MAKNA ARSITEKTUR
(TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
ARSITEKTUR MODERN – ARSITEKTUR POST-MODERN
Page 1
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
dalam sebuah ruang secara keseluruhan dan artikulasi yang berbeda dari
bagian seperti yang diungkapkan oleh Gerrit Rietveld menarik Mies. Teori
desain dari Adolf Loos ditemukan resonansi dengan Mies, khususnya ide-ide
pemberantasan ornamen, dangkal dan tidak perlu mengganti diterapkan
rumit dengan tampilan langsung dari bahan dan bentuk. Loos telah terkenal
menyatakan bahwa "ornamen adalah kejahatan". (4) Mies juga mengagumi
ide-idenya tentang bangsawan yang dapat ditemukan dalam anonimitas
kehidupan modern.
Ludwig Mies menciptakan sebuah gaya arsitektur abad kedua puluh yang
berciri khas “clear” dan “simple“. Karyanya memanfaatkan bahan modern
seperti baja dan kaca piring untuk mendekor ruang interior. Ia berusaha
menerapkan konsep minimalis namun tetap seimbang dengan gaya arsitektur
ruang terbuka. Gedung karyanya sering mendapat sebutan arsitektur “kulit
dan tulang”, karena kesederhanaannya. Ludwig Mies menggunakan
pendekatan rasional yang akan memandu proses kreatif desain arsitektur. (3)
Teori dan prinsip-prinsip Arsitektur Ludwig Mies Van Der Rohe(5)
o Mies menganut falsafah Rasionalisme dan arsitektur modern
o Solusi bangunan harus memungkinkan untuk gelar optimal dari
fleksibilitas untuk mengakomodasi kebutuhan ekonomi sering untuk
merevisi pengaturan ruang hidup dan bekerja.
o Bekerja dalam tiga jenis bangunan trabeated: rendah-naik kerangka
bangunan frame, bangunan bertingkat tinggi kerangka frame, dan satu
lantai jelas-span bangunan.
o Mengekspresikan skala dalam hal kategori keseluruhan penggunaan
atau memperhitungkan besarnya bangunan
o Desain yang diasah untuk kesempurnaan yang lebih besar dalam setiap
bangunan berturut-turut oleh perbaikan halus dalam proporsi dan
merinci bukan oleh perubahan radikal dalam ekspresi keseluruhan
o Interaksi kritis antara bangunan, konstruksi fungsi dan struktur, yang
merupakan jantung dari arsitektur, sering menyentuh ekspresi puitis yang
benar.
o Dia percaya arsitektur menjadi proses sejarah, dan bahwa dalam arsitek
konsekuensi harus mengakui hubungan antara fakta-fakta signifikan
dari zaman mereka sendiri dan ide-ide yang mampu membimbing
fakta-fakta dalam arah bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya
Penerapan “Less is More” dalam sebuah karya arsitektur, diwujudkan dengan
tidak adanya elemen dan pemakaian material dari bahan industri yang
dibuat secara masal. Selain itu jenis material yang digunakan sebagian besar
adalah kaca dan baja.
Page 2
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
ARSITEKTUR POST-MODERN
MUSEUM TSUNAMI
Museum Tsunami Aceh adalah sebuah museum yang dibangun untuk
mengenang peristiwa tsunami dan gempa bumi yang melanda wilayah Aceh
dan sekitarnya pada 26 Desember 2004 silam. Desain museum ini dirancang
oleh Bapak Ridwan Kamil dan merupakan hasil sayembara yang
diselenggarakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (BRR
Aceh-Nias) pada 17 Agustus 2007 lalu. Pembangunan museum ini dimulai
pada tahun 2007, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 27 Februari 2009.
“Rumoh Aceh as Escape Hill” adalah konsep desain yang digunakan oleh
Ridwan Kamil dalam proses perancangan Museum Tsunami Aceh. "Emosi saya
ikut teraduk-aduk, acapkali air mata saya tertumpah saat mengerjakan
rancangan museum tsunami. Buat saya Aceh sangat istimewa," kata Kang
Emil, sapaan karib Ridwan, dalam sebuah diskusi di Jakarta, tahun lalu. Ridwan
menganggap Aceh sebagai rumah keduanya.
1.1. Bentuk
Desain Museum Tsunami ini mengambil ide dasar dari rumoh Aceh.
Rumoh Aceh adalah rumah tradisional Aceh yang berbentuk panggung.
Page 3
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Page 4
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Gambar 16. Ukiran fasad bangunan yang terinspirasi dari gerakan Tari
Saman
1.3. Tata Ruang Dalam
Dalam tata ruang dalamnya Museum Tsunami dibagi menjadi beberapa
bagian yang mempunyai makna tersendiri dari tiap bagiannya.
1.3.1. Space of Fear
Page 5
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Page 6
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Page 7
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Lorong ini didesain dengan lantai yang bekelok dan tidak rata.
Desain ini merupakan filosofi dari kebingungan dan keputusasaan
masyarakat Aceh saat didera tsunami pada tahun 2004 silam,
kebingungan akan arah tujuan, kebingungan mencari sanak
saudara yang hilang, dan kebingungan karena kehilangan harta
dan benda, maka filosofi lorong ini disebut Space of Confuse.
Page 8
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Page 9
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
B. TEORI ESTETIKA
Pengertian estetika dalam Garis Besar Estetik
Estetika secara tradisional telah dipahami sebagai cabang filsafat yang
berkaitan dengan keindahan dan hal yang indah dalam alam dan seni. (The
Liang Gie, Garis Besar Estetik, 1983:16)
Menurut John Lang
Teori estetika terbagi menjadi :
1. Estetika Formal
Nilai estetika yang terfokus pada objek, dalam kontribusinya terhadap
respon estetis mengenai ukuran, bentuk, warna, ritme, sekuen visual,
dsb.
2. Estetika Sensori
Nilai estetika sensori ditimbulkan dari suatu sensasi yang menyenangkan
yang diperoleh dari warna, suara, textur, bau, rasa, sentuhan, dsb. yang
dihadirkan dalam sebuah lingkungan yang diciptakan. Dengan kata
lain estetika ini memperhatikan aspek fisiologis yaitu memunculkan
sebuah ‘rasa’.
3. Estetika Simbolik
Nilai estetika yang dihasilkan dengan cara memberikan kesenangan
pada seseorang secara sosio-kultural.
4. Estetika intelektual
Sebuah karya arsitektur, tidak hanya membawa wujud fisiknya saja,
tetapi juga dapat ‘mengajak’ penggunanya untk merasakan lebih
‘dalam’ lagi makna arsitektural objek tersebut melalui beberapa aspek
estetika seperti yang telah disebutkan di atas.
Menurut Monroe Beardsley
Terdapat tiga ciri yang menjadi sifat-sifat ‘membuat baik (indah)’ dari benda
estetis pada umumnya. Ketiga ciri itu adalah sebagai berikut :
1. Keasatuan (Unity)
Berarti benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya.
2. Kerumitan (Complexity)
Benda estetis atau karya seni kaya akan isi dan unsure yang saling
berlawanan serta mengandung perbedaan-perbedaan yang halus.
3. Sungguhan (Intensity)
Benda estetis yang abik harus mempunyai kualitas tertentu yang
menonjol bukan sekedar sesuatu yang kosong.
Menurut para modernis, fungsi dapat dikategorikan sebagai penentu
bentuk atau panduan menuju bentuk. Fungsi menunjukan ke arah mana
bentuk harus ditentukan. (Yuswadi Saliya, 1999). Hal ini mengacu pada slogan
yang diungkapkan oleh Loius Sullivan yaitu Form Follow Function. Sebenarnya
Page 10
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
jika kita bicara mengenai arsitektur, maka kita tidak hanya bicara tentang
fungsi dan bentuk saja. Masih ada unsur-unsur lain yang juga terkait erat
dengan arsitektur, yang merupakan konsekuensi logis dari adanya fungsi.
Karena fungsi merupakan gambaran dari kegiatan, dimana kegiatan tersebut
membutuhkan tempat/ruang untuk keberlangsungannya. Sehingga jika kita
membahas fungsi, tentunya akan berlanjut dengan pembahasan tentang
ruang.
Sedangkan bentuk yang menurut Sullivan merupakan akibat dari
pewadahan fungsi, dapat memberikan ekspresi tertentu. Jadi pembahasan
fungsi tidak dapat dipisahkan dari pembahasan tentang ruang, bentuk dan
ekspresi bentuk yang dihasilkan.
Menurut Charles Jencks
Mengenai suatu ragam pemahaman cara, rupa, bentuk, dan
sebagainya yang ada dalam arsitektur post modern :
1. Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan unsur–unsur
modern dengan: Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist,
Commercial, dan contextual.
2. Complexity adalah Hasil pengembangan ideology–ideology dan ciri–
ciri post modern yang mempengaruhi perancangan dasar sehingga
menampilkan perancangan yang bersifat kompleks. Pengamat diajak
menikmati, mengamati, dan mendalami secara lebih seksama.
3. Variable Space with surprise adalah Perubahan ruang–ruang yang
tercipta akibat kejutan, misalnya: warna, detail elemen arsitektur,
suasana interior dan lain–lain.
4. Conventional and Abstract Form adalah menampilkan bentuk
konvensional dan bentuk bentuk yang rumit (popular), sehingga mudah
ditangkap artiinya.
5. Eclectic adalah Campuran langgam–langgam yang saling berintegrasi
secara kontinu untuk menciptakan unity.
6. Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.
7. Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content
and semaic appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis
dan fungsi yang tidak mengacaukan fungsi.
8. Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan
sesuatu yang hidup dan kaya ornamen.
9. Pro Or Representation adalah Menampilkan ciri–ciri yang gamblang
sehingga dapat memperjelas arti dan fungsi.
10. Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk–bentuk tertentu yang
diterapkan pada desain bangunan sehingga orang lebih menangkap
arti dan fungsi bangunan.
11. Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada
setiap rancangan yang menegaskan ciri-ciri bangunan.
Page 11
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Page 12
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
2. Kerumitan (Complexity)
Material yang digunakan pada seagram merupakan
material hasil produksi pabrik yang dikerjakan secara masal. Material
yang digunakan adalah baja dan kaca
yang disusun mengikuti bentuk geometri
murni. Kesan less is more sangat terasa
dalam fasad bangunan ini, karena tidak
ada ornamen yang digunakan sebagai
“pemanis” bangunan. Semua ornamen
yang ada merupakan perwujudan dari
fungsi yang ingin dihadirkan.
3. Sungguhan (Intensity)
Seagram Building merupakan
perwujudan dari fungsi yang ingin
dihadirkan, yaitu kantor yang
dilengkapi lobi serta plasa pada
bagian bawah. Karakter “Less is
More” sangat terlihat pada seluruh
aspek bangunan. Sehingga setiap
elemen yang membentuk ruang
akan memiliki fungsi masing-masing. Tidak ada space yang terbuang
(kosong)
Menurut Vitruvius
Karya arsitektur memiliki :
1. Order
2. Arrangement
3. Eurythmy
Page 13
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
4. Symmetry
5. Propriety
6. Economy
2. Estetika Sensori
Merupakan estetika yang mmemperhatikan aspek fisiologis, yaitu
memunculkan sebuah rasa. Pada Museum Tsunami Aceh pemunculan
rasa dihadirkan di dalam museum melalui sekuen-sekuen cerita yang ingin
diceritakan oleh museum. Penghadiran rasa dimunculkan melalui tekstur,
pencahayaan, dan suasana ruang.
Page 14
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
3. Estetika Simbolik
Nilai estetika yang dihasilkan dengan cara memberikan kesenangan
pada seseorang secara sosio-kultural. Estetika simbolik dimunculkan dalam
Museum Tsunami berupa penghadiran pengalaman dalam bencana
tsunami.
4. Estetika Intelektual
Sebuah karya arsitektur, tidak hanya membawa wujud fisiknya saja, tetapi
juga dapat ‘mengajak’ penggunanya untk merasakan lebih ‘dalam’ lagi
makna arsitektural objek tersebut. Dalam Museum Tsunami pengunjung
akan diajak lebih dalam merasakan cerita-cerita yang digambarkan
melalui desain-desain museum.
Page 15
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Berikut ini adalah kajian arsitektur Museum Tsunami Aceh menurut teori Charles
Jencks mengenai suatu ragam pemahaman cara, rupa, bentuk, dan
sebagainya yang ada dalam arsitektur post modern.
Museum tsunami aceh mengandung unsur Hybrid Expression dimana museum
menggabungkan unsur-unsur modern seperti warna bangunan dengan unsur-
unsur lokal seperti bentuk yang terinspirasi dari rumah adat dan fasad yang
diambil dari tarian adat.
Page 16
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
Desain museum tsunami juga pro organic yang ditunjukkan dalam bentuk
bangunan yang dinamis dan pro metaphor yang tergambar dalam bentuk
bangunan yang menyerupai pusaran air sehingga mengingatkan pada
gelombang tsunami.
Dalam desain museum tsunami digunakan prinsip Varible Mixed Aesthetic
Depending On Context Expression on content and semaic appropriateness
toward function sehingga unsur estetika dan fungsi tidak saling mengacaukan.
Justru unsur-unsur estetika mendukung fungsi bangunan atau ruangan itu
sendiri.
Sebagai sebuah museum sudah pasti desain museum tsunami pro historical
reference, yaitu menggambarkan peristiwa tsunami it sendiri dan yang terakhir
museum tsunami pro simbolic dengan menampilkan berbagai macam simbol
untuk memperudah perancang menyampaikan arti yang dikehendaki
Page 17
MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
DAFTAR PUSTAKA
(1) http://www.archdaily.com/59412/seagram-building-mies-van-der-
rohe/
(2) http://archmagazine.blogspot.com/2009/11/teori-dan-gerakan-
arsitektur.html
(3) https://luckty.wordpress.com/2012/03/26/ludwig-mies-van-der-rohe-
bapak-arsitektur-modern-di-logo-google/
(4) http://archiholic99danoes.blogspot.com/2011/11/tokoh-arsitektur-
ludwig-mies-van-der.html
(5) http://arsitekdosenarsitektur.blogspot.com/2013/02/ludwig-mies-van-
der-rohe.html
(6)
Page 18