Disusun Oleh:
Kelompok 2
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah evolusi ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW. Besarta keluarga-Nya,
para sahabat-Nya dan kita selaku umat-Nya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah evolusi. Dan
dengan kerendahan hati penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan
yang ada dalam makalah ini, baik dari segi bahasa maupun tulisannya, karena
wawasan pengetahuan dan pengalaman penyusun masih sangat jauh dari
kesempurnaan.
Oleh karenanya kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk kesempurnan makalah selanjutnya, selain itu penulis
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Evolusi.......................................................................................................3
B. Pangea........................................................................................................3
C. Pemisahan Pangea Menjadi Laurasia Dan Gonwana.................................4
D. Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indinesia..............................................6
E. Biogeografi...............................................................................................11
F. Persebaran Flora dan Fauna.....................................................................14
G. Persebaran Fauna di Muka Bumi.............................................................17
H. Persebaran Fauna Dan Flora di Indonesia................................................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan planet bumi sekitar 65 juta tahun lalu, Laurasia
merupakan moyang benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator
(belahan bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan moyang kepada benua-benua di
belahan bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India,
Australia, dan Antartika, hingga terbentuklah benua-benua yang kita saksikan saat
ini. Kerak bumi atau lapisan bumi bagian atas, pada dasarnya terdiri atas kerak
samudera dan kerak benua. Kedua kerak ini bukanlah sesuatu yang kaku dan
diam, tetapi terus bergerak aktif mengalami pergeseran hingga saat ini.
Teori Pangea dan Gondwana adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa
jutaan tahun yang lampau, semua benua bergabung dalam satu daratan besar yang
disebut Pangea. Kemudian, karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti,
benua-benua tersebut pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan.
Ternyata sejak zaman dulu, permukaan bumi yang diam ini telah mengalami
perjalanan atau pergeseran yang jauh dari bentuk asalnya. Di antara para ilmuwan
yang memberikan gagasan tentang adanya pergeseran di bumi, yaitu Antonio
Snidar-Pellegrini yang mengamati benua-benua Afrika dan Amerika Selatan
merupakan benua yang pernah bersatu. Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang
bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal yaitu teori
pengapungan benua (Continental Drift Theory) mengemukakan bahwa sekitar 225
juta tahun lalu, dahulu bumi baru ada satu benua dan samudera yang maha luas.
Benua raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudera yang
mengapitnya dinamakan Panthalassa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
beratus juta tahun yang lalu benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu
pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan
dinamakan Gondwana. Baik Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-
pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan
dengan kecepatan gerak antara 1-10 cm pertahun.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya Kepulauan Indonesia?
3. Bagaimana hubungan biogeografi dengan evolusi?
C. Tujuan
1. Menganalisis masa Pangea serta pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan
Gondwana.
2. Menganalisis sejarah terbentuknya Kepulauan Indonesia.
3. Menganalisis hubungan biogeografi dengan evolusi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Evolusi
B. Pangea
1
Evolusi, (On-line). Tersedia di: https://www.evolusiuinril.com/ (19 Februari2020).
3
menjadi beberapa lempengan. Lempengan itu terus bergeser hingga terbentuk
benua dan kepulauan seperti saat ini.2
Sekitar 250 juta tahun yang lalu (jtl), tujuh benua yang ada pada saat ini (Asia,
Australia, Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Antartika) berada
dalam satu benua besar yang disebut Pangea atau Pangaea dan dikelilingi oleh
satu samudera besar yang disebut Samudera Phantalassa.
Kata “Pangea” muncul pertama kali dalam sebuah buku berjudul Die
Entstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Mula Benua dan Samudera) edisi
tahun 1920 oleh Alfred Wegner, seorang ilmuwan geofisika asal Jerman. Dalam
teorinya tentang “Pergeseran / Perpindahan Benua” (Continental Drift), beliau
berpendapat bahwa pada awalnya semua benua yang ada saat ini berasal dari
sebuah benua yang sangat besar, yang dikenal dengan Super Continent (Benua
Super).3
2
Putri, Aisyah. . Benua Pangaea. (Online). Tersedia di:https://www.boombastis.com/benua-
pangaea/87892. (17 Februari 2019).
3
ibid
4
Gambar 1. Pangea
5
Proses pemecahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana dimulai
sekitar 200 juta sampai sekitar 135 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan percaya,
bahwa pecahnya Pangea disebabkan oleh adanya arus konveksi di mantel yang
menggerakan kerak bumi di atasnya dan akhirnya memisahkan Laurasia dan
Gondwana. Laurasia terdiri dari Benua Amerika Utara, Asia dan Eropa, serta
pulau Greenland yang ada saat ini. Sementara, Gondwana terdiri dari Benua
Amerika Selatan, Australia, Afrika, Antartika, serta India dan pulau Madagaskar
yang ada saat ini4.
Gambar 3. Laurasia dan Gondwana 180 jtl. Gambar 4. Laurasia dan Gondwana 135 jtl.
4
Paparan Sahul. (Online). Tersedia dari : http://paparansunda.ni.web.id/id1/1688-1575/Paparan-
Sahul_42443_paparan-sunda-ni.html. (17 Februari 2019).
6
laut di sekitarnya, seperti Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Teluk
Siam dan bagian selatan Laut Cina Selatan.
Bukti bahwa pulau-pulau Sunda Besar pernah bersatu dengan benua asia
adalah sebaran jenis mamalia Asia seperti beberapa
jenis kera, gajah, macan dan harimau yang ditemukan di benua Asia,
Sumatera, Jawa, dan Bali, serta adanya Orangutan patut di Sumatera dan
Kalimantan. Paparan ini terbentuk dampak aktivitas vulkanik beribu-ribu
tahun dan erosi massa benua Asia, serta terbentuknya konsolidasi runtuhan
batu di pesisir seiring naik dan turunnya permukaan laut. Bukti pernah adanya
sistem sungai yang mempersatukan pulau-pulau Sunda Besar dan benua Asia
adalah ditemukannya bebagai spesies ikan air tawar Asia Tenggara di
bermacam pulau yang sekarang terpisah oleh laut, misalnya ikan mas, gurame,
dan ikan gabus.
Paparan Sahul adalah bagian dari lempeng landas kontinen
benua Sahul (benua Australia-Papua) yang terletak di lepas pantai utara
Australia dan lautan selatan pulau Papua. Paparan Sahul adalah dataran
terbuka di atas permukaan laut.
Bukti tepi pantai pada masa ini ditandai dengan lokasi yang sekarang
terletak pada kedalaman antara 100 sampai 140 meter di bawah permukaan
laut. Paparan Sahul juga dinamakan Paparan Arafura, membentuk jembatan
daratan antara Australia dengan pulau Papua, serta Kepulauan Aru. Kawasan
ini adalah habitat penyebaran marsupial (hewan mamalia berkantung), burung
darat yang tak mampu terbang seperti emu dan kasuari, serta ikan air tawar
yang sama jenisnya.5
Garis Lydekker adalah garis biogeografi yang ditarik di tepi perbatasan
Paparan Sahul dimana landasan laut turun curam di kawasan
biogeografi Wallacea. Wallacea terletak antara celah yang terbentuk antara
Paparan Sahul dengan Paparan Sunda, bagian dari paparan benua Asia
Tenggara.
5
Gunawan, Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia. [Online]. Tersediadi:
:https://www.academia.edu/8253556/Proses_Terbentuknya_Kepulauan_Indonesia. (18 Februari
2019)
7
2. Indonesia sebagian berasal dari Gondwana dan sebagian berasal dari
Laurasia. Sulawesi merupakan daerah peralihan (1980-an)
Pada 1200 juta tahun lalu, seluruh daratan yang ada di bumi tergabung
menjadi super benua yang dinamakan dengan Rodinia. Rodinia berada pada Era
Neoproterozoic. Rodinia tersusun dari beberapa Craton, Craton Amerika utara,
pada bagian tenggara craton Eropa Timur, craton Amazonia dan craton Afrika
barat. Pada bagian selatan, Rio plato dan San Fransisco, sedangkan pada bagian
barat daya, craton Kongo dan craton Kalahari. Pada bagian timur laut, craton
Australia, craton India dan craton Antartica. Sedangkan untuk craton Siberia,
craton china utara dan selatan, para ahli memiliki perbedaan pendapat untuk
rekonstruksi craton ini.
8
Gondwana dan Laurasia (650 Mya)
Karena pergerakan kerak bumi, Rodinia terpisah menjadi dua super benua
yaitu Gondwana dan laurasia. Bagian-bagian yang akan membentuk Indonesia
termasuk ke dalam super benua Gondwana, juga Australia. Pada masa ini pulau
Papua sudah terpisah dari Australia. Sedangkan pulau-pulau lainnya dari
Indonesia masih tergabug dalam craton China Utara.
Pangea adalah super benua yang terbentuk dari bersatunya Gondwana dan
Laurasia. pada era Paleozoic, era setelah Neoproteozoic. Saya ingin membahas
dalam tulisan terpisah mengenai perbedaan Rodinia dan Pangea. Sekitar tahun ini
beberapa pulau dari Indonesia sudah mulai terpisah dari craton China Utara, para
ahli menyebutnya dengan Malaya. Pada era ini craton China Utara dan craton
China Selatan masih terpisah.
9
Periode Cretaceous (94 Mya)
Periode ini juga termasuk ke dalam Era Cenozoic, pada periode ini
Indonesia mulai terbentuk. Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo masih terpisah jauh
dengan pulau Papua. Bagaimana dengan Sulawesi, berdasarkan pendapat para
ahli, Pulau Sulawesi terbentuk dari pulau-pulau kecil bagian dari daratan Asia,
daratan Australia dan pulau-pulau kecil yang awalnya berada pada samudra
Pasifik, yang disebabkan oleh pergerakan kulit bumi, pulau-pulau ini kemudian
membentuk Sulawesi.
10
pulau yang terdapat di Indonesia berbeda-beda. Pulau Papua yang berasal dari
craton Australia dahulunya, dan telah terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum
terbentuknya pulau lain di Indonesia. Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang
merupakan bagian dari craton China Utara, yang kemudian akibat pergerakan
kulit bumi membentuk daratan Asia, dan pada Periode Tertiary, pulau Sumatra,
Jawa dan Borneo terpisah. Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari
gabungan beberapa daratan Asia, Australia dan beberapa pulau dari Samudara
Pasifik, menyebabkan pulau ini memiliki fauna yang unik dan khas.6
E. Biogeografi
1. Evolusi
Berkaitan dengan pemisahan Pangea, teori pergeseran benua (Teori
Wegener) dan perubahan pola benua. Menurut teori ”Apungan” dan
”Pergeseran Benua” yang disampaikan oleh Alfred Lothar Wegener (1880-
1930), kurang lebih 265 juta tahun yang lalu, bumi hanya terdiri atas satu
benua besar yang disebut ”Pangaea” dan satu samudera besar ”Panthalassa”,
karena adanya tenaga endogen benua besar itu terpecah membentuk Benua
Eurasia di bagian utara (Amerika Utara, Eropa, Asia bagian utara, dan Asia
bagian tengah) dan Gondwana di bagian selatan (Amerika Selatan, Afrika,
6
Ibid.
7
Nicoscribe, Biogeografi, (online), tersedia di: https://id.wikipedia.org/wiki/biogeografi, (19
Februari 2020).
11
India, Australia, dan Antartika). Adanya pergeseran benua yang terus
berlangsung akibat tenaga endogen, kurang lebih 20-50 juta tahun yang lalu
Afrika dan Asia selatan bergabung dengan Eurasia, sedang Australia
memisahkan diri dengan Antartika.
Proses pemisahan benua-benua tersebut menyebabkan terpisah pula
flora dan fauna saat itu. Sebagai contoh, para ahli palentologi telah
menemukan fosil reptilia masa Trias di Ghana (Afrika Barat) yang sama persis
dengan yang ditemukan di Brazil. Kedua bagian dunia ini, sekarang
dipisahkan oleh lautan sepanjang 3000 km, merupakan daratan yang menyatu
selama awal zaman Mesozoikum. Pergeseran benua juga menjelaskan banyak
mengenai penyebaran organisme saat ini, seperti mengapa fauna dan flora
Australia jauh berbeda dengan fauna dan flora yang berasal dari bagian dunia
yang lain. Keanekaragaman marsupial (mamalia berkantung) yang sangat
tinggi, yang menjadi peran ekologi analog dengan peran ekologis yang diiisi
oleh mamalia berplasenta pada benua yang lain.
2. Perubahan Iklim
Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipetanah maupun
spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya, jenis tumbuhan
yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni
daerah tersebut. Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari.
Matahari bertanggung jawabt idak hanya untuk intensitas cahaya yang tersedia
untak proses fotosintesis, tetapi juga untuk temperatur umumnya.
Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses
perkembangan fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat
dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi
beberapa jenis hewan. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau
bahkan menerbangkan beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung
terhadap persebaran flora. Kondisi iklim yang berbeda menyebabkan flora dan
fauna berbeda pula. Di daerah tropis sangat kaya akan keanekaragaman flora
dan fauna, karena pada daerah ini cukup mendapatkan sinar matahari dan
hujan, keadaan ini berbeda dengan di daerah gurun. Daerah gurun beriklim
12
kering dan panas, curah hujan sangat sedikit menyebabkan daerah ini sangat
minim jenis flora dan faunanya. Flora dan fauna yang hidup di daerah gurun
mempunyai daya adaptasi yang khusus agar mampu hidup di daerah tersebut.
3. Daratan
Daratan memiliki peranan yang sangat penting bagi penyebaran hewan
dan tumbuhan. Pola distribusi hewan dan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh
kondisi benua di masa lampau. Sebagai contoh, pada masa awal terbentuknya
daratan di Indonesia. Wilayah indonesia bagian barat yang disebut juga
Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia
bagian timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua
Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan yang
belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan
keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali
Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan
flora di Benua Asia.
Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti
Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan
dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesiapada masa itu
menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga
permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan
Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan
terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah
dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan
terpisah dari Semenanjung Malaka.8
13
yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut
sebagai ”hamparan bantalan”. Jenisjenis lumut tersebut yaitu dark red,
rumput kipas, dan lain-lain. Tersebar di kutub utara dan di
Pegunungan Alpine.
b. Bioma Taiga atau Hutan Boreal
Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan
iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek.
Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar.
Tersebar di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa
di kawasan Asia Utara. Jenis vegetasi yang mendominasi adalah jenis
vegetasi konifer (tumbuhan berdaun jarum), di antaranya picea, abies,
pinus, dan larix.
c. Bioma Hutan Iklim Sedang
Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun
yang berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena
pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari
daun sehingga diisi pigment lain. Jenis vegetasi yang tumbuh
adalah quercus (oak), acer (maple), castanea dan lain-lain.Tersebar
di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan
Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua
Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan
subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami
musim gugur saat musim kering sampai musim dingin.
d. Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan
jenis vegetasinya sangat banyak dan bervariasi, keadaan itu
disebabkan oleh iklim mikro yang sangat sesuai bagi kehidupan
berbagai jenis tumbuhan. Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan
musim hujan yang panjang, suhu udara, dan kelembapan udara tinggi.
Terdapat beberapa lapisan vegetasi dalam hutan hujan, yaitu sebagai
berikut:
14
1. Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan
daunnya merupakan ”kanopi” (payung) bagi vegetasi di
bawahnya.
2. Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-
35 m, pada lapisan ini sinar matahari masih bias menembus.
3. Lapisan tertutup kanopi berkisar 4–20 m, merupakan daerah
kelembapan udara relatif konstan.
4. Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m.
5. Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 0-1 m, berupa anakan
pohon serta semak belukar.
15
f. Bioma Gurun
Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim musim kering
yang sangat ekstrim dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun ini
tersebar di Amerika Utara yang disebut praire, di Asia disebutsteppa,
Amerika Selatan disebut pampas, dan Afrika Selatan disebut veld.
Sesuai dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi bisa
tumbuh di gurun. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah
gurun antara lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, dan
cholla.
16
Provinsi ini meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan
Mexico. Fauna yang hidup di antaranya primata, kelelawar, rodent,
trenggiling, dan kukang.
d. Provinsi Zoogeografi Ethiopian
Provinsi ini meliputi Afrika dan Madagaskar. Fauna yang
hidup di kawasan ini di antaranya gajah afrika, gorila gunung, jerapah,
dan lain-lain.
e. Provinsi Zoogeografi Oriental
Provinsi ini meliputi India, Cina, Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Fauna yang hidup dalam kawasan ini di antaranya harimau
sumatra, tapir malaysia, gajah india, kerbau air, badak, dan lain-lain.
f. Provinsi Zoogeografi Australia
Provinsi ini meliputi Australia, Tasmania, dan sebagian
Indonesia bagian timur. Fauna yang hidup di antaranya kanguru,
plathypus, kuskus, wombat, dan lain-lain.
g. Provinsi Zoogeografi Oceanic
Tersebar di seluruh samudra di dunia, berupa beberapa jenis
ikan dan fauna laut jenis mamalia, seperti anjing laut, lumbalumba,
dan ikan paus.
h. Provinsi Antartik
Provinsi ini mencakup kawasan di kutub Selatan, jenis fauna
yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat untuk menahan dingin
serta memiliki lapisan lemak yang tebal pula. Fauna daerah ini di
antaranya rusa kutub, burung penguin, anjing laut, kelinci kutub, dan
beruang kutub.
17
H. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Kekayaan berbagai jenis flora dan fauna tersebut dipengaruhi oleh letak
geografis Indonesia, kondisi iklim serta sejarah geologis Indonesia. Persebaran
flora dan fauna di Indonesia sangat dipengaruhi sejarah geologi Indonesia. Kurang
lebih satu juta tahun yang lalu, Sumatra, Jawa dan Kalimantan menjadi satu
dengan Benua Asia, serta Papua bersatu dengan Benua Australia, sedangkan
Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara merupakan pulaupulau yang tidak pernah
bersatu dengan benua/daratan manapun. Posisi Sulawesi yang terisolasi dalam
waktu cukup lama memungkinkan terjadinya evolusi berbagai jenis spesies yang
unik sehingga pulau ini mempunyai tingkat endemisme flora maupun fauna yang
cukup tinggi.
Alfred R.Wallace pada abad ke-19 mengadakan penelitian tentang
kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia. Selanjutnya menetapkan Sulawesi
dan Kepulauan NTT sebagai wilayah khusus (wallace region) yang dibatasi oleh
garis maya yaitu Garis Wallace. Garis ini memisahkan Sulawesi dan Kepulauan
NTT dengan Jawa, Sumatra dan Kalimantan (pulau-pulau Paparan Sunda) serta
Garis Weber yang memisahkan Sulawesi dan Kepualauan NTT dengan Papua dan
Maluku (Paparan Sahul). Di samping it, seorang peneliti berkebangsaan Jerman
bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna
di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia
bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan Weber.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana terjadi sekitar 250
juta tahun yang lalu, diduga disebabkan karena adanya pegerseran
lempeng atau kerak bumi yang menggerakan kerak bumi diatasnya
sehingga memisahkan Lauransia dan Gondwana.
2. Terdapat beberapa teori mengenai terbentuknya Kepulauan Indonesia,
diantaranya Indonesia muncul dari dasar laut (1960-an), Indonesia
sebagian besar berasal dari Gondwana dan sebagian berasal dari Laurasia,
serta Indonesia berasal dari Gondwana.
3. Terjadinya evolusi di permukaan bumi mengakibatkan terjadinya
penyebaran hewan dan tumbuhan atau biasa disebut biogeografi. Selain
karena evolusi, terdapat faktor penting yang berpoeran dalam penyebaran
tumbuhan dan hewan diataranya perubahan iklim dan daratan yang
berperan sebagai jembatan bagi penyebaran tersebut.
19
DAFTAR PUSTAKA
20