Kejadian penyakit pada hewan disebut sebagai coviellosis. Hewan yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala klinis, kadang terjadi aborsi atau pneumonia. Bakteri C. burnetti masuk ke aliran darah mengalami lokalisasi pada ambing, nodus limfatikus supramammary dan plasenta. Sapi yang terinfeksi menjadi carrier, bakteri B. burnetti di keluarkan melalui susu, plasenta, cairan amnion, feses, dan urine. Infeksi Coxiella pada hewan tidak mempengaruhi produksi susu induk maupun perkembangan fetus. Berdasarkan deteksi yang dilakukan di lima benua, umumnya prevalensi (apparent prevalence) Coxiella burnetti adalah sebesar 20% pada sapi dan 15% pada ruminansia kecil seperti kambing dan domba (Guatteo et al,2011). Infeksi Coxiella burnetti pada umumnya terjadi pada ternah ruminansia di Indonesia. Tingkat kejadian penyakit pada sapi di Bogor sebesar 6,86% dan 5,71% pada domba di Bogor (Mahatmi, dkk,2007). Pemeriksaan dengan PCR memberikan hasil adanya infeksi Coxiella burnetti di Indonesia meskipun persentasenya relative rendah (Mahatmi,dkk, 2006). 2. Q Fever pada Manusia Kejadian penyakit pada manusia adalah pada pekerja di Rumah Pemotong Hewan dan pabrik pengolahan wool, pekerja yang berhubungan dengan limbah hewan (plasenta, fetus, viscera). Penyakit ditandai dengan gejala klinis yang bervariasi dari asimtomatik serokonversi, self limiting demam sampai dengan hepatitis dan pneumonia (Borriello dan Galiero, 2012).