Anda di halaman 1dari 38

BAB

BAB3 III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitan yang digunakan

Penelitian pada hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan

secara sistematis untuk memperoleh fakta atau kaidah dari suatu ilmu pengetahuan

dengan proses mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang diperoleh

berdasarkan metode ilmiah (logical thinking). Metode yang dipakai dalam meneliti

UMKM fesyen muslim ini adalah explanatory survey. Soehartono (2000)

menjelaskan, metode penelitian eksplanatori bertujuan untuk menguji hipotesis dan

membuktikan hubungan causalitas antara dua variabel atau lebih dengan bias yang

kecil sehingga menambah kepercayaan atau keakuratan terhadap hasil pengukuran.

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti

dengan mengungkapkan hubungan antar variabelnya, sehingga kategori penelitian

disertasi ini bersifat verifikatif yang diperkuat oleh analisa deskriptif yang

bersumber dari hasil wawancara lebih mendalam dengan praktisi dan pelaku

industri.

Penelitian ini mengenai strategi bersaing dan kinerja bisnis industri kreatif

fesyen, khususnya fesyen muslim online yang dilakukan oleh UMKM di Jawa

Barat, terutama yang mempengaruhi variabel kreasi nilai, inovasi pemasaran, dan

keunikan sumber daya. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu ekonomi yang

diakulturasikan dengan ilmu manajemen stratejik dan menggunakan pendekatan

kuantitatif.

90
91

Pendekatan kuantitatif memberikan penekanan pada analisis numerik atas

fenomena yang diteliti. Sehingga menjadi lebih terencana, terstruktur dan

sistematis, terlihat jelas dari awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif

ini digunakan untuk mengidentifikasi seluruh konsep yang menjadi tujuan

penelitian (Maltora, 2010). Dalam penelitian kuantitatif, peneliti berusaha menguji

teori yang digunakan dengan merinci hipotesis yang spesifik lalu dilanjutkan

dengan mengumpulkan data untuk mendukung atau membantah teori tersebut. Data

dikumpulkan melalui bantuan penyusunan instrumen khusus yang dirancang untuk

menilai perilaku dan informasi tersebut dianalisis dengan menggunakan prosedur

statistik dan pengujian hipotesis.

Penelitian eksplanatori (Explanatory research) menurut pendapat

Singarimbun dan Effendi (1995) adalah penelitian yang menerangkan hubungan

kausal antara variable penelitian dengan pengujian hipotesis. Pendekatan atau

metode yang dipakai dalam jenis penelitian explanatory adalah metode survey,

yaitu salah satu metode penelitian yang memiliki tujuan untuk mengungkapkan

fenomena-fenomena yang ada sebagai objek penelitian berupa mencari keterangan

berupa perolehan fakta-fakta di lapangan dari data yang ada secara aktual dan

sistematis.

Berdasarkan masalah dan tujuan dalam penelitian disertasi ini, maka pilihan

metode penelitian kuantitatif yang akan dipakai adalah penelitian deskriptif dan

verifikatif yang bertujuan untuk melihat kausalitas. Malhotra (2010) berpendapat

bahwa penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang memiliki

tujuan untuk mendapatkan gambaran karakteristik dari suatu variabel. Dalam

merancang penelitian deskriptif ini membutuhkan spesifikasi yang jelas atau


92

disebut 6 W’s yang artinya siapa (Who), apa (What), kapan (When), dimana

(Where), mengapa (Why) dan cara (Way) dari suatu penelitian. Jenis penelitian

deskriptif yang dilakukan adalah metode survey. Pada umumnya, kegiatan survey

dilakukan dengan cara mengeneralisasi pengamatan yang tidak mendalam.

Kegiatan survey memiliki dua cara, yaitu survey sensus dan survey sampel. Untuk

survey sensus, data diperoleh dari setiap individu dalam suatu populasi, yang

biasanya dilakukan apabila populasinya relatif sedikit atau kecil dan memiliki

kemudahan untuk dijangkau. Sedangkan survey sample, data diperoleh dari

sebagian kecil suatu populasi. Penelitian ini mengunakan metode survey sample

dengan populasi sebanyak 295 responden.

Menurut Sugiyono (2012) metode penelitian kuantitatif termasuk kedalam

penelitian di ranah filsafat positifisme dan dipakai untuk melakukan penelitian

terhadap populasi atau sampel tertentu. Sampel penelitian biasanya diambil secara

acak (random), data dikumpulkan dengan menggunakan serangkaian instrumen

penelitian, bersifat kuantitatif analisis datanya atau statistik yang bertujuan agar

dapat menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penelitian UMKM fesyen muslim online ini menggunakan teknik Purposive

Random Sampling, dimana Sampling purposive adalah teknik yang menentukan

sampel dengan mempertimbangkan hal tertentu. Pemilihan dan penentuan

kelompok subjek dalam purposive sampling, berdasarkan keunikan tertentu dengan

pertimbangan dan pandangan memiliki kaitan yang erat dengan keunikan populasi

yang sudah diketahui atau ditentukan sebelumnya. Sehingga jumlah sampel yang

dipilih akan disesuaikan dengan standar-standar tertentu yang ditentukan

berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.


93

Setelah penelitian deskriptif dilanjutkan dengan penelitian verifikatif dengan

menganalisis tingkat kausalitas melalui pengujian atas kebenaran/fakta/prinsip dari

suatu pengetahuan yang sudah ada. Menurut Malhotra (2010) penelitian kausalitas

digunakan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab dan akibat (causal), Menurut

Singarimbun (1998) metode survey adalah Teknik atau cara mengumpulkan data

dari objek penelitian di lapangan dengan cara mengambil sampel dari sebuah

populasi dengan memanfaatkan kuesioner yang berfungsi sebagai alat

pengumpulan data yang utama.

Teknik pengamatan memakai cakupan waktu (time horizon) sifatnya cross

section / one shot, yaitu informasi atau data yang didapat di lapangan sebagai hasil

penelitian yang dilaksanakan pada periode waktu yang ditentukan, yakni tahun

2018. Creswell (2002) mengatakan bahwa penelitian eksplanatori dapat dilakukan

untuk menguji hipotesis dengan menarik sampel secara acak dari suatu populasi.

Unit analisis merujuk pada tingkat agregasi, selanjutnya data dikumpulkan

selama proses tahap analisis data berikutnya Sekaran (2010). Unit analisis dalam

penelitian disertasi ini adalah UMKM fesyen muslim online yang ada di Jawa Barat

dan unit pengamatannya adalah pihak pemilik/ owner dari UMKM fesyen muslim

online di Jawa Barat.

Analisa kuantitatif penelitian disertasi ini memakai pendekatan analisis

Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS) yang berkemampuan

menjelaskan hubungan antar beberapa variabel (termasuk juga variabel laten) serta

berkemampuan melakukan analisis faktor, analisis regresi dan analisis jalur dalam

sekali pengujian. Yang dimaksud dengan variabel laten adalah jenis variabelnya
94

tidak dapat diukur langsung, tetapi harus dikonstruksi dimensi atau disusun

indikator-indikatornya.

PLS dapat melakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk semua indikator

terhadap masing-masing variabel laten seperti yang dilakukan oleh analisis faktor

konfirmatori. Sama halnya dengan analisis regresi, PLS juga bisa digunakan untuk

menguji relasi kausalitas antara variabel independen terhadap variabel dependen,

dimana variabel dimaksud termasuk juga variabel yang bersifat laten. Selain itu

PLS juga bisa memenuhi kebutuhan adanya variabel intervening yang membuat

variabel dependen dapat menjadi variabel independen dalam relasi selanjutnya.

Dengan kata lain, dengan PLS dapat dilakukan pengujian model hubungan antar

variabel laten. Selanjutnya, PLS dapat melakukan analisis jalur serta menampilkan

diagram jalur yang menggambarkan relasi antara variabel laten terhadap masing-

masing indikator pengukurnya serta sekaligus relasi antara variabel laten.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian UMKM fesyen muslim online ini menggunakan input variable,

intermediate variable, dan resultant variable. Input variable merupakan variabel

bebas atau independen, sedangkan intermediate variable adalah variabel yang dapat

mempengaruhi sekaligus dipengaruhi, dan resultant variable adalah variabel terikat

yang dipengaruhi oleh variabel lain. Tabel berikut adalah menunjukan

operasionalisasi dari variabel yang dipakai sebagai berikut:


95

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


Kreasi Manfaat yang Pengembangan Tingkat Ordinal
Nilai (ξ1) superior bagi produk baru kemampuan
pelanggan (X1) manajemen
dalam
melakukan
pengembangan
produk baru
melalui inovasi
Kesesuaian Tingkat Ordinal
manfaat produk kesesuaian
dengan harapan variasi manfaat
konsumen produk dengan
harapan
konsumen
Pemahaman tingkat Ordinal
terhadap penyesuaian
keinginan dengan standar
pengembangan mutu keinginan
produk pelanggan
Kemudahan Tingkat Ordinal
akses informasi kemudahan bagi
tentang produk pelanggan
dalam
mengakses
informasi
tentang produk
yang dihasilkan
melalui berbagai
media
Menciptakan Tingkat Ordinal
updating dan kecepatan
kelengkapan melakukan
informasi updating dan
tentang kelengkapan
keunggulan informasi
produk yang tentang
ditawarkan keunggulan
produk yang
ditawarkan
Domain bisnis Kemampuan Tingkat Ordinal
(X2) membuat produk kemampuan
yang berbeda manajemen
dengan pesaing dalam hal
penciptaan
96

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


karakteristik/ke
khas-an produk
yang berbeda
dibandingkan
dengan produk
pesaing
Peningkatan Tingkat Ordinal
ketepatan waktu kecepatan
pengiriman manajemen
dalam
melakukan
pemenuhan
order yang tepat
waktu
Peningkatan Tingkat Ordinal
pemahaman pemahaman
manajemen atas manajemen atas
trend produk di perkiraan trend
masa depan produk dimasa
yang akan
datang
Kemampuan Tingkat Ordinal
dalam men-drive kapabilitas
market melalui manajemen
strategi dalam hal
pemasaran yang peningkatan
tepat kemampuan
perusahaan
dalam
mendorong
penggunaan
strategi
pemasaran yang
tepat.
Kemitraan Program Tingkat Ordinal
bisnis (X3) kerelasian untuk kemampuan
meningkatkan manajemen
terhadap dalam
loyalitas melakukan
pelanggan pengembangan
kerelasian
dengan
pelanggan
sehingga dapat
meningkatkan
97

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


loyalitas
pelanggan
Kehandalan Tingkat Ordinal
dalam kehandalan
pengembangan menjalin
membuka hubungan
jaringan bisnis manajemen
manajemen dengan pihak
dengan pihak yang
yang berkompeten
berkompeten manajemen
dalam hal
pengembangan
jaringan bisnis.
Kehandalan Tingkat Ordinal
manajemen penguasaan
dalam manajemen
melakukan dalam
kerjasama dalam melakukan
proses transaksi kerjasama dalam
bisnis proses transaksi
bisnis

Membangun Tingkat Ordinal


relasi dengan kemampuan
rekanan bisnis manajemen
dalam dalam
memasarkan memelihara
produk baru hubungan baik
dengan rekanan
Inovasi Product (X4) Membuat produk Tingkat Ordinal
pemasaran yang unik dan keunikan produk
(ξ2) punya kelebihan dibandingkan
dengan produk
yang lain
Mengutamakan Tingkat kualitas Ordinal
kualitas produk produk
Melakukan Tingkat Ordinal
promosi jangkauan
penjualan pengenalan
ditempat produk ke
potensial konsumen
Melakukan Tingkat Ordinal
pemasaran efektivitas
98

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


secara online dan saluran
offline distribusi
pemasaran
Memanfaatkan Tingkat Ordinal
riset pasar dalam kedalaman
menciptakan peningkatan
produk baru kualitas produk
Konsep Menyusun pesan Tingkat Ordinal
Pemasaran (X5) pemasaran yang efektifitas
tepat dalam penyampaian
mempromosikan materi promosi
produk
Mengenali daya Tingkat Ordinal
tarik konsumen pengenalan
dalam pembelian profil konsumen
Menggunakan Tingkat Ordinal
sosial media penyebaran
dalam promosi informasi
melalui media
sosial
Menggunakan Tingkat Ordinal
sosial media jangkauan
dalam konsumen
pemasaran melalui media
sosial
Memanfaatkan Tingkat Ordinal
selebgram dalam penyebaran
memasarkan informasi
produk melalui
selebgram
Memanfaatkan Tingkat Ordinal
brand penyebaran
ambassador informasi
dalam melalui brand
memasarkan ambassador
produk

Teknologi Memanfaatkan Tingkat Ordinal


Pemasaran (X6) e-commerce efektifitas
dalam penggunaan alat
99

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


memasarkan transaksi
produk elektronik
Mendapatkan Tingkat Ordinal
informasi pengenalan
tentang konsumen
konsumen secara detail
melalui media mengenai media
digital digital
Efektif Tingkat Ordinal
menggunakan kemudahan
media elektronik melakukan
dalam distribusi
memasarkan produk untuk
produk sampai ke
konsumen
Lingkungan Tingkat Ordinal
digital/media efektifitas
social penggunaan
berpengaruh social
terhadap media/digital
aktivitas media terhadap
penjualan aktivitas
penjualan
Penggunaan Tingkat Ordinal
smartphone efektifitas
berpengaruh pengunaan
terhadap tingkat smartphone
pembelian dalam dalam
pemasaran pembelian
Produk yang Tingkat Ordinal
ditawarkan efektifitas
secara online pengenalan
kepada produk pada
konsumen lebih konsumen
efektif
Produk yang Tingkat efisiensi Ordinal
ditawarkan pengenalan
secara online produk pada
kepada konsumen
100

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


konsumen lebih
efisien
Risiko sosial Tingkat mitigasi Ordinal
akibat dampak risiko dampak
dari review/ dari penilaian
penilaian produk produk yang
yang negatif oleh negatif.
konsumen
Penggunaan Tingkat Ordinal
sosial media kedekatan
mendekatkan secara
penjual dengan psikologis
konsumen secara produk dengan
psikologis konsumen
melalui interaksi
online
Penggunaan Tingkat Ordinal
sosial media kenaikan
berpengaruh penjualan
terhadap melalui
peningkatan penggunaan
penjualan dalam sosial media
pemasaran
Mampu Tingkat Ordinal
bekerjasama efektifitas
dalam pemasaran
memasarkan produk melalui
produk dengan social influencer
memanfaatkan
social
influencer/orang
yang
berpengaruh
terhadap
masyarakat luas.
101

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


Keunikan Aset berwujud Melakukan Tingkat Ordinal
Sumber (X7) pengembangan kemampuan
Daya (ξ3) fasilitas alat manajemen
produksi dalam
melengkapi
fasilitas alat
produksi

Melakukan Tingkat Ordinal


peningkatkan kemampuan
kualitas bahan manajemen
baku dalam
memenuhi
kualitas sebuah
produk
Melakukan Tingkat Ordinal
pengembangan kemampuan
sarana dan manajemen
prasarana yang dalam
memadai melengkapi
sarana dan
prasarana yang
memadai
Melakukan Tingkat Ordinal
perluasan keluasan
jaringan melalui distribusi
penambahan pemasaran
outlet atau melalui
showroom outlet/showroom
Melakukan Tingkat Ordinal
perluasan pemanfaatan
pemasaran teknologi dalam
melalui hal perluasan
pengembangan pemasaran
teknologi
Aset tidak Citra perusahaanTingkat Ordinal
berwujud (X8) kemampuan
manajemen
dalam
memelihara citra
perusahaan
Mengembangkan Tingkat Ordinal
pusat informasi pemanfaatan
102

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


untuk profil pusat informasi
bisnis untuk profil
bisnis
Meningkatkan Tingkat Ordinal
Pegawai yang kemampuan
berkualitas manajemen
dalam
memelihara dan
meningkatkan
kualitas
pegawai.
Meningkatkan Tingkat Ordinal
kualitas pada kemampuan
merek produk manajemen
dalam menjaga
dan memelihara
kualitas merek
produk
Meningkatkan Tingkat Ordinal
bisnis proses perkembangan
bisnis proses di
perusahaan.
Pengembangan Tingkat Ordinal
bisnis proses perluasan bisnis
proses di
perusahaan
Kapabilitas Pengembangan Tingkat Ordinal
organisasi (X9) jenjang jenang kemampuan
karir pegawai manajemen
dalam
pengembangan
karir pegawai
Peningkatan dan Tingkat Ordinal
pengembangan kemampuan
budaya kerja manajemen
dalam
melakukan
peningkatan dan
pengembangan
lingkungan kerja
yang kondusif
103

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


Program Tingkat Ordinal
Pendidikan atau efektifitas
pelatihan perencanaan
karyawan yang dibuat oleh
manajemen
dalam hal
meningkatkan
kualitas sumber
daya manusia.
Program Tingkat Ordinal
pelatihan efektifitas
karyawan perencanaan
yang dibuat oleh
manajemen
dalam hal
meningkatkan
kualitas sumber
daya manusia
Strategi Kepemimpinan Penentuan biaya Tingkat efisiensi Ordinal
Bersaing biaya (Y1) operasional yang pengunaan biaya
(ξ4) efisien operasional
keseharian.
Penentuan harga Tingkat efisiensi Ordinal
yang lebih manajemen
kompetitif dari dalam hal
pesaing penentuan
harga.
Penyebaran Tingkat Ordinal
informasi biaya transparansi
terkait manajemen
pelanggan, terkait dengan
produk, saluran keterbukaan
distribusi, dan dengan
sejenisnya yang konsumen.
tepat waktu,
dapat dipahami,
kredibel
Memperkecil Tingkat efisiensi Ordinal
biaya untuk biaya promosi
promosi dengan melalui media
memgunakan digital (online)
media digital
(online)

Mengefektifkan Tingkat Ordinal


saluran distribusi efektifitas
104

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


penjualan pengunaan
dengan saluran
memanfaatkan distribusi
penggunaan melalui media
media digital digital (online)
(online)
Diferensiasi Kemampuan Tingkat Ordinal
(Y2) perusahaan kemampuan
dalam manajemen
melakukan dalam
inovasi dalam menemukan
desain produk baru.
Kemampuan Tingkat Ordinal
perusahaan kemampuan
dalam manajemen
melakukan dalam menjaga
inovasi dalam keberlangsungan
kualitas produk kualitas produk
Kemampuan Tingkat Ordinal
manajemen kemampuan
dalam manajemen
menciptakan dalam
keunggulan menemukan
produk yang produk yang
tidak dimiliki unik dan
perusahaan lain berbeda dengan
kompetitor
Kemampuan Tingkat Ordinal
perusahaan kemampuan
dalam manajemen
pengembangan dalam
variasi produk menemukan
yang lebih produk beserta
dibandingkan turunannya.
pesaing
Kemampuan Tingkat Ordinal
perusahaan kemampuan
dalam manajemen
menciptakan dalam hal
kemudahan bagi peningkatan
pelanggan dalam pelayanan
mendapatkan kepada
pelayanan pelanggan.
105

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


Kemampuan Tingkat adaptasi Ordinal
perusahaan perusahaan
dalam dalam
implementasi menerapkan
teknologi terkini. teknologi
terbaru dalam
mengantisipasi
perubahan yang
dinamis.
Kecepatan dalam Tingkat adaptasi Ordinal
antisipasi pihak
tuntutan pasar manajemen
dalam
mengantisipasi
perubahan
Fokus tuntutan pasar
(Y3) yang dinamis
Kecepatan dalam Tingkat Ordinal
mengadaptasi kecepatan
teknologi terbaru penyesuaian
manajemen
dalam
menghadapi
perubahan
teknologi.
Kecepatan dalam Tingkat Ordinal
memenuhi kecepatan
permintaan merepson
(order) perubahan
peningkatan
permintaan
komsumen
terhadap produk.
Kinerja Volume Pencapaian Tingkat Ordinal
Bisnis (ξ5) Penjualan (Z1) target volume pencapaian total
penjualan tahun penjualan dalam
tertentu jangka waktu
tertentu.
Pertumbuhan Tingkat Ordinal
penjualan sesuai kenaikan
target tahun penjualan.
tertentu
Tingkat Profitabilitas Tingkat Ordinal
Profitabilitas pencapaian
(Z2) target dari laba.
106

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala


Peningkatan Tingkat Ordinal
pertumbuhan pencapaian
laba target
pertumbuhan
laba
Pangsa pasar Persentase Tingkat Ordinal
(Z3) pangsa pasar di penguasaan
Jawa Barat pasar di Jawa
Barat
Persentase Tingkat Ordinal
pangsa pasar di penguasaan
Indonesia pasar di
Indonesia

3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data.

Data yang dijadikan sumber berasal dari para pelaku bisnis UMKM fesyen

muslim yang ada di Jawa Barat, terutama para pelaku bisnis yang sudah

menggunakan teknologi digital (online) dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Selanjutnya penulis melihat perbandingan ketika para pelaku bisnis tersebut sudah

lebih lama menggunakan teknologi digital dengan para pelaku bisnis yang belum

dan baru mulai menggunakan teknologi digital serta manfaat dari masing-masing

variabel yang berasal dari para pelaku bisnis fesyen tersebut.

Pada penelitian ini ditentukan faktor-faktor yang penting bagi para pelaku

bisnis fesyen muslim yang ada di Jawa Barat, untuk selanjutnya memfokuskan

pengumpulan data yang disesuaikan dengan variabel yang telah disusun dalam

penelitian tersebut. Data yang didapat akan diolah melalui metode yang telah

ditetapkan pada penelitian ini dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang valid

dan dapat dipertanggung jawabkan.


107

3.3.1 Sumber Data.

Sumber data dan informasi yang akan digunakan pada penelitian UMKM

fesyen muslim online akan didapat dari dua sumber yaitu data perolehan hasil

penelitian langsung di lapangan yang disebut sebagai data primer dan data yang

telah tersedia yang disebut sebagai data sekunder. Data utama atau primer dalam

penelitian disertasi ini berupa data yang diperoleh langsung dari pelaku UMKM

fesyen muslim online di Jawa Barat, sedangkan data sekunder adalah data yang

dikumpulkan dari instansi atau dinas terkait dengan unit analisis khususnya tentang

database dari industri kreatif fesyen muslim, yaitu Dinas Koperasi dan UMKM

Provinsi Jawa Barat dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya adalah profil perusahaan serta kebijakan pemerintah yang berkaitan

dengan variabel-variabel yang menjadi topik penelitian.

Tabel 3.2 menunjukkan sumber data dan informasi yang akan dipakai dalam
penelitian ini.

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Uraian Sumber Data


Data Sekunder Profil industri kreatif fesyen di Bekraf dan BPS
Indonesia
Data Sekunder Jumlah UMKM di Jawa Barat Jawa Barat dalam
angka tahun 2015
Data Sekunder Data industri kreatif fesyen unggulan di Bekraf dan BPS
Indonesia
Data Sekunder Data UMKM fesyen muslim di Jawa Dinas Koperasi dan
Barat UMKM Provinsi
Jawa Barat
Data Sekunder Data pelaku UMKM industri fesyen Dinas Perindustrian
muslim online di Jawa Barat dan Perdagangan
Provinsi Jabar.
108

Jenis Data Uraian Sumber Data


Data Primer Tanggapan pihak UMKM dalam hal Pelaku UMKM
kreasi nilai, inovasi pemasaran, fesyen muslim
keunikan sumber daya, strategi bersaing online di Jawa Barat.
dan kinerja bisnis yang telah atau
sedang dilakukan.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

3.3.2. Populasi Penelitian, Sampel dan Teknik Sampling

Unit analisis dalam penelitian ini adalah UMKM fesyen muslim berbasis

digital (online) di Jawa Barat, berdasarkan data sekunder dari Dinas Koperasi dan

UMKM Provinsi Jawa Barat diperoleh data sampai dengan tahun 2017 pelaku

UMKM fesyen muslim sebanyak 1200 UMKM industri kreatif fesyen muslim

konvensional maupun yang sudah memanfaatkan teknologi digital dalam

melakukan pemasaran produknya.

Malhotra (2010) berpendapat bahwa suatu populasi merupakan gabungan

semua elemen yang memiliki serangkaian karakteristik sejenis. Sedangkan definisi

mengenai sampel adalah bagian dari elemen populasi yang sudah terpilih untuk

berpartisipasi di penelitian ini. Atas dasar definisi tersebut maka ditentukan

populasi penelitian disertasi ini adalah seluruh Industri kreatif fesyen muslim yang

berada di wilayah Indonesia, namun lebih spesifik dan sebagai studi kasus adalah

industri kreatif UMKM fesyen muslim.

Jumlah populasi UMKM Industri kreatif fesyen muslim di Jawa Barat

menurut data dari Dinas UMKM dan Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Barat

adalah sebanyak 1200 UMKM. Sebanyak 30,5% (367 UMKM) fesyen muslim

sudah memanfaatkan teknologi digital dalam memasarkan produknya, sedangkan

sebanyak 29,5% (354 UMKM) fesyen muslim sudah menggunakan teknologi


109

digital, namun belum fokus untuk memasarkan produknya, sisanya sebanyak 40%

(479 UMKM) fesyen muslim belum menggunakan teknologi digital sama sekali.

Hal ini dimungkinkan karena pelaku UMKM fesyen muslim belum dapat

beradaptasi dengan teknologi yang ada. Sehingga dalam penelitian ini

diprioritaskan untuk pengambilan sampel sebanyak 295 pelaku usaha yang sudah

menggunakan teknologi digital dalam pemasaran produknya.

Pengambilan sampel dilakukan melalui media digital (kuesioner digital)

sebanyak 150 sampel responden dan 145 sampel reponden lainnya dilakukan

langsung terhadap pelaku UMKM Industri Kreatif Fesyen Muslim Online yang

berada di Jawa Barat. Teknik penentuan ukuran sampel dengan cara memperhatikan

teknik analisis yang digunakan dalam menguji hipotesis dengan menggunakan

model Partial Least Square (PLS). Ukuran sampel untuk model Partial Least

Square (PLS) paling sedikit berjumlah 200 orang pengamat (Kelloway, 1998;

Marsh et.al.). Menurut (Hair, 1998) tidak ada aturan atau tolak ukur utama dalam

menentukan banyaknya sampel yang akan diukur (sample size) dalam PLS, tetapi

perlu diperhatikan mengenai rasio sampel terhadap parameter (indikator). Sehingga

peneliti mengambil ukuran jumlah sampel minimum untuk model persamaan

struktural seperti pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Ukuran Sampel Minimal dengan Banyaknya Variabel

Banyaknya variabel Ukuran Sampel Minimal


3 200
5 200*
10 200
15 360
20 630
25 975
30 1395
Sumber: Achmad Bachrudin dan Harapan L. Tobing (2003)
110

Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel yang diteliti, dari tabel diatas dapat

dilihat bahwa ukuran sampel minimal sebanyak 200, mengingat populasi Industri

kreatif fesyen muslim di Jawa Barat tersebar maka teknik sampling yang dipakai

dalam penelitian disertasi ini adalah sampling acak (random sampling). Sampel

juga berasal dari beberapa jenis produk dari industri kreatif dalam bidang fesysen

muslim yang terdiri dari jenis pakaian, mukena, kopiah serta aksesoris muslim

lainnya. Secara umum dapat diklasifikasikan sampel dengan syarat-syarat

penarikan sampel dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Populasi dalam penelitian ini dikelompokan berdasarkan UMKM fesyen

muslim yang berada di Indonesia khususnya yang berada diwilayah

penelitian yaitu Jawa Barat.

b. Mengidentifikasikan jenis dan jumlah UMKM industri fesyen muslim

yang sudah memanfaatkan pemasaran secara online di Jawa Barat

c. Dari setiap kelompok UMKM fesyen muslim yang sudah memanfaatkan

pemasaran secara online di wilayah Jawa Barat, diambil sampel secara

acak dan proposional terhadap populasi masing-masing kelompok

kepemilikan tersebut.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian UMKM fesyen muslim online terdiri dari data primer

dan data sekunder. Pembagian data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
111

Data Primer

a. Kuesioner, adalah pengumpulan data dan informasi melalui daftar

pertanyaan yang langsung dari objek yang diteliti. Kuesioner dalam

penelitian ini berjumlah 68 pertanyaan.

b. Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan teknik komunikasi

tatap muka dua arah untuk mendapatkan data dan informasi dari

narasumber untuk survei pendahulu pada pelaku UMKM Industri Fesyen

Muslim, Dinas UMKM Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dinas

Perindustrian Provinsi Jawa Barat serta beberapa instansi yang terkait.

c. Observasi, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan secara langsung

untuk memperoleh fakta berupa informasi yang lebih akurat dan tepat

sasaran, serta kemungkinan akan memperoleh informasi lain yang belum

diperkirakan sebelumnya. Seperti mengunjungi workshop fesyen

muslim, mendatangi pameran-pameran, menelaah literatur, dan

menganalisis dokumen-dokumen lain dari berbagai sumber yang

berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti dan dibuktikan

kebenarannya. Hasil dari observasi ini selanjutnya akan dicatat sebagai

laporan lapangan dan didokumentasikan untuk tambahan hasil analisis,

dapat berupa video atau foto sebagai data visual pendukung.


112

Data Sekunder:

Pengumpulan data sekunder, dilakukan melalui kegiatan desk

research dan melalukan kerjasama dengan lembaga terkait misalnya Biro

Pusat Statistik, Bekraf, Dinas UMKM, Dinas Perindustrian.

3.4.1 Pengujian validitas dan Reabilitas Instrumen

Survey pada penelitian ini dilakukan sendiri dan dibantu oleh tim, sebelum

kuesioner didistribusikan terlebih dahulu dilakukan beberapa pengujian, yaitu

wawancara dan survey Pendahuluan (pra-survey) yang dilanjutkan pengujian

validitas dan reliabilitas. Pada tahap ini pengujian instrumen ini akan diperoleh dari

hasil penelitian pendahuluan kepada beberapa orang responden. Pengujian

instrumen ini akan diperoleh dari hasil penelitian pendahuluan kepada beberapa

orang responden.

3.4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dilaksanakan agar mengetahui dan menguji kesesuaian

instrumen alat ukur yang telah disusun dan sesuai mengukur apa yang akan diukur

sehingga melalui tahap ini, kita dapat mengukur seberapa akurat alat uji melakukan

fungsi ukurannya. Suatu alat ukur harus mempunyai tingkat validitas yang tinggi

dan memiliki jenis kesalahan yang bernilai kecil, sehingga mendapat perolehan data

yang akurat, tepat, dan dipercaya.

Uji validitas dalam penelitian UMKM fesyen muslim online yang digunakan

adalah construct validity yaitu melihat sejauh mana suatu system pengukuran untuk

mengukur construct yang ingin diukur (Haynes et al, 1995). Perhitungan Validitas
113

dilakukan dengan menghubungkan skor yang didapat setiap masing-masing

pertanyaan dengan skor totalnya (M Nazir, 1988). Poin total ini adalah nilai yang

didapatkan dari hasil menjumlahkan semua poin masing-masing, korelasi antara

poin masing-masing dengan poin totalnya harus signifikan sesuai ukuran statistik,

sehingga dapat disebut bahwa alat ukur tersebut memiliki tingkat validitas.

Rumus korelasi yang dipakai dalam penelitian UMKM fesyen muslim online

ini adalah rumus untuk korelasi Product – Moment Pearson (Lewis, 1997) sebagai

berikut:

n n n
n xi yi   xi  yi
ryxi  i 1 i 1 i 1
2 2
n
  n n
 n 
n xi    xi  n y    yi 
2 2
i
i 1  i 1  i 1  i 1 

Keterangan:

ryxi = koefisien korelasi Pearson antara masing-masing instrumen yang akan


digunakan dengan variabel yang bersangkutan

xi = skor masing-masing instrumen yang akan digunakan

yi = skor semua item instrumen dalam variabel tersebut

n = jumlah responden dalam uji coba instrumen

Korelasi antara masing-masing item total harus signifikan secara ukuran

statistik. Poin semua bagian yang disusun adalah yang berdasarkan dimensi konsep

berkorelasi dengan poin totalnya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat ukur

tersebut mempunyai validitas yang baik.


114

3.4.1.2 Uji Reabilitas

Pemakaian uji reliabilitas dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana

instrumen atau alat ukur yang dipakai dapat menunjukkan sejauhmana ketepatan,

kestabilan, keakuratan atau konsistensi meskipun pengukuran dilakukan dalam

waktu yang tidak sama. Uji kehandalan juga dilakukan untuk pertanyaan-

pertanyaan yang sudah valid agar diketahui sejauh mana hasil pengukuranya tetap

konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Uji

reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik membagi dua (split half).

Nilai reliabilitas ditunjukkan dengan lambang alpha, dari uji reliabilitas nilai

alpha untuk setiap variabel lebih tinggi dari Cronbach alpha 0.7 yang merupakan

batas minimal reliabilitas, hal ini menunjukan cara mengukur yang reliable atau

alat ukur yang digunakan konsisten.

Kebenaran atau keaslian dari hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur

yang digunakan. Pengujian dilakukan untuk menentukan apakah instrumen yang

digunakan sudah memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak, maka

instrumen penelitian tersebut harus memenuhi sifat valid dan reliabel.

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Penelitian UMKM fesyen muslim online menggunakan metode Partial Least

Square (PLS), hal ini dikarenakan data yang tidak terdistribusi normal walaupun

jumlahnya lebih dari 200 responden. Tujuan dari penggunaan PLS ini adalah

memprediksi konstruk yang dibangun dari beberapa variable (Cassel, 1999;

(Monecke & Leisch, 2012), selain itu model PLS ini merupakan model yang

mampu menjelaskan model struktur yang kompleks. Dalam mengantisipasi data

yang tidak terdistribusi normal maka model PLS merupakan salah satu alternatif,
115

data yang tidak terdistribusi normal khususnya yang berasal dari hasil responden

biasanya disebabkan oleh skewness dari distribusi normal atau lebih dikenal dengan

kemencengan (Henseler et al., 2016). Model PLS saat ini sudah mulai banyak

digunakan pada sektor perbankan dan keuangan termasuk dalam hal manajemen

strategi serta kompetisi bisnis (Hair JF, et al., 2012).

3.5.1 Teknik Analisis

Metoda atau cara yang dipakai untuk menganalisis dan mengintrepretasi data

adalah analisis statistik deskriptif dan analisis verifikatif dengan menggunakan

Structural Equation Model berbasis varians atau disebut Partial Least Square

(PLS)

Analisis Statistik Deskriptif

Sugiyono (2014) menulis bahwa statistik dipakai untuk mengkaji data

dengan menjelaskan data yang telah dikumpulkan seadanya tanpa bertujuan

menghasilkan kesimpulan yang berlaku untuk umum. Tujuan analisis statistik

deskriptif adalah untuk memberikan gambaran masing-masing variabel-variabel

penelitian berdasarkan pemahaman unit observasi dan pengamatan serta

mengklasifikasikan nilai kategorisasi rata-rata. Pengungkapan dilakukan dengan

memaparkan diagram batang dan ukuran statistik rata-rata sehingga mudah

dianalisa. Klasifikasi ditentukan berdasarkan kepada skala Likert (skala ordinal 1

sampai dengan 7) yang digunakan pada questioner, sehingga diperoleh klasifikasi

nilai kategori rata-rata sebagai berikut:


116

Nilai Kategori
1.01 – 2 Sangat Tidak Sesuai
2.01 - 3 Tidak Sesuai
3.01 - 4 Cukup Sesuai
4.01 - 5 Sesuai
5.01 - 6 Sangat Sesuai
6.01 - 7 Sangat Sesuai Sekali

Analisis Verifikatif

Hasil temuan dari penelitian ini akan menjadi rekomendasi bagi para pelaku

bisnis fesyen muslim pada umumnya, serta pelaku bisnis fesyen muslim online di

Jawa Barat pada khususnya agar mampu meningkatkan persaingan dan memiliki

kinerja bisnis yang baik, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap

perkembangan ekonomi kreatif di Jawa Barat. Rancangan penelitian yang

digunakan untuk menganalisis dan mengintepretasikan data adalah analisis

verifikatif, digunakan untuk mengukur data kuantitatif dan pengujian hipotesis

yaitu dengan menggunakan model persamaan Partial Least Square (PLS), yaitu

salah satu teknik multivariat yang menganalisis rangkaian relasi ketergantungan

antar variabel laten. Model Partial Least Square (PLS) terdiri atas persamaan

struktural dan persamaan pengukuran.

Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) variabel yang bersifat laten yang tidak dapat

diukur secara langsung kecuali melalui dimensi-dimensi dan atau indikator-

indikator. Alat analisis yang paling tepat untuk model penelitian seperti ini adalah

Structural Equation Model (SEM) yang mampu melakukan analisa secara

menyeluruh dalam sebuah analisa tunggal. SEM ada dua pendekatan, yaitu SEM
117

berbasis covarians dan SEM berbasis varians atau yang disebut juga Partial Least

Square (PLS) atau SEM PLS.

PLS mampu melakukan analisa korelasi antar variabel laten dengan cara

mencari seberapa jauh penyebaran data dari masing – masing variabel

menggunakan teknik boostrap sehingga tidak diperlukan adanya distribusi normal.

Maka meskipun jumlah data adalah sebanyak 295 responden, cocok menggunakan

metode ini. Model PLS memiliki dua persamaan liniear yang disebut dengan model

struktural (inner model) yang menggambarkan relasi antar variabel laten dan model

pengukuran (outer model) yang memperlihatkan relasi antara variabel laten dan

sekelompok variabel manifest yang dapat diukur secara langsung.

Variabel manifest diasumsikan mempunyai satu variabel laten dan

dikelompokan ke dalam masing-masing tempat yang terpisah, setiap tempat

memiliki satu variabel laten. Premis dasar pada PLS adalah seluruh informasi dari

variabel manifest ditujukan pada variabel-variabel laten.

Beberapa pengertian mengenai PLS dari para ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa PLS sebagai teknik analisis mempunyai karakteristik dengan

sifat untuk lebih menegaskan (confirm) daripada untuk menerangkan. PLS lebih

banyak digunakan untuk menentukan apakah suatu model tertentu layak atau tidak

dan digunakan untuk menemukan suatu model tertentu sesuai atau tidak. Namun

demikian analisis PLS dapat pula mencakup unsur-unsur yang digunakan untuk

menerangkan.

Partial Least Square-Path Modeling adalah model yang digunakan dalam

penelitian ini yang terdiri model pengukuran (outer model) dan model struktural
118

(inner model). Sehingga evaluasi model pada PLS Path Modeling juga terdiri 2

tahapan yaitu evaluasi inner model dan evaluasi outer model. Dalam penggunaan

PLS-PM (path modeling) tidak ada kriteria statistik tertentu yang dapat menilai

suatu model secara keseluruhan yang menyebabkan peneliti tidak dapat melakukan

analisa inferensi untuk menguji kelayakan model. Sebagai alternatif, dapat

dilakukan uji nonparametric menggunakan metode re-sampling seperti Jackknifing

dan Bootstrapping untuk mengetahui perkiraan suatu model yang dihasilkan.

Pada outer model kita mengenal dua jenis relasi indikator dengan

konstruknya, maka pengujian dilaksanakan sesuai dengan bentuk indikatornya

yaitu indikator formatif dan indikator reflektif. Model indikator reflektif, terdapat

loading factor, dimana nilai ini menunjukan hubungan antara indikator dengan

konstruknya. Jika indikator dengan nilai loading yang rendah menunjukan bahwa

indikator tersebut tidak bekerja sesuai dengan model pengukurannya. Dalam

penelitian ini nilai loading yang diharapkan adalah > 0.7. Kemudian ada Closs

Loading yang merupakan nilai ukuran lain dari validitas diskrimanan. Nilai yang

diinginkan untuk setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk konstruk yang

diukur dibandingkan dengan nilai loading ke konstruk yang lain. Selain itu ada juga

Composite Realibility, nilai ini menunjukan internal consistency yaitu nilai

composite reliability yang tinggi menunjukan nilai konsistensi dari masing-masing

indikator dalam mengukur konstruknya. Nilai CR diharapkan > 0.7.

Goodness of Fit Outer Model, Formula Composite Reliability:


119

Dimana adalah component loading ke indikator

dan .

Average Variance Extracted (AVE)

Nilai AVE adalah nilai untuk menghitung banyaknya varian yang dapat
ditangkap oleh konstruknya dibandingkan dengan varian yang timbul akibat
kesalahan pengukuran. Dalam penelitian ini nilai AVE harus lebih besar (> 0.5).
Formula AVE:

Dimana adalah indikator loading faktor ke indikator dan

Berikut Tahapan perhitungan dengan Partial Least Square (PLS) menurut

Imam Ghozali (2008):

1) Melakukan Spesifikasi Model Struktural

Didalam kerangka pemikiran pada penelitian ini didapatkan model dengan

beberapa variabel laten. Selanjutnya berdasarkan model teoritis tersebut, dapat

dikembangkan menjadi sebuah diagram jalur seperti pada gambar berikut :


120

Gambar 3.1 kerangka alur hubungan antar variabel

Keterangan:
(X1) = Manfaat yang superior bagi pelanggan
(X2) = Domain bisnis
(X3) = Kemitraan bisnis
(X4) = Produk
(X5) = Konsep pemasaran
(X6) = Teknologi pemasaran
(X7) = Asset berwujud
(X8) = Asset tidak berwujud
(X9) = Kapabilitas organisasi
(Y1) = Kepemimpinan biaya
(Y2) = Diferensiasi strategi
(Y3) = Fokus
(Z1) = Volume penjualan
(Z2) = Tingkat Profitabilitas
(Z3) = Pangsa pasar

Hubungan antara variable laten digambarkan oleh panah. Panah yang lurus

menggambarkan hubungan kausal yang langsung dari satu variabel laten ke


121

variabel laten yang lain. Persamaan model struktural (inner model) yang

menghubungkan variabel –variabel laten adalah sebagai berikut:

1 = γ111+ γ122 +ζ 1

2 = γ211+ γ222 +β211 +ζ2

2) Penaksiran Parameter (Estimasi)

Metode PLS digunakan dengan cara menguraikan faktor-faktor dari

variabel prediktif dan variabel respons sedemikian rupa sehingga kovarians antara

faktor-faktor yang diuraikan tersebut menjadi maksimum. Inti dari aturan

penaksiran parameter dalam PLS adalah menentukan faktor-faktor yang digunakan

untuk menaksir nilai faktor dari variabel laten.

3) Evaluasi Model

Evaluasi taksiran model PLS dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Mengukur kecocokan Goodness of fit (GoF) untuk menilai model PLS.

Goodness of Fit adalah akar kuadrat hasil perkalian antara rata-rata komunalitas

(outer model) dan rata-rata R square 𝑅2 (inner model). GoF ini nilainya antara

0 sampai 1 dan formulasi sebagai berikut:

̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅. ̅̅̅
GoF = √communality R2 (Tenenhaus dkk. (2004))

2. Taksiran loading factor (λ). Loading factor adalah ukuran yang dapat kita

gunakan untuk menilai reliabilitas setiap variabel manifes. Chin (2000)

mengatakan nilai loading factor λ ≥ 0,7 mengindikasikan reliabilitas yang baik.


122

3. Reliabilitas Gabungan (Composite reliability)


2
(∑ 𝜆𝑘𝑗 )
𝜌𝑐 = 2
(∑ 𝜆𝑘𝑗 ) +∑(1−𝜆2𝑘𝑗 )

Dimana 𝜆𝑘𝑗 = loading factor variabel manifes ke-k pada variabel laten ke-j

Chin (2000), menyarankan nilai diatas 0,8 hal ini mengindikasikan

reliabilitas gabungan yang baik.

4. Average Variance Extracted.


Ini adalah alat ukur yang digunakan untuk menghitung variasi variabel

laten yang dapat dijelaskan oleh variasi model pengukuran.

∑ 𝜆𝑘𝑗 2
𝐴𝑉𝐸 =
𝑛

Tennenhaus dkk. (2004) merekomendasikan nilai AVE di atas 0,5 hal ini

mengindikasikan pengukuran keragaman yang baik.

4) Pengujian Hipotesis

Berikut adalah hipotesis yang diuji berdasarkan rumusan dan tujuan


penelitian.

Pengujian Parsial:

Hipotesis 1

Ho : i  0, Kreasi nilai tidak berpengaruh terhadap strategi bersaing pada UMKM


fesyen muslim online di Jawa Barat.

H1 : i  0, Kreasi nilai berpengaruh terhadap strategi bersaing pada UMKM


fesyen muslim online di Jawa Barat.
123

Hipotesis 2

Ho : i  0, Inovasi pemasaran UMKM tidak berpengaruh terhadap strategi


bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

H1 : i  0, Inovasi pemasaran UMKM berpengaruh terhadap strategi bersaing


pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

Hipotesis 3

Ho : i  0, Keunikan sumber daya UMKM tidak berpengaruh terhadap strategi


bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

H1 : i  0, Keunikan sumber daya UMKM berpengaruh terhadap strategi


bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

Hipotesis 4

Ho : i  0, Strategi bersaing UMKM tidak berpengaruh terhadap kinerja bisnis


pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

H1 : i  0, Strategi bersaing UMKM berpengaruh terhadap kinerja bisnis pada


UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

Hipotesis 5

Ho : i  0, Kreasi nilai UMKM tidak berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui


strategi bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

H1 :  i  0, Kreasi nilai UMKM berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui


strategi bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

Hipotesis 6

Ho : i  0, Inovasi pemasaran UMKM tidak berpengaruh terhadap kinerja bisnis


melalui strategi bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

H1 : i  0, Inovasi pemasaran UMKM berpengaruh terhadap kinerja bisnis


melalui strategi bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
124

Hipotesis 7

Ho :  i  0, Keunikan sumber daya UMKM tidak berpengaruh terhadap kinerja


bisnis melalui strategi bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa
Barat.

H1 : i  0, Keunikan sumber daya UMKM berpengaruh terhadap kinerja bisnis


melalui strategi bersaing pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

Hipotesis 8

Ho :  i  0, Kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan sumber daya UMKM tidak


berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing pada UMKM
fesyen muslim online di Jawa Barat.

H1 : i  0, Kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan sumber daya UMKM


berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing pada UMKM
fesyen muslim online di Jawa Barat.

Secara keseluruhan sebuah variabel merupakan mediator (intervening) yang


efektif ketika dalam peranan total (full mediation), porsi jalur peranan tidak
langsung (indirect effect) lebih besar dibanding dengan peranan langsung (direct
effect). Selain itu mengenai peranan tidak langsung tersebut diharapkan dapat
signifikan secara statistik (dengan melihat nilai t hitung).

Menurut (Baron & Kenny, 1986) terdapat dua jenis variabel intervening,
yaitu:

1. Full Mediation, adalah variabel indipenden yang tidak dapat mempengaruhi


secara signifikan variabel dependen tanpa melalui variabel mediator.
2. Part Mediation, adalah variabel independen yang mampu mempengaruhi
secara langsung variabel dependen walaupun tidak melalui variabel mediator.

3.6 Rancangan Penerapan dan Temuan Penelitian

Rancangan masalah disusun formula pemecahan masalahnya, yang dapat

menggambarkan bagaimana analisis mengenai strategi bersaing UMKM fesyen


125

muslim online merupakan design problem solving. Penelitian yang dilakukan ini

atas dasar analisis identifikasi masalah yang terjadi, tujuan penelitian ini

dilakukan untuk memperoleh variabel-variabel solusi yaitu variabel independen

(bebas) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja bisnis dan juga

dilakukan mapping strategi untuk memperoleh model solusi yang jelas dan tepat

sasaran dalam merencanakan operasionalisasi strategi. Dari hasil wawancara dan

observasi, juga penyebaran kuesioner serta pengujian hipotesis statistik dengan

menggunakan PLS, diharapkan akan menghasilkan model peningkatkan kinerja

bisnis, bagi UMKM fesyen muslim online.

Rancangan pemecahan masalah secara lengkap melalui tahapan sebagai berikut:

3.6.1 Perumusan Tujuan

Berdasarkan hasil analisis pada identifikasi masalah dan tujuan

penelitian, maka tujuan pemecahan masalah dari penelitian ini yaitu akan

memberikan rekomendasi strategi bersaing dalam rangka meningkatkan kinerja

bisnis UMKM fesyen muslim online Jawa Barat, sebagai potensi penggerak

ekonomi kreatif di Jawa Barat.

3.6.2 Pemetaan strategi

Setelah menyelesaikan tahap analisis baik secara verifikatif dan deskriptif,

maka akan dapat diketahui variabel dan indikator apa saja yang memiliki tingkat

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bisnis pada UMKM fesyen muslim

online di Jawa Barat. Hal diatas menjadi dasar untuk dapat merancang mapping

strategi dalam rangka mencari alternatif solusi yang tepat berdasarkan temuan

empiris dan kajian verifikatif penelitian UMKM fesyen muslim. Sebelumnya


126

juga telah diidentifikasi terlebih dahulu variabel solusi yaitu variabel eksogen

yang signifikan berdasarkan hasil analisis. Dengan memperhatikan

kemungkinan hasil analisis yang diperoleh dalam model penelitian, akan

didapatkan juga model alternatif yang sesuai dengan hipotesis penelitian. Dari

setiap alternatif hasil pengujian hipotesis akan dapat dibuat peta strategi untuk

mencapai tujuan dan dapat memecahkan masalah. Peta strategi mulai dilakukan

dari penentuan variabel solusi, kemudian disusun operasionalisasi variabel

solusi atau mengurai indikator variabel solusi sehingga menjadi dimensi dan

indikator atau saran yang kongkrit.

3.6.3 Operasionalisasi Strategi

Operasionalisasi strategi adalah melakukan penilaian efektivitas tiap

saran yang diajukan dengan melibatkan pihak manajemen/pengelola UMKM

fesyen muslim online di Jawa Barat.

3.6.4 Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini disusun rencana tindakan untuk menjalankan strategi-

strategi yang telah dibuat dalam rangka menetapkan model manajemen strategi

untuk merumuskan, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi

untuk mencapai tujuan perusahaan, melalui langkah-langkah yang dilakukan pada

seperti pada tabel berikut ini :


127

Tabel 3.4 Rencana Tindakan

Saran yang Diajukan Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan

3.6.5 Rencana Evaluasi dan Pengendalian

Tindakan evaluasi dan monitoring dilakukan untuk pengendalian

kegiatan bisnis. Apabila dalam model penelitian terdapat penyimpangan yang

diakibatkan kesalahan penetapan strategi bersaing hasil evaluasi tersebut sebagai

bahan masukan perbaikan bagi pelaku UMKM fesyen muslim online di Jawa

Barat.

Anda mungkin juga menyukai