Anda di halaman 1dari 13

2018/2019

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMILIHAN UMUM HIMAGE – ITS
2018/2019

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Standar Operasional Prosedur ini yang dimaksud dengan :

1. HIMAGE – ITS adalah Himpunan Mahasiswa Geomatika Institut Teknologi Sepuluh


Nopember.
2. BPM HIMAGE – ITS adalah Badan Perwakilan Mahasiswa HIMAGE – ITS.
3. Pemilihan Umum yang kemudian disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
anggota untuk memilih Ketua HIMAGE-ITS dan anggota Badan Perwakilan
Mahasiswa (BPM) HIMAGE-ITS yang dilaksanakan setiap satu periode kepengurusan.
4. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut KPU adalah penyelenggara Pemilu
yang bekerja secara mandiri dan independen dari anggota HIMAGE-ITS.
5. Panitia Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut PPU adalah Panitia Penyelenggara
Pemilu yang berfungsi sebagai fasilitator dalam proses dan pelaksanaan Pemilu
HIMAGE-ITS.
6. Panitia Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Panwaslu adalah panitia yang
bertugas mengawasi proses pelaksanaan Pemilu dan berwenang menerima laporan
apabila terdapat pelanggaran tahapan Pemilu HIMAGE-ITS.
7. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat dilakukannya
pemungutan suara dalam Pemilu HIMAGE-ITS.
8. Peserta Pemilu adalah calon anggota BPM HIMAGE-ITS dan Calon Ketua HIMAGE-
ITS yang telah ditetapkan untuk mengikuti Pemilu.
9. Tim Sukses Kandidat yang selanjutnya disebut TSK adalah seseorang atau sekelompok
orang mahasiswa yang dipilih oleh Peserta Pemilu untuk membantu Peserta Pemilu
dalam proses Pemilu.
10. Saksi adalah seorang atau lebih yang mendengar atau melihat secara langsung suatu
kejadian dalam proses jalannya Pemilu.
11. Daftar Pemilih Tetap adalah daftar anggota biasa HIMAGE-ITS yang memiliki hak
suara pada Pemilu selain anggota KPU dan ditetapkan oleh KPU.

Pasal 2

1. Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan
keterbukaan.
2. Langsung berarti setiap anggota harus memberikan suaranya secara langsung dan tidak
boleh diwakilkan.
3. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh anggota biasa HIMAGE-ITS
4. Bebas berarti anggota memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
5. Rahasia berarti dalam menggunakan hak suaranya setiap anggota dijamin
kerahasiaannya.
6. Jujur berarti pemilihan umum dilaksanakan berdasarkan aturan tertentu untuk
memastikan hak suara anggota.
7. Adil adalah perlakuan yang sama terhadap calon anggota BPM dan Ketua HIMAGE-
ITS.
8. Keterbukaan adalah proses dan hasilnya dapat diketahui oleh semua pihak.
Pasal 3

Pemilu dilaksanakan untuk memilih anggota BPM dan Ketua HIMAGE-ITS.

BAB II

PESERTA PEMILIHAN UMUM

Bagian Pertama

Umum

Pasal 4

1. Peserta Pemilu sebagai calon Ketua HIMAGE-ITS adalah perseorangan dari anggota
biasa HIMAGE–ITS.
2. Peserta Pemilu sebagai calon anggota BPM HIMAGE-ITS adalah minimal 10% dari
tiap dua angkatan termuda anggota biasa HIMAGE-ITS.

Pasal 5

1. Setiap anggota biasa HIMAGE-ITS yang memenuhi ketentuan kepesertaan berhak


untuk menjadi peserta dalam Pemilu HIMAGE-ITS.
2. Seorang peserta pemilu hanya dapat dicalonkan untuk satu kedudukan pencalonan.

Pasal 6

1. Jadwal waktu pencalonan untuk anggota BPM dan Ketua HIMAGE-ITS diatur dan
ditetapkan oleh KPU.
2. Nama-nama calon peserta pemilu yang telah memenuhi persyaratan yang disusun
dalam daftar calon anggota BPM dan Ketua HIMAGE-ITS ditetapkan oleh KPU.
3. Penetapan nomor urut peserta Pemilu dilakukan melalui undian oleh KPU dan dihadiri
oleh seluruh peserta Pemilu HIMAGE-ITS.

Bagian Kedua

Pencalonan Ketua Himpunan Mahasiswa Geomatika (HIMAGE-ITS)

Pasal 7

1. Syarat pencalonan Ketua HIMAGE-ITS adalah apabila memenuhi kriteria:


a. Warga Negara Indonesia.
b. Mahasiswa aktif Teknik Geomatika ITS.
c. Tercatat sebagai anggota biasa HIMAGE-ITS.
d. Mempunyai IPK sementara minimal 2,75 dan lulus tahap persiapan.
2. Calon Ketua HIMAGE-ITS dapat menjadi Peserta Pemilu apabila mendaftarkan
kepada KPU dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Menyerahkan bukti-bukti yang mendukung terpenuhinya kriteria.
b. Menyerahkan curriculum vitae.
c. Mengajukan rencana strategis untuk satu periode kepengurusan.
d. Memiliki tim sukses kandidat yang beranggotakan dari 3 angkatan termuda, dengan
masing-masing angkatan sejumlah 2 sampai 4 orang dari anggota biasa HIMAGE-
ITS.
e. Bersedia mengundurkan diri dari kepengurusan organisasi lain pada saat menjadi
Ketua HIMAGE-ITS dengan menyertakan surat keterangan pengunduran diri.
f. Melampirkan surat keterangan aktif berorganisasi dari ormawa ITS yang diikuti.
g. Syarat-syarat lebih lanjut ditentukan oleh KPU.
3. Calon peserta pemilu yang tidak memenuhi kriteria dan syarat-syarat calon Ketua
HIMAGE-ITS tidak dapat menjadi peserta pemilu.
4. Keabsahan syarat-syarat calon Ketua HIMAGE-ITS sebagaimana dimaksud pada ayat
2 ditetapkan oleh KPU.
5. Calon Ketua HIMAGE-ITS dapat dicabut hak dipilihnya apabila ternyata diketahui
menggunakan data-data palsu berkaitan dengan ayat 2.
6. Calon Ketua HIMAGE-ITS menjadi Ketua HIMAGE-ITS terpilih jika :
a. ¾ atau lebih pemilih dari Daftar Pemilih Tetap berpartisipasi dalam pemilihan.
b. Minimal 80% dari suara yang masuk merupakan suara yang sah
c. Ketua HIMAGE-ITS terpilih dinyatakan sah apabila memiliki suara terbanyak dari
jumlah suara sah yang masuk.
d. Poin a, b, dan c terpenuhi.
e. Apabila poin d tidak terpenuhi maka diadakan pemilihan ulang.

Bagian Ketiga

Pencalonan Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) HIMAGE-ITS

Pasal 8

1. Syarat pencalonan Anggota BPM HIMAGE-ITS adalah apabila memenuhi kriteria:


a. Warga Negara Indonesia.
b. Mahasiswa aktif Teknik Geomatika ITS.
c. Tercatat sebagai anggota biasa HIMAGE-ITS.
d. Minimal IPK sementara 2.75 dan lulus tahap persiapan.
2. Calon Anggota BPM HIMAGE-ITS dapat menjadi Peserta Pemilu apabila
mendaftarkan kepada KPU dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Menyerahkan bukti-bukti yang mendukung terpenuhinya kriteria.
b. Mempunyai Analisis Kondisi Kekinian HIMAGE- ITS.
c. Menyerahkan curriculum vitae.
d. Syarat-syarat lebih lanjut ditentukan oleh KPU.
3. Calon peserta pemilu yang tidak memenuhi kriteria dan syarat-syarat calon Anggota
BPM HIMAGE-ITS tidak dapat menjadi peserta pemilu.
4. Keabsahan syarat-syarat calon Anggota BPM HIMAGE-ITS sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 ditetapkan oleh KPU.
5. Calon Anggota BPM HIMAGE-ITS dapat dicabut hak dipilihnya apabila ternyata
diketahui menggunakan data-data palsu berkaitan dengan ayat 2.
6. Calon Anggota BPM HIMAGE-ITS menjadi Anggota BPM HIMAGE-ITS jika
memenuhi ketentuan dan persyaratan dalam pemilihan anggota BPM HIMAGE-ITS
yang ditetapkan oleh KPU.

Pasal 9

Penelitian keabsahan kriteria dan persyaratan calon Anggota BPM dan Ketua HIMAGE-ITS
dilaksanakan oleh KPU.
BAB III

PERANGKAT PEMILU

Bagian Pertama

Komisi Pemilihan Umum

Pasal 10

1. Komisi Pemilihan Umum disebut KPU adalah susunan kepanitiaan yang disebut
dengan komisi yang berfungsi menjalankan dan mengatur jalannya Pemilihan Umum
yang bersifat netral dan independen.
2. KPU bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilu.
3. KPU bertanggung jawab kepada BPM HIMAGE-ITS.
4. KPU menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemilu kepada BPM HIMAGE-ITS.
5. Setiap anggota KPU dipilih oleh BPM dan kemudian ditetapkan oleh Ketua HIMAGE-
ITS.
6. Keanggotaan KPU terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota dan para anggota.
7. Ketua dipilih dari dan oleh anggota KPU.
8. Setiap anggota KPU mempunyai hak bicara yang sama.
9. Masa keanggotaan KPU berakhir maksimal 1 bulan setelah penyelenggaraan Pemilu
dan dapat diperpanjang apabila dibutuhkan oleh BPM HIMAGE-ITS.

Pasal 11

Syarat untuk menjadi anggota KPU :

a. Anggota biasa HIMAGE-ITS.


b. Tidak sedang menduduki jabatan struktural dan fungsional dalam HIMAGE-ITS dan
BPM HIMAGE-ITS.

Pasal 12

Tugas dan wewenang KPU adalah :

a. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilu.


b. Membuat tata cara semua tahapan pelaksanaan Pemilu dan kebijakan-kebijakan yang
berkaitan dengannya sesuai dengan ketentuan tata perundang-undangan yang berlaku.
c. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu.
d. Menetapkan waktu, tanggal, dan tata cara pelaksanaan Pemilu.
e. Menetapkan nomor urut peserta Pemilu.
f. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan
pelaksanaan Pemilu.
g. Memberikan sanksi bagi peserta Pemilu yang melanggar ketentuan.
h. Menerima, meneliti, dan menetapkan calon Anggota BPM dan Ketua HIMAGE-ITS
yang berhak sebagai peserta Pemilu.
i. Membentuk dan mengkoordinasikan kerja PPU dan Panwaslu.
j. Menetapkan Daftar Pemilih Tetap.
k. Menetapkan keseluruhan hasil Pemilu.
l. Menyelesaikan dan memutuskan segala sengketa dan permasalahan yang berkaitan
dengan pelaksanaan Pemilu yang terjadi selama penyelenggaraan Pemilu.
m. Melakukan evaluasi pelaksanaaan Pemilu.

Pasal 13

KPU berkewajiban :

a. Memperlakukan peserta pemilu secara adil guna menyukseskan Pemilu.


b. Menyampaikan informasi kegiatan Pemilu kepada anggota HIMAGE-ITS.
c. Menindaklanjuti laporan Panwaslu mengenai pelanggaran tahapan Pemilu.
d. Memelihara arsip pemilu dan dokumen Pemilu serta mengelola barang inventaris KPU.
e. Mengumumkan setiap ketetapan yang dikeluarkan, selambat-lambatnya 1 hari setelah
ketetapan tersebut disahkan.
f. Menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan Pemilu kepada BPM HIMAGE-ITS dan
Ketua HIMAGE-ITS.

Pasal 14

Anggota KPU dapat berhenti dari jabatannya karena :

a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri.
c. Melanggar SOP.
d. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 11.

Pasal 15

1. Keuangan KPU bersumber dari anggaran pendapatan HIMAGE-ITS.


2. KPU wajib mengembalikan kelebihan dana kepada HIMAGE-ITS.
3. KPU wajib melaporkan keuangan Pemilu kepada BPM dan Ketua HIMAGE-ITS.
4. KPU mengelola keuangan dengan profesional dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan fungsinya.

Bagian Kedua

Panitia Pemilihan Umum

Pasal 16

1. PPU berfungsi sebagai fasilitator dalam proses dan pelaksanaan Pemilu serta
bertanggung jawab terhadap KPU.
2. Keanggotaan PPU terdiri atas 3 orang perwakilan tiap-tiap angkatan dari dua angkatan
termuda anggota biasa HIMAGE-ITS
3. Anggota PPU ditetapkan oleh KPU.
4. Susunan keanggotaan PPU terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dan anggota-
anggota.
5. Ketua PPU dipilih oleh anggota PPU.
6. Masa keanggotaan PPU adalah sampai berakhirnya masa keanggotaan KPU.
7. Ketentuan lebih lanjut mangenai PPU diatur oleh KPU.

Pasal 17

Untuk menjalankan fungsinya, PPU mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Mempersiapkan segala sarana atau prasarana keperluan untuk kelancaran Pemilu.


b. Bertanggung jawab pada saat pemungutan suara.
c. Melakukan rekapitulasi hasil perhitungan suara dan menyerahkan kepada KPU.
d. Membuat berita acara pemungutan dan perhitungan suara yang disampaikan kepada
KPU.
e. Melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban yang diatur oleh peraturan KPU.

Bagian Ketiga

Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu)

Pasal 18

1. Panwaslu bertugas mengawasi proses pelaksanaan Pemilu dan berwenang menerima


laporan apabila terdapat pelanggaran tahapan Pemilu HIMAGE-ITS.
2. Keanggotaan Panwaslu terdiri atas 1 orang perwakilan tiap-tiap angkatan dari tiga
angkatan termuda anggota biasa HIMAGE-ITS.
3. Keanggotaan Panwaslu sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 ditetapkan oleh KPU
sebelum tahapan Pemilu dimulai.
4. Panwaslu wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada
KPU.
5. Masa keanggotaan Panwaslu adalah sampai berakhirnya masa keanggotaan KPU.

Pasal 19

Untuk menjalankan fungsinya, Panwaslu mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Panwaslu bertugas mengawasi semua tahapan Pemilu.


2. Panwaslu berhak menerima laporan dugaan pelanggaran tahapan Pemilu dan
memberikan peringatan kepada pelaku pelanggaran secara langsung.
3. Melakukan verifikasi terhadap seluruh laporan dugaan pelanggaran tahapan Pemilu
sesuai dengan peraturan Pemilu.
4. Memberikan rekomendasi yang didasarkan atas fakta kronologis yang ditemukan
mengenai laporan dugaan pelanggaran tahapan Pemilu kepada KPU sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan.
5. Dalam adanya suatu pelanggaran terhadap Surat Ketetapan Ketua HIMAGE-ITS
mengenai Pemilu dan peraturan pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh KPU, Panwaslu
wajib memberikan berita acara kejadian kepada KPU.
6. Panwaslu berwenang mengusulkan kepada PPU untuk melaksanakan pengulangan
pemungutan suara dengan persetujuan KPU apabila terjadi :
a. Kecurangan.
b. Keadaan memaksa atau darurat.
7. Membuat dan menetapkan aturan-aturan teknis mengenai hal-hal yang dianggap perlu
sesuai dengan tugas dan kewenangannya serta tidak bertentangan dengan peraturan
Surat Ketetapan Ketua HIMAGE-ITS yang mengatur tentang Pemilu.

Pasal 20

Panwaslu berkewajiban memperlakukan dan menanggapi semua laporan mengenai dugaan


pelanggaran tahapan Pemilu dengan adil dan tidak diskriminatif.

BAB IV

PELAKSANAAN PEMILU

Bagian Pertama

Kampanye

Pasal 21

1. Dalam penyelenggaraan Pemilu, Peserta Pemilu yang terdaftar sebagai Calon Ketua
HIMAGE-ITS dan calon BPM HIMAGE-ITS wajib melakukan kampanye Pemilu.
2. Dalam kampanye Pemilu, anggota biasa HIMAGE-ITS memiliki kebebasan dalam
menghadiri kampanye.
3. Dalam kampanye yang berbentuk debat internal, wajib dihadiri anggota biasa
HIMAGE-ITS minimal 50%+1 dari jumlah anggota biasa HIMAGE-ITS.
4. Dalam kampanye yang berbentuk debat eksternal, wajib dihadiri anggota HIMAGE-
ITS minimal 50%+1 dari jumlah anggota biasa HIMAGE-ITS bila 2 X 15 menit
kemudian kuorum tidak terpenuhi maka debat tetap dimulai tanpa memperhatikan
kuorum.
5. Kegiatan kampanye dilakukan oleh Peserta Pemilu yang terdaftar sebagai Calon Ketua
HIMAGE-ITS maksimal 5 hari dan berakhir 1 hari sebelum pemungutan suara.
6. Materi kampanye Pemilu dapat berupa rencana strategis Calon Ketua HIMAGE-ITS.
7. Penyampaian materi kampanye Pemilu dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan
bersifat edukatif, tidak mengganggu jadwal perkuliahan, serta tidak mengandung unsur
suku, agama, ras, dan antar golongan.
8. Peraturan, jadwal, dan lokasi pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh KPU dengan
memperhatikan usul dari Peserta Pemilu.

Pasal 22

Bentuk kampanye Pemilu :

a) Pertemuan terbatas;
b) Tatap muka;
c) Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik;
d) Penyebaran bahan kampanye kepada umum;
e) Pemasangan alat peraga di tempat umum;
f) Debat; dan
g) Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

1. Dalam kampanye Pemilu, dilarang :


a. Menghina seseorang, agama, suku, ras golongan, dan ideologi Peserta Pemilu
yang lain.
b. Menghasut atau mengadu domba perseorangan, kelompok-kelompok
mahasiswa dan atau Peserta Pemilu yang lain.
c. Mengganggu keamanan dan ketertiban kampus.
d. Menggunakan kekerasan, mengancam untuk melakukan kekerasan atau
menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang atau sekelompok
mahasiswa dan atau Peserta Pemilu yang lain.
e. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu yang
lain.
f. Menggunakan fasilitas ibadah dan fasilitas perkuliahan, maupun forum ilmiah
dan keagamaan
g. Melakukan hal-hal yang melanggar kesusilaan dan kesopanan.
2. Ketentuan lebih lanjut tentang pemberian sanksi terhadap pelanggaran ketentuan ayat
1 di atas ditentukan oleh KPU.

Pasal 24

Tata cara kampanye Pemilu lebih lanjut diatur oleh ketetapan KPU.

Bagian Kedua

Pemungutan Suara

Pasal 25

1. Pemungutan suara untuk anggota BPM HIMAGE-ITS dan Ketua HIMAGE-ITS


dilakukan secara serentak selama tiga hari.
2. Dalam pemungutan suara, setiap anggota biasa HIMAGE-ITS yang terdaftar sebagai
Daftar Pemilih Tetap dapat memberikan hak pilihnya.
3. Hari, tanggal dan waktu pemungutan suara bagi pemilihan anggota BPM HIMAGE-
ITS dan Ketua HIMAGE-ITS ditetapkan oleh KPU.

Pasal 26

Setiap peserta Pemilu wajib mengirimkan TSK untuk menjadi saksi dengan menyerahkan surat
mandat dari peserta Pemilu yang terdaftar sebagai calon Ketua HIMAGE-ITS kepada PPU.

Pasal 27

1. Untuk memberikan suara dalam Pemilu, dibuat surat suara Pemilu calon anggota BPM
HIMAGE-ITS dan surat suara calon Ketua HIMAGE-ITS.
2. Surat suara Pemilu untuk anggota BPM HIMAGE-ITS dan Ketua HIMAGE-ITS,
memuat nomor, foto, dan nama calon anggota BPM HIMAGE-ITS dan Ketua
HIMAGE-ITS.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai surat suara ditentukan oleh KPU.

Pasal 28

1. Jumlah surat suara yang disediakan adalah sama dengan jumlah pemilih yang masuk
dalam daftar pemilih tetap ditambah 5% (lima persen) dari daftar pemilih tetap.
2. Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 digunakan sebagai cadangan
untuk mengganti surat suara yang rusak sebelum atau pada saat pemungutan suara.
3. Penggunaan surat suara tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dibuatkan berita
acara.
4. Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat 3 harus ditandatangani oleh ketua PPU
dan TSK yang hadir yang formatnya ditentukan oleh PPU.

Pasal 29

1. Pemungutan suara dilakukan di TPS pada hari pemungutan suara.


2. TPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditentukan di tempat yang mudah terjangkau
dan strategis serta menjamin setiap pemilih memberikan suaranya secara langsung,
bebas, dan rahasia.
3. Untuk keperluan pemungutan suara dalam pemilihan anggota BPM HIMAGE-ITS dan
Ketua HIMAGE-ITS disediakan kotak suara untuk tempat suara yang digunakan oleh
pemilih.
4. Lokasi, bahan, bentuk, kotak suara, dan tata letak TPS ditetapkan oleh KPU dengan
dibantu oleh PPU.

Pasal 30

Mekanisme pemungutan suara :

1. Pemberian suara dilakukan di TPS pada hari pemungutan suara.


2. Pemberian suara Pemilu untuk anggota BPM HIMAGE-ITS dilakukan dengan cara
memilih salah satu atau lebih calon anggota BPM HIMAGE-ITS.
3. Pemberian suara Pemilu untuk Ketua HIMAGE-ITS dilakukan dengan cara memilih
salah satu calon Ketua HIMAGE-ITS.
4. Di sekitar TPS dipasang contoh surat suara untuk pemilihan anggota BPM HIMAGE-
ITS, Ketua HIMAGE-ITS, dan alur pemilihan.
5. Tata cara pemberian dan pemungutan suara lebih lanjut ditentukan oleh KPU.

Pasal 31

Ketentuan teknis suara yang sah diatur lebih lanjut oleh KPU.

Bagian Ketiga

Penghitungan Suara

Pasal 32

1. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka oleh PPU setelah pemungutan suara
berakhir.
2. Penghitungan suara dilakukan di tempat yang ditetapkan oleh KPU.
3. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi, seluruh peserta
Pemilu, seluruh perangkat Pemilu, ada amggota biasa HIMAGE-ITS yang hadir dapat
menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara.
4. Penghitungan suara dapat dilakukan apabila dihadiri oleh 50%+1 dari jumlah anggota
biasa HIMAGE-ITS.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai penghitungan suara diatur oleh KPU.

Bagian Keempat

Gugatan

Pasal 33

1. Pelaksanaan gugatan dilakukan oleh TSK.


2. Pelaksanaan gugatan diajukan kepada KPU.
3. Pelaksanaan gugatan dilakukan paling lambat 1 x 12 jam setelah penghitungan suara.
4. Pelaksanaan gugatan dilakukan apabila terjadi penyimpangan yang dibahas pada bab 5
pasal 35 dan pasal 36.
5. Pelaksanaan gugatan seperti yang dimaksud pada pasal 33 ayat (3) dilengkapi alat
dan/atau dokumen bukti.
6. Keputusan hasil gugatan sepenuhnya wewenang KPU.
Bagian Kelima

Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilu

Pasal 34

1. Calon Anggota BPM ditetapkan menjadi Anggota BPM jika memperoleh hasil suara
terbanyak dengan jumlah 10% dari tiap dua angkatan anggota termuda.
2. Pelaksanaan penetapan hasil Pemilu dilakukan oleh KPU.
3. Pelaksanaan penetapan hasil penghitungan suara dilakukan di tempat dan keadaan yang
memungkinkan sehingga semua yang hadir dapat menyaksikan penetapan hasil
penghitungan suara.
4. Dalam pelaksanaan penetapan hasil penghitungan suara, dihadiri oleh saksi dan peserta
Pemilu, seluruh perangkat Pemilu, anggota biasa HIMAGE-ITS dan/atau dihadiri oleh
civitas akademika Teknik Geomatika ITS
5. Penetapan hasil Pemilu dilakukan paling lambat 1x24 jam setelah pelaksanaan gugatan.
6. Setelah hasil penghitungan suara ditetapkan, PPU mengumumkan hasil kepada seluruh
anggota HIMAGE-ITS paling lambat 1x24 jam setelah penetapan hasil penghitungan
suara.

BAB V

PENGHITUNGAN DAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG

Pasal 35

1. Penghitungan ulang suara dilakukan apabila terdapat penyimpangan sebagai berikut :


a. Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
b. Saksi dan/atau peserta Pemilu, seluruh perangkat Pemilu, dan anggota
HIMAGE-ITS yang hadir tidak dapat menyaksikan proses penghitungan secara
jelas; dan/atau
c. Terjadi inkonsistensi dalam penghitungan surat suara yang sah dan surat suara
yang tidak sah.
2. Pelaksanaan penghitungan ulang suara dilakukan di tempat dan keadaan yang
memungkinkan anggota HIMAGE-ITS dapat hadir.

Pasal 36

1. Pemungutan suara dapat diulang apabila :


a. Terjadi kerusuhan yang menyebabkan proses pemungutan suara terhenti.
b. Pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali.
c. Kejadian lain yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat
digunakan oleh KPU.
2. Pemungutan suara ulang dilaksanakan selambat-lambatnya 3 hari sesudah hari
pemungutan suara.

BAB VI

SANKSI

Pasal 37

1. Calon dan/atau peserta Pemilu yang melanggar peraturan yang dibentuk oleh KPU akan
mendapat sanksi yang berlaku.
2. Sanksi yang dimaksud pada ayat 1 adalah sanksi yang terdapat pada peraturan KPU
yang telah disetujui oleh Ketua HIMAGE-ITS dan BPM HIMAGE-ITS.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 38

1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan perundang-undangan ini akan diatur lebih
lanjut dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang Pemilu HIMAGE-ITS
oleh KPU.
2. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai