0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas konsep demokrasi ekonomi menurut Bung Hatta, salah satu pendiri Indonesia. Demokrasi ekonomi berarti melibatkan seluruh pihak dalam pengambilan keputusan ekonomi untuk kepentingan bersama. Bung Hatta dan Bung Karno menolak kapitalisme yang menindas rakyat dan mendukung sistem ekonomi yang mementingkan kesejahteraan rakyat berdasarkan Pasal 33 UUD 1945.
Dokumen ini membahas konsep demokrasi ekonomi menurut Bung Hatta, salah satu pendiri Indonesia. Demokrasi ekonomi berarti melibatkan seluruh pihak dalam pengambilan keputusan ekonomi untuk kepentingan bersama. Bung Hatta dan Bung Karno menolak kapitalisme yang menindas rakyat dan mendukung sistem ekonomi yang mementingkan kesejahteraan rakyat berdasarkan Pasal 33 UUD 1945.
Dokumen ini membahas konsep demokrasi ekonomi menurut Bung Hatta, salah satu pendiri Indonesia. Demokrasi ekonomi berarti melibatkan seluruh pihak dalam pengambilan keputusan ekonomi untuk kepentingan bersama. Bung Hatta dan Bung Karno menolak kapitalisme yang menindas rakyat dan mendukung sistem ekonomi yang mementingkan kesejahteraan rakyat berdasarkan Pasal 33 UUD 1945.
Secara umum, demokrasi adalah pemerintahan atau pengaturan tata kehidupan
masyarakat/bangsa oleh rakyat, artinya seluruh warga negara baik besar maupun kecil, terlibat dalam pengambilan setiap keputusan yang menyangkut kehidupan mereka. Sedangkan demokrasi ekonomi merupakan cara-cara pengambilan putusan-putusan ekonomi yang melibatkan semua pihak yang terkait, dan hasil putusan itu adalah untuk kemanfaatan semua pihak yang bersangkutan. Tujuan yang hendak dicapai adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang bisa terwujud melalui keempat sila sebelumnya, yaitu dua sila pertama sebagai dasar moralnya dan dua sila berikutnya sebagai cara atau metodenya. Konsep demokrasi ekonomi bukanlah kosakata baru dalam pembicaraan sistem ekonomi Indonesia. Pada tahun 1930-an, Bung Karno sudah mengulas secara mendalam mengenai konsep “sosio-demokrasi”, yakni perpaduan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Menurut Bung Karno, demokrasi yang sejati tidak sebatas demokrasi politik tetapi juga harus mengandung demokrasi ekonomi. Pada hampir bersamaan, Bung Hatta juga mengulas soal demokrasi ekonomi ini. Demokrasi ekonomi adalah “kerakyatan-ekonomi” atau “kesamarasaan ekonomi dan kesamarataan ekonomi”. Bagi Bung Hatta, sistim ekonomi laisses-faire, dengan semangat free enterprisenya, tidak cocok dengan cita-cita masyarakat adil dan makmur. Pasalnya, di mata Bung Hatta, sistim ini akan menyebabkan si kaya bertambah kaya dan si miskin bertambah melarat. Bung Karno dan Bung Hatta tidak setuju jika kapitalisme merajalela. Rumusan dua tokoh utama pendiri Republik Indonesia ini, juga tokoh-tokoh pendiri bangsa lainnya, terjabarkan dengan baik dalam pasal 33 UUD 1945. Penjelasan pasal 33 UUD 1945 sangat gamblang mengurai prinsip demokrasi ekonomi itu: “Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang-seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasinya.” Paham ekonomi Bung Hatta sebagaimana terumuskan dalam Pasal 33 UUD 1945 bukanlah “jalan tengah” melainkan adalah “jalan lain”. Bung Hatta sendiri menyebutnya sebagai “jalan lurus”, yaitu “jalan Pancasila”. Di sinilah dalam konsepsi ekonomi Bung Hatta, pembangunan adalah proses humanisasi, memanusiakan manusia, bahwa yang dibangun adalah rakyat, bahwa pembangunan ekonomi adalah derivat dan pendukung pembangunan rakyat. Di dalam kehidupan ekonomi yang berlaku adalah “daulat-rakyat” bukan “daulat-pasar”. Bung Hatta menegaskan pula bahwa di dalam membangun perekonomian nasional berlaku “doktrin demokrasi ekonomi”, bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang, kemakmuran adalah bagi semua orang, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Pemikiran Bung Hatta mengenai disain ekonomi nasional Indonesia, berkaitan dengan Pasal 33 (ayat 1) UUD 1945 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan, sebagai berikut: “…Perekonomian tentu meliputi seluruh wadah ekonomi, tidak saja badan usaha koperasi, tetapi juga meliputi BUMN dan juga badan usaha swasta. Disusun (dalam konteks orde ekonomi dan sistem ekonomi) artinya adalah bahwa perekonomian, tidak dibiarkan tersusun sendiri melalui mekanisme dan kekuatan pasar, secara imperatif tidak boleh dibiarkan tersusun sendiri mengikuti kehendak dan selera pasar. Dengan demikian peran Negara tidak hanya sekedar mengintervensi, tetapi menata, mendesain dan merestruktur, untuk mewujudkan kebersamaan dan asas kekeluargaan serta terjaminnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sumber : http://kumpulanstudi-aspirasi.com/ekonomi/pemikiran-dan-konsep-ekonomi-bung- hatta/ dan http://www.berdikarionline.com/kembali-ke-demokrasi-ekonomi/