Anda di halaman 1dari 36

Kejaksaan Negeri Petir

Untuk Keadilan

Surat Tuntutan dengan No. Reg . Perkara: PDS02/Petir/ED1/7 /2014


Identitas
Nama : Ratnaningsih.
Tempat lahir : Petir
Umur/Tanggal Lahir : 31 tahun/4 Juni 1984
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Dsn Cerbonan Rt 001 Rw 11 Kel. Petir Kab. Petir
Alamat sesuai KTP : Jl. Asoka C1 No. 2 Perumahan Jaten Permai, Jaten, Petir
(tempat tinggal sekarang)
Pekerjaan : PNS mantan Bupati Petir 2003-2008 dan 2008-2013
Pendidikan : S3
Status penahanan : Penyidik : tidak dilakukan penahanan
 PU : tidak dilakukan penahanan
 Majelis Hakim : rutan sejak 18 November 2014 berdasarkan
Penetapan
 Ketua Majelis Hakim No. 138/11/Pen.Pid.Sus/TPK/2014 PN
Semarang tanggal 11 November 2014
Perkara ini telah kami limpahkan dengan suatu surat pemeriksaan biasa B03/33/FD/28/2014
tanggal 7 Agustus 2014 dan telah dipersidangkan sejak tanggal 19 Agustus 2014 dengan
penetapan sidang oleh Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Tindak
Pidana Korupsi Semarang No. 81/Pen.Pidsus TPK 2014/ PN.SMG pada tanggal 11 Agustus dan
terdakwa didakwaakan di hadapan persidangan dengan dakwaan sebagai berikut:
Dakwaan kesatu
Primair
Pasal 2 ayat (1) jo UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 20/2001 tentang Perubahan Atas UU No.31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) kesatu KUHP.
Subsiair
Pasal 3 jo Pasal 18 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 20/2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP. \
Lebih Subsidair
Pasal 5 ayat (2)UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 20/2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP. Lebih Lebih Subsidair
Pasal 11 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 20/2001 tentang Perubahan Atas UU No.31/1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Dakwaan kedua
Pasal 3 UU No. 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
jo Pasal 65.
Analisa fakta
Majelis Hakim Yang Mulia, terdakwa dan tim Penasehat Hukum yang terhormat, dan ini fakta
yang terungkap di persidangan yang terdiri dari alat bukti keterangan saksi, keterangan ahli,
surat, keterangan terdakwa serta barang bukti sebagaimana yang telah kami uraikan di atas.
Maka, sampailah kami pada uraian fakta yuridis sebagai kesimpulan dari fakta-fakta perbuatan
dan kejadian yang telah terbukti sebagai berikut.
A. Tindak Pidana Korupsi
 Bahwa benar pada tahun 2006 terdakwa selaku Bupati Petir telah mengetahui Gerakan
Nasional Pembangunan Sejuta Rumah (GNPSR) di Kab. Petir yang diresmikan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
 Bahwa program GNPSR di Kab. Petir oleh Kemenpera yang dananya berasal dari APBN yang
meliputi kegiatan berupa :
a. pembangunan kawasan siap bangun kasiba.
b. pembanguanan perumahan swadaya.
c. pembangunan sarana dan prasarana jalan. d. program pelaksanaan pembangunan
perumahan swadaya melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Rumah
Syariah (KPRS) Mikro Bersubsidi.
 Bahwa untuk melaksanakan program pelaksanaan pembangunan rumah swadaya melaui
kredit pemilikan rumah KPR dan KPRS Mikro Bersubsidi Kemenpera bekerjasama dengan
Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) koperasi pelaksana sebagai penyalur dana subsidi
perumahan.
 Bahwa benar terdakwa pernah mengadakan sosialisasi GNPSR yang dilakukan dalam rangka
mempersiapkan peresmian oleh Presiden SBY di Ruang Podang yang berada di komplek
kantor Bupati Petir dimana dihadiri oleh jajaran pejabat di Kabupaten Petir.
 Bahwa benar terdakwa pernah mengadakan pertemuan di pendopo rumah dinas Bupati Petir
yang dihadiri oleh seluruh Camat Kab. Petir dan pengurus KSU Sejahtera yang diwakili oleh
Ir. Toni Iwan Haryono. Dalam acara tersebut, terdakwa menyampaikan terdapat program dana
bantuan subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah oleh Kemenpera yang
akan dilaksanakan oleh koperasi.
 Bahwa benar bahwa terdakwa selaku Bupati Petir telah mengeluarkan surat yang berkaitan
dengan GNPSR yang berada di Kab. Petir, yaitu :
a. Surat No. 050 tanggal 27 Desember 2006
b. Keputusan Bupati Petir No.648/72Atahun 2007
c. Keputusan Bupati Petir No. 648/72B tahun 2007
d. Surat No. 518250 tanggal 22 Mei 2007
e. Perencanaan Kawasan Skala Besar Jeruk Sawit Kab. Petir Prov.Jawa Tengah tanggal 28
April 2008
f. Surat No. 050/2990/2tanggal 15 Mei 2008
g. Surat Bupati Petir 900/5682/.15 tanggal 15 Juli 2008
 Bahwa benar pada tanggal 22 Mei 2007 atas dasar surat dariKSU Sejahtera yang ditujukan
pada Deputi Bidang Perumahan Swadaya Kemenpera No. 570 pada tanggal 22 Mei 2007
perihalpermohonan sebagai koperasi pelaksana dana stimulan perumahan yang ditandatangani
oleh KSU Sejahtera Fransisca Renosari dan terdakwa telah menandatangani surat No.
518/250/D4 tanggal 22 Mei 2007.
 Bahwa benar surat tersebut ditandatangani tanda terlebih dahulu dilakukan terlebih dahulu
penelitian pemenuhan syarat-syarat KSU Sejahtara sebagaiLKNB penyalur dana subsidi.
 Bahwa benar surat No. 518 tanggal 22 Mei 2007 Usulan Lembaga Keuangan Mikro sebagai
Lembaga Keuangan Non Bank dan Lokasi Pembangunan Perumahan Swadaya Kab. Petir
adalah surat yang ditandatangani oleh terdakwa sebagai Bupati Petir dimana surat tersebut
sebelum ditandatangani Bupati telah diagendakan dalam register ajudan Bupati bagian
Sekretaris Daerah yang dikelola oleh Pakisa Ningsih dan teragendakan dalam buku agenda
register di ajudan Bupati bagian tata usaha Sekretaris Daerah yang dikelola oleh Sunarwan
dan Nuraini Farida tercantum dalam buku agenda surat yang dikelola Widi Hartanto staf
bagian umum pada Sekda Bupati Petir.
 Bahwa benar KSU Sejahtera berdiri pada tahun 1998 berdasarkan akta pendirian dengan No.
005 tanggal 3 Agustus 1998.
 Bahwa benar Toni Iwan Haryono telah mengambil alih KSU Sejahtera yang dalam keadaan
mati suri dengan dibantu Dewi Hanifah staf perindustrian.
 Bahwa benar setelah KSU Sejahtera berlih oleh Toni Iwan Haryono pada 27 Maret 2007 Toni
Iwan Haryono mengganti kepengurusan KSU Sejahtera dari pengurus lama ketua Fransiska
Renosari, sekretris Deni Iwan Saputra dan bendahara Nunik Kartika Ningsih berdasarkan akta
perubahan kepengurusan KSU Sejahtera pada tanggal 27 Maret 2007.
 Bahwa benar pada 4 Maret 2008 kepengurusan KSU Sejahtera mengalami perubahan
berdasarkan akta perubahan koperasi KSU Sejahtera tanggal 4 Maret 2008 dengan susunan
kepengurusan ketua Handoko Mulyono, sekretaris Deni Iwan Saputra dan bendahara Nunik
Kartika Ningsih di hadapan Notaris Budi Jatiningrum, SH.
 Bahwa benar pada 2 Agustus 2006 Toni Iwan Haryanto membentuk KSU Petir Bersatu
berdasarkan Akta Pendirian Koperasi Serba Usaha KSU Petir Bersatu No.2 tanggal 2 Agustus
2006 dihadapan Notaris Budi Jatiningrum, SH dan disahkan oleh terdakwa melalui surat No.
180.518203 tahun 2006.
 Bahwa benar terdapat perjanjian kerjasama antara KSU Sejahtera dengan KSU Petir Bersatu
tanggal 5 November 2007. Kerjasama tersebut dikarenakan program GLA di Jeruk Sawit
Gondang Rejo yang tak lain adalah Perum Perumnas Regional Semarang yang telah bekerja
sama dengan KSU Petir Bersatu.
 Bahwa benar setelah KSU Petir secara formal telah beralih kepengurusannya pada tanggal 7
Agustus 2007 dengan Ketua Fransisca Renosari dan pada 2008 beralih kepada Handoko
Mulyono sebagai ketua KSU Sejahtera serta dibentuknya KSU Petir Bersatu dengan ketua
Budi Raharjo Syahril pengawasan dan operasional KSU Sejahtera berada di tangan Ir. Toni
Iwan Haryono, MM. sebagai pengawas KSU Sejahtera dan KSU Petir Bersatu.
 Bahwa benar pada saat Toni Iwan Haryono menjabat sebagai Dewan Pengawas KSU Sejatera
dan KSU Petir Bersatu terrdakwa masih berstatus sebagai isteri dari Toni Iwan Haryono.
 Bahwa terdakwa mengetahui adanya KSU Sejahetera dan terdakwa juga tercatat sebagai
anggota KSU Sejahtera. dengan menandatangani dan membubuhkan cap ibu jari kiri pada
buku daftar anggota KSU Sejahtera nomor urut 9 (sembilan) tanggal 13 Maret 2007.
 Bahwa benar terdakwa menjadi anggota KSU Sejahtera semata-mata hanya untuk memenuhi
syarat minimal keanggotaan koperasi 25 orang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
Kemenpera.
 Bahwa benar bahwa selama terdakwa menjadi anggota KSU Sejahera terdakwa tidak pernah
membayar iuran wajib sebagaimana kewajiban anggota koperasi pada umumnya.
 Bahwa benar bahwa syarat-syarat untuk menjadi LKNB, kopersi yang dapat ditunjuk oleh
Lembaga KPRS Mikro dan menyalurkan dana subsidi perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah diatur dalam Permen No. 28/Permen 2006 tentang Standar Operasional
dan Prosedur Pelaksanaan.
 Bahwa benar syarat-syarat untuk menjadi LKNB, koperasi yang dapat ditunjuk oleh lembaga
keuangan penyalur subsidi perumahan KPRS mikro dan menyalurkan dana subsidi perumahan
bagi masyaratakat berpenghailan rendah adalah berbentuk badan hukum, mempunyai izin
usaha dan izin koperasi dari instansi yg bewenang, sampai hal dengan hasil audit keuangan
harus menunjukan keadaan minimal LKNB koperasi masuk kategori sehat.
 Bahwa benar bahwa pada 27 Juni 2008 KSU Sejahtera pernah mengajukan kesediaan
kesanggupan kerjasama dengan Kemenpera dalam penyaluran bantuan dana perumahan dan
pemukiman dengan penggunaan fasilitas subsidi perumahan melalui KPR, KPR Syariah
bersubsidi.
 Bahwa benar bahwa surat permohonan dan kesanggupan dari KSU Sejahtera sebagai LKNB
pelaksana program subsidi Kab.Petir dilengkapi dengan surat Bupati Petir dan surat KSU
Sejahtera No. 07 berupa perutama susunan kepengurusan KSU Sejatera dan seterusnya sampai
12.Surat keterangan sehat dari Disperindag, penanaman modal dan koperasi Kabupaten Petir.
 Bahwa benar bahwa akhirnya KSU Sejahtera ditunjuk sebagai Lembaga Keuangan Penyalur
Subsidi KPRS mikro dan menyalurkan dana subsidi perumahan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah.
 Bahwa benar KSU Sejahtera tidak memenuhi persyaratan sebagai Lembaga Keuangan
Penyalur Subsidi KPRS Mikro dan penyalur dana subsidi perumahan bagi masyarakat
berpengahasilan rendah.
 Bahwa benar pada tahun 2007 secara bertahap KSU Sejahtera menerima dana bantuansubsidi
perumahan dari Kemenpera sebesar Rp.15.722.000.000,00. Pertimbangan no 29-29 tidak
dibacakan oleh JPU.
 Bahwa benar pada tahun 2008 secara bertahap KSU Sejahtera menerima bantuan penyaluran
dana subsidi perumahan dari Kemenpera sebesar Rp.20.003.000.000,00, dengan perincian
sebagai berikut :
1) Bantuan subsidi pembangunan rumah bagi 899 nasabah dengan nilai Rp.
10.130.000.000,00.
2) Bantuan subsidi untuk perbaikan rumah bagi 1.097 nasabah dengan nilai
Rp.9.873.000.000,00
 Dana bantuan subsidi perumahan pada tahun 2008 tersebut dari Kemenpera disalurkan pd
KSU Sejahtera dengan cara ditransfer ke rekeningKSU Sejahetera.
 Bahwa benar untuk mengeluarkan uang dari rekening-rekeningKSU Sejahtera tersebut
padatahun 2008 memerlukan specimen tanda tangan Toni Iwan Haryono dan tanda tangan
Handoko Mulyono sebagai ketua KSU Sejahtera.
 Bahwa benar dana bantuan subsidi perumahan dengan fasilitas KPR dan KPRS bersubsidi
dari Kemepera tersebut hanya digunakan untuk pembangunan dan pemugaran rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah sesuai yang ditntukan dalam peraturan:
a. Peraturan Kemenpera No.05/Permen tanggal 9 Februari 2007, dan seterusnya sampai
dengan d. Permenpera No.04 tanggal 9 Februari 2007.
 Bahwa benar KSUPetir Bersatu mempunyai rekening-rekening sebagai berikut: a. No. rek.
1000322905-6 a/n KSU Sejahtera di Bank Bukopin, dan seterusnya sampai dengan e.
Rekening No. 7071000209 a/n KSU Petir Bersatu di Bank BTN Syariah.
 Bahwa benar terdapat dana dari KSU Sejahtera yang dimasukan dalam KSU Petir Bersatu
dimana specimen tanda tangannya Toni Iwan Haryono. 36. Bahwa benar dana bantuan
subsidi perumahan dari Kemenpera 2007 sebesar Rp.15.722.000.000,00 digunakan sebagai
biaya pemugaran rumah sebesar Rp.6.586.800.000,00 sedangkan lainnya :
a. digunakan untuk kepentingan Ir. Toni Iwan Haryono, M.M. sebesar
Rp.1.504.900.634,00;
b. digunakan untuk pembangunan sarana dan prasana di kompleks perumahan Griya Laut
Asri sebesar Rp.796.000.000,00; dan
c. digunakan dalam kepengurusan Handoko Mulyono selaku ketua KSU tahun 2008 sebesar
Rp.6.914. 299.366,00.
 Bahwa benar dana bantuan subsidi tahun 2008 sebesar Rp.20.003.000.000,00 ditambah dana
subsidi tahun 2007 sebesar Rp.6.914.299.366,00 yang diserahkan dalam kepengurusan
Handoko Mulyono sehingga seluruhnya berjumlah Rp.26.917.299.366,00 dipergunakan
sesuai peruntukan sebesar Rp.7.286.800.000,00 sedangkan yang lainnya dipergunakan untuk:
a. kebutuhan pribadi terdakwa sebesar Rp.11.875. 843.600,00;
b. kepentingan pribadi Toni Iwan Haryono sebesar Rp.2.632.432.400,00;
c. kepentingan pribadi Handoko Mulyono sebesar Rp.373.000.000,00;
d. didisposisikan sebanyak 57 bilyet di Bank Swamitraa/nKSU Sejahtera masingmasing
Rp25.000.000,00 sehingga seluruhnya sebesar Rp.1.425.000.000,00; dan seterusnya
sampai h. keperluan lain yang tidak dipergunakan tahun 2008 sebesar
Rp1.700.000.268.311,00.
 Bahwa benar setiap pengeluaran dari KSU Sejahtera diengkapi dengan permohonan
keuangan yang ditanda tangani oleh bendahara, ketua KSU Sejahtera dan Toni Iwan Haryono
dan didukung dengan bukti kwitansi tanda penerimaan uang.
 Bahwa benar dana subsidi bantuan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang
diterima KSU Sejahtera tahun 2007/2008 yang digunakan tidak untuk pembangunan dan
pemugaran rumah seluruhnya sebesar Rp.21.931.400.000,00.
 Bahwa benar modal diKSU Sejahtera hanya berasal dari bantuan subsidi perumahan dari
Kemenpera.
 Bahwa benar KSU Sejahtera pernah berkantor di rumah dinas Bupati Kranganyar dan
menempati salah satu ruangan di rumah dinas Bupati Petir berikut fasilitas mebeuler,
brangkas dan listrik.
 Bahwa benar KSU Sejahtera pada waktu menggunakan salah satu ruangan di rumah dinas
Bupati Karaganyar tidak pernah membayar uang sewa untuk tempat maupun membayar
listrik sehinga tidak sesuai dengan Pasal 20 PP tentang Perkoperasian tahun 2006.
 Bahwa benar terdakwa selaku Bupati Petir mengetahui dan tidak melarang pengurus atau
karyawan KSU Sejahtera untuk menggunakan dan berkantor di salah satu fasilitas kedinasan
yang berada dalam kompleks rumah dinas Bupati Petir.
 Bahwa benar terdakwamengetahui bahwa KSU Sejahtera menerima penyaluran dana bantuan
subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui KPRS dari Kemenpera.
Bahwa benar terdakwa telah menikamati dana bantuan subsidi perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah sebesar Rp.11.875. 843.600,00 dengan perincian:
a. digunakan untuk kepentingan pribadi sebesar Rp. 4.688.825.200,00;
b. digunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa berupa sumbangan pada masyarakat,
kelompokmasyarakat pada saat melakukan kunjungan ke desa dan kecamatan di Kab.
Petir dalam rangka sosialisasi pencalonan terdakwa sebagai Bupati Petir periode 2008-
2013 sebesar Rp.738.061.000,00;
c. digunakan untuk kepentingan pribadi tedakwa yaitu sebagai biaya operasional tim sukses
terdakwa dalamrangka pencalonan terdakwa sebagi Bupati Petir periode 2008-2013
sebesar Rp.4.002.352.400,00;
d. digunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa yaitu dibagikan kepada pengurus
partapartai politik pendukung terdakwa dalam rangka pemilkada Kab. Petir tahun 2008
sebesar Rp.2.446.605.000,00.
b. Tindak Pidana Pencucian Uang
 Bahwa benar terdakwa Dr. Hj. Ratnaningsih, M.Hum selaku Bupati Petir tahun 2003- 2008
berdasarkan SK Mendagri No. 131.133-601 tahun 2003 tentang Pemberhentian Pejabat
Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Petir Provinsi Jawa Tengah tanggal 2
Desember 2003 dan Bupati Petir periode 2008-2013 berdasarkan SK Mendagri No. 131.133-
953 tahun 2008 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Bupati
Petir Prov. Jawa Tengah.
 Bahwa benar penghasilan resmi terdakwa selaku Bupati Petir diatur dalam Pasal 4 PP No.
109 tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Penghasilan terdakwa meliputi gaji, tunjangan jabatan dan tunjangan operasional
 Bahwa benar penghasilan terdakwa sesuai dengan PP No. 109 tahun 2000 mulai Oktober
2008-Desember 2013 menerima penghasilan sebesar Rp.1.688.859.300,00 dengan rincian :
a. Oktober-Desember 2008 sebesar Rp.80.441.400,00;
b. 2009 sebesar Rp.321.764.400.00;
c. 2010 sebesar Rp.321.764.400,00;
d. 2011 sebesar Rp.321.764.400,00;
e. 2012 sebesar Rp.322.332.000,00;
f. 2013 sebesar Rp.320.793.000,00.
 Bahwa benar pada periode Oktober 2008 sampai dengan Oktober 2010 terdakwa telah
menempatkan sejumlah uang sebesar Rp.1.724.000.000,00 dan US$76.944 a/n terdakwa
Rina Iriani pada Bank Bukopin dengan No. rek. 110102500006, Bank BCA No. rek.
3270133354, Bank BCA No. rek. 0152332333, Bank Mandiri dan dalam bentuk Dollar
Amerika pada Bank BCA No. rek 1052297333, di Bank Mandiri a/n Hendra Prakasa pada
Bank BCA No. rek. 4560666441 dan Bank Mandiri No. rek. 138007033017 dan a/n Wijaya
Kusuma Ari Asmara pada Bank Mandiri dengan No. rek. 1380007032993.
 Bahwa benar pada periode bulan November 2010 sampai dengan Desember 2013 terdakwa
telah menempatkan seluruhnya sejumlah uang sebesar Rp.8.978.897.578,00 dan US$ 63.339
ke dalam rekening di Bank BCA No. rek. 3270133354, 0152332333, 0152885888 di Bank
Mandiri No.rek 1380004230202, 1380030619626 a/n Ratnaningsih kemudian di Bank
Mandiri No. rek. 138007033017 di Bank BCA 4560666441 a/n Hendra Prakasa dan di Bank
Mandiri No. rek. 1380007032993 a/n Wijaya Kusuma Ari Asmara.
 Bahwa benar transaksi keuangan terdakwa pada periode Oktober 2008 sampai dengan
Oktober 2010 dan November 2010 sampai dengan Desember 2010 berupa penempatan
sejumlah uang di penyedia jasa keuangan lebih besar dari profil penghasilan terdakwa
sebagai Bupati.
 Bahwa benar pada Oktober 2008 sampai Oktober 2010 terdakwa telah memerintahkan
Susmiyati dan Isnana Ratna Murti untuk menempatkan dalam sejumlah dana dalam bentuk
mata uang rupiah dan dollar amerika baik ke rekening terdakwa, rekening anak terdakwa
Hendra Prakasa dan Wijaya Kusuma Ari Asmara dengan perincian sebagai berikut
a. Ke rekening atas nama terdakwa sendiri di Bank Bukopin, Bank BCA dan Bank
Mandiri kemudian dalam bentuk Dollar Amerika ke rekening atas nama Rina
Iriani dengan Ricard di Bank BCA No. rek.105239733.
b. Ke rekening atas nama Hendra Prakasa dengan perincian di Bank BCA No. rek.
4560666441, di Bank Mandiri.
c. Ke rekening atas nama Wijaya Kusuma Ari Asmara di Bank Mandiri No.
rek.1380007032993
 Bahwa benar pada periode November 2010 sampai dengan Desember 2013 terdakwa telah
memerintahkan Susmiyati dan Isnana Ratna Murti untuk menempatkan dalam sejumlah dana
dalam bentuk mata uang Rupiah dan Dollar Amerika dengan fasilitas KPR atau KPRS
melalui KSU Sejahtera baik ke rekening terdakwa, anak terdakwa Hendra Prakasa dan
Wijaya Kusuma Ari Asmara dengan perincian sebagai berikut :
a. Bank Mandiri No. rek. 13800423002 pemilik rekening Rina Iriani nomor urut 1-
41.
b. Bank Mandiri No.rek. 1380030619626 pemilik rekening Rina Iriani transaksi
no.1- 50.
c. Bank Mandiri No. rek. 138001042174795 a/n Hendra Prakasa yaitu nomor urut 1-
22.
d. Bank Mandiri No. rek. 13800070331017 a/n Hendra Prakasa transaksi nomor urut
1- 31.
e. Bank Mandiri No. rek. 1380001036189 a/n Wijaya Kusuma Ari Asmara nomor
transaksi 1-20.
f. Setoran tunai ke rekening Bank Mandiri No. rek.1380007764777 a/n Wijaya
Kusuma Ari Asmara trasaksi no 1-3.
g. Bank Mandiri No. rek. 138007764801 a/n Hendra Prakasa dalam bentuk rekening
Dollar nomor urut 1-5.
h. Bank Mandiri No. rek. 138007032993 a/n Wijaya Kusuma Ari Asmara nomor
urut 1-31.
i. Rekening Dollar Bank Mandiri No. rek. 138006482405 a/n Ratnaningsih
transaksi no 1-10.
j. Bank Bukopin No.rek. 1101250006 a/n Ratnaningsih transaksi no.1-4.
 Bahwa benar setiap penyelenggaraan negara yang melaporkan harta kekayaannya wajib
sesuai dengan kondisi yang senyatanya sesuai dengan Pasal 5 angka 3 jo. Pasal 20 UU No.
28 tahun 1999 dan Pasal 3 angka 4 PP No. 53 tahun 2010.
 Bahwa benar terdakwa telah melaporkan hasil kekayaan keuangan negara kepada LHKPN
sebanyak 4 kali yaitu Juli 2005, Desember 2007, Juli 2008 dan terakhir Desember 2013.
Dalam LHKPN tersebut usaha lain yang dicantumkan adalah Salon Hemara dengan
penghasilan Rp.75.000.000,00/tahundan 1000 pohon jati senilai Rp.100.000.000,00.
 Bahwa benar Salon Hemara milik terdakwa tidak beroperasi lagi sejak tedakwa menjabat
sebagai Bupati Petir yaitu sekitar tahun 2003.
 Bahwa benar berdasarkan laporan pemeriksaanLHKPN pada tanggal 19 Juni 2012 harta
kekayaan yang dilaporkan terdakwa hanya sebesar Rp.2.691.201.283,00. Harta terbesar
adalah tanah atau bangunan sebanyak 11 bidang dengan nilai total Rp.826.426.000,00 dan
logam mulia sebesar Rp.696.000.000,00. Harta kekayaan per LHKPN B3 tahun 2012
tersebut turun sebesar Rp.50.060.179.129,00 atau minus 94,90% dibanding jumlah harta
kekayaan posisi LHKPN B2 tahun 2008 sebesar Rp.52.750.380.412,00. Penurunan harta
yang cukup signifikan ini terutama disebabkan oleh adanya penghapusan harta karena proses
perceraian terdakwa dengan suami yang sedang berlangsung.
 Bahwa benar terdakwa tidak memiliki bukti pendukung bahwaharta kekayaan yang ia miliki
berasal dari hobi memelihara cemani, hobi melelang suara, hobi mengeluarkan album lagu
dan hobi menerbitkan buku karena berdasarkan pengakuan terdakwa dan tidak didukung
dengan alat bukti lainnya. Selain itu hobi-hobi terdakwa tersebut ternyata tidak dilaporkan
dalam LHKPN.
 Bahwa benar dalam LHKPN yang terdakwa laporkan tidak memuat fakta nyata seperti yang
sebenarnya dikarenakan banyak rekening tabungan dan deposito yang tidak dilaporkan ke
LHKPN tersebut :
1. Di rekening Bank Jateng a/n Ratnaningsih No. rek. 2019064346 sampai
dengan nomor urut 32.Jumlah yang tidak dilaporkan sejumlah
Rp.1.189.338.800,00 dan US$236.659.
 Bahwa benar bahwa anak terdakwa Hendra Prakasa adalah PNS Gol. 3B di lingkungan
daerah Prov. DIY, sedangkan anak terdakwa Wijaya Kusuma Ari Asmara adalah PNS Gol.
3B di lingkungan daerah Pemerintah Kota Surakarta.
 Bahwa terdakwa tidak bisa menunjukkan bukti-bukti usaha-usaha yang dilakukan oleh anak-
anak terdakwa seperti jual beli Cemani, jual beli mobil atau bisnis komputer sebagaimana
yang terdakwa terangkan
Analisis fakta tersebut disusun berdasarkan analisis keterangan saksi, surat, ahli, keterangan
terdakwa serta barang bukti yang saling berhubungan atau bersesuaian dan menguatkan
kebenaran, keadaan atau kejadian sebagaimana yang dikemukakan dalam fakta tersebut sehingga
mempunyai kekuatan pembuktian. Majelis Hakim yang terhormat, Terdakwa dan tim Penasehat
Hukum yang kami hormati hadirin pengunjung sidang yang kami hormati serta peserta sidang
yang kami muliakan. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan maka
sampailah kami pada pembuktian unsurunsur pidana yang didakwakan, yaitu:
Primair
Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU
No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) kesatu
KUHP.
Subsidair
Pasal 3 jo. Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah denganUU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31
tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) kesatuKUHP.
Lebih subsidair
Pasal 5 ayat (2)UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah denganUU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31
tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Lebih lebih subsidair
Pasal 11UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah denganUU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
1. Pasal 3 UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang jo. Pasal 65KUHP.
Bahwa surat dakwaan JPU disusun secara kumulatif, maka kami akan membuktikan dakwaan
kesatu dan dakwaan kedua mengingat dakwaan kesatu disusun secara subsidair, maka PU akan
terlebih dahulu membuktikan dakwaan kesatu primair dan apabila tidak terbukti maka kami akan
membuktikan dakwaan kesatu subsidair.
Analisa Yuridis Dakwaan Kesatu
Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU
No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) kesatu
KUHP dengan unsur-unsur sebagai berikut :
Pasal 2 ayat (1)UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31
tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi : “Setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau diri sendiri atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun yang
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).”
Apabila dihubungkan dengan Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan
Atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsidan Pasal 55 ayat (1)
kesatu KUHP, unsur-unsurnya sebagai berikut :
1. unsur setiap orang;
2. unsur secara melawan hukum;
3. unsur melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau diri sendiri atau suatu
korporasi;
4. unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
5. unsur Pasal 55 ayat (1) kesatu kuhp tentang penyertaan;
6. Pasal 18 tentang pembayaran uang penganti.
Relevan dengan dakwaan kesatu primair tersebut maka dengan ini uraian dari fakta
hukumsebagaimana telah diuraikan analisa fakta sebelumnya akan dilakukan analisa dengan
pendekatan yuridis guna membuktikan unsur-unsur delik Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20
tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaiman unsure 2 sebagai berikut :
1. Unsur setiap orang
Ketentuan umum UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31
tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 1 butir 3 pengertian setiap
orang adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi.
Dalam rumusan delik tindak pidana terhadap orang diisyaratkan adanya sifat tertentu yang harus
dimilkii oleh pelaku sehingga pelaku subjek hukum yang dapat meliputi siapa saja yang dapat
menanggung hak dan kewajiban apabila melakukan suatu perbuatan kepada orang tersebut dapat
dipertanggung jawabkan mneurut hukum. Makna setiap orang menunjukkan kepada siapa
orangnya yang harus betanggung jawab pada tindak pidana yang didakwakan atau
setidaktidaknya harus siapa orangnya yang harus dijadikan terdakwa. Kata setiap orang identik
dengan terminologi kata barang siapa. Oleh karena itu, kata setiap orang atau barang siapa
sebagai siapa saja yang dijadikan terdakwa atau orang yang diadikan subyek hukum pendukung
hak dan kewajiban yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas tindak pidana yang
dilakukan. Sehingga secara historis kronologis manusia sebagai subyek hukum telah dengan
sendirinya memiliki kemampuan bertanggung jawab kecuali secara tegas ketentuan undang-
undang menentukan lain. (Bait Mahkamah Agung Indonesia, Buku Pedoman Penegakan
Administrasi, buku ke-2 edisi revisi,2006, hal. 69).
Dalam Darman Prime dalam bukunya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Citra Adyaksa:
Bandung, 2002, hal. 17) mengemukakan bahwa pengertian setiap orang adalah orang
perseorangan atau korporasi. Orang perseorangan berarti orang secara individu atau dalam
bahasa KUHP dirumuskan dengan kata barang siapa. Sedangkan korporasi dapat berbentuk
badan hukum atau tidak. Unsur setiap orang merupakan pelaku atau subyek delik dalam Pasal 2
ayat (1) dan unsur ini bukanlah unsur inti melainkan elemen delik yang merupakan subyek
hukum yang diduga atau didakwa melakukan tindak pidana korupsi yang pembukktiannya
bergantung kepada pembuktian delik intinya. Namun demikian, unsur setiap orang harus
dibuktikan untuk menghindari terjadinya error in persona, yaitu apakah terdakwa diajukan ke
depan persidangan adalah benar-benar yang dimaksud dalam surat dakwaan atau terbatas pada
apakah terdakwa sebagai pelaku tindak pidana harus terlebih dahulu dibuktikanunsur-unsur delik
ini pasal-pasal yang didakwakan
Bahwa dalam persidangan ini telah dihadapkan seorang yang bernama Dr. Hj. Ratnaningsih,
M.Hum. dalam keadaan sehat dan menjawab bersedia diperiksa sebagai terdakwa dalam perkara
yang didakwakan kepadanya, yaitu melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana telah
diuraikan dalam surat dakwaan. Berdasarkan alat bukti berupa keterangan saksi, surat dan
keterangan terdakwa, diperoleh fakta yuridis sebagaimana berikut:
1. Bahwa benar yang diajukan sbg terdakwa dihadapan persidangan ini adalah
seseorang yang bernama Dr. Hj. Ratnaningsih, M.Hum dan membenarkan seluruh
identitasnya ketika ditanyakan oleh majelis hakim di depan persidangan.
2. Bahwa terdakwa memahami dengan jelas apa yang didakwakan kepadanya.
3. Bahwa terdakwa dihadapkan di depan persidangan dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani.
4. Bahwa terdakwa Dr. Hj. Ratnaningsih, M.Hum.sebagai Bupati Petir selama 2
periode yaitu periode tahun 2003-2008 sebagaimana SK Mendagri No. 131.133-
601 tahun 2003 tentang PemberhentianPejabat Bupati dan Pengesahan
Pengangkatan Bupati Petir Prov. Jawa Tengah tanggal 2 Desember 2003 dan
Bupati Petir periode 2008-2013 berdasarkan SK Mendagri No. 131.133-953 tahun
2008 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Bupati
Petir Prov. Jawa Tengah.
5. Terdakwa Dr. Hj. Ratnaningsih, M.Hum. mampu menangkap, mengerti dan
menanggapi keterangan saksi di persidangan mulai saksi dari Kemenpera, saksi
dari jajaran Pemerintahan Kab. Petir, saksi dari jajaran pengurusan KSU Sejahtera
serta saksi-saksi lainnya, saksi ahli serta saksi acas dan adecas.
Dengan menghubungkan arti setiap orang dihubungkan dengan fakta yuridis
sebagaimanadiuraikan di atas, maka kami berkesimpulan unsur setiap orang telah terbukti secara
sah dan meyakinkan menurut hukum terpenuhi dalam diri terdakwa Dr. Hj. Ratnaningsih,
M.Hum.
2.Secara Melawan Hukum
Melawan hukum merupakan padanan kata wedeslijk yang menunjukkan sifat yang tidak sah atau
tindakan atau suatu maksud penggunaan kata oleh pembentuk undang-undang untuk
menunjukkan sifat tidak sah atau ditemui dalam rumusan delik dalam rumusan KUHP seperti
Pasal 167 ayat (1) , Pasal 179, Pasal 180 dan Pasal 190.Sedangkan penggunaan kata untuk
menunjukkan sifat yang tidak sah suatu maksud dapat dijumpai dalam unsur delik antara lain
pasal dalam KUHP seperi Pasal 338, Pasal 339,Pasal 362 dan Pasal 389 ( W. Lamintang,
DasarDasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru Indonesia, 1984, hal. 332)
Berdasarkan fakta persidangan fakta pebuatan dapat dibuktikan di persidangan sebagaimana
yang telah diurakan alam analisa fakta dihubungkan dengan pengertian melawan hukum dapat
disimpulkan adanya perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa sebagai berikut.
Bahwa benar terdakw Dr. Hj. Ratnaningsih, M.Hum.menjabat sebagi bupati Petir selama 2
periode yaitu periode tahun 2003-2008 sebagaimana SK Mendagri No. 131.133-601 tahun 2003
tentang Pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Petir Prov. Jawa
Tengah tanggal 2 Desember 2003 dan Bupati Petir periode 2008-2013 berdasarkan SK Mendagri
No. 131.133-953 tahun 2008 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan
Pengangkatan Bupati Petir Prov. Jawa Tengah.
Bahwa benar tugas pokok bupati diatur sebagaimana dalam No. 22 tahun 1999 tentang Kepala
Daerah sedangkan tahun 2004 diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemda.
Bahwa benar pada tahun 2006 Kemenpera RI mulai menyelenggarakan Gerakan Nasional
Pembangunan Sejuta Rumah (GNPSR) yang dibiayai dariAPBN, berupa:
a. pembangunan kawasan siap bangun;
b. pembanguan rumah swadaya;
c. pembangunan sarana dan prasarana jalan;
d. pembangunan rumah swadara melalui KPR/KPRS mikro bersubsidi.
Bahwa untuk melaksanakan programpelaksanaan GNPSR Kemepera bekerja sama
denganLKNBdan bank, koperasi pelaksanasebagai penyalur dana subsidi perumahan. Bahwa
pada tahun 2006 terdakwa sebagai Bupati Petir telah mengetahui adanya program dan
perencanaan GNPSR di Kab. Petir yang disahkan oleh Presiden SBY.
Fakta hukum sebagaimana disebut oleh saksi Toni Iwan Haryono yang bersesuaian dengan
keterangan Dr. Ahmad Rifai, M. Nur Kuswardono dan Bambang Triatmoko Nugroho, S.Sos.,
Bahtiar Syarif, M. Sudarwanto, Fransisca Renosari yang membuktikan bahwa terdakwa
mengetahui adanya programGNPSR yang dilaksanakan di Kab. Petir.
Bahwa terdakwa telah mengetahui keberadaan KSUSejahtera dengan terdaftar dalam
keanggotaan KSU Sejahtera. Selain itu, juga terdakwa mengetahui KSU Petir Bersatu dimana
suami terdakwa Toni Iwan Haryono duduk sebagai dewan pengawas KSU Sejahtera maupun
KSU Petir Bersatu. Fakta hukum didukung oleh keterangansaksi Toni Iwan Haryono yang
bersesusaian dengan fransisca Renosari, Handoko Mulyono, Marjito, Dewi Hanifah serta
keterangan terdakwa sendiri yang intinya terdakwa mengetahui adanya KSU Sejahtera dan telah
menjadi anggota KSU Sejahtera dengan alasaan dan pertimbangan sebagai berikut.
Bahwa Toni Iwan Haryono dan Fransisca Renosari, saksi Handoko Mulyono, saksi Dewi
Hanifah menerangkan bahwa terdakwa terdaftar sebagai anggota KSU Sejahtera dimana
terdakwa menandatangani buku anggota dan membubuhkan cap ibu jari sebelah kiri dalam buku
agenda anggota KSU Sejahtera dengan nomor urut 9 pada tanggal 13 Maret 2007 dan terdakwa
setelah menjadi anggota KSU Sejahtera tidak pernah membayar uang simpanan wajib dan
simpanan pokok sebagaimana kewajiban anggota koperasi pada umumnya dikarenakan di KSU
Sejahtera memang tidak ada kegiatan simpan pinjam. Fakta hukum tersebut juga diperkuat
dengan keterangan terdakwa sendiri yang menerangkan pernah menandatangani buku
keanggotaan KSU Sejahtera.
Bahwa terdakwa juga mengetahui adanya KSU Petir Bersatu karena terdakwa selaku Bupati
Petir telah mengesahkan akta pendirian KSU Petir Bersatu No. 22 tentang Pendirian KSU Petir
Bersatu di depan notaris Budi Jatiningrum sejak melalui surat No. 180 tanggal 5 Agustus 2006
dengan ketua Budi Raharjo dan sekretaris Nunik kartiningsih dan bendahara Sukasno.
Dan bahwa saksi Toni Iwan Haryono, Dewi Hanifah, Margito dan Fransisca Renosari
menerangkan kronologis pengambil alihan KSU Sejahtera yang berdiri sejak tahun 1998
berdasarkan akta pendirian KSU Sejahtera No. 005PHK32 tanggal 3 Agustus 1998 dengan
susunan pengurus ketua Wiyono, sekretaris Atiek Tri Handayani dan bendahara Sri Wahyuni
Widiastutidan sejak diberdirikan tanggal 3 Agustus 1998 KSU Sejahtera tidak pernah melakukan
kegiatan atau mati suri.
Bahwa fakta hukum terdakwa mengetahui adanya KSU Sejahtera dan KSU Petir Bersatu
didukung pula dengan surat dan barang bukti sebagai berikut.
 Barang bukti No. 1.14 berupa satu bendel dokumen dalam map warna merah.
 Barang bukti 01-166 KSU Sejahtera yang memuat:
a. Satu bendel buku keanggotaan koperasi yang disahkan 1 Desember 2007 dan
seterusnya sampai dengan k.
b. Surat No. 180.518/23 tahun 2006 tentang Pengesahan AktaPendirian Koperasi
tanggal 5 Agustus 2006 yang ditanda tangani oleh Bupati Petir bahwa buktitersebut
sesuai keterangan saksi Toni Iwan Haryono, Dewi Hanifah, Fransisca Renosari,
Handoko Mulyono dan keterangan terdakwa sendiri dan keterangan terdakwa
dimana terdakwa menandatangani dan membubuhkan cap ibu jari kiri, terdakwa
tercatat sebagai anggota KSU Sejahtera dalam buku keanggotaan KSU Sejahtera
nomor urut 9, terdaftar sebagai anggota KSU Sejahtera sejak tanggal 13 Maret 2007.

Bahwa benar pada tahun 2007/2008 terdakwa telah mengajukan kesediaan dan kesanggupan
kerjasama dengan Kemenpera dalam penyaluran dana bantuan subsidi perumahan dengan
dukungan fasilitas subsidi perumahan melalui KPR/KPRS mikro bersubsidi dari Kemenpera
berdasarkan surat dari KSU Sejahtera tanggal 14 Agustus 2006 perihal Permohonan Subsidi
Perbaikan Rumah yang diketuai oleh Ir. Budi Raharjo, sekretaris Nunik Kartiningsih dan surat
No. 04 tanggal 16 Mei 2007 perihal surat kesanggupan ditandatangani oleh Fransisca yang berisi
kesanggupan untuk:
a. Menyalurkan subsidi perumahan melalui KPRS bersubsidi;
b. menyediakan sebagian/seluruh pokok kredit pembiayaan KPRSbersubsidi;
c. menyediakan dan sanggup menerbitkan KPR secara bersubsidi untuk 5000 KK atau
unit sampai dengan tahun 2007.
Bahwa benar surat permohonan dan kesanggupan dariKSU Sejahtera sebagai LKNB pelaksana
KPR/KPRS bersubsidi Kab. Petir dilengkapi lampiran surat dari KSU Sejahtera No. 07 tanggal
14 Agustus 2006.
Bahwa benar akhirnya KSU Sejahtera disetujui sebagai LKNB KPR dan KPRS mikro untuk
menyalurkan dana subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah berdasarkan
kerjasama operasional.
Bahwa terdakwa telah merekomendasikanKSU Sejahtera kepada Kemenpera sebagai LKNB
pelaksana subsidib bantuan perumahan di Kabupaten Karanganar menurut surat No. 518/2050.4
tanggal 22 Mei 2007 perihal Usulan Lembaga Keuangan Mikro Lembaga Keuangan Non Bank
dan Lokasi Perumahan Swadaya Kab. Petir. Padahal diketahuinya KSU Sejahtera dalam keadaan
mati suri dan tidak memenuhi syarat sebagai Lembaga Keuangan Mikro Lembaga Keuangan
Non Bank untuk menyalurkan dana subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
sebagaimana yang ditentukan Permenpera No. 28 tentang Standar Operasional dan Prosedur
Pelaksanaan Pengadaan Perumahan dan Pemukiman dengan Dukungan Subsidi dariKPRS dan
surat dari Menpera No. 29 Permen 2006 tentang Standar Baku Operasional Pembangunan dan
Perbaikan Rumah Swadaya melalui Kredit Pembiayaan dengan Dukungan Fasilitas Subsidi
tanggal 30 Oktober 2006. Fakta hukum tersebut diperkuat dengan keterangan saksi Toni Iwan
Haryono yang berkesesuaian dengan keterangan Fransisca Renosari,Handoko Mulyono, Margito,
Dewi Hanifah, Dr. Rifai M. Nur, Nunik Dwiningsih, Pakisa Widianingsih, Kastono, Nuraini
Farida, Sunarwan dan Widihartanto yang intinya membuktikan bahwa terdakwa
merekomendasikan KSU Sejahtera yang dalam keadaan mati suri dan tidak memenuhi
persyaratan sebagai LKNB sebagai penyalur dana bantuan subsidi Kemnpera dengan alasan atau
pertimbangan sebagai berikut
Bahwa Dr.Rifai M. Nur dan Nunik menerangkan syarat-syarat untuk menjadi Lembaga
Keuangan Non Bank koperasi yang dapat ditunjuk sebagai lembaga keuangan penyalur subsidi
keuangan mikro penyalur subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
berdasarkan peraturan Menpera No. 29 tahun 2006 tentang Standar Operasional dan Prosedur
Pelaksanaan Pembangunan Perbaikan Swadaya Melalui Kredit Pembiayaan Mikro dengan
Dukungan Subsidi Perumahan tanggal 30 Oktober 2006. Syarat-syarat untuk menjadi Lembaga
Keuangan Non Bank koperasi yang dapat menjadi penyalur dana subsidi KPRS mikro untuk
menyalurkan subsidi bantuan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu:
a. berbadan hukum, mempunyai izin usaha dan izin koperasi dari instansi yang berwenang;
b. total aset paling sedikit Rp.1.000.000.000,00;
c. mempunyai kemampuan untuk menyediakan pokok pnjaman;
d. sudah melakukan operasi atau simpan pijam minimal selama 2 tahun;
e. mempunyai anggota yang berminat pada KPRS mikro bersubsidi minimal 25 orang;
f. bagi PNT diharuskan melampirkan laporan tahunan dan laporan keuangandan bagi
koperasi harus melampirkan hasil rapat anggota tahunan periode 2 tahun terakhir;
g. laporan keuangan non bank harus diaudit oleh akuntan publik;
h. hasil audit harus dilaporkan minimal kesehatan ke KNP.
Bahwa saksi Toni Iwan Haryono diserta Dewi Hanifah, Fransisca Renosari, saksi Sri Ningsih
menerangkan pada intinya tidak memenuhi persyaratan sebagai LKNB penyalur subsidi KPRS
mikro untuk menyalurkan dana subsidi bangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
Bahwa saksi Margito, saksi Dewi Hanifah, saksi Titis mengatakkan bahwa Dinas Koperasi dan
UMKM Petir sebagai satuan kerja pengampu masalah koperasi tidak pernah dilibatkan atau
mengeluarkan rekomendasi oleh terdakwa supaya merekomendasikan KSU Sejahtera sebagai
lembaga keuangan penyalur subsidi KPRS mikro untuk menyalurkan subsidi perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah kepada Kemenpera.
Bahwa saksi Sasmitaningsih, saksi Kastono, saksi Nuraini Faridah, saksi Sunarwan, saksi
Widahartanto menerangkan yang intinya surat ajuan pertama yang pengajuan dari KPD ..
dimintakan tanda tangan disposisi bupati melalui tata usaha sekda yang biasanaya ajuan tersebut
sudah ada paraf juga ada asisten yang membidangi.
Kemudian surat ajuan tersebut oleh sekda dan bupati dicatat dalam buku agenda ajuan bupati
selanjutnya surat dinaikan ke bupati setelah turun dari bupati apabila ajuan tersebut telah
ditandatangani atau di disposisi surat ajuan dicatat kembali di buku agenda dan sesuai dengan
tanggal turunnya dari bupati dan setelah itu surat diturunkan ke tata usaha sekda untuk
penomeran dan stempel bupati dimitakan oleh bagian kepada ke bagian umum.
Surat No. 518 tanggal 22 Mei 2007 merupakan usulan sebagai lembaga keuangan mikro LKNB
dan lokasi swada perumahan Petir saksi Sasmita Ningsih dan Kustonomenerangkan buku agenda
ajuan bupati periode 2002-2003 nomor urut 92 ada ajuan surat ke bupati perihal ajuan lembaga
keuangan mikro sebagai bagian perekonomian masuk pada 22 Mei 2007. Surat tersebut
kemudian masuk ke pak sekda. Pak sekda saat itu Pak Kastono surat tersebut sudah di tanda
tangani Bupati saat itu ibu Ratnaningsih dengan saksi Sasmitaningsih memberi kode TT pada
buku acuan di TU sekda karang anyer dan surat tersebut keluar dari bupati tanggal 23 mei 2007
kemudian saksi Sunarwan dan Nuraini Farida menerangkan surat tersebut juga tercatat dalam
buku agenda acuan bupati di bagian tata usaha bupati periode 1 agustus 2006 s/d 11 juni 2007
terdapat surat acuan dari bagian perekonomian bupati mengenai surat rekomendasi usulan
lembaga keuangan mikro dan lembaga kuangan non bank yang masuk tgl 22 mei 2007 yang
kemudian dicatat di buku agenda acuan dan dinaikkan ke bupati hari itu juga, kemudian surat
tersebut turun tanggal 23 mei 2007 dan telah ditandatangani oleh terdakwa dengan diberi kode
TT pada buku acuan, setelah itu saksi Widi Hartanto menerangkan bahwa surat 518 tersebut
tercatat dalam kartu kendali surat keluar nomor 2050, surat tersebut masuk pada bagian umum
sekda Kabupaten Karanganyer pada tanggal 23 mei 2007 kode surat 518, tanggal surat jadi 22
mei 2007 dan instansi pengelola adalah bagian perekonomian.
Bahwa didakwakan, terdakwa selaku bupati telah merekomendasikan kepada KSU Sejahtera
kepada Kemenpera sebagai rekan NP penyalur dana subsidi perumahan dimana terdakwa masih
sebagai anggota KSU Sejahtera dan suaminya sebagai dewan pengawas KSU Sejahtera, tenpa
minta pertimbangan Disprinda Corp dan UMKM, dan Bupati Karangnyer padahal terdakwa
mengetahui bahwa KSU sejahtera sebenarnya tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang
ditentukan standart operasional dan prosedur pelaksanaan pengadaan pemukiman dengan
dukungan warga subsidi perumahan bersubsidi tanggal 30 oktober 2006 dan Permen Perumahan
Rakyat No. 29 tgl 30 Oktober 2006 tidak sesuai dengan pelaksanaan asas-asas umum
pemerintahan yang baik, hal ini selaras dengan pendapat ahli Prof. Yos Johan Utama dan Dr.
Immanuel Sujatmiko, bahwa rangkaian faktor hukum menerangkan terdakwa merekomendasikan
KSU Sejahtera yang sebenarnya tidak mempunyai persyaratan dan didukung pula dengan surat
dan barang bukti.
Barang bukti point d s/d l tersebut telah disita secara sah dari saksi Dr. Rifaid M Noor
Kemenpera sehingga menunjukan bahwa surat tersebut benar adanya, dikarenakan Kemenpera
yang mengadakan program tersebut.
Bahwa berdasarkan PKO antara KSU Sejahtera dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat
ditentukan bahwa KSU Sejahtera sebagai LKNP yang menampung dan menerima seluruh dana
subsidi perumahan dan telah dicairkan dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat yang
selanjutnya berkewajiban untuk mendistribsikan atau menyalurkan dana subsidi perumahan
tersebut kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang berkhak menerima sesuai hasil
verifikasi oleh tim verifikasi Kementerian Negara Perumahan Rakyat.
Bahwa benar pada tahun 2007 KSU sejahtera secara bertahap menerima penyaluran bantuan
dana subsidi perumahan, dari kementerian Negara perumahan rakyat sebesar RP
15.722.000.000,00.
Bahwa bantuan dana subsidi perumahan tahun 2007 tersebut oleh kementerian Negara
perumahan rakyat disalurkan pada KSU Sejahtera dengan cara ditransfer ke rekening KSU
Sejahtera Bahwa benar pada tahun 2008 secara bertahap KSU sejahtera menerima penyaluran
bantuan bersubsidi perumahan dari kementerian negara perumahan rakyat sebesar RP
20.003.000.000,00
Bahwa bantuan dana subsidi perumahan tahun 2008 tersebut oleh kementerian negara
perumahan rakyat diserahkan pada KSU sejahtera dengan cara ditransfer ke rekening KSU
sejahtera.
Bahwa dana bantuan subsidi perumahan dengan kualitas KPR KPRS bersubsidi tersebut dari
kementerian perumahan rakyat hanya dipergunakan untuk pemugaran dan pembangunan rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah sesuai dengan peruntukan dalam peraturan kementerian
perumahan rakyat nomor 5 tahun 2007, peraturan menteri Negara perumahan rakyat nomor 6
Permen M tahun 2007 tanggal 2 Pebruari 2007, Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Nomor 03 Permen M tahun 2007 tanggal 9 Pebruari 2007, Peraturan Menteri Negara Perumahan
Rakyat Nomor 04 Permen M tahun 2007 tanggal 9 Pebruari 2007. Sedangkan tata cara pencairan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 73/PMK/2005 tentang Tata
Cara Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Pemilikan Rumah Sederhana.
Rangkaian fakta hukum point 11 s/d 16 didukung dengan keterangan saksi Dr. Rifaid M Noor
yang bersesuaian dengan keterangan Bambang Tri Hadmoko, Toni Iwan Haryono, Fransiska
Ariana Sari, Handoko Mulyono, Naniek Triningsih, yang intinya menerangkan terdapat dana
bantuan subsidi perumahan tahun 2007-2008 masuk ke rekening KSU Sejahtera dengan total
sebesar Rp 35.725.000.000,00 bahwa keterangan saksi tersebut berkesesuaian dengan hasil
pemeriksaan ahli dari BPKP baik yang dituangkan dalam surat laporan hasi pemeriksaan maupun
yang disampaikan dalam persidangan. fakta-fakta yuridis, fakta yuridis tersebut selain didukung
oleh keterangan saksi yang saling bersesuaian, pendapat ahli juga didukung dengan surat dan
tanda buki.
 Bahwa terdakwa mengetahui dan memeberi kesempatan kepada pengurus atau karyawan
KSU Sejahtera untuk berkantor dan mengunakan fasilitas kedinasan di salah satu ruangan
yang berada dalam kompleks rumah dinas bupati karanganyer, dengan maksud agar terdakwa
dapat lebih mudah berkomunikasi dengan pengurus KSU sejahtera, guna penggunaan
bantuan dana subsidi untuk kepentingan pribadi terdakwa.
Fakta hukum ini didukung oleh keterangan saksi Toni Iwan Haryno bersesuaian dengan
keteranagn Fransiska Ariana Sari, Handoko Mulyono, Naniek Triningsih, Sundoro Srisughani,
Nugroho S.Sos, Uti Dewi Setiawati, Bambang Hermawan, yang intinya terdakwa mengetahui
dan memberikan kesempatan kepada KSU sejahtera untuk menggunakan ruangan dan fasilitas
dinas di kompleks rumah dinas bupati karanganyer dengan pertimbangan sebagai berikut :
Saksi sundoro, perbuatan terdakwa mengatahui dan memberikan kesempatan KSU sejahtera
untuk berkantor dan menggunakan fasilitas kedinasan, menurut pendaat ahli Prof. DR. Yos
Johan Utama MHum dan DR. Immanuel Sujatmoko, perbuatan bupati ini merupakan perbuatan
melawan hukum dengan pertimbangan :
a. Seorang bupati mengetahui adanya penggunaan fasilitas dinas atau fasilitas kedinasan
milik pemerintah daerah yang digunakan sebagai kantor sebuah koorporasi tanpa melalui
mekanisme perizinan yang berlaku, dan ia membiarkan hal tersebut bertentangan dengan
ketentuan pasal 20 peraturan pemerintah no 6 tahun 2006 tentang pengelolaan barang
milik daerah atau Negara dinyatakan bahwa bentuk-bentuk pemenfaatan barang milik
Negara atau daerah berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna dan
serah guna.
b. Memperhatikan ketentuan pasal 20 PP no 6 tahun 2006 tersebut jelas, setiap pmanfaatan
barang milik Negara maupun milik daerah harus dilakukan dengan cara atau bentuk
hubungan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 PP no 6 tahun 2006, bahwa
tindakan bupati membiarkan fasilitas kantor dipakai untuk komersial pihak ketiga tanpa
ada suatu perjanjian yang jelas sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
termasuk bentuk pembiaran atau persetujuan secara diam-diam.
18. Bahwa benar bantuan dana dan subsidi dari kementerian Negara perumahan rakyat tahun
2007 sebesar Rp 15.722.000.000,00 yang digunakan sesuai peruntukan sebesar Rp
6.506.800.000,00 sedangkan lainnya digunakan Ir. Toni Iwan Hryono sebesar Rp
1.504.900.000,00 digunakan untuk pembangunan sarana-prasarana sebesar Rp 796.000.000,00
dan diserahkan dalam kepengurusan Handoko Molyono ketua KSU tahun 2008 sebesar Rp
6.914.299.366,00
19. Bahwa benar dana subsidi tahun 2008 sebesar Rp 20.003.000.000,00 ditambah dengan Rp
6.914.299.366,00 yang diserahkan dalam kepengurusan Handoko Mulyono, sehingga seluruhnya
sebesar Rp 26.917.299.366,00 dipergunakan sesuai peruntukannya sebesar Rp 7.286.800.000,00
sedangkan lainnya digunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa sebesar Rp 11.875.843.600,00
dipergunakan untuk kepentingan pribadi Ir. Toni Iwan Haryono sebesar Rp 2.512.432.400,00
digunakan untuk kepentingan pribadi Handoko Mulyono Rp 370.000.000,00 didepositokan
sebesar Rp 1.425.000.000,00 didepositokan di bank Swamitra sebesar Rp 250.000.000,00
didepositokan di BD BPR Karanganyer Rp 600.000.000,00 dipergunakan untuk pembangunan
sarana prasarana Rp 896.955.000,00 dan berbagai keperluan lain yang tidak sesuai
peruntukannya tahun 2008 sebesar Rp 1.700.268.311,00 sehingga keseluruhan dana bantuan
subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui KPR atau KPRS yang
menerima KSU Sejahtera tahun 2007 dan 2008 digunakan tidak untuk pembangunan dan
pemugaran rumah, keseluruhan sebesar RP 21.931.000.400,00
20. Bahwa benar terdakwa telah menikmati dana bantuan subsidi perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah sebesar Rp 11.875.843.600,00 dengan perincian:
a. Digunakan untuk kepentingan pribadi sebesar Rp 4.668.825.200,00
 Bahwa benar terdapat uang bantuan subsidi bantuan perumahan yang digunakan untuk
membeli pulsa, membayar tagihan telkomsel, lalu membayar listrik dan tagihan internet
rumah pribadi terdakwa serta membayar biaya kuliah S3 terdakwa yang dibayarkan
melalui Djoko Nugroho dan Jusmiyati
 Bahwa benar terdapat uang batuan subsidi perumahan yang digunakan terdakwa untuk
membayar biaya umroh yang diterima melalui Djoko Nugroho, Ardiansyah
 Bahwa benar terdapat dana bantuan subsidi yang digunakan untuk memperingati hari
ulang tahun terdakwa yang diterima melalui Sri Sughani
 Bahwa benar terdapat dana subsidi perumahan yang digunakan terdakwa untk membiayai
launching album terdakwa di Restaurant Diamond yang diterima Sundoro
 Bahwa benar terdakwa telah menerima sejumlah uang dari KSU sejahtera yang diterima
Susmiati dari bendahara KSU Sejahtera Naniek Trinigsih atas perintah terdakwa
 Bahwa benar kwitansi-kwitansi dengan keterangan pinjaman pihak ketiga BPT
merupakan kwitansi tanda terima yang diterima oleh terdakwa, dimana Naniek Triningsih
memintakan paraf terdakwa dihadapan Handoko Mulyono dan Toni Iwan Haryono di
rumah terdakwa di kecamatan Jaten Bahwa benar terdakwa peranah menarik dana dari no
rekening 1003135051 a/n KSU Karang Anyer Bersatu di bank bukopin dengan cara
mencairkan cek sebagai berikut “penarikan tanggal 7 oktober 2008 sebesar Rp
10.000.000,00; 7 oktober 2008 Rp 50.000.000,00; 8 okotober 2008 Rp 100.000.000,00; 8
oktober 2008 Rp 100.000.000,00”
b. Digunkan untuk kepentingan pribadi terdakwa berupa sumbangan pada masyarakat atau
kelompok masyarakat pada saat terdakwa melakukan kunjungan ke desa dan kecamatan di
wilayah Kabupaten Karanganyer dalam rangka sosialisasi pencalonan terdakwa sebagai Bupati
Karanganyer periode 2008-2013 sebesar Rp 738.061.000,00 bahwa benar terdakwa dalam
rangka menggalang dukungan san simpati dari masyarakat telah membagi-bagikan uang
langsung kepada masyarakat yang dananya berasal dari KSU sejahtera baik yang diterima
melalui Sri Sughani, Uti Dewi Setiawati, Hardiansyah, Handoko Mulyono dan camat-camat.
c. Digunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa sebagaimana dipakai untuk biaya operasional
tim sukses terdakwa dalam rangka pencalonan terdakwa sebagai Bupati Karanganyer periode
2008-2013 sebesar Rp 4.002.354.200,00 diantaranya:
 Terdakwa bersama Toni Iwan Haryono membentuk lembaga Rina Center yang
dimaksudkan untuk pemenangan terdakwa dalam pemilihan kabupaten karang anyer
tahun 2008 dengan ketua Bambang Hermawan, bendahara Dewi Setyawati, biaya
operasional untuk Rina Center berasal dari KSU Sejahtera
 Bahwa memang benar terdakwa memasang iklan di TA TV, Solo Pos, Suara Merdeka
dalam rangka kampanye pilkada menggunakan sumber dana dari KSU Sejahtera
 Bahwa benar terdakwa mencetak banner,spanduk, kaos untuk kepentingan pilkada yang
dananya bersumber dari KSU sejahtera.
d. Digunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa yaitu dibagikan kepada pengurus partai politik
pendukung terdakwa dalam rangka pemilihan kepaa daerah Kabupaten Karanganyer tahun 2008-
2013 sebesar Rp 2.446.605.000,00
 Bahwa benar terdakwa pada saat maju sebagai calon bupati karang anyer berpasangan
dengan Pariyono dan didukung dari partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP), PKB,
PKS, Partai Demokrat dan PAN
 Bahwa benar sebagai konsekuensi untuk mendapat dukungan parpol tersebut terdakwa
menyerahkan uang yang dananya diambil dari KSU Sejahtera, diantaranya PKS sebesar
Rp 1.000.000.000,00; Partai Demokrat Rp 228.500.000,00; PDIP Rp 437.000.000,00;
PPP Rp 159.550.000,00; PKB Rp 62.500.000,00; PAN Rp 50.000.000,00 dan PNKB
sebesar Rp 24.500.000,00
 Bahwa benar terdakwa beberapa kali mengadiri kampanye yang diselenggarakan oleh
partai pendukungnya tersebut.
Rangkaian fakta-fakta hukum pada poin nomor 18 s/d 20 didukung keterangan saksi Toni Iwan
Hariyono, yang bersesuaian dengan keterangan Fransisca Riana Sari, Handoko Mulyono, Naniek
Triningsih, Ardiansyah, Susmiati, Sri Sughandi, Bambang Hermawan, Uti Dewi Setyawati,
Djoko Nugroho, Wulandari Komalasari, Sri Hartono, Mahdi Mulyono, Romdhoni, Agus
Rustanto, Bambang Priyono, Drs. H. Djoko Indarto, Budianto, Niko Dharmadi, Nugi Harjo,
Suhartono, Suparmin, Widiantoro, Djoko Dwiastanto, Nugroho S.sos, Muhammad Suparwoto,
Bakiar Syarif, serta keterangan terdakwa sendiri yang intinya membuktikan bahwa terdakwa
telah menggunakan dana bantuan subsidi dari Kemenpera untuk kepentingan pribadi kampanye
pilkada bupati peride 2008 dan dibagkan ke parpol pendukung baik yang diterima secara
langsung atau pun melalui orang lain.
 21. Bahwa perbuatan terdakwa bersama-sama Ir. Toni Iwan Haryono, Fransiska Riana
Sari,dan Handoko Mulyono yang telah menggunakan bantuan dana subsidi perumahan tahun
2007- 2008 dari kementerian Negara perumahan rakyatuntuk kepentingan diluar
peruntukannya, yaitu untuk perbaikan dan pembangunan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah tidak sesuai dengan peruntukan, sesuai ketentuan:
a. Peraturan Menteri Negara perumahan Rakyat No 5/PERMEN/M/2007 tanggal 9 february
2007
b. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No 6/PERMEN/M/2007 tanggal 9 february
2007 pasal 4
c. Peraturan menteri Negara Perumahan rakyat No 3/PERMEN/M/2007 tanggal 9 february
2007
d. Peraturan menteri Negara Perumahan rakyat No 4/PERMEN/M/2007 tanggal 9 february
2007
Dari rangkaian fakta perbuatan terdakwa sebagaimana terdapat diatas,maka dapat
disimpulkan perbuatan terdakwa sebagai penyelenggara Negara telah melakukan perbuatan
melawan hukum formil, oleh karena itu kami berkesimpulan, unsur secara melawan hukum telah
terpenuhi dan dapat dibuktikan.
3. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
Dalam praktek peradilan penetapan unsur memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
koorporasi pada pokoknya didasarkan pada bukti secara pasti terdakwa atau orang lain atau suatu
korporasi memperoleh sejumlah uang atau harta benda dari perbuatan melawan hukum.
Bahwa pengertian memperkaya sebagaimana diatur dalam paal 2 UU No 31 tahun 1999 dalam
perkembangan praktek pengadilan telah menglami perkembangan.
Pengertian memperkaya tidak terbatas hanya sekedar hanya bertambahnya kekayaan seseorang,
akan tetapi meliputi juga manfaat besar yang diperoleh seseorang dari tindak pidana korupsi.
Salah satu putusan hakim dalam perkara tindak pdana korupsi yang memuat makna memperkaya
meliputi manfaat yang didapat dari tindak pidana korusi adalah putusan dalam perkara Hj.
Untung Srono wiono Sukarno pid putusan MA No 1361K/pid.SUS/2013 tanggal 18 september
2012 yang intinya menyatakan bahwa terdakwa dianggap telah memperkaya diri sendiri karena
dengan uang hasil korupsi selain digunakan untuk kepentingan pribadi juga untuk biaya
kepentingan politik terdakwa, dalam perkara Hj Untung Sarono Wiono Sukarno tersebut, uang
hasil korupsi digunakan atau dibagikan kepada masyarakat, hal ini sama perbuatannya denan
perbuatan terdakwa, dimana terdakwa untuk kepentingan politiknya menjelang pilkada karang
anyer tahun 2008 tersebut, terdakwa menggunakan dana bantuan subsidi perumahan, dengan
kata lain, terdakwa tidak mengeluarkan uang pribadinya sehingga kekayaannya tidak berkurang,
padahl apabila untuk kepenting politik menggunakan uang pribadinya maka kekayaannya akan
berkurang, oleh karena itu dengantidak berkurangnya harta kekayaan terdakwa untk kepentingan
politiknya karena dibayar dengan hasil korupsi sama saja dengan telah memperkaya diri sendiri.
Bahwa ketika hasil tindak pidana korupsi tidak melulu digunakan terdakwa untuk menambah
kekayaan terdakwa seperti menempatkan uang di bank, membeli barang atau harta, melainkan
juga dibagikan kepda pihak lain, baik parpol, lembaga perorangan, maka esensinya terdakwa
tetap memperkaya, setidaknya pihak yang menerima uang tersebut. Bahwa fakta persidangan
dapat dibuktikan bahwa perbuatan terdakwa sebagaimana kami uraikan dlam analisa fakta telah
memenuhi unsur memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi, hal mana dapat
disimpulan adanya perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa sebagai berikut:
1) Bantuan dana subsidi tahun 2007 & 2008 sebesar Rp 11.875.843.600,00 yang digunakan
untuk kepentingan terdakwa yaitu,
a. Digunakan untuk kepentingan pribadi sebesar Rp 4668.825.000,00
b. Digunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa berupa sumbangan kepada masyarakat
sebesar Rp 738.661.000,00
c. Digunakan untuk kepetingan pribadi terdakwa sebagai biaya operasional tim sukses
sebesar Rp 4.002.322.400,00
d. Digunakan untuk kepentingan pribadi terdaka yang dibagikan kepada pengurus parpol
pendukung terdakwa dalam rangka pilkada kabupaten karang anyer 2008 sebesar Rp
2.446.600.000,00
Bahwa selin digunkan untuk kepentingan pribadi terdakwa,dana subsidi perumahan yang
diterima SU Sehjahtera tahun 2007 & 2008 sebesar Rp 35.725.000.000,00 … tersebut juga
digunakan untuk kepentingan terpidana Ir. Toni Iwan Haryono sebesar Rp 1.504.900.000,00
untuh tahun 2008 Rp 2.432.000.000,00 Handoko Molyono Rp 370.000.000,00 dan di
depositokan sebesar Rp 1.425.000.000,00 serta untuk pembangunan sarana pra sarana komplek
perumahan dan untuk keperluan lainnya yang tidak sesuai dengan peruntukannya, khusus untuk
Toni Iwan Hryono dan Handoko Mulyono bahkan telah terbukti denagn putusan pengadilan yang
telah berkekuatan hukum tetap, mereka memperoleh kekayaan atau keuntungan sebagaimana
tersebut diatas.
Bahwa dengan demikian prbuatan terdakwa Ratnaningsih telah memperkaya diri sendiri dan
orang lain sebesar Rp 11.875.843.600,00.
Rangkaian fakta-fakta hukum diatas didukung oleh keterangan saksi Toni Iwan Haryono, yang
bersesuaian dengan keteranagan Fransisca Ariana Sari, Handoko Mulyono, Naniek Triningsih,
Ardiansyah, Susmiati, Sri Hartono, Sri Sughandi, Bambang Hermawan, Uti Dewi Setyawati,
Djoko Nugroho, Wulandari, Komalasari, Sri Hartono, Mahdi Mulyono, Rumdhoni, Agus
Rustanto, Bambang Priyono, Drs. H. Djoko Indarto, Budianto, Niko Dharmadi, Nugi Harjo,
Suhartono, Suparmin, Widiantoro, Djoko Dwiastanto, Nugroho S.sos, Muhammad Suparwoto,
dan Baktiar Syarif, serta keterangan terdakwa sendiri yang intinya membuktikan bahwa terdakwa
telah menggunakan dana bantuan subsidi dari Kemenpera untuk kepentingan pribadi, kampanye
pilkada bupati 2008, dan dibagikan kepada parpol pendukung baik yang diterima secara
langsung ataupun melalui orang lain.
Keterangan saksi-saksi yang saling bersesuaian satu dengan yang lainnya tersebut didukung
dengan hasil pemeriksaan ahli Budihardjo AKT baik yang teruang dalam surat laporan hasil
audit dalam rangka perhitungan kerugian keuangan Negara,atas kasus penyimpangan dana
subsidi kementerian perumahan rakyat untuk pembangunan dan pemugaran atau renovasi rumah
yang dilakukan secara swadaya tahun anggaran 2007 di Kabupaten Karanganyer No
SR2000/PW11/5/2010 tanggal 26 mei 2010 dari BPKP perwakilan provinsi Jawa Tengah dan
laporan hasil audit dalam rangka penghitungan kerugian Negara tahun anggaran 2007 No
SR1606/PW11/5/2010 tanggal 7 mei 2010 dan pendapat ahli tersebut disampaikan di depan
persidangan.
Rangkaian fakta-fakta hukum tersebut selain didukung keterangan saksi yang bersesuaian surat
dan pendapat ahli juga didukung barang bukti yang meperkuat keterangan saksi dan ahli yaitu:
1) Barang bukti No 1.1 satu bendel berkas yang berisi nota-nota pembayaran kwitansi dan
tanda terima pembayaran s/d bukti No 40
2) Barang buki No 8.6 satu keeping CD berisi video Ibu Rina Iriani
Bahwa dengan demikian unsur memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
sudah terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
Periode, yaitu periode 2003-2008 dan periode 2008-2013 berdasarkan terdakwa Rina Iriani
mampu menangkap, mengerti dan menanggapi keterangan para saksi di persidangan mulai saksi
dari Kemenpera, saksi dari jajaran bupati karang anyer, saksi dari jajaran pengurus KSU
Sejahtera, serta saksi-saksi lainnya serta ahli termasuk saksi dan ahli a de charge, dengan
perhatikan maksud dari unsur “setiap orang” dengan fakta yurisdis sebagaimana dimaksud di
atas, maka kami berkesimpulan bahwa unsur setiap orang telah terbutki secara sah dan
meyakinkan menurut hukum terpenuhi dalam diri terdakwa Dr Hj Ratnaningsih Mhum,
2. yaitu unsur “menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, megubah bentuk, menukarkan dengan mata
uang atau surat berharga, atau perbuatan lain atas harta kekayaan, bahwa unsur delik ini
memberikan makna alternative, pilihan, dan sudah terbuktinya salah satu saja dari unsur tersebut,
maka dapat dikatakan unsur delik telah terbukti. UU No 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang tidak memberikan penjelasan secara spesifik,
tentang apa yang dimaksud dengan menampatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat berharga, atau perbuatan lain atas harta kekayaan,
meskipun hal tesebut maka perlu penlusuran lebih lanjut untuk memberikan pengertian istilah
tersebut.
R Wiyono dalam bukunya pembahasan UU pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang, menerangkan sebagai berikut:
 menempatkan adalah menyimpan harta kekayaan yang berupa uang tunai simpanan
tersebut dapat berupa giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan untuk itu,
 mentransfer adalah memindahkan dana sebagai simpanan yang ada di bank ,
 mengalihkan adalah memindahkan, menggani, menukar atau mengubah,
 membelanjakan adalah dalam rangka membeli, barang atau jasa yang padanannya dalam
Bahasa inggis adalah (toolspen),
 membayarkan adalah menggunakan harta kekayaan yang merupakan hasil tindak pidana
tersebut bukan hanya dalam rangka pembayaran harga barang dan jasa saja, tapi juga
dalam rangka membayar atau melunasi, tetapi juga membayar atau melunasi kewajiban,
misalnya membayar hutang, dengan demikian harta kekayaan yang merupakan tindak
pidana yang dipakai untuk membayar kewbajiban tersebut tidak harus selalu berbentuk
uang, tetapi dapat pula berupa benda bergerak atau benda tidak bergerak, baik yang
berwujud maupun tidak berwujud selain uang, misalya berupa saham, obligasi, deposito,
surat hutang, bangunan, perhiasan dan lain-lain,
 menghibahkan adalah memberikan harta kekayaan sacara cuma-cuma atau tanpa
syarat,harta kekayaan yang diberikan itu harus berupa apa yang dalam Bahasa inggris
disebut glend, kata menghibahkan tersebut dapat pula berarti hibah sebagaimana
dimaksud dalam KUH Perdata,
 menitipkan adalah sama dengan to buid dalam pengertian buildment dalam hukum
perdata atu sama dengan to deposite cara mnitipkan msialnya dengan save deposite box
dari bank dimana pelaku menitipkan barang perhiasan, surat hutang Negara, bahkan
berupa uang tunai dalam savety deposite box tersebut,
 membawa keluar negeri adalah mengangkut, memuat, memindahkan atau mengirim harta
kekayaan secara fisik ke luar batas Negara kesatuan RI,
 mengubah bentuk adalah menjadikan lain dari semula atau menukar bentuk dari harta
kekayaan misalnya rumah yang merupakan hasil tindak pidana yang semula warnnya biru
muda, dijadikan warna kuning dan semula tidak bertingkat menjadi bertingkat,
 menukarkan dengan mata uang atau surat berharga yaitu membelikan sesuatu supaya
diganti dengan yang lain,
 mata uang adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 1 UU No 7 tahun 2011
tentang mata uang, yaitu uang yang dikeluarkan oleh Negara RI yang selanjutnya disebut
rupiah maka akibatnya menukarkan dengan mata uang asing yaitu uang yang dikeluarkan
bukan 0leh Negara kesatuan RI atas harta kekayaan,
 perbuatan lainnya adalah perbuatn selain perbuatan-perbuatan yang disebut diatas,
 harta kekayaan adalah semua benda bergerak atau benda tidak bergerak baik yang tidak
berwujud maupun yang berwujud yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak
langsung
Bahwa dengan memperhatikan unsur tersebut di atas maka di persidangan telah dipenuhi
faktafakta hukum sebagai berikut:
 bahwa benar pada periode oktober 2008 s/d oktober 2010 terdakwatelah menempatkan
sejumlah uang sebesar Rp 1.724.000.000,00 dan US $ 79.944 atas nama terdakwa Rina
Iriani pada bank Bukopin No rek 1101025006, bank BCA No rek 3270133354, bank
BCA No rek 0152332333, bank Mandiri No rek 1380004230202, bank Mandiri No rek
1380030619626 dalam bentuk mata uang dolar amerika pada bank BCA No rek
0152297333, bank mandiri No rek 1380006482405 a/n Indra Prakasa pada bank BCA No
rek 4560666441 dan bank Mandiri No rek 1380007033017 a/n Wijaya Kusuma Ari
Asmara bank mandiri No rek 13800070132993
 bahwa benar pada periode bulan oktober terdakwa telah menempatkan sejumlah uang
selurhnya sebesar Rp 8.978.897.508,00 dan US $ 63.339,16 dalam rekening bank BCA
No rek 3270133354 0152333 015285588, bank mandiri No rek 1380004230202
1380030619626 a/n Ratnaningsih, kemudian di Bank Mandiri No rek 1380007033017,
1380010427495, 138007764801 bank BCA 456066641 a/n Indra Prakasa dan di Bank
Mandiri No rek 1380007032993, 138001036189, 138007764777 a/n Wijaya Kusuma Ari
Asmara
 bahwa benar pada periode oktober 2008 s/d oktober 2010 trdakwa telah menetapkan Sri
Sumiati dan Isna Ratna Mukti untuk menempatkan sejumlah dana dalam bentuk Rp dan
US $ dan fasilitas KPRS, KPRS bersubsidi melalui KSU Sejahtera, baik di rekening
terdakwa, rekening Indra Prakasa dan Kusuma Ari Asmara dengan rincian sebagai
berikut:
a. ke rekening a/n terdakwa sendiri Bank Bukopin No rek 1101025006 tanggal 7
oktober 2008 Rp 50.000.000,00; 8 oktober 2008 Rp 200.000.000,00; 10 oktober
2008 Rp 200.000.000,00; BCA No rek 372013354 pada tanggal 10 oktober 2008 Rp
100.000.000,00 20 oktober 2008 Rp 120.000.000,00; BCA 01523233 20 oktober
2008 Rp 100.000.000,00; 20 November 2008 Rp 50.000.000,00; mandiri
1380004230020 19 mei 2008 Rp 2.000.000,00; BCA 015233322 Rp 50.000.000,00;
mandiri 1380002402061 Rp 7.500.000,00 31 maret Rp 2.000.000,00; 6 mei 2009 Rp
2.000.000,00 29 mei Rp 5.000.000,00 10 juni 2009 Rp 1.000.000,00 12 agustus Rp
2.000.000,00 19 agustus Rp 5.000.000,00 14 desember 2009 Rp 5.000.000,00 dan
seterusnya, total Rp 1.373.500.000,00
b. dalam bentuk mata uang dolar amerika a/n Rina Iriani dengan rincian BCA no rek
01229733 tanggal 7 februari 2009 sebesar US $ 10.000; rekening a/n Indra Prakasa
BCA No rek 450666441 dan seterusnya, jumlah total Rp 215.500.000,00; ke
rekening a/n Wijaya Ari Kusuma Asmara dengan perincian bank Mandiri No rek
1380007032993, total Rp 135.000.000,00
 bahwa benar pada periode oktober 2010 s/d deember 2013 terdakwa telah memintakan
Susmiati dan Ratnamukti untuk menempatkan sebuah dan tertentu dalam bentuk mata
uang rupiah dan dolar Amerika dengan fasilitas KPR, KPRSUD melalui KSU sejahtera
baik di rekening terdakwa, rekening anak terdakwa Inda Prakasa dan Wijaya Kusma Ari
Asmara dengan perincian sebagai berikut:
a. rekening bank Mandiri No rekening 138000423002 pemilik rekening Rina Iriani
pada tangga 19 mei 2008 transaksi setoran Rp 2.000.000,00, dan seterusnya s/d No
41 tanggal 12 mei 2013 setoran Rp 1.000.000,00
b. rekening bank Mandiri No rekening 1380030619626 a/n Rina Iriani yaitu transaksi
pada tanggal 6 january 2009 setoran Rp 2.500.000,00 dan seterusnya s/d No 50 pada
tanggal 13 juni 2013 setoran Rp 5.000.000,00
c. rekening bank Mandiri No rekening 13800100427495 a/n Indra Prakasa yaitu
transaksi tanggal 8 oktober 2012 setoran Rp 10.000.000,00 dan seterusnya s/d No 22
pada tanggal 15 mei 2013 setoran Rp 1.000.000,00
d. rekening bank mandiri no rek 138100070033017 a/n Indra Prakasa yaitu transaksi
pada tanggal 14 Pebruary 2009 setoran Rp 5.000.000,00 dan seterusnya s/d No 31
tanggal 18 April 2013 Rp 150.000.000,00
e. ke rekening bank mendiri no 13810001036189 a/n Wijaya Ari Kusuma yaitu pada
tanggal 27 september 2012 setoran Rp 2.000.000,00 dan seterusnya s/d no 20 setoran
Rp 1.000.000,00
f. setoran tunai ke rekening bank mandiri no rek 138000776477 a/n Wijaya Ari
Kusuma yaitu pada tanggal 7 september 2012 setoran nominal US $ 207,86; 23
November 2012 setoran US $ 516,42; 6 september 2013 setoran US $ 10.000
g. ke rekening bank mandiri No 1380007764801 a/n Indra Prakasa yaitu transaksi 12
july 2012 tarikan tunai tanpa ATM US $ 9.950 dst s/d 6 sptember 2013 setoran US $
10.000
h. ke rekening mandiri a/n Kusuma Wijaya Ari Asmara yaitu 1 desember 2009 setoran
US $ 5.000,00 JPU menyetakan pada Hakim bahwa aka nada yang direinfo, dan
Hakim menjawab nanti saja, ditandai dulu saja.
i. ke rekening bank mandiri no rek 138000482405 a/n Rin Iriani Sri Ratnaningsih yaitu
pada tanggal 20 November 2009 transaksi setoran US $ 1.048 dst s/d no 10 tarikan
tunai US $ 50.000
j. rekening bank bukopin No rek 1101025006 a/n Ratnaningsih yaitu pada tanggal 7
oktober 2010 jenis transaksi setoran nominal Rp 50.000.000,00 dst s/d no 4 tanggal
21 oktober 2010 setoran Rp 200.000.000,00
Fakta-fakta hukum diatas didukung dengan keterangan saksi Sri Sumiti yang saling
berkesesuaian dengan saksi Isna Ratnamukti, Teguh Wiyono, Wahyu Noor Cahyo, Arianto, Dias
Adiasma serta keterangan terdakwa sendiri yang intinya menerangkan bahwa benar pada periode
oktober 2008 s/d desember 2013 terdapat penempatan dana perusahaan jasa keuangan baik di
rekening terdakwa maupun anak terdakwa Hendra Prakasa dan Wijaya Kusuma Ari Asmara.
Keterangan saksi tersebut juga bersesuaian dengan surat dan barang bukti yang telah penuntut
umum tunjukkan yaitu :
 barang bukti No 2.9 berupa print out data transaksi dan mutasi keuangan rekening koran atas
rekening no 13810010427495 a/n Hendra Prakasa 28 oktober 2012 s/d 28 january 2013 dst
s/d point no 35
 barang bukti No 14.6 satu bendel copy pengumuman harta kekayaan penyelanggaraan a/n Dr
Hj Rina Iriani Sriratnaningsih Mhum tambahan berita acara Ri tanggal 15 February 2013 No
14 dan berita acara klarifikasi dari KPN tanggal 19 juni 2012 beserta lampiran berita acara
klarifikasi dari LKPN No 44506 tanggal 12 desember 2012 dengan demikian unsur ini telah
terbukti dan secara sah dan meyakinkan
3. Unsur diketahuinya atau patut juga merupakan asas tindak pidana korupsi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul
harta kekayaan. Bahwa mencermati unsur yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamakan asal usul harta kekayaan sesungguhnya terdapat dua hal
penting yaitu tentang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana korupsi dan
dengan tujuan menyembunyikan atau menyamakan asal usul harta kekayaan namun demikian
pemahamannya tidak bisa saling terlepas karena merupakan satu kesatuan.
Pengertian yang diketahui atau patut diduganya dalam hukum pidana disebut dngan sengaja atau
disebut dengan opsait yaitu suatu keadaan batin dimana pelaku secara insyaf mampu menyadari
tentang apa yang dilakukannya beserta akibatnya, tentang apakah pelaku mengkehendaki sesuatu
dan sesuatu tersebutu pelaku itu sendiri yang mengatahui, ini tentu saja sulit bagi kita
untukmengetahui kehendak batin pelaku, kecuali si pelaku mengakui kehendak batinnya
tersebut, memang sesuatu yang diharapkan apabila hakim itu menyatakan pernyataan terbuktinya
hal-hal yang dikehendaki atau diketahui oleh seorang pelaku semata-mata pada pengakuan dari
pelaku tersebut, terkadang ia harus menyimpulkannya dari keadaan-keadaan yang mana atau
dalam keadaan yang bagimana perbuatan itu telah dilakukan.
Demikian pula Professor Simons menyatakan opsait terhadap suatu tahap terakhir pertumbuhan
kehendak manusia sehingga menjadi tindakan yang nyata, lebih singkatnya pelaku mengetahui
atau patut menduga merupakan hasil tindak pidana korupsi adalah suatu keadaan seseorang
mengetahui secara jelas dan pasti, setidaknya dapat memperkirakan berdasarkan fakta atu
informasi yang dimiliki bahwa sejumlah uang atau harta kekayaan merupakan hasil dari suatu
tindak pidana korupsi.
Adapun yang dimaksud dengan menyembunyikan dalam pasal 3 adalah, menyimpan, menutup,
sebagainya atau dengan sengaja tidak memperlihatkan, sedangkan yang diartikan menyamaran
dalam pasal 3 adalah menjadikan, menyebabkan sebagainya samar atau meneglirukan dan
menyesatkan, R wiyono dalam bukunya pembahasan pencegaran dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang. Dengan demikian pengertian mnyembunyikan dalam rumusan unsur
pasal diatas adalah kegiatan yang dilakukan dalam upaya orang lain tidak akan tahu asal usul
harta kekayaan berasal, sedangkan pengertian menyamarkan dalam .. yang bagaimana perbuatan
itu telah dilakukan demikian pula profesor simons menyatakan ... side merupakan suatu tahap
terakhir dari suatu pertumbuhan kehendak manusia sehingga menjadi tindakan yang nyata, lebih
singkatya pelaku mengetahui atau patut menduga merupakan hasil tindak pidana korupsi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengetahui secara jelas dan pasti atau setidak-tidaknya dapat
memperkirakan berdasarkan fakta atau sumber informasi yang dimiliki bahwa sumber uang
kekayaan merupakan hasil dari suatu tindak pidana korupsi.
Adapun yang dimaksud dengan meyembunyikan dalam pasal 3 adalah menyimpan, menutup,
sebagainya supaya tidak terlihat atau sengaja tidak memperlihatkan dan memberitahukan
Sedang yang dimaksud dengan menyamarkan dalam pasal 3 adalah menjadikan, menyebabkan,
dan sebagainya samar atau megelirukan, menyesatkan.
Fed Erwiyono dalam bukunya pembahasan uu pemberantasan tindak pidana pencucian uang,
dengan demikian pengertian menyembunyikan dalam rumusan unsur pasal diatas adalah kegiatan
yang dilakukan dalam upaya orang lain tidak akan tahu asal-usul harta kekayaan berasal,
sedangkan pengertian menyamarkan dalam rumusan unsur pasal diatas adalah suatu perbuatan
menjadikan samar atau mengelirukan atas harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana agar
nampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah menukarkan uang haram dengan mata uang
lainnya dan sebagainya, sedangkan pemahaman atas asal-usul dapat diartikan sebagai sumber
perolehan darimana harta kekayaan itu berasal atau juga transaksi darimana sesungguhnya harta
kekayaan berasal.
Bahwa dengan memperhatikan unsur diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak
pidana korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan harta kekayaan diatas
apabila dihubungkan dengan fakta hukum sebagaimana telah disimpulkan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut Terdakwa Dr. Hj. Rina Iriani, M.Hum menjabat sebagai
Bupati Petir selama dua periode, penghasilan resmi terdakwa selaku bupati Petir sesuai pasal 4
peraturan pemerintah no 109 tahun 2000 tentang kedudukan dan kewenangan kepala daerah dan
wakil, penghasilan terdakwa meliputi gaji, tunjangan, dan tunjangan operasional.
Tidak sesuai dengan keterangan sunarwan, selaku bendahara gaji bupati, penghasilan terdakwa
sesuai PP No. 109 tahun 2000 mulai gaji oktober 2008-desember 2013 menerima gaji, tunjangan,
dan tunjangan operasional sebesar Rp. 1.688. 809.300
Bahwa terdakwa telah menikah dengan H. Ir. Kuntarto pada tanggal 8 Juli 1981, dari pernikahan
tersebut terdakwa memiliki tiga orang anak yaitu Hendra Frakasa lahir 12 februari 1982, bekerja
sebagai Pegawai Negri Sipil pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, kedua Maming
Verlanda (almarhum), ketiga wijaya kusuma lahir tanggal 20 Maret 1985 bekerja sebagai
peganwai negri sipil pada sekretaris daerah Kota surakarta Bahwa pada tanggal 28 Juli 1985
terdakwa bercerai dengan suaminya H. Ir. Kuntarto, lalu kemudian tahun 2002 menikah dengan
Ir. Toni Haryono dari hasil pernikahan tersebut terdakwa tidak mempaunyai anak , selanjutnya
pada 2004 terdakwa mengangkat anak bernama Cantika Dewi Larasati lahir 4 JUli 2004 pada
tanggal 6 Juli 2012 terdakwa bercerai dengan Ir. Tony Iwan Haryono. Bahwa pada periode 2007-
2008 terdakwa telah menerima dana bantuan subsidi perumahan melalui KPR baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk pribadi terdakwa dan kepentingannya dalam pilkada
kabupaten Petir periode tahun 2008 diantaranya yang diterimakan melalui Tony Iwan Haryono,
Fransisca Rina Sari, handoko MUlyono, nanik tri ningsih, ardiansyah, susmiyati, sri sugandi,
bambang hermawan, dewi setyawati, joko nugraha, wulandari, kumalasari, sri hartono, ngadi
mulyono, romdroni, agus rustamto, bambang priyono, Drs. H. joko indarto, Budianto, Niko
Darmadi, Mugiharjo, suhartono, suparmin, Widiantoro, Joko Dwi Hastanto, Nugraha S.Sos,
Moh. Suparwoto,Bachtiar Syarif sehingga keseluruhan yang dinikmati terdakwa berjumlah Rp.
11. 875.893.600
Bahwa benar pada periode oktober 2008-oktober 2010 terdakwa telah menempatkan sejumlah
uang sebesar 1.724.000.000 dan 76.944 US $ atas nama terdakwa Rina Iriani di Bank Bukopin,
Bank BCA, bank Mandiri, dalam bentuk mata uang dollar amerika pada bank bca, bank mandiri,
atas nama indra prakasa pada bank BCA bank Mandiri, Atasnama wijaya ari kusuma pada bank
mandiri.
Bahwa benar pada bulan november 2010 sampai dengan bulan september 2011 terdakwa telah
menempatkan sejumlah uang sebesar Rp 8.978.897. 578 dan $ 63.339,16 ke dalam rekening di
bank BCA , Bank Mandiri atas nama rina irianingsih, kemudian di bank mandiri bank bca atas
nama Hendra Frakasa dan bank mandiri atas nama wijaya ari kusuma wijaya kusuma ari asmara
Bahwa benar transaksi keuangan terdakwa pada periode oktober 2008 sampai dengan oktober
2010 dan novemvber 2010 samapi desember 2010 berupa penempatan sejumlah uang di
penyedia jasa keuangan tersebut jumlahnya lebih besar atau melebihi profil terdakwa sebagai
bupati
Bahwa pada kurun waktu februari 2008 sampai november 2010 terdakwa secara bertahap telah
menerima sejumlah uang yang berasal dari bantuan dana subsidi dari kemen... daerah yang
dikelola oleh ... sejahtera yang selanjutnya dengan maksud untuk menyembunyikan atau
menyamarkan asal-usul kekayaan yang diterimanya tersebut terdakwa menempatkan sejumlah
uang ke dalam sejumlah penyedia jasa keuangan pada bank bukopin, bank bca, bank mandiri,
baik dilakukan oleh terdakwa sendiri maupun memerintahkan susmiyati dan isnana ratna murti
ke dalam rekening atas nama terdakwa maupun anak terdakwa wijaya ari kusuma dan hendra
prakasa dengan keseluruhan sebesar Rp 6.164.400.000 dan US $ 159.730
Bahwa pada kurun waktu bulan november 2010 sampai dengan bulan desember 2013 terdakwa
dengan tujuan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan diketahuinya
atau patut diduga berasal dari tindak pidana tersangka telah menempatkan sejumlah uang ke
dalam penyedia jasa keuangan yaitu ke bank mandiri kantor cabang, bank central asia kantor
cabang surakarta baik dilakukan oleh terdakwa sendiri maupun memerintahkan susmiyati dan
isnana ratna murti ke rekening Hj Ratnaningsih maupun ke anaknya wijaya kusuma asmara dan
hendra prakasa dengan keseluruhan Rp 8.978.897.578 dan US $ 63.339,16 Bahwa ... penghasilan
sah terdakwa bupati dua periode ditambah usaha pribadinya sebagaimana telah disebutkan diatas
maupun penghasilan anak-anaknya (Hendra Prakasa dan Wijaya Ari Kusuma) adalah PNS
golongan 3b , maka jumlah uang yang ditematkan ke rekeningnya maupun anak-anaknya adalah
tidak seimbang atau tidak wajar.
Maka nampak bahwa baik rekening pribadi maupun rekening anak-anaknya tidak sesuai dengan
profil mereka Bahwa disamping itu fakta persidangan menunjukan bahwa rekening atasnama
hendra prakasa dan wijaya ari kusuma dipegang oleh terdakwa, hal ini diakui oleh terdakwa
sendiri maupun keterangan saksi susmiyati dan isnana yang menerangkan setiap kali mereka
diperintahkan untuk mentransfer , menabung, mengirim uang ke rekening hendra dan wijaya
buku tabungan selalu mereka terima dari terdakwa dan setelah transaksi dikembalikan lagi
kepada terdakwa
Bahwa benar rekening atas nama terdakwa atas nama anak-anak terdakwa hendra dan wijaya
pada keterangan terdakwa tidak pernah dilaporkan ke LHKPN pada komisi pemberantasan
korupsi. Bahwa benar setiap penyelenggara negara yang melaporkan harta kekayaan wajib sesuai
dengan kondisi harta kekayaan senyatanya sesuai dengan pasal 5 angka 3 jo pasal 20 undang-
undang 28 tahun 2009 pasal 3 angka 3 PP 53 tahun 2010, namun kenyaatn LHKPN yang
disampaikan terdakwa tidak memuat fakta yang sebenarnya Fakta hukum tersebut di dukung
dengan hasil LHKPN terdakwa yang dilaporkan ke direktorat
LHKPN KPK dalam laporan hasil pemeriksaan LHKPN nomor NHK 44506 atas nama
Ratnaningsih nomor 12310/12... /12/2013 tanggal 30 Desember 2013 bb no 19.01 dan dari
semua laporan harta kekayaan penyelenggara negara atas nama Dr. Hj. Ratnaningsih M.Hum
nomor R1643/20-25/12/2013 tanggal 18 desember 2013 bb no. 19.02 serta keterangan saksi
diatas yang diberikan dalam persidangan bahwa terdakwa menerangkan harta kekayaan yang
dimiliki berasal dari hoby memelihara jemani, hoby menyumbangkan suara, hoby mengeluarkan
album lagu, dan hoby menerbitkan buku namun keterangan tersebut hanya berdasarkan
pengakuan terdakwa dan tidak didukung dengan alat bukti lain, selain itu hoby-hoby tersebut
ternyata tidak dilaporkan dalam LHKPN
Bahwa terdakwa menerangkan anak-anaknya mempunyai usaha jual beli jemani, jual beli mobil,
ataupun usaha komputer, namun pernyataan tersebut hanya berdasarkan keterangan terdakwa
dan tidak didukung dengan bukti-bukti pendukung usaha-usaha yang dilakukan anak-anaknya
seperti jual beli jemai, jual beli komputer, atau usaha komputer serta usaha tersebut tidak pernah
disebutkan dalam LHKPN yang dilaporkan terdakwa. Bahwa benar lhkpn yang dilaporkan
terdakwa tidak memuat fakta nyata yang sebenarnya dikarenakan banyak rekening tabungan dan
deposito yang tidak dilaporan dalam LHKPN tersebut yaitu
No Nama bank jenis No. rek Saldo per Keterangan
LHKPN
1 Bank jateng Tabungan Ratnaningsih no B3 Rp. Digunakan untuk
2019064342 10.077.169 menampung dana
deeosito
Dst
32 Bank deposito Rina Iriani no. B3 US$ 9649
Mandiri 1380204004928
Jumlah Rp
1.189.003.830
US $ 236.659
Bahwa berdasar Kan fakta-fakta hukum diatas dimulai berdasarkan pengertian unsur
diketahuinya atau patut diketahuinya, maka dapat disimpulkan terdakwa telah menempatkan
dana pada jasa penyedia jasa keuangan periode oktober 2008-oktober 2010 sejumlah dana
sebagaiman diuraikan diatas
Fakta hukum diatas didukung keterangan susmiyati bersesuaian dengan saksi sunarman, isnana
ratna murti, teguh wiyono, wahyu, nur cahyati, guntoro, sugeng riyadi, budi kurniawan, aryanto,
dias adiasma serta keterangan terdakwa sendiri yang pada intinya benar bahwa pada periode
2008-2012 transaksi keuangan terdakwa atas nama hendra prakasa dan wijaya kusuma melebihi
dan tidak sesuai dengan profil pekerjaan mereka.
Bahwa keterangan saksi-saksi tersebut juga bersesuaian dengan surat dan barang bukti yang telah
ditunjukan penuntut umum di muka persidangan yaitu barang bukti pertama 2.9 berupa print out
data transaksi dan mutasi keuangan rekening koran atas rekening nomor 1380010427495 atas
nama hendra prakasa periode 8 Oktober 2008-29 .... 2014 dst sampai dengan 61 barang bukti no
14.61 satu bendel pengumuman harta kekayaan negara berikut lampirannya. Bahwa berdasarkan
ketentuan pasal 78 ayat 2 jo pasal 79 uu no 8 tahun 2010 terdakwa tidak dapat membuktikan
asal-usul harta kekayaan berupa sejumlah uang tersebut sehingga patut diduga sebagai hasil
tindak pidana korupsi. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang terdakwa sebagai
bupati Petir.
Berdasarkan penjelasan pasal 69 UU no 28 tahun 2010 terhadap harta kekayaan yang diduga
merupakan hasil tindak pidana tidak perlu dibuktikan terlebih dahulu tindak pidana asalnya
untuk dapat dimulainya pemeriksaan tindak pidana pencucian uang, dengan demikian tindak
pidana pencucian uang bukanlah delik aksesosir dan oleh karena itu penuntutannya dapat berdiri
sendiri tanpa menunggu tindak pidana asalanya . sehingga ketika terdakwa tidak mampu
membuktikan asal usul dan sumber penghasilannya diluar penghasilan terdakwa sebagai bupati
Petir maka patut diduga bahwa asal-usul kekayaannnya adalah berasal dari tindak pidana
korupsi. Bahwa terdakwa yang telah menempatkan dana baik ke rekening pribadi maupun
rekening atas nama anak-anaknya dengan tujuan untuk menyembunyikan asal-usul harta
kekayaan . bahwa dengan demikian berdasarkan analisa yuridis tersebut diatas maka unsur
diketahuinya atau patut diduga sebagai tindak pidana kkorupsi dengan tujuan menyamarkan atau
menyembunyikan asal-usul harta kekayaan telah terbukti dan dipenuhi secara sah menurut
hukum. Unsur pasal 65 ayat 1 KUHP yaitu melakukan beberapa perbuatan yang harus dipandang
sebagai perbuatan yang dianggap berdiri sendiri sehingga dianggap merupakan beberapa
kejahatan.
Bahwa ketentuan pasal 65 ayat 1 kuhp menyatakan dalam hal melakukan perbarengan perbuatan
yang masing-masing harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga
merupakan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana pokok yang sejenis hanya
dijatuhkan satu pidana.
Walau berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan dihubungkan dengan pengertian unsur
melakukan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri
merupakan beberapa kejahatan maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut
1. Bahwa benar pada periode oktober 2008 sampai periode oktober 2010 terdakwa telah
menempatkan sejumlah uang sebesar Rp 1.724.000.000 US$ 76.944 atas nama terdakwa Rina
Iriani pada Bank Bukopin, Bank BCA, Bank Mandiri, serta dalam bentuk mata uang dollar pada
bank BCA, Bank Mandiri, dan serta atasnama hendra prakasa pada bank BCA dan bank mandiri,
serta atasnama wijaya kusuma ari asmara pada bank mandiri
2. Bahwa benar pada periode bulan november 2010 sampai dengan november 2013 terdakwa
telah menempatkan sejumlah uang sebesar Rp 8. 978.897.578 US$ 63.339 ke dalam rekening di
bank BCA, Bank MAndiri, atasnama terdakwa sendiri kemudian di bank mandiri, dan bank Bca
atasnama Hendra Prakasa, dan di bank mandiri atasnama wijaya ari asmara. Bahwa dana-dana
yang terdakwa tempatkan pada penyedia jasa keuangan tersebut patut diduga sebagai tindak
pidana korupsi dan kedalam rekening pribadi dan rekening kedua anaknya yang bernama Hendra
Prakasa dan Wijaya ari kusuma asmara baik dalam bentuk rupiah ataupun dollar. Bahwa
tindakan terdakwa dilakukan berulang0ulang baik dilakukan sendiri maupun memerintahkan
orang lain susmiyati dan isnana ratna murti ke beberapa rekening penyedia jasa keuangan.
Bahwa tindakan terdakwa menempatkan sejumlah dana ke rekening tersebut merupakan tindakan
yang berdiri sendiri yang setiap tindakan tersebut merupakan perbuatan selesai. bahwa demikian
berdasarkann analisa yuridis tersebut diatas maka unsur-unsur melakukan beberapa perbuatan
yang harus dipandang sebagai berdiri sediri sehingga beberapa perbuatan dan kejahatan telah
terbukti memenuhi secara sah menurut hukum.
Saya anlisa secara yuridis mengenai kemampuan bertanggungjawab kesalahan.
Bahwa selanjutnya perlu ditinjau mengenai unsur kemampuan bertanggung jawab terdakwa.
Bahwa pertanggungjawaban pidana selalu didasarkan pada adanya kesalahan sebagaimana
dijelaskan roslan shaleh dalam bukunya pidana dan pertanggungjawaban pidana hal 81
mengemukakan seseorang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan dijatuhi tindak pidana apabila
tidak melakukan tindak pidana akan tetapi meskipun ia melakukan suatu tindak pidana tidaklah
ia dapat dipidana, orang yang melakukan perbuatan pidana akan dipidana apabila dia mempunyai
kesalahan.
Bahwa menurut memorie van teolechting kata dengan sengaja pada pasal-pasal KUHP adalah
sama dengan willen and witens , dikehendaki dan diketahui Utrecht dalam bukunya hukum
pidana satu penerbit pustaka tinta emas halaman 292 bahwa berdasarkan fakta hukum
sebelumnya terdakwa telah mempunya niat atau kehendak dengan serangkaian perbuatan,
terdakwa duduk sebagai anggota KSU Sejahtera , kemudian KSU Sejatera direkomendasikan
sebagai LKNB yang bertugas menyalurkan dana subsidi program perumahan walaupun KSU
sejahtera sebenarnya tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan KEMENPERA.
Setelah dana cair terdakwa memberikan kesempatan kepada KSU Sejahtera untuk berkantor di
kantor dinas bupati. Selain itu terdakwa dengan sadar memerintah susmiyati, ardiansyah, sri
sugani mengambil uang KSU Sejahtera baik untuk kepenngan pribadi, kepentingan masyarakat,
kepentingan pilkada, dan dibagikan ke parpol pedukung.
Bahwa setelah terdakwa menerima dana tersebut terdakwa memasukan ke penyedia jasa
keuangan atasnama terdakwa dan atasnama anaknya hendra prakasa dan wijaya kusuma ari
asmara baik melalui dirinya sendiri maupun susmiyati dan isnana ratna murti harta kekayaan
tersebut tidak dilaporkan dalam LHKPN terdakwa sehingga harta kekayaan tersebut patut diduga
sebagai hasil tindak pidana korupsi. Bahwa perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengansadar
bahwa perbuatan tersebut adalah salah atau tercela dan pada kenyaatnnya terdakwa menghendaki
melakukan perbuatan tersebut Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa pada saat melakukan perbuatan tersebut terdakwa memiliki pertanggungjawaban pidana,
dengan demikian terdakwa memiliki kesalahan dari tindakpidana yang didakwakan karena
selama persidangan berlangsung tidak ditemukan alasan pembenar dan pemaaf yang menjadikan
alasan penghapusan pidana dalam diri terdakwa sehingga sudah sepatutnya terdakwa dijatuhi
pidana yang setimpal untuk pertanggungjawabannya tersebut. D. Analisis terhadap harta
kekayaaan terdakwa terkait tindak pidana pencucian uang Bahwa dalam perkara tindak pidana
pencucian dalam perkara aquo telah dilakukan enyitaan uang terhadap sejumlah uang dalam
rekening-rekening pada sejumlah penyedia jasa keuangan dengan rincian :
1. Barang bukti no. 2.1 uang sejumlah Rp 42.150.715 yang tersimpan dalam
rekening no 1380004230202 atasnama Ratnaningsih
2. Dst..
3. Barang bukti no. 26 uang sejumlah Rp. 16. 643. 268 yang tersimpan dalam
rekening no. 301906253 – atasnama wijaya kusuma ari asmara
Bahwa barang bukti sebagaimana diuraikan diatas diperoleh terdakwa dalam kurun waktu
terdakwa melakukan tindak pidana korupsi kemudian harta tersebut terdakwa tempatkan dalam
penyedia jasa keuangan dengan tujuan untuk menyamarkan asal-usul harta kekayaan tersebut
sehingga diduga kekayaan tersebut dari hasil tindak pidana korupsi oleh karena itu harta benda
tersebut akan dirampas untuk negara dikarenakan merupakan hasil tindak pidana korupsi maka
tidak diperhitungkan sebagai uang pengganti
E. Tentang pidana tambahan pencabutan hak tertentu
Bahwa terkait tindak pidana tambahan telah diatur secara tegas dalam KUHP demikian pula UU
RI nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana dirubah
dengan UU No. 20 tahun 2001 telah mengatur pidana tambahan berupa pembayaran uang
pengganti sebagaimana diatur pasal 18 ayat 1 huruf B dan berupa pidana tambahan pencabutan
seluruh atau sebagian hak tertentu sebagaimana diatur dalam pasal 18 ayat 1 huruf D yang secara
lengkap rumusannya adalah sebagai berikut
Disamping pidana tambahan uang pengganti didasarkan pada ketentuan pasal 17 jo pasal 18 ayat
1 huruf D dan dihubungkan ketentuan pasal 10 huruf b ke 1 maka pada pelaku tindak pidana
korupsi dapat diberikan pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu . Sehubungan
dengan kedudukan terdakwa Dr. Hj. Ratnaningsih pada saat melakukan tindak pidana korupsi
adalah sebagai bupati kabupaten Petir periode 2003-2008 dan 2008-2013 yang dipilih langsung
oleh rakyat di daerah pemilihannya yang sudah barangtentu memiliki harapan besar agar
terdakwa berperan aktif dalam upaya pemberantasan korupsi, demikian juga dengan kedudukan
terdaka sebagai guru sekolah dasar, guru memegang peranan strategis terutama dalam
membentuk karakter bangsa dalam pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
Peran dan posisi guru tidak bisa digantikan sekalipun dengan teknologi, mengingat pentingnya
peran seorang guru terdakwa seharusnya menanamkan nilai-nilai pendidikan, moral, yang
berlandaskan pada agama sejak dini pada anak didiknya, sehingga anak didiknya nanti dapat
membawa kemajuan bagi bangsa dan negara indonesia. sehubungan dengan hal-hal tersebut
untuk menghindari bangsa indonesia dari kemungkinan dipimpin oleh orang yang dijatuhi
hukuman akibat melakukan tindak pidana korupsi maka terhadap terdakwa Dr. Hj. Ratnaningsih
M.Hum dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabut hak–hak tertentu berupa pencabutan
hak untuk dipilih dan memilih pada pemilihan yang didasarkan pada aturan-aturan umum.
F. Penilaian tentang barang bukti yang disita dalam perkara lain atas nama Drs. Sunardi disita
dari Eko Wiyanindyo bank BNI Graha Surabaya satu print out rekening namor 0054538490,
Print out rekening koran, nomor rekening 0054538490, Print ot rekening koran, nomor rekening
00545538490 dan disita dari Yohanes Winarto SH uang tunai Rp 485.000.000
Bahwa barang bukti tersebut telah diputus dalam perkara splitsing atasnama terpidana
Drs.Sunardi dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap sehingga tidak perlu kami
pertimbangkan
g. Penilaian Keterangan saksi dan ahli ad charge dan barang bukti yang diajukan penasihat
hukum terdakwa
1. keterangan saksi ad charge
A. keterangan saksi ad charge
Didik Priyanto Keterangan saksi ad charge Didik Priyanto yang pada intinya menerangkan
bahwa dirinya pernah membeli jemani dari terdakwa sekitar empat kali pada tahun 2007 dengan
harga bervariasi antara 20.000.000–25.000.000. Keterangan saksi tersebut adalah keterangan
saksi yang berdiri sendiri atau saksi lain maupun alat bukti lain dan bukti-bukti memadai
melainkan hanya dibenarkan oleh terdakwa sehingga kualitasnya adalah satu saksi bukan alat
bukti, unus testis nulus testis
B. Keterangan saksi ad charge Tarso
Keterangan saksi ad carge tarso yang pada pokoknya mengaku mendapatkan utang sampai
ratusan juta rupiah dalam jual beli Jemani adalah keterangan menyangkut dirinya sendiri dan
tidak ada hubungannya dengan terdakwa.
c. keterangan saksi ad charge Partini keterangan saksi yang menerangkan keuntungan dari jual
beli adalah keterangan menyangkut keadaannya sendiri dan tidak ada hubungannya dengan
terdakwa
d. keteragan saksi ad charge Giyanto keterangan Giyanto yang menerangkan bahwa pernah
mengantar Samsul Arifin pernah menyerahkan uang hasil penjualan Anthorium pada terdakwa
sulit diterima kebenarannya karena saksi tidak melihat sendiri isi tas yang dibawa Samsul Arifin
serta tidak didukung bukti lainnya
e. keterangan saksi ad charge Samsul Arifin Pada intinya saksi ini menerangkan bahwa pernah
menjualkan Jemani milik terdakwa dengan total mencapai 10 miliar namun keterangan ini berdiri
sendiri dan tidak didukung alat saksi-saksi yang lain juga tidak didukung alat bukti yang lain
serta tidak didukung bukti-bukti yang memadai keterangan hanya dibenarkan oleh terdakwa saja.
disamping itu kedekatan Samsul Arifin dengan terdakwa menjadikan keterangan Samsul Arifin
menjadi sulit diterima kebenarannya. Kedekatan itu sedemikian rupa seperti seorang buruh yang
mengabdi pada majikannya ini terlihat dari setiap tahap penanganan perkara terdakwa saksi
Samsul Arifin selalu mendampingi, misalnya dalam proses penggeledahan dan penyitaan yang
dilakukan atas harta benda milik terdakwa, saksi ini terlihat mendampingi terdakwa. Adegan ini
bahkan terlihat dalam video penggeledahan dan penyitaan yang sempat penuntut umum
pertontonkan dihadapan yang mulia majelis Hakim. Bahwa berdasarkan keterangan saksi ad
charge dan penasehat hukumnya, penutut umum menyatakan keterangan tersebut tidak perlu
dipertimbangkan.
2. Pendapat ahli
a. Keterangan saksi ad charge Adami Chazawi
Bahwa pada hakikatnya keterangan ahli adalah alat bukti yang keterangan
pembuktiannya bebes, artinya Hakim bebas menilai keterangan pendapat maupun ahli
di muka sidang. Ahli baik yang diajukan oleh penuntut umum maupun penasihat
hukum memandang objek yang sama dalam perkara ini dengan sudut pandang yag
berbeda. Disatu sisi saksi yang diajukan penuntut umum telah mendukung
pembuktian dari dakwaan, disisi lain saksi yang diajukan penasihat hukum tentu
mendukung pembelaan yang diajukan oelh penasihat hukum terdakwa. Namun ada
pendapat dari saksi ahli ad charge atas nama Adami Chazawi yang menurut hemat
kami tidak berseberangan dengan dalil-dalil kami selaku penuntut umum, diantaranya
bahwa dasar penyidik menetapkan seseorang menjadi tersangka adalah berdasarkan
dua alat bukti yang cukup, bahwa seorang penyelenggara negara yang menyalahi
asas-asas umum pemerintahan yang baik yang menyebabkan kerugian negara adalah
perbuatan melawan hukum berupa menyalahgunakan kewenangan. Bahwa seorang
penyelenggara negara yang ikut menggunakan uang yang berasal dari APBN untuk
kepentingan pribadi dan tidak sesuai dengan peruntukan adalah tindakan
penyalahgunaan wewenang.
b. Keterangan saksi ad charge Syahril Mahmud
Bahwa saksi Syahril Mahmud menyatakan memiliki keahlian dibidang pengelolaan
keuangan negara atau daerah, namun yang diterangkan dalam persidangan adalah hal-
hal diluar pengelolaan keuangan negara sehingga kami penuntut umum menyatakan
keberatan dengan pendapat ahli dan tidak perlu mempertimbangkan pendapatnya
Barang bukti bahwa terdakwa dan penasihat hukumnya pada tahap pemeriksaan
sidang di pengadilan melalui surat bernomor 2282/OCK.XII/2014 mengajukan 71
barang bukti bahwa dalam Pasal 28 ayat (1) UU Nomor 4 tahun 2009 tentang
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, semua alat bukti yang diajukan di persidangan
termasuk alat bukti yang diperoleh dari hasil penyadapan harus diperoleh secara sah
menurut ketentuan perundang-undangan. Khusus mengenai bukti T-65 berupa surat
dari Jamwas nomor r446/H/Hi./2/04/2014 tanggal 14 April 2009 JPU
mempertanyakan kepada Penasihat Hukum dan Terdakwa bagaimana bisa
memperoleh surat berkode R atau rahasia yang seharusnya surat tersebut hanya
berlaku di internal kejaksaan, sementara pihak terdakwa tidak tercantum dalam tujuan
surat baik dalam surat ataupun tembusan surat sudah sepatutnya menjunjung tinggi
supremasi hukum bukti tersebut seharusnya didapat dengan cara yang sah dan cara-
cara yang beretika sebagaimana diatur dalam perundang-undanganJemani sampai
ratusan juta rupiah
KESIMPULAN.
Majelis Hakim yang Terhormat,
Tim Penasihat Hukum Terdakwa, dan
Sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang kami hormati.

Berdasarkan uraian yang kami kemukakan dalam analisa yuridis sebagaimana tersebut diatas,
maka kami selaku Penuntut Umum berkesimpulan bahwa Terdakwa Dr. Hj. RATNANINGSIH,
M.Hum telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak
pidana korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam DAKWAAN KESATU PRIMAIR
melanggar Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dan DAKWAAN
KEDUA melanggar Pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian uang jo Pasal 65 ayat (1) KUHP

TUNTUTAN PIDANA.

Majelis Hakim yang Terhormat;


Tim Penasihat Hukum Terdakwa yang kami hormati; dan
Sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang kami hormati.

Selanjutnya sampailah kami kepada tuntutan pidana terhadap Terdakwa Dr. Hj.
RATNANINGSIH, M.Hum, namun sebelumnya perlu kiranya dikemukakan hal-hal yang kami
jadikan pertimbangan dalam mengajukan tuntutan pidana ini, yaitu hal-hal yang memberatkan
dan yang meringankan sebagai berikut :
Hal-hal yang memberatkan :
- Terdakwa tidak menyesali dan tidak mengakui perbuatannya;
- Terdakwa telah mengintimidasi saksi-saksi dengan cara melaporkan kesaksian saksi
dengan sangkaan memberikan keterangan palsu di Kepolisian Daerah Jawa Tengah;
- Perbuatan Terdakwa selaku Bupati yang telah menggunakan uang yang bersumber dari
hasil korupsi untuk kepentingan pembiayaan dalam rangka pencalonan terdakwa dalam
pilihan kepala daerah telah menciderai asas-asa demokrasi;
- Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan spirit masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia
yang mengecam perbuatan dan perilaku korup.
- Terdakwa selama proses hukum berlangsung sering membuat pernyataan dan melakukan
tindakan-tindakan yang dapat dikategorikan obstruction of justice;
- Terdakwa telah menggunakan dana bantuan subsidi perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah untuk kepentingan pribadinya.
- Terdakwa tidak mengembalikan kerugian keuangan Negara;
Hal-hal yang meringankan :
-Terdakwa berlaku sopan dalam persidangan dan belum pernah dihukum.
-
Berdasarkan uraian tersebut diatas dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang terkait dalam perkara ini, kami Penuntut Umum dalam perkara ini
MENUNTUT
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Semarang
yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :
1. Menyatakan Terdakwa Dr. Hj. RATNANINGSIH, M.Hum telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHP sebagaimana dalam DAKWAAN KESATU PRIMAIR dan telah terbukti
secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah pula melakukan tindak pidana
pencucian uang sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang jo Pasal 65 ayat (1) KUHP sebagaimana DAKWAAN KEDUA.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Dr. Hj. RATNANINGSIH, M.Hum berupa
pidana penjara selama 10 (sepuluh) tahun dikurangi selama Terdakwa berada dalam
tahanan dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan, dan menjatuhkan pidana Denda
terhadap terdakwa sebesar Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) Subsidiair selama 6
(enam) bulan kurungan;
3. Menghukum Terdakwa Dr.Hj. RATNANINGSIH membayar Uang Pengganti sebesar Rp.
11.875.843.600,00 ( Sebelas Milyar Delapan Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Delapan Ratus
Empat Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Rupiah) dengan ketentuan akan diperhitungkan dan
dikurangani dengan uang yang berasal dari hasil lelang terhadap harta benda milik
terdakwa yang telah disita dan dinyatakan digunakan untuk pembayaran uang pengganti
sebagaimana dalam amar tuntutan kami terhadap barang bukti poin 5 huruf c dibawah,
dengan ketentuan apabila Terdakwa tidak membayar uang pengganti dalam waktu 1 (satu)
bulan sesudah Putusan Pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta
bendanya akan disita oleh Jaksa Penuntut Umum dan dilelang untuk menutupi Uang
Pengganti tersebut dan dalam hal terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi
untuk membayar Uang Pengganti tersebut, maka dipidana dengan Pidana Penjara selama 6
(enam) tahun.
4. Menjatuhkan hukuman tambahan kepada Terdakwa berupa pencabutan hak untuk memilih
dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum

PENUTUP
Yang Mulia Ketua dan Anggota Majelis Hakim.
Yth. Tim Penasehat Hukum Terdakwa.
Yth. Terdakwa Dr. Hj. RATNANINGSIH, M.Hum dan para pendukungnya.

Sahabat Media dan seluruh hadirin serta pemerhati hukum sebangsa dan setanah air.
Sebagai bagian akhir dari tuntutan, dalam kesempatan yang terhormat ini, perkenankanlah kami
selaku Jaksa Penuntut Umum yang diberikan kehormatan untuk menuntut seorang pemimpin
perempuan yang menyebut dirinya sebagai Kartini Masa Kini, yaitu terdakwa Dr. Hj.
RATNANINGSIH Mantan Bupati Karanganyar yang menjabat selama 10 tahun di persidangan
pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Semarang. Kami merasa sangat
tersanjung dipercaya oleh pimpinan Kejaksaan RI menunaikan tugas mulia selaku Penuntut
Umum atas diri terdakwa yang secara nyata telah mencurahkan pengabdianya dan membanting
tulang demi kemajuan dan kemandirian Kabupaten Karanganyar, serta telah mengharumkan
nama Bangsa Indonesia, menaikkan citra Kabupaten Karanganyar dengan usaha tanpa pamrih
melahirkan tanda jasa yang tak terhitung jumlahnya. Kami juga merasa sangat tersanjung
diberikan kesempatan untuk berdialektika dan berjuang bersama-sama menegakkan hukum di
tanah air dengan Tim Penasihat Hukum sekaliber Prof. Dr. O.C. KALIGIS, SH, MH, Dr. M
TAUFIQ, Dr. YB PURWANING M. YANUAR, SH berikut Tim lainnya. Oleh karenanya tidak
berlebihan kalau persidangan ini mendapatkan perhatian begitu luas dari berbagai kalangan,
mulai dari masyarakat awam, pelajar, mahasiswa, akademisi, pengamat hukum hingga politisi,
Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Yudisial serta mendapatkan liputan luas dari berbagai
media cetak dan elektronik
Demikian tuntutan kami, semoga Majelis Hakim yang mengadili perkara ini tetap teguh, arif dan
bijaksana, sehingga dengan demikian harmoni dalam pencarian kebenaran ini tetap terjaga, dan
oleh karenanya hukum benar-benar akan menjadi sarana pencapaian tujuan keadilan, kepastian
dan kemanfaatan bagi kita semua.
Terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Adil senantiasa memberikan hikmat dan kebijaksanaan
bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 30 Desember 2014
Penuntut Umum,

WIDODO, SH, MH
Jaksa Madya Nip. ……………………………….

HERI, SH, M.Hum


Jaksa Madya Nip. ………………………………

GIGIH, SH, MH
Ajun Jaksa Nip. ………………………………..

Anda mungkin juga menyukai