan semu energi yg
memasuki jasad hidup dianggap sebagai energi yg tersimpan atau
terlepaskan. Jadi sistem kehidupan dapat dinggap sebagai
pengubah energi.

2. Hukum termodinamika kedua berbunyi : energi dapat terjadi spontan


selama ada penurunan derajat (degradasi) dari suatu sumber konsentrasi
tinggi secara menyebar untuk mencapai perataan. Hukum termodinamika
dapat diterangkan dengan panas yang semaki lama panasnya menurun
karena terjadi aliran (konveksi) untuk perataan. Contoh yang lain adalah
radiasi matahari yang dipancarkan kebumi, energi radiasi matahari itu
tidak pernah kembali ke matahari, namun energi itu tidak akan pernah
habis selag bahan dasar dan proses penciptaan energi itu belum habis.
Hukum termodinamika II (Hukum entropy): setiap terjadi perubahan
bentuk energi, pasti terjdi degradasi enegi dari bentuk energi yang
terpusat menjadi energi yang terpencar. Mis pasan pasti menyebarkan
panas ke lingkungan yang lebih rendah suhunya.
Hukum ini dapat pula berbunyi tidak ada pengubahan energi yang
betul-betul efisien (misalnya energi cahaya menjadi protoplasma
Entropy: en = dalam, trope = transformasi, adalah ukuran untuk energi
yang tak tersedia sebagai akibat ransformasi.

C. RANTAI MAKANAN

Dalam rantai makanan (food chain) bermacam-macam organisme yang


mendapatkan makanan dari tumbuhan dengan jumlah transfer yang sama dan
menempati tingkat trofik yang sama (trofic level). Jadi dalam suatu ekosistem
tanaman menempati trofik pertama, hewan herbivora menempati trofik keduadan
demikian seterusnya. Menurut Elton rantai makanan biasanya terbatas sampai
empat atau lima tingkat

Dalam urutan linear dari rantai makanan, salah satu ujung rantai berupa organisme
ototrof, sedangkan ujung lainnya berupa predator yang disebut dengan karnivora
puncak.

Contoh rantai makanan yang disajikan tersebut merupakan suatu bentuk


aliran yang sederhana. Pada kenyataannya di alam, rantai-rantai makanan yang
bergabung membentuk jaring-jaring makanan. Beberapa spesies memakan
mangsa pada berbagai tingkatan trofik sehiungga akan terbentuk jalur aliran yang
berganda. Rantai makanan berinteraksi membentuk jaring-jaring makanan. Suatu
ekosistem yang sederhana seperti kolam memiliki hubungan trofik yang kopleks,
sistem tersebut terkadang sulit untuk mengkaji interaksi anatara jenis pemangsa
dan mangsanya.

Konsep tingkatan trofik dalam satu rantai makanan sangat sederhana, namun tidak
demikian halnya dalam jaring-jaring makanan. Lihat contoh jaring-jaring
makanan pada gambar dibawah ini :
Transfer energi makanan dari sumbernya (tumbuhan) melalui serangkaian
organisme yang memakan dan dimakan (food chain)

Dalam setiap pengalihan energi sebahagian besar energi potensial hilang


sebagai panas. Makin pendek rantai makanan makin banyak energi yang
ersedia bagi populasi.

Rantai makanan terdiri atas 2 tipe, yaitu rantai makanan perumputan


(grazing food chain) dan rantai makanan perombakan (detritus food
chain)

Rantai makanan perumputan : dimulai dari tumbuhan sebagai dasar


kemudian dimakan oleh herbivora, herbivora dimakan oleh karnivora kecil
yang selanjutnya dimakan olebh karnivora besar.

Rantai makanan perombakan: dimulai dari bahan mati lelu


kemikroorganisme pemakan detritus (bahan oerganik yang hancur) dan
predatornya.

Aliran energi berdasarkan tropik dalam suatu ekosistem dapat dilihat sbb:

Tingkat tropik: masing-masing kelompok organisme yang mempunyai


jarak transfer makanan tertntu dari sumber energi, menempati satu tingkat
teropik tertentu.

Ular memakan tikus dan katak. Tikus berada pada tingkat trofik kedua,
sedangkan katak berada pada tingkat trofik ketiga. Struktur trofik pada ekosistem
dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Yang mana ada tiga jenis
piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

a. Piramida Jumlah

Organisme dengan tingkat trofik masing-masing dapat disajikan dalam


piramida jumlah spesies, organisme di tingkat trofik pertama (produsen)
biasanya lebih sedikit daripada herbivora (konsumen tingkat I). Pada
ekosistem padang rumput organisme di tingkat pertama (produsen) paling
melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga dan
selanjutnya semakin berkurang.

b. Piramida Biomassa

Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massal


seluruh organisme di habitat tertentu dan diukur dalam gram. Untuk
menghindari kerusakan habitat, biasanya hanya diambil sedikit sampel dan
diukur kemudian ditotal seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran
seperti ini akan diperoleh informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi
pada ekosistem.

c. Piramida Energi

Sering kali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang


kita butuhkan tentang tentang ekosistem tertentu. Lain halnya dengan
piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam
waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling
akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.

Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut


yang tersedia di tiap tingakt trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap
trofik terjadi karena hal-hal sebagai berikut :

Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh


tingkat trofik selanjutnya.
Beberapa makanan yang dimakan tidak dapat dicerna dan dikeluarkan
sebagai sampah.
Hanya sebagian makanan yang decerna menjadi bagian dari tubuh
organisme.

Energi hilang akibat dekomposisi

(Gambar Aliran Energi dalam Ekosistem)


ALIRAN ENERGI

(Gambar Aliran Energi dalam Ekosistem)

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR


AGROEKOSISTEM

Semua yang berpengaruh terhadap struktur dan fungsi ekosistem berpengaruh


pula di sini. Kecuali ada beberapa faktor lain yang berpengaruh.

Kompetisi adalah interaksi individu yang sama spesies atau spesies yang berbeda
(manusia, hewan atau tumbuhan) berlomba-lomba untuk mendapatkan sesuatu.
Kompetisi ini bisa dalam bentuk memperebutkan makanan, wilayah, cahaya,
pekerjaan, perempuan, laki-laki, dll. Dengan demikian, kompetisi dapat dari
spesies yang sama (intraspesifik) atau spesies yang berbeda (antarspesies). Dalam
kedua kasus, jenis interaksi ini merupakan sebuah proses selektif yang berpuncak
pada umumnya dengan pelestarian bentuk kehidupan yang lebih baik disesuaikan
dengan lingkungan, dan dengan kepunahan individu dengan daya rendah adaptif.

Kompetisi antar populasi disebut juga kompetisi interspesifik. Kompetisi


interspesifik terjadi jika dua atau lebih populasi pada suatu wilayah memiliki
kebutuhan hidup yang sama, sedangkan ketersediaan kebutuhan tersebut terbatas.
Kebutuhan hidup antara lain berupa makanan, cahaya, air atau ruang. Akibat
kompetisi interspesifik sama dengan kompeitisi intraspesifik. Contoh kompetisi
interspesifik adalah kompetisi beberapa jenis burung di hutan yang memakan jenis
serangga yang sama.

Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan


interspesifik pada tumbuhan, yaitu :

1. Jenis tanaman

Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, sistem perakaran, bentuk


pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang
memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan
persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Sebagai contoh : bentuk daun
yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga
menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.

2. Kepadatan tumbuhan

Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan
persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia
tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.

3. Penyebaran tanaman

Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau


melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang
menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor
penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti
suhu, cahaya, oksigen, dan air.

4. Waktu

Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama.
Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling
peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke energi
yang lain. Aliran energi bersifat searah (tidak siklis).

Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Yang
mana ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan
piramida energi.

Siklus hara adalah sistem daur ulang alam. Semua bentuk daur ulang memiliki umpan
balik yang menggunakan energi dalam proses menempatkan sumber daya material
kembali mulai digunakan.

Ada dua hal yang termasuk ke dalam siklus materi, yaitu :

Kepentingan Nutrisi dalam ekosistem


Siklus Biogeokimia

Agroekosistem dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:

Kompetisi (inta/antarspesifik)
Pengolahannya

Kompetisi inter dan intra spesifik dapat menyebabkan adanya kemampuan bersaing antar
tanaman yang membutuhkan nutrisi dan zat-zat hara yang cukup dan sesuai dengan jenis
tanaman tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Kristanto p. 2013. Ekologi industri. Andi. Yogyakarta

J.B. hasan. 1992. Ekologi tanaman suatu pendekatan fisiologis. Rajawali. Jakarta

http://forester-untad.blogspot.com/2013/03/siklus-nutrisi-unsur-hara.html

http://aktivitaspraktikumektum.blogspot.com/2011/06/ekosistem-aliran-energi-
dan- siklus.html

http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2373379-pengertian-
kompetis

http://miachici.blogspot.com/2012/12/kompetisi-intraspesifik-dan.html

Anda mungkin juga menyukai