SURAKARTA
Disusun Oleh:
SAYOGI SN 151098
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti juga makanan, kasih sayang dan
perawatan. Bermain memberikan kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata.
Bermain juga merupakan unsur-unsur yang penting untuk perkembangan anak baik
fisik, emosi, mental dan sosial serta intelektual maupun kreativitas. Oleh karena itu
bermain juga merupakan merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak. Anak
mendapat cukup kesempatan akan menjadi anak yang dewasa yang cerdas, mudah
berkawan, dibanding dengan anak yang lain yang tidak mendapatkan. Stimulasi harus
sesuai dengan umur anak. Pada bayi, harus sesuai dengan tahap perkembangan
kognitif yang berada pada sensori motorik. Pemberian stimulasi visual dengan
menggantungkan mainan berwarna-warni di tempat tidurnya, bayi akan gembira,
tertawa-tawa dan akan menggerak-gerakkan tubuhnya.
Bayi umur 5-6 bulan sudah mulai mampu kontak sosial aktif. Pada umur 2
tahun, ia mulai dapat bermain bersama-sama yang lebih lama. Anak yang berumur 6
tahun jika bermain dengan anak yang lebih kecil, maka kelompok tersebut akan di
pimpin oleh anak yang lebih besar (Ngastiyah, 2005). Pada anak usia sekolah
biasanya ada anak yang berbakat memimpin sehingga akan terdapat kelompok-
kelompok yang dipimpin oleh anak sebaya.
Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat
anak menjadi sibuk sementara orang tuannya mengerjakan pekerjaannya sediri. Tetapi
anak akan menemukan kekuatan dan kelemahannya sendiri, minatnya, cara
menyelesaikan tugas dalam bermain dan lain-lain.
Semua anak terkadang tidak dapat melalui masa kanak-kanaknya dengan
mulus, ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan
kesehatan sehingga anak harus dirawat dirumah sakit atau menjalani hospotalisasi
Perawatan anak dirumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan
stres, baik bagi anak maupun orang tua baik lingkungan fisik rumah sakit seperti
bangunan / ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih petugas rumah sakit
maupun lingkungan sosial seperti sesama pasien anak ataupun interaksi dan sikap
petugas kesehatan itu sendiri sehingga perasaan, takut, cemas, tegang, nyeri dan
perasaan tidak menyenangkan lainnya sering dialami oleh anak.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui manfaat terapi bermain anak dan karakteristik anak serta
menggali kemampuan yang dimiliki anak.
2. Tujuan Khusus
a. Melatih motorik halus dan kasar
b. Mengeksplorasi kemampuan anak
c. Mengalihkan pemikiran tentang hospitalisasi yang sering mengganggunya
d. Melatih kerjasama mata dan tangan
e. Menyalurkan energi anak
f. Mengembangkan aktivitas dan kreatifitas melalu pengalaman bermain
g. Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Manfaat terapi bermain bagi pasien adalah sebagai berikut :
a. Anak dapat meningkatkan ketahanan emosional
b. Anak dapat belajar ketrampilan sosial dari mengamati tingkah laku orang lain
c. Anak dapat menjalin hubungan baik dengan teman sebayanya dan teman yang
lain
d. Dengan permainan dapat memotivasi anak-anak untuk menerima segala
bentuk resiko dan menambah pemahaman mereka dan mendapat kesempatan
untuk menambah pemahaman mereka
e. Permainan pada anak dapat menimbulkan rasa aman
f. Anak dapat aktif bertanya
g. Bermain dengan banyak media dapat membantu peningkatan rasa percaya
dirinya
h. Anak dapat berkomunikasi dengan orang lain
i. Dapat menambah pengalaman anak
j. Dapat membangun seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan
tahap perkembangannya
k. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar
l. Mengenalkan peraturan dan menambah disiplin anak
m. Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati rasa bermainnya
2. Bagi Perawat
Hasil makalah ini dapat dijadikan bekal bagi perawat yang bekerja di
lingkungan rumah sakit serta diharapkan para perawat akan lebih mengerti
karakteristik bermain bagi anak umur 1-5 tahun, manfaat terapi bermain, fungsi
terapi serta dapat mengetahui alat permainan yang edukatif bagi anak. Dan bisa
diterapkan pada kehidupan pribadi maupun ketika dirumah sakit.
3. Bagi Institusi
Dengan membaca makalah ini, diharapkan institusi akan lebih mengetahui alat
permainan yang edukatif, dan bagaimana karakteristik anak serta cara
memperlakukannya. Diharapkan institusi menyediakan alat permainan yang
lengkap di laboratorium jika suatu saat mahasiswa membutuhkannya.
BAB II
MATERI TERAPI BERMAIN
A. Konsep Bermain
Bermain adalah permainan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan
sosial, bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain
anak akan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan.
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
No. Terapis Waktu Subjek Terapi
1 Persiapan : 5 menit Ruangan, alat, anak dan
a. Menyiapkan ruangan keluarga
b. Menyiapkan alat-alat
2 Proses : a. Menjawab salam
a. Membuka proses terapi b. Memperkenalkan diri
bermain dengan dan memperhatikan
mengucapkan salam dan 20 menit c. Bermain bersama dengan
memperkenalkan diri antusias dan
b. Menjelaskan pada anak / mengungkapkan
keluarga tentang tujuan perasaannya
dan manfaat bermain
c. Menjelaskan cara
permainan
d. Memberi kesempatan anak
untuk memperkenalkan
diri
e. Mengajak anak bermain
f. Mengevaluasi respon anak
3 Penutup 5 menit a. Memperhatikan
a. Mengucapkan salam b. Menjawab salam
b. Mengucapkan terima kasih
c. Dokumentasi
B. Jenis Permainan
C. MEDIA
- Bola warna-warni
- Keranjang basket
D. METODE
Metode terapi bermain yang digunakan adalah individu, dimana sejumlah anak
usia sekolah di kumpulkan dalam satu permainan bola. Namun di dalam
permainan ini seorang anak diharapkan bermain secara individu dalam bentuk
perlombaan. Permainan ini melatih konsentrasi anak, dan kecekatan anak didalam
memilih warna bola yang dimasukkan ke keranjang basket. Tujuannya: seorang
anak dapat berperan individu dalam sebuah permainan dan beradaptasi dengan
sterss yang dialami dan lingkungan. Selain itu diharapkan pada anak dapat
mengasah daya kreatifitas kesabaran antara sesama melalui permaian bola.
E. PESERTA
Anak usia sekolah (6-12 tahun) yang dirawat diruang anggrek RSUD Surakarta
S : 36,5 ºC
N : 98 x/mnt
RR : 22 x/mnt
S : 36,8 ºC
N : 100 x/mnt
RR : 20 x/mnt
F. Setting Tempat
MEJA
Keterangan:
= Pasien = Observer
= Leader = Fasilitator
= Co Leader
G. Waktu pelaksana
a. Hari dan Tanggal : Senin, 21 Desember 2015
b. Waktu : Pukul 08.00-08.30 WIB
c. Tempat : Ruang Bermain di Ruang Anggrek RSUD Surakarta
H. Pengorganisasi
I. Evaluasi
Terapi bermain telah dilaksanakan pada hari Senin, 21 Desember 2015
pukul 08.00 – 08.30 WIB diruang bermain bangsal Anggrek RSUD Surakarta.
Terapi bermain ini diikuti oleh 2 peserta yaitu :
No. Nama Umur Dx. medis Vital sign KU
S : 36,5 ºC
N : 98 x/mnt
RR : 22
x/mnt
S : 36,8 ºC
N : 100
x/mnt
RR : 20
x/mnt
Terapi bermain diselesaikan pada pukul 08.30 WIB dengan permainan lempar bola
warna-warni, oleh beberapa pasien yang mengikuti terapi bermain. Semua pasien
yang mengikuti terapi bermain tampak antusias dalam memainkn permainan lempar
bola dari awal sampai selesai. Semua pasien yang mengikuti terapi bermain sportif
sesuai dengan peraturan bermain, orang tua pasien juga turut mendukung anak-
anaknya dalam mengikuti terapi bermain. Terapi bermain dapat berjalan sesuai
dengan kontrak waktu yang telah ditetapkan. Tidak hanya pasien yang dikontrak saja
mengikuti terapi bermain melainkan pasien-pasien yang lain juga turut mengikuti
terapi bermain, tetapi tidak diikutsertakan dalam permainan lempar bola warna warni.
Dalam program terapi bermain ini dapat mengurangi rasa takut pasien terhadap
perawat, yang dimana pada awalnya pasien merasa takut sehingga kesulitan untuk
mengajak yang telah dikontrak sebelumnya, anak-anak dizaman yang lebih moderen
ini tidak mengetahui permainan tersebut hanya mengetahui game online dan
permainan-permainan yang lebih canggih yang bisa dimainkan lewat gadget.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain adalah permainan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial,
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam proses bermain harus menggunakan APE, APE adalah alat permainan yang
dapat mengoptimalkan perkembangan anak, di sesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangannya. Karakteristik bermain anak disesuaikan dengan umurnya, bermain
mempengaruhi perkembangan fisik anak, bermain akan secara langsung melatih
perkembangan tubuh anak dan otot bagi anak sehingga akan menghindarkan anak dari
tegang, gelisah dan mudah tersinggung serta dapat mempengaruhi dan menambah
pengetahuan anak.
Secara umum pelaksanaan kegiatan terapi bermain berjalan lancar meskipun
terdapat sedikit hambatan karena pasien yang sebelumnya dikontrak waktu mendadak
APS. Pasien yang mengikuti terapi bermain dapat mengeksplorasi kemampuannya
dengan bermain bersama orang lain. Terlihat sekali pada saat selama terapi bermain
berlangsung, pasien yang mengikuti terapi bermain tidak mengetahui apa permainan
lempar bola warna-warni tersebut, tetapi setelah dijelaskan cara bermain dan aturan
permainan tersebut, akhirnya pasien yang mengikuti terapi bermain menyukai
permainan tersebut. Dimana bisa kita simpulkan anak-anak dizaman yang lebih
modern ini tidak mengetahui permainan tersebut hanya mengetahui game online dan
permainan-permainan yang lebih canggih yang bisa dimainkan leawat handphone.
B. Saran
Pembuatan laporan pelaksanaan terapi bermain ini, masih banyak kekurangan.
Saran bagi pembaca umumnya, jika ingin melaksanakan terapi bermain perlu
persiapan preplaning secara matang dan persiapan pasien. Permainan harus sesuai
dengan umur dan karakteristik pasien. Jika tidak, maka pasien akan menjadi bosan
dan terapi bermain akan terhenti sebelum waktunya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN