Anda di halaman 1dari 13

RESUME PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing: Hj. Ainun Sajidah,S.Kep, Ns, M. Biomed

Oleh:
Elmira Yanuarti

NIM P07120118060

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEPERAWATAN

DIPLOMA III

2020
A. Pengertian
Pendidikan merupakan segala upaya yg direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yg diharapkan oleh pelaku pendidikan. Salah satu
bentuk pemecahan masalah kesehatan ialah dengan pendekatan pendidikan.
Sedangkan pendidikan kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit
atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
serta fungsi dan prosesnya. (Depkes, 2001).

B. Unsur Terkait dan Tujuan


Unsur-unsur pendidikan kesehatan meliputi input (Sasaran pendidikan
: individu, kelompok, masyarakat & pendidik atau pendidikan), proses (upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan
apa yang diharapkan). Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi : untuk
memberikan informasi/pengetahuan tentang reproduksi. Sehingga dapat
mengetahui fungsi organ reproduksi yang mengalami perubahan secara fisik
dan juga perubahan psikologis sesuai dengan kehidupan di lingkungan sosial
budayanya. (Devy, dkk 2001).

C. Tugas Perawat dalam Perubahan Perilaku Kesehatan


Dalam hal ini tugas perawat dibagi atas 7 fase, antara lain:
1. Fase pre kontemplasi. klien tidak memiliki kesadaran untuk berubah.
Promosi kesehatan pada fase ini difokuskan pada peningkatan kesadaran
terhadap perilaku tidak sehat .
2. Fase mulai terjadi perubahan perilaku. Klien sudah memiliki motivasi
untuk berubah. Mendorong klien kearah perubahan merupakan tindakan
yang sesuai
3. Fase Komitmen. Klien memiliki niat serius untuk berubah. Pada fase
ini petugas membantu menerjemahkan niat menjadi rencana tindakan,
strategi mengatasi masalah dan mengidentifikasi sumber-sumber yang
mendukung. Buat jadwal perubahan perilaku dan review kemajuan secara
periodik.

4. Fase Tindakan adalah Klien mengubah perilakunya. Dukungan selama


fase ini dapat berupa konsultasi teratur, kelompok pendukung melalui teman,
keluarga, telpon.
5. Fase Maintenens. Klien berusaha menjaga perilaku barunya. Strategi
koping yang telah diidentifikasi sebelumnya sangat diperlukan. Dukungan
yang berkelanjutan hal yang vital karena sebagian besar klien gagal pada
awal fase ini.

6. Fase Relaps. Klien kembali ke perilaku lamanya. Petugas kesehatan


harus mengidentifikasi alasan terjadinya relaps dan mengarahkan lagi ke fase
kontemplasi. Rata-rata perokok memerlukan 3 kali siklus sebelum berhasil
berubah perilakunya.

7. Fase Keluar. Fase dimana perubahan perilaku kesehatan telah terjadi


dan dapat dijaga kelanjutannya.

D. Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Wanita


1. Disarankan agar kaum wanita membersihkan bagian luar vagina setelah
buang air kecil atau air besar, sebaiknya menggunakan air bersih dengan
arah dari depan ke belakang.
2. Ketika haid atau menstruasi, anda disarankan sering mengganti pembalut
terutama pada hari-hari yang banyak darah. Ini karena darah merupakan
media yang paling sesuai untuk kuman berkembangbiak.
3. Hindari douching, yaitu memasukan jari atau ejakulasi ke dalam vagina
dengan tujuan membersihkan bagian dalam vagina. memicu iritasi.
4. Hindari menggunakan sabun pembersih vagina karena dapat menimbulkan
efek samping dan mangubah PH vagina, menyebabkan kekeringan, iritasi
dan akan menjadi gatal.
5. Lakukan pembersihan dengan menggunakan air pada alat kelamin baik itu
suami ataupun istri ketika akan dan setelah melakukan hubungan badan
untuk menjamin kesehatan yang optimal.
6. Lakukan buang air kecil setelah setengah jam sesudah hubungan seksual
agar mengurangi resiko infeksi pada kandung kemih.
7. Ganti celana dalam minimal 2 kali sehari, dan apabila anda mengalami
keputihan/celana basah segera ganti.
8. Periksakanlah keputihan anda jika warna dari keputihan tidak normal,
keputihan yang terjadi di luar waktu-waktu /hari sebelum haid, ketika
mengalami gairah hubungan seksual, kehamilan dan klimakterium atau
setelah menopause) disertai bau tidak sedap, warna yang kuning atau
kehijau-hijauan dan rasa gatal yang berlebihan
E. Pencegahan Kanker
1. Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup
nutrisi dan bergizi
2. Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
3. Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
4. Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini
5. Hindari berhubungan intim saat usia dini
6. Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti apalagi
diikuti dengan hubungan intim.
7. Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun
sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim
8. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya
melakukan vaksinasi HPV
9. Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta
karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin c dan e.

Cara mencegah kanker adalah dengan menerapkan hal-hal berikut:


1. Tidak merokok;
2. Menghindari sengatan sinar matahari;
3. Mengikuti pemeriksaan massal penyakit kanker jika ada kesempatan;
4. Memakan makanan sehat;
5. Membatasi konsumsi minuman beralkohol;
6. Memperhatikan peraturan keselamatan di tempat kerja dimana
berhadapan dengan bahan kimia, radiasi, dan bahaya lainnya dapat
meningkatkan resiko terkena kanker.

Sedangkan solusi bagi penderitanya antara lain:


1. Metode pertama adalah usaha preventif primer. mencakup edukasi
untuk mengurangi perilaku seksual berisiko tinggi seperti berhubungan
seksual dengan banyak pasangan, menikah di usia dini, melahirkan anak
di usia muda, dan merokok, Vaksin HPV.
2. Pencegahan sekunder mencakup deteksi dini dan tatalaksana lesi
prekanker yang sangat sederhana, mudah, dan efektif. Kata kuncinya
adalah cakupan skrining massal untuk mendeteksi lesi pre kanker. seperti
Pap smear dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Tes Pap smear
tetap menjadi standard utama.
3. Pencegahan tersier seperti tatalaksana untuk kanker seperti terapi bedah
dan radiasi. Pemilihannya tergantung pada stadium kanker.

F. Kanker Serviks dan Kanker Payudara

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim.
Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru
muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam banyak kasus, kanker serviks
terkait dengan infeksi menular seksual. Serviks adalah bagian bawah rahim yang
terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau
mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat
berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk
menjaga janin tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan
berlangsung. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan
pada wanita, selain kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang dirilis WHO pada
tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian pada wanita di Indonesia disebabkan
oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10% terjadi karena kanker serviks.
Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya terjadi 15000 kasus
kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia.

Deteksi jenis kanker serviks yang diderita pasien akan membantu dokter
dalam memberikan penanganan yang tepat. Jenis kanker serviks terbagi dua, yaitu:

 Karsinoma sel skuamosa (KSS). KSS adalah jenis kanker serviks yang paling
sering terjadi. KSS bermula pada sel skuamosa, yaitu sel yang melapisi bagian
luar leher rahim.
 Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks ini bermula pada sel kelenjar pada
saluran leher rahim.

Pada kasus yang jarang, kedua jenis kanker serviks di atas dapat terjadi secara
bersamaan. Selanjutnya tahap atau stadium digunakan untuk menjelaskan tingkat
penyebaran kanker. Semakin tinggi stadium kanker, maka semakin luas
penyebarannya. Berikut ini adalah stadium kanker serviks berdasarkan
penyebarannya:

1. Stadium 1
Sel kanker tumbuh di permukaan leher rahim, tetapi belum menyebar ke luar
rahim. Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah
bening di sekitarnya, namun belum menyerang organ di sekitarnya. Ukuran
kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm.

2. Stadium 2

Kanker sudah menyebar ke rahim, namun belum menyebar hingga ke bagian


bawah vagina atau dinding panggul. Terdapat kemungkinan kanker sudah
menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun belum menyerang
organ di sekitarnya. Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm.

3. Stadium 3

Kanker sudah menyebar ke bagian bawah vagina, serta menekan saluran


kemih dan menyebabkan hidronefrosis. Terdapat kemungkinan kanker sudah
menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun belum menyerang
organ di sekitarnya.

4. Stadium 4

Kanker telah menyebar ke organ lain, seperti kandung kemih, hati, paru-paru,
usus, atau tulang.

Penelitian mengungkapkan bahwa angka harapan hidup pada penderita kanker


serviks tergantung stadium yang dialami. Meskipun demikian, angka harapan hidup
hanya hitungan persentase penderita yang masih hidup, lima tahun setelah didiagnosis
menderita kanker serviks.

Sebagai contoh, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita
bertahan hidup 5 tahun setelah terdiagnosis kanker serviks. Perlu diketahui, banyak
penderita yang hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis kanker serviks. Berikut
adalah angka harapan hidup pada penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang
dialami:

 Stadium 1 – 80-93%
 Stadium 2 – 58-63%
 Stadium 3 – 32-35%

 Stadium 4 – 15-16%

Sedangkan kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di


jaringan payudara. Kanker bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu
(lobulus), atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting
payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam
payudara. Kanker payudara terbentuk saat sel-sel di dalam payudara tumbuh tidak
normal dan tidak terkendali. Sel tersebut umumnya membentuk tumor yang terasa
seperti benjolan. Meski biasanya terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa
menyerang pria.

Kanker payudara yang paling umum terjadi, terbagi dalam beberapa jenis.

 Ductal carcinoma in situ. Kanker ini tumbuh di duktus, dan tidak menyebar ke


jaringan sekitarnya. Jenis kanker ini termasuk kanker stadium awal dan
mudah diobati. Namun demikian, kanker ini bisa menyebar ke jaringan
sekitarnya jika tidak segera ditangani.
 Lobular carcinoma in situ. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus. Sama
seperti ductal carcinoma in situ, kanker ini tidak menyebar ke jaringan
sekitarnya.

 Invasive ductal carcinoma. Kanker ini tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke


jaringan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. Jenis
kanker ini terjadi pada 70-80% kasus kanker payudara.

 Invasive lobular carcinoma. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus dan bisa


menyebar ke jaringan sekitarnya. Kanker ini terjadi pada 10% kasus kanker
payudara.

Sedangkan jenis kanker payudara yang jarang terjadi adalah

 Angiosarcoma. Adalah jenis kanker yang tumbuh di pembuluh darah dan


saluran getah bening di payudara.
 Penyakit Paget. Penyakit Paget merupakan kanker yang tumbuh di puting
payudara, lalu meluas ke area hitam di sekitar puting (areola).
 Tumor phyllodes. Jenis kanker yang jarang ini tumbuh di jaringan ikat
payudara yang disebut stroma.

 Inflammatory breast cancer. Adalah jenis kanker payudara yang jarang,


namun berkembang cepat dan menyumbat saluran getah bening, sehingga
membuat payudara tampak meradang seperti infeksi.

 Triple negative breast cancer. Adalah jenis kanker yang menunjukkan hasil


negatif pada pemeriksaan keberadaan reseptor hormon estrogen (ER), reseptor
hormon progesterone (PR), dan reseptor protein HER-2 pada jaringan kanker,
yang biasanya positif pada kanker payudara.

Gejala dan Penyebab Kanker Payudara

Kanker payudara seringkali sulit terdeteksi di tahap awal karena ukurannya


yang kecil. Benjolan baru dapat teraba jika ukurannya cukup besar. Meski demikian,
tidak semua benjolan di payudara berarti kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan
penting dilakukan guna memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan.

Belum diketahui apa yang menyebabkan sel kanker tumbuh di payudara.


Tetapi ada sejumlah faktor yang bisa membuat seseorang berisiko terkena penyakit
ini. Misalnya mengalami menstruasi pada usia yang terlalu muda atau terlalu tua, dan
memiliki anggota keluarga yang juga menderita kanker payudara.

Cara Mengobati dan Mencegah Kanker Payudara

Kanker payudara bisa diobati dengan beberapa cara, tergantung kepada


kondisi penderita dan jenis kanker payudara itu sendiri. Upaya pengobatan itu
meliputi:

 Terapi radiasi
 Terapi hormon

 Kemoterapi

 Prosedur bedah
Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara
secara mandiri atau pemeriksaan oleh petugas medis. Pemeriksaan harus dilakukan
secara rutin bila Anda berisiko terserang kanker payudara. Selain itu, disarankan
untuk berolahraga secara rutin dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

G. Manfaat Radioterapi untuk Pengobatan Kanker


Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menakutkan. Salah
satu pengobatan yang dilakukan adalah radioterapi atau terapi radiasi dengan
memanfaatkan sinar sebagai energi intensif membunuh sel kanker.

Terapi radiasi pada umumnya menggunakan kekuatan X-ray, namun bisa juga


memanfaatkan kekuatan proton atau jenis energi lain. Terapi radiasi berfungsi
merusak sel kanker dengan menghancurkan materi genetika sel yang mengontrol
pertumbuhan dan pembelahan diri sel kanker.

(Gambar 1. Radioterapi)
Sebagian besar penderita kanker akan menerima terapi radiasi sebagai bagian dari
pengobatan. Radioterapi dimanfaatkan oleh para dokter untuk membantu pengobatan
hampir semua jenis kanker. Terapi radiasi ini juga berguna dalam mengobati
beberapa jenis tumor jinak. Berikut adalah beberapa alasan mengapa radioterapi
dilakukan:

 Sebagai satu-satunya jenis pengobatan untuk kanker.


 Kombinasi dengan jenis pengobatan lain seperti kemoterapi untuk
menghancurkan sel kanker.

 Menghentikan pertumbuhan sel kanker yang masih ada setelah operasi (terapi
adjuvant).

 Memperkecil ukuran kanker sebelum operasi (terapi neoadjuvant).

 Pada kanker stadium lanjut, guna meringankan gejala yang disebabkan oleh
kanker.

Jenis Pengobatan Radioterapi

Secara umum ada dua jenis radioterapi yang digunakan untuk pengobatan
kanker, yaitu:

 Radioterapi eksternal. Radioterapi eksternal adalah tipe yang paling umum


dari radioterapi. Sebuah mesin akan memancarkan radiasi, biasanya X-
ray intensitas tinggi. Radiasi akan diarahkan pada bagian tubuh yang terkena
kanker. Tiap sesi biasanya membutuhkan waktu sekitar 10-30 menit. Anda
tidak akan merasa sakit atau kepanasan selama terapi.

 Radioterapi internal. Ada dua cara radioterapi internal yang umumnya


dilakukan, yaitu :

 Implan. Umumnya implan akan ditempatkan pada bagian tubuh yang


terkena kanker atau di dekatnya. Ukuran dan bentuk implan sangat
beragam dengan materi radioaktif yang berbeda-beda. Terutama
digunakan untuk kanker pada rahim, rektum, serviks, prostat, mulut dan
leher.
 Cairan. Dengan cara meminum cairan yang mengandung iodin
radioaktif. Misalnya untuk pengobatan kanker tiroid. Kandungan iodin
radioaktif akan diserap oleh aliran darah, kemudian diserap oleh sel-sel
tiroid baik yang terkena kanker atau normal. Iodin kemudian akan
terkumpul dan menghancurkan sel-sel pada tiroid..

Selain itu, terdapat beberapa metode baru radioterapi yang digunakan untuk
memerangi sel kanker.

 Radioterapi yang dipandu pencitraan atau image-guided radiotherapy (IGRT),


yang memungkinkan radiasi lebih akurat mengarah pada sel kanker.
 Radioterapi dengan intensitas termodulasi atau Intensity Modulated Radiation
Therapy (IMRT) yang terutama berguna untuk pengobatan kanker pada
bagian kepala dan leher.

 Stereotactic radiotherapy (SRT) yang dapat digunakan dengan mengarahkan


pada kanker yang berukuran kecil.

 Terapi sinar proton atau proton beam therapy yang juga dapat meminimalisasi


jaringan sehat untuk terkena radiasi berkat akurasi yang tinggi terhadap
kanker saja.

Mempertimbangkan Risiko Efek Samping

Efek samping radioterapi tergantung kepada bagian tubuh mana yang terkena
radiasi dan seberapa banyak intensitas yang digunakan. Mungkin saja seseorang tidak
mengalami efek samping, sementara yang lain mengalami beberapa efek samping
secara sekaligus. Sebagian besar efek samping bersifat sementara, mampu
dikendalikan, dan yang terpenting akan segera hilang setelah terapi selesai.

 Kepala dan leher. Radioterapi yang dilakukan di sekitar kepala dan leher,
kemungkinan efek samping antara lain kondisi mulut kering, air liur yang
mengental, sakit tenggorakan, sulit menelan, perubahan rasa pada makanan
yang dikonsumsi, mual, sariawan, dan kerusakan pada gigi.
 Dada. Terapi radiasi yang dilakukan pada bagian dada dapat menyebabkan
efek samping berupa batuk, napas yang pendek, dan kesulitan menelan.
 Perut. Di bagian perut, efek samping yang terjadi biasanya mual, muntah, dan
diare.

 Panggul. Efek samping dapat berupa iritasi kandung kemih, sering buang air
kecil, diare, dan disfungsi seksual sebagai efek dari terapi radiasi yang
dilakukan di sekitar panggul.

Selain itu ada juga risiko yang umum dikeluhkan setelah terapi radiasi, antara
lain kerontokan pada rambut, iritasi kulit di lokasi terapi, dan rasa lelah. Efek tersebut
biasanya akan berkurang beberapa hari atau minggu setelah pengobatan selesai.
Meski jarang terjadi, radioterapi juga memiliki kemungkinan dampak jangka panjang.
Misalnya pengobatan pada bagian kelamin atau panggul berisiko menyebabkan
kemandulan yang permanen.

Hal-hal yang Harus Dipersiapkan

Sebelum Anda menjalani terapi radiasi sinar eksternal, tim medis akan
memberikan panduan dalam sebuah proses perencanaan untuk memastikan bahwa
radiasi sampai ke lokasi bagian tubuh yang membutuhkannya secara tepat. Umumnya
perencanaan meliputi:

 Simulasi radiasi. Selama simulasi, tim terapi radiasi akan meminta Anda


berbaring dengan posisi yang membuat Anda nyaman. Bantal dan pembatas
digunakan untuk memastikan posisi Anda tidak berubah selama terapi.
Kemudian bagian tubuh Anda yang akan diterapi akan ditandai.
 Rencana pemindaian. Tim terapi radiasi akan melakukan pemindaian
dengan alat tomografi terkomputerisasi atau CT-scan untuk menentukan luas
bagian tubuh yang memerlukan radiasi.

Setelah proses perencanaan, tim radioterapi akan memutuskan jenis radiasi


dan dosis yang akan pasien terima berdasarkan jenis dan stadium kanker, kesehatan
pasien secara menyeluruh, dan alasan dilakukannya radioterapi. Fokus dan dosis
radioterapi yang tepat penting untuk memaksimalisasi efek radiasi dalam
menghancurkan sel-sel kanker sekaligus meminimalisasi efek-efek yang dapat
merugikan. Sekitar empat dari sepuluh kasus kanker berhasil disembuhkan dengan
menggunakan radioterapi sebagai bagian dari pengobatan. Namun hasil dari
radioterapi tergantung dari jenis dan tahap kanker serta pengobatan lain yang Anda
terima. Pengobatan kanker dengan tepat sangat penting dilakukan oleh ahli medis
yang terpercaya. Iringi juga dengan menerapkan pola hidup sehat, berpikiran
positif dan upayakan tetap aktif bergerak selama proses penyembuhan kanker.

H. Pendidikan Kesehatan Untuk Pasien Kemoterapi


Pasien harus makan makanan bergizi. Protein yang tinggi seperi telur: untuk
meningkatkan albumin dan leukosit. Banyak makan buah-buahan. Karena sifat obat
kemoterapi adalah panas, jadi banyak makan buah-buahan akan membantu anda
untuk BAB. Makan makanan yang berfungsi untuk mengurangi efek samping
kemoterapi. trombosit turun jadi harus sering makan makanan yang dapat menambah
trombosit (jus jambu merah atau rebusan daun singkong). Banyak makan sarang
burung/protein sejenisnya. Makan sarang burung mitosnya dapat meningkatkan
kondisi badan. Selanjutnya kontak dokter pada kondisi darurat.

Sumber : Alodokter

Anda mungkin juga menyukai