Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS BISNIS KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT. TIMAH, Tbk.

DISUSUN OLEH :
Felica Wahyu W (20180104032)

DOSEN :
Dr. Sudarwan, Akt, M.Acc., CCSA., CRMA

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
Sepanjang 2018, PT Timah Tbk mencatatkan volume produksi bijih timah sebesar
44.380 ton tahun 2018 atau naik sekitar 43 persen menjadi dibandingkan dengan perolehan
pada tahun 2017 sebesar 31.035 ton. Emil Ermindra, Direktur Keuangan PT Timah Tbk
mengatakan hingga tutup tahun 2018 emiten berkode saham TINS tersebut menorehkan
jumlah volume produksi logam dan penjualan ekspor naik sekitar 10,5 persen menjadi 33.425
ton, dibandingkan dengan kinerja tahun 2017 yang mencapai sebesar 30.249 metrik ton.
Dengan tercapainya target volume produksi bijih timah yang cukup tinggi serta pencapaian
penjualan ekspor logam timah tersebut, TINS optimis mampu mengantongi laba bersih lebih
tinggi dibandingkan dengan laba pada 2017 yang sebesar Rp502 miliar. “Untuk laba, minimal
akan sama atau bahkan sedikit lebih tinggi sekitar di bawah 10 persen dibanding pencapaian
kinerja laba tahun 2017,” ujarnya Senin (14 Januari 2019) seperti dilansir Kontan.

Sementara untuk tahun 2019, TINS memasang target produksi bijih timah sebesar
38.600 ton atau naik di atas 15 persen dibandingkan dengan perolehan pada tahun 2018. Emil
memproyeksikan harga logam timah pada tahun ini masih stabil di level US$20.000 per
metrik ton dengan tingkat pertumbuhan konsumsi logam timah dunia bakal meningkat 0,4
persen pada 2019. “Diperkirakan bahwa tingkat konsumsi logam timah dunia pada tahun
2019 masih dalam kisaran 360.000 metrik ton hingga 370.000 metrik ton,” ujarnya. Dengan
adanya program pengkajian dan pengembangan yang dilakukan sepanjang tahun 2018, Emil
optimis hal ini dapat memberikan dampak positif terhadap kesiapan TINS untuk menghadapi
peluang dan tantangan usaha pada 2019.

Sejumlah eksportir timah, selain PT Timah Tbk, tersangkut kasus penyegelan gudang
oleh Kepolisian karena ada dugaan pihak yang bukan pemegang izin melakukan aktivitas
ilegal. Akibatnya, sejumlah produk timah batangan dan bijih timah Indonesia yang
diverifikasi oleh PT Surveyor Indonesia (Persero) di Bangka Belitung tidak bisa diekspor.
Kasus ini, menurut Asosiasi Eksportir Timah Indonesia, bisa memengaruhi kinerja ekspor
timah Indonesia. Berdasarkan data asosiasi, pada 2017 ekspor timah Indonesia mencapai
77.000 metrik ton, sementara pada 2018 turun menjadi 75.000 metrik ton.
Presentase dan Perubahan Laporan Keuangan 2017 dengan 2018

Perubahan

ASET LANCAR 2018 2017


+/- %

Kas dan setara kas 746610 1357490 -610880 -45


Piutang usaha        
pihak ketiga 173760 1477845 -1304085 -88
Piutang lain-lain        
pihak ketiga 25138 21890 3248 15
pihak berelasi 18381 14333 4048 28
Persediaan        
bagian lancar 4262190 2509488 1752702 70
Aset real estat        
bagian lancar 60683 15791 44892 284
Pajak dibayar di muka        
bagian lancar 1368437 902210 466227 52
Aset keuangan lainnya 1657 1657 0 0
Aset lainnya        
bagian lancar 396597 344498 52099 15
Aset yang dimiliki untuk dijual 312834 351764 -38930 -11
Jumlah aset lancar 9204287 6996966 2207321 32
Perubahan
ASET TIDAK LANCAR 2018 2017
+/- %
Kas yang dibatasi        
penggunaannya 43109 31050 12059 39
Piutang lain-lain        
bagian tidak lancar        
pihak ketiga 3048 10957 -7909 -72
pihak berelasi 74812 90460 -15648 -17
Persediaan Inventories        
bagian tidak lancar 646250 479439 166811 35
Investasi pada entitas asosiasi 153111 145841 7270 5
Aset tetap 3085182 2462393 622789 25
Aset real estat        
bagian tidak lancar 34923 75109 -40186 -54
Properti investasi 1121267 912679 208588 23
Properti pertambangan 242220 165661 76559 46
Pajak dibayar di muka        
bagian tidak lancar 110465 200695 -90230 -45
Aset pajak tangguhan 167833 181902 -14069 -8
Aset lainnya        
bagian tidak lancar 231441 123157 108284 88
Jumlah aset tidak lancar 5913661 4879343 1034318 21
JUMLAH ASET 15117948 11876309 3241639 27

LIABILITAS LIABILITIES 2018 2017 Perubahan


+/- %
LIABILITAS JANGKA PENDEK  
Utang usaha 974801 733424 241377 33
Utang bank jangka pendek 4644041 2191848 2452193 112
Utang dividen 643 643 0 0
Utang pajak 77699 66515 11184 17
Imbalan kerja jangka pendek 90295 93216 -2921 -3
Beban akrual 124492 91137 33355 37
Provisi biaya rehabilitasi
 
lingkungan
bagian jangka pendek 18088 22870 -4782 -21
Liabilitas jangka pendek lainnya 109235 107525 1710 2
Liabilitas yang terkait  
langsung dengan aset yang dimiliki untuk dijual 136957 95348 41609 44
   
Jumlah liabilitas jangka pendek 6176251 3402526 2773725 82

Perubahan
LIABILITAS JANGKA PANJANG 2018 2017
+/- %
Provisi biaya rehabilitasi
 
lingkungan
bagian jangka panjang 270512 260348 10164 3,9
Utang obligasi dan sukuk ijarah 1500000 1500000 0 0,0

Kewajiban imbalan pascakerja 649304 651942 -2638 -0,4

Jumlah liabilitas jangka panjang 241816 2412290 -2170474 -90,0


JUMLAH LIABILITAS 8596067 5814816 2781251 47,8

Perubahan
Operasi yang dilanjutkan 2018 2017
+/- %
Pendapatan usaha 11049946 9217160 1832786 20
Beban pokok pendapatan -9372416 -7691597 -1680819 22
Laba bruto 1677530 1525563 151967 10
 
Beban umum dan administrasi -820899 -710853 -110046 15
Beban penjualan -109809 83754 -193563 -231
Keuntungan atas revaluasi        
properti investasi 208588 105081 103507 99
Pendapatan lain-lain 68671 44315 24356 55
Beban keuangan -304641 200412 -505053 -252
Pendapatan keuangan 38919 24646 14273 58
 
Bagian laba neto entitas asosiasi 8123 11625 -3502 -30
Laba sebelum pajak penghasilan 766482 716211 50271 7
Beban pajak penghasilan -191669 -207297 15628 -8
 
laba berjalan dari operasi yang dilanjutkan 574813 508914 65899 13
Operasi yang dihentikan  
rugi tahun berjalan operasi yang dihentikan -43464 -6497 -36967 569
Laba tahun berjalan 531349 502417 28932 6
ANALISA KINERJA KEUANGAN UNTUK TAHUN 2018
Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 11 triliun yang mana mengalami
peningkatan sebesar Rp 1,8 triliun dari periode yang sama tahun 2017. Peningkatan
pendapatan ini didorong oleh peningkatan permintaan logam timah dunia dan peningkatan
harga jual rata-rata logam timah. Tercatat selama tahun 2018 konsumsi logam timah dunia
mengalami peningkatans terutama di negara Jepang, Eropa dan Amerika Serikat sehingga
sampai dengan 31 Desember 2018.
Sampai dengan Desember 2018, Beban pokok pendapatan mengalami peningkatan sebesar
22% dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 9,3 triliun. Peningkatan perolehan produksi
biji timah yang signifikan menjadi salah satu penyebab utama peningkatan beban pokok
pendapatan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai