Anda di halaman 1dari 13

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

A. Langkah-Langkah Sebelum Tindakan Resusitasi


1. Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir
Di dalam setiap persalinan, harus selalu siap melakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan
kehilangan waktu yang sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun
hanya beberapa menit tidak bernafas, bayi baru lahir dapat menglami
kerusakan otak yang beratatau meninggal.
2. Persiapan Keluarga
Sebelum menolong persalinan, perlu diberitahukan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang
dilakukan oleh penolong untuk membantu kelancaran persalinan dan
melakukan tindakan yang diperlukan.
3. Persiapan Tempat Resusitasi
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat
resusitasi. Gunakan ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi
hendaknya rata, keras, bersih, dan kering, misalnya meja, atau di atas
lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur posisi
kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas
(misalnya: lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau pintu
yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya 60
watt atau lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang
kelahiran bayi.

1
4. Persiapan Alat Resusitasi

Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan


juga alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu:
a. Dua helai kain/handuk
b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal berupa kain, kaos, selendang,
handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk
mengatur posisi kepala bayi.
c. Alat pengisap lender DeLee atau bola karet
d. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
e. Kotak alat resusitasi
f. Jam atau pencatat waktu

5. Penilaian Segera

2
Segera setelah lahir, letakkan bayi di perut bawah ibu atau dekat
perineum (harus bersih dan kering). Cegah kehilangan panas dengan
menutupi tubuh bayi dengan kain/handuk yang telah disiapkan sambil
melakukan penilaian dengan menjawab 2 pertanyaan:
a. Apakah bayi menangis kuat, tidak bernapas atau megap-megap?
b. Apakah bayi lemas
Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa bayi baru lahir
perlu resusitasi, segera lakukan tindakan yang diperlukan. Penundaan
pertolongan dapat memabahayakan keselamatan bayi. Jepit dan potong
tali pusat dan pindahkan bayi ke tempat resusitasi yang telah
disediakan. Lanjutkan dengan langkah awal resusitasi.
6. Penilaian
Sebelum bayi baru lahir, sesudah ketuban pecah: Apakah air ketuban
bercampur mekonium (warna kehijauan) pada presentasi kepala.
Segera setelah bayi lahir:
a. Apakah bayi menangis
b. Apakah bayi dapat bernapas spontan dan teratur
c. Apakah bayi dapat bernapas megap-megap atau tidak bernapas
d. Apakah bayi lemas atau lunglai
7. Keputusan
Putuskan perlu dilakukan tindakan resusitasi apabila:
a. Air ketuban bercampur mekonium
b. Bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap
c. Bayi lemas atau lunglai
8. Tindakan
Segera lakukan tindakan apabila: bayi tidak bernapas atau megap-
megap atau lemas.

B. Langkah-Langkah Resusitasi BBL


1. Langkah Awal
Sambil melakukan langkah awal:

3
a. Beritahu ibu dan keluarganya bahwa bayinya memerlukan bantuan
untuk memulai bernapas.
b. Minta keluarga mendampingi ibu (member dukungan moral, menjaga
dan melaporkan kepada penolong apabila terjadi perdarahan).
Langkah awal perlu dilakukan secara cepat (dalam waktu 30 detik).
Secara umum, 6 langkah awal di bawah ini cukup untuk merangsang bayi
baru lahir untuk bernapas spontan dan teratur.
Enam langkah awal (dilakukan dalam 30 detik) adalah:
a. Jaga bayi tetap hangat
b. Atur posisi bayi
c. Isap lendir
d. Keringkan dan rangsangan taktil
e. Reposisi
f. Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur

4
Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Jaga bayi tetap hangat:

1) Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat
perineum
2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
3) Pindahkan bayi ke atas kain ke tempat resusitasi
b. Atur posisi bayi
1) Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong
2) Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi

c. Isap lendir

5
1) Gunakan alat penghisap lendir De Lee atau bola karet.
2) Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir di
hidung
3) Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat
memasukkan)
4) Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memaasukkan
ujung penghisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut
atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung) karena dapat menyebabkan
denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi.
d. Keringkan dan rangsang bayi
1) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memulai pernapasan
bayi atau bernapas lebih baik.

6
2) Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini :

a) Menepuk atau menyentil telapak kaki.


b) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan
telapak tangan. Berbagai bentuk rangsangan taktil yang dulu
pernah dilakukan, sebagian besar tak di lakukan lagi karena
membahayakan kondisi bayi baru lahir. Rangsangan yang
kasar, keras atau terus menerus, tidak akan banyak menolong
dan malahan dapat membahayaka bayi.
e. Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi :
1) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang
baru (disiapkan).
2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan
dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.
3) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).
f. Lakukan penilaian bayi. Lakukan penilaian apakah bayi bernapas
normal, megap-megap atau tidak bernapas.
1) Bila bayi bernapas normal, berikan pada ibunya :
a) Letakan bayi di atas dada ibu dan selimuti keduanya untuk
menjaga kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu
bayi.
b) Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi sambil membelainya.
2) Bila bayi bernapas atau mengap-mengap : segera lakukan tindakan
ventilasi.

7
2. Melakukan Tindakan Ventilasi Tekanan Positif
Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan
sejumlah udara ke dalam paru dengan tekanan positif yang memadai untuk
membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur.
VTP dilakukan apabila pada penilaian pasca langkah awal didapatkan
salah satu keadaan berikut:
a. Apnu
b. Frekuensi jantung <100 kali/menit
c. Tetap sianosis sentral walaupun telah diberikan oksigen aliran
bebas

Adapun langkah-langkah ventilasi sebagai berikut:


a. Pemasangan sungkup : pasang dan pegang sungkup agar menutupi
mulut dan hidung bayi.

8
b. Ventilasi percobaan (2 kali) : lakukan tiuapan udara dengan tekanan 30
cm air tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveloli paru
agar bayi bisa mulai bernapasan dan sekaligus menguji apakah jalan
napas terbuka atau bebas. Lihat apakah dada bayi mengembang.

c. Bila tidak mengembang


1) Periksa posisi kepala, pastikan posisinya suda benar.
2) Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran.
3) Periksa ulang apakah jalan napas tersumbat cairan atau lendir (isap
kembali).
Bila dada mengembang, lakukan tahap berikutnya.
a. Ventilasi defintif (20 kali dalam 30 detik).
1) Lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm air, 20 kali dalam 30 detik.
2) Pastikan udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik
tindakan.
b. Lakukan penilaian
Bila bayi sudah bernapas normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi.
Bayi diberikan asuhan pasca resusitasi.
Bila bayi belum bernapas atau mengap-mengap, lanjutkan
ventilasi.
a. Lanjutkan ventilasi dengan tekanan 20 cm air, 20x untuk 30 detik
berikutnya.
b. Evaluasi hasil ventilasi setiap 30 detik.
c. Lakukan penilaian bayi apakah bernapas, tidak bernapas atau megap-
megap.
1) Bila bayi sudah mulai bernapas normal, hentikan ventilasi dan
pantau bayi dengan seksama, berikan asuhan pascaresusitasi.

9
2) Bila bayi tidak bernapas mengap-mengap, teruskan ventilasi
dengan tekanan 20 cm air, 20x untuk 30 detik berikutnya dan nilai
hasilnya setiap 30 detik. Siapkan rujukan bila bayi belum bernapas
normal sesudah 2 menit diventilasi.
a) Mintalah keluarga untuk membantu persiapan rujukan.
b) Teruskan resusitasi sementara persiapan rujukan dilakukan.
c) Bila bayi tidak bisa dirujuk:
(1) Lanjutkan ventilasi sampai 20 menit.
(2) Pertimbangkan untuk menghentikan tindakan resusitasi
jika setelah 20 menit, upaya ventilasi tidak berhasil. Bayi
yang tidak bernapas normal setelah 20 menit diresusitasi
akan mengalami kerusakan otak sehingga bayi akan
menderita kecacatan yang berat atau meninggal.
3. VTP + Kompresi Dada

Apabila setelah tindakan VTP selama 30 detik, frekuensi jantung <60


detik, maka lakukan kompresi dada yang terkoordinasi dengan ventilasi
selama 30 detik dengan kecepatan 3 kompresi: 1 ventilasi selama 2 detik.
Kompresi dilakukan dengan dua ibu jari atau jari tengah-telunjuk/ tengah-
manis. Lokasi kompresi ditentukan dengan menggerakka jari sepanjang
tepi iga terbawah menyusur ke atas sampai mendapatkan sifois, letakkan
ibu jari atau jari-jari pada tulang dada sedikit di atas sifoid. Berikan
topangan pada bagian belakang bayi. Tekan sedalam 1/3 diameter
anteroposterior dada.

10
4. Intubasi
Intubasi endotrakea dilakukan pada keadaan berikut:
a. Ketuban tercampur mekonium dan bayi tidak bugar
b. Jika VTP dengan balon dan sungkup tidak efektif
c. Membantu koordinasi VTP dan kompresi dada
d. Pemberian epinefrin untuk stimulasi jantung
e. Indikasi lain: sangat premature dan hernia diafragmatika

11
5. Obat-Obatan
a. Obat-obatan yang harus disediakan untuk resusitasi bayi baru lahir
adalah epinefrin dan cairan penambah volume plasma.
b. Epinefrin
1) Indikasi : setelah pemberian VTP selama 30 detik dan pemberian
secara terkoordinasi VTP + kompresi dada selama 30 detik,
frekuensi jantung tetap <60 kali/menit.
2) Cara pemberian dan dosis :
a) Persiapan : 1 mL cairan 1:10000 (semprit yang lebih besar
diperlukan utuk pemberian melalui pipa endotrakea)
b) Melalui vena umbilikalis (dianjurkan) : 0,1-0,3 mL/kgBB
c) Melalui pipa endotrakea : 0,3-1,0 mL/kgBB
3) Kecepatan pemberian : secepat mungkin
Cairan penambah volume plasma
Cairan yang dipakai
a) Garam normal (dianjurkan)
b) Ringer laktat
c) Darah O-negatif
Persiapan : dalam semprit besar (50 mL)
Dosis : 10 mL/kgBB
Jalur : vena umbilikalis
Kecepatan : 5-10 menit (hati-hati bayi kurang bulan)

12
6. Penghentian Resusitasi
a. Jika sesudah 10 menit resusitasi yang benar, bayi tidak bernapas dan
tidak ada denyut jantung, pertimbangkan untuk menghentikan
resusiasi.
b. Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan, jelaskan
keadaan bayi.
c. Persilahkan ibu memegang bayinya jika ia menginginkan.

13

Anda mungkin juga menyukai