Anda di halaman 1dari 9

NFECE 3 (2) (2014)

Journal of Non Formal Education and


Community Empowerment
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc

PERSEPSI DAN PARTISIPASI ORANG TUA TERHADAP LEMBAGA PAUD


SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN UNTUK ANAK USIA DINI
(STUDI PADA ORANG TUA DI DESA TRAGUNG KECAMATAN
KANDEMAN KABUPATEN BATANG)

Shohaiva Nugraheni  Fakhruddin

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dan partisipasi orang tua terhadap lembaga PAUD di
Diterima Agustus 2014 Desa Tragung Kecamatan Kandeman, serta faktor yang mempengaruhi partisipasi orang tua terhadap lembaga
Disetujui September 2014 PAUD. Subjek Penelitian dilakukan terhadap 6 orang tua di Desa Tragung Kecamatan Kandeman yang memiliki
anak usia 2-4 tahun dan 2 informan, yaitu kepala desa dan tokoh masyarakat. Penelitian ini mengunakan
Dipublikasikan Oktober
pendekatan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara,
2014
observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dan menggunakan analisis data
________________ kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini dan
Keywords: lembaga PAUD masih rendah. Partisipasi orang tua terhadap lembaga PAUD juga masih rendah. Orang tua yang
Perception; Participation; menyekolahkan anaknya di lembaga PAUD berpartisipasi secara langsung dengan menjadi wali murid, sedangkan
orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya di lembaga PAUD tidak berpartisipasi, baik secara langsung
Parents; Early Childhood
maupun tidak langsung. Dari penelitian ini diketahui faktor yang mempengaruhi partisipasi orang tua terhadap
Education; Early Childhood.
lembaga PAUD sebagai tempat pendidikan anak usia dini yaitu pendidikan/pengetahuan, keadaan ekonomi,
____________________ lingkungan, dan sosialisasi. Saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya sosialisasi tentang pentingnya
PAUD kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan di usia
dini. Selain dari pada itu, perlu adanya peraturan mengenai wajib belajar di usia dini.
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research is to know the perceptions of and participation of parents, early childhood education Institute in the
village of Tragung, Kandeman, as well as the factors that affect the participation of the parents of early childhood education.
This research was conducted against 6 parents in the village of Tragung sub-district of Kandeman who have children aged 2-4
years and 2 informants, the village head and community leaders. This research using qualitative research approaches. The data
collection method used is the method of interviewing, observation, and documentation. The validity of the data using
triangulation techniques and the use of qualitative data analysis. The results showed that perceptions of parents, early childhood
education and early childhood education is still low. The participation of the parents of early childhood educational institutions
also remained low. Parents who send children in early childhood education institutions participate directly by becoming
caregivers, while parents who did not send his son in early childhood education institutions do not participate, either directly or
indirectly. From this research are known factors that affect the participation of the parents of early childhood educational
institution, namely education/knowledge, State of the economy, the environment, and socialization. The suggestion that the
author can give is the need for the dissemination of the importance of early childhood education to communities to increase
knowledge of parents about the importance of education at an early age. In addition, the need for regulation on compulsory
education at an early age.
© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6331
Gedung A2 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ariyani05novi@gmail.com

49
Shohaiva Nugraheni /NFECE 3 (2) (2014)

PENDAHULUAN yang akan dimilikinya setelah dewasa. Pada


waktu anak berusia enam tahun, ia telah
Pendidikan merupakan hal yang sangat mencapai dua pertiga inteligensi yang akan
penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan dimilikinya pada usia 17 tahun (Santoso, 2002:5).
manusia. Pendidikan berfungsi membentuk Jadi, perkembangan anak sampai usia 17 tahun
kepribadian dan memahami ilmu pengetahuan. lebih banyak dibentuk oleh perkembangan
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk sebelum usia empat tahun. Oleh karena itu, usia
baik atau buruknya pribadi manusia. Menyadari dini juga disebut “Golden Age” atau usia emas
akan hal tersebut, pemerintah sangat serius karena perkembangannya yang luar biasa. Ini
menangani bidang pendidikan, sebab dengan berarti pendidikan pada usia dini merupakan
sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul pendidikan yang vital bagi perkembangan
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berikutnya. Hal ini menjadi salah satu alasan
mampu menyesuaikan diri untuk hidup mengapa anak usia dini perlu mendapatkan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. pendidikan yang sesuai dengan usia mereka.
Handerson mengemukakan pendidikan Namun, karena beberapa faktor tidak semua
merupakan hal yang tak bisa dielakkan oleh anak usia dini dapat memperoleh kesempatan
manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak untuk merasakan pendidikan tersebut, meski
terjadi, karena pendidikan itu membimbing sebenarnya itu adalah hak mereka.
generasi muda untuk mencapai generasi yang Hasil identifikasi UNESCO yang
lebih baik (Munib, 2004:12). Dalam sistem dikemukakan Martuti (2010:4), memberikan
pendidikan nasional, peserta didik terdiri dari empat alasan tentang pentingnya Pendidikan
semua warga negara, dengan arti bahwa semua Anak Usia Dini (PAUD), yaitu : 1) PAUD
satuan pendidikan yang ada harus memberikan merupakan fondasi awal dalam meningkatkan
kesempatan kepada semua warga negara yang kemampuan anak untuk menyelesaikan
memenuhi persyaratan tertentu sesuai pendidikan yang lebih tinggi, menurunkan angka
kekhususannya tanpa membedakan status sosial, mengulang kelas dan angka putus sekolah (alasan
ekonomi, agama, suku bangsa, atau yang lainnya pendidikan); 2) PAUD merupakan investasi yang
untuk menjadi peserta didiknya. menguntungkan bagi pribadi anak, keluarga,
Pendidikan nasional sangat berperan maupun masyarakat (alasan ekonomi); 3) PAUD
bagi pembangunan manusia karena dapat merupakan salah satu upaya untuk
menginvestasikan perwujudan manusia menghentikan roda kemiskinan (alasan sosial); 4)
Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter, PAUD merupakan hak setiap anak (sebagai
produktif, dan berdaya saing sehingga dapat warga negara) untuk memperoleh pendidikan
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan yang dijamin oleh negara (alasan hak/hukum).
rakyat (Sutarto, 2007:5). Mengingat begitu PAUD merupakan bagian dari Ilmu Pendidikan
penting dan strategisnya pengembangan sumber yang secara spesifik mempelajari pendidikan
daya manusia yang berkualitas, maka hadirlah anak usia 0-8 tahun. Perkembangan yang pesat
suatu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang menjadikan PAUD sebagai disiplin ilmu yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan multi dan interdisipliner (Suyanto, 2003:24).
yang dimulai dari usia dini (Putri, 2012:3). Artinya, PAUD merupakan suatu disiplin ilmu
Pentingnya pendidikan bagi anak usia dini telah yang terdiri atas banyak ilmu yang saling terkait,
menjadi perhatian para pakar pendidikan sejak seperti; ilmu pendidikan, ilmu psikologi
lama. Berbagai hasil penelitian menyimpulkan perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu
bahwa perkembangan anak yang diperoleh pada sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu olah raga, dan
usia dini sangat mempengaruhi perkembangan ilmu bidang studi. Dasar keilmuan PAUD yang
pada tahap berikutnya. Berdasarkan hasil saling terikat ini dibutuhkan sebagai salah satu
penelitian Benyamin S. Bloom, pada usia empat aspek dasar yang membantu dalam proses
tahun seorang anak sudah membentuk inteligensi pelaksanaan dan pembentukan lembaga PAUD.

50
Shohaiva Nugraheni /NFECE 3 (2) (2014)

Program PAUD kini telah banyak Saat ini kesadaran orang tua akan
diselenggarakan oleh masyarakat maupun PAUD sudah menunjukkan peningkatan. Data
pemerintah. Kesadaran dan kepedulian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk mencatat pada rentang 2005-2011 terjadi
anak usia dini pun kini semakin baik. Berbagai peningkatan jumlah PAUD dari semula 21,2%
bentuk lembaga PAUD mulai bermunculan (2007) menjadi 34,54% (2011). Peningkatan itu
dengan segala kekhasannya, seperti Bina juga dibarengi dengan penyebaran PAUD di
Keluarga Balita (BKB), Posyandu, Kelompok seluruh wilayah Indonesia. Namun, ada
Bermain (Play Group), Tempat Penitipan Anak beberapa permasalahan yang menjadi kendala
(TPA), dan di jenjang pendidikan formal ada dalam PAUD. Analisis Suryani (2007:2) dalam
Taman Kanak-kanak (TK). Memang PAUD artikelnya yang berjudul “Analisis Permasalahan
bukanlah satu-satunya yang paling penting bagi pendidikan Anak Usia Dini”, disebutkan bahwa
kesuksesan seorang anak di masa depan, namun masalah-masalah yang timbul dalam lembaga-
hal tersebut merupakan satu diantara banyak hal lembaga PAUD di Indonesia antara lain : belum
penting yang harus diperhatikan. Karena terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan
kematangan pendidikan sejak usia dini sangat PAUD, kurangnya kualitas dan kuantitas guru
berpengaruh bagi perkembangan anak dari atau pamong PAUD, kurangnya mutu PAUD,
berbagai aspek kecerdasan. Selain itu dengan kurangnya animo masyarakat atau kesadaran
pendidikan anak usia dini, anak akan menjadi orang tua akan urgensi PAUD, dan kebijakan
lebih matang dan siap dalam menghadapi dunia pemerintah tentang PAUD yang belum
sekolah. memadai.
PAUD tidak lepas dari peran orang tua Peran orang tua dan masyarakat dalam
atau keluarga. Keluarga merupakan pendidikan PAUD sangat besar. Keberhasilan pelaksanaan
yang pertama dan utama dalam masyarakat, PAUD salah satunya dipengaruhi oleh partisipasi
karena dalam keluargalah manusia dilahirkan orang tua dan masyarakat. Pelaksanaan PAUD
dan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi akan berjalan dengan baik apabila orang tua dan
serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga masyarakat memahami pentingnya pendidikan
akan selalu mempengaruhi tumbuh dan untuk anak usia dini. Namun, hal ini tidak sejalan
berkembangnya watak, budi pekerti, dan dengan kenyataannya. Orang tua dan
kepribadian tiap-tiap manusia. Bagi orang tua, masyarakat belum semuanya menyadari
anak merupakan harapan di masa mendatang. pentingnya PAUD, juga belum semua lembaga
Setiap orang tua hampir tidak ada yang layanan pengembangan anak usia dini yang telah
membantah bahwa anak adalah investasi yang ada di masyarakat dimanfaatkan untuk layanan
tak ternilai harganya. Kesuksesan anak di masa PAUD. Studi pendahuluan yang telah dilakukan
mendatang adalah kebanggaan bagi orang melalui wawancara dengan salah satu tokoh
tuanya. Namun, kesuksesan seorang anak tidak masyarakat pada tanggal 9 Maret 2014
akan tercapai jika tidak ditunjang pula dengan mengungkapkan banyak orang tua dan
pendidikan yang baik. Maka dari itu, sudah masyarakat yang tidak peduli dengan adanya
selayaknya orang tua harus mempersiapkan lembaga PAUD di Desa Tragung. Mereka
pendidikan bagi anaknya sedini mungkin. Pada berfikir bahwa pelaksanaan dan segala hal yang
kenyataannya, masih banyak orang tua yang berkaitan dengan lembaga PAUD adalah
belum menyadari pentingnya pendidikan bagi tanggungjawab pendidik dan penyelenggara
anak mereka, terutama PAUD. Padahal PAUD. Hal ini yang menjadi salah satu
pendidikan untuk anak usia dini sangat penyebab kurang berkembangnya layanan
mempengaruhi perkembangan anak di masa lembaga PAUD yang sudah ada di Desa
mendatang seperti yang sudah dijelaskan Tragung.
sebelumnya. Permasalahan yang telah dipaparkan di
atas menjadi fenomena yang memprihatinkan,

51
Shohaiva Nugraheni /NFECE 3 (2) (2014)

mengingat begitu pentingnya PAUD bagi PAUD atau sekolah, tapi juga di dalam keluarga.
perkembangan anak. Permasalahan tersebut juga Orang tua menganggap bahwa pendidikan di usia
terjadi di Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, dini tidak terlalu penting. Menurut mereka anak
Kabupaten Batang. Partisipasi orang tua untuk usia dini hanya bisa bermain saja, sulit jika harus
menyekolahkan anak mereka di lembaga PAUD bersekolah. Hal ini disebabkan karena orang tua
masih sangat rendah. Dari jumlah 94 anak usia 2- tidak mengetahui manfaat pendidikan bagi
4 tahun yang ada di Desa Tragung, hanya 18 perkembangan anak di usia dini.
anak yang memperoleh pendidikan di lembaga Persepsi orang tua terhadap lembaga
PAUD. Mereka lebih memilih mengasuh anak PAUD sebagai tempat pendidikan untuk anak
mereka di rumah dari pada menyekolahkannya usia dini yaitu orang tua sudah mengetahui
di lembaga PAUD. Berdasarkan uraian yang bahwa lembaga PAUD sudah banyak berdiri di
telah dikemukakan, peneliti tertarik mengangkat sekitar lingkungan mereka, baik orang tua yang
suatu penelitian dengan judul “Persepsi dan menyekolahkan anaknya di lembaga PAUD
Partisipasi Orang Tua terhadap Lembaga PAUD maupun yang tidak. Namun, lembaga PAUD
sebagai Tempat Pendidikan untuk Anak Usia yang mereka ketahui adalah Kelompok Bermain
Dini (Studi pada Orang Tua di Desa Tragung (KB) atau sejenisnya, yaitu yang termasuk dalam
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang).” pendidikan nonformal. Perlunya lembaga PAUD
sudah disadari oleh orang tua. Menurut mereka,
METODE PENELITIAN lembaga PAUD dibutuhkan oleh masyarakat dan
perlu untuk didirikan. Orang tua mengatakan
Penelitian ini mengunakan pendekatan adanya peran yang baik dari lembaga PAUD bagi
penelitian kualitatif. Subjek penelitian dilakukan pendidikan anak usia dini.
terhadap 6 orang tua di Desa Tragung Dari hasil wawancara diketahui bahwa
Kecamatan Kandeman yang memiliki anak usia orang tua yang menyekolahkan anaknya di
2-4 tahun dan 2 informan, yaitu kepala desa dan lembaga PAUD berpartisipasi secara langsung
tokoh masyarakat. Metode pengumpulan data terhadap lembaga PAUD. Orang tua
yang digunakan adalah wawancara, observasi, menggunakan jasa yang tersedia dari Lembaga
dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan PAUD. Bentuknya adalah menyekolahkan anak
teknik triangulasi dan menggunakan analisis data mereka di lembaga PAUD menjadi wali murid
kualitatif. dari anak yang bersekolah di lembaga PAUD,
sedangkan orang tua yang tidak menyekolahkan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN anaknya di lembaga PAUD tidak berpartisipasi
dalam lembaga PAUD baik secara langsung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa maupun tidak langsung.
persepsi orang tua di Desa Tragung terhadap Dalam penelitian ini diketahui bahwa
pendidikan anak usia dini sangat beragam. pendapatan keluarga perbulan dari orang tua
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui memang beragam, namun masih dalam kategori
bahwa keenam ibu yang menjadi subjek menengah ke bawah. Pendidikan yang ditempuh
penelitian memiliki konsep tentang PAUD yang orang tua juga beragam, mulai dari SD, SMP,
hampir sama. Mereka mengungkapkan bahwa SMA, dan S1. Klasifikasi tersebut ada pada orang
PAUD adalah sekolah untuk anak sebelum anak tua yang menyekolahkan anaknya di lembaga
tersebut masuk ke TK. Dari pernyataan tersebut PAUD maupun yang tidak. Dari hasil
dapat disimpulkan bahwa orang tua belum wawancara di atas diketahui bahwa biaya tidak
mengetahui konsep PAUD dengan baik. Orang menjadi alasan orang tua tidak menyekolahkan
tua menganggap bahwa PAUD adalah anaknya di lembaga PAUD. Dukungan dari
pendidikan yang dilakukan di sekolah. Jadi, keluarga juga menjadi salah satu faktor yang
orang tua belum mengetahui bahwa pendidikan mendukung partisipasi orang tua. Sebagian besar
anak usia dini tidak hanya dilakukan di lembaga keluarga dalam penelitian ini kurang mendukung

52
Shohaiva Nugraheni /NFECE 3 (2) (2014)

anak untuk masuk di lembaga PAUD, sehingga persepsi yang baik terhadap PAUD. Begitu pula
motivasi orang tua untuk berpartisipasi terhadap sebaliknya, pengetahuan orang tua yang kurang
lembaga PAUD menjadi semakin rendah karena akan menimbulkan persepsi orang tua yang
tidak ada dukungan dari orang terdekat, yaitu kurang baik terhadap PAUD. Pengetahuan orang
keluarga. Sosialisasi tentang pendidikan anak tua tentang pentingnya PAUD sangatlah penting,
usia dini juga dapat mempengaruhi partisipasi agar orang tua dapat memberikan pendidikan
orang tua terhadap lembaga PAUD. Orang tua terbaik untuk anak mereka, baik pendidikan
yang menyekolahkan anaknya di lembaga dalam keluarga maupun di sekolah.
PAUD mengatakan sudah pernah mendapatkan Setelah mengetahui persepsi orang tua
sosialisasi tentang PAUD, dan orang tua yang terhadap PAUD, selanjutnya akan dibahas
tidak menyekolahkan anaknya di lembaga mengenai persepsi orang tua terhadap lembaga
PAUD mengatakan belum pernah mendapatkan PAUD. Jumlah lembaga PAUD menunjukkan
sosialisasi tentang PAUD. adanya kemajuan. Keberadaannya pun kini tidak
Persepsi merupakan tanggapan atau hanya di pusat-pusat kota, melainkan telah
pandangan seseorang terhadap sesuatu. Persepsi masuk sampai ke desa. Seperti yang diungkapkan
yang terjadi pada seseorang dengan orang lain oleh Kepala Desa Tragung. Pada saat ini di Desa
akan berbeda-beda tergantung oleh berbagai Tragung sudah ada satu lembaga PAUD. Tidak
faktor yang berpengaruh dalam persepsi. hanya di Desa Tragung, desa-desa lain yang ada
Berdasarkan hasil penelitian, persepsi orang tua di Kecamatan Kandeman juga masing-masing
terhadap pendidikan anak usia dini masih sudah memiliki lembaga PAUD. Karena dari
kurang. Orang tua mempersepsikan pendidikan pemerintah membuat program satu desa satu
anak usia dini adalah pendidikan yang hanya PAUD. (Wawancara pada tanggal 23 Mei 2014).
dilakukan di sekolah. Padahal, pendidikan untuk Berdasarkan hasil penelitian diketahui
anak usia dini tidak hanya dilakukan di sekolah, bahwa persepsi orang tua terhadap lembaga
namun juga di dalam keluarga. Pengasuhan yang PAUD masih kurang. Sebagian orang tua
diberikan orang tua kepada anak merupakan menganggap lembaga PAUD diperlukan oleh
pendidikan untuk anak. Orang tua juga belum masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki
mengetahui fungsi dan tujuan PAUD bagi anak anak usia dini. Orang tua juga menyadari bahwa
usia dini dengan benar. Orang tua hanya lembaga PAUD memiliki peran bagi anak usia
mengetahui bahwa PAUD berfungsi untuk dini, meskipun peranan lembaga PAUD tersebut
mempersiapkan anak sebelum anak masuk ke dinilai tidak terlalu penting oleh sebagian orang
sekolah selanjutnya. Dari 6 orang tua (ibu) yang tua, namun orang tua hanya mengetahui bahwa
menjadi subjek dalam penelitian ini, hanya satu peran lembaga PAUD hanyalah sebagai tempat
yang mengetahui dan mengatakan fungsi dan sekolah untuk anak usia dini. Mereka belum
tujuan PAUD dengan lengkap. mengetahui peran penting lain dari lembaga
Pentingnya PAUD juga belum diketahui PAUD bagi anak usia dini. Padahal, lembaga
oleh orang tua. Mereka belum tahu bahwa PAUD memiliki peran yang sangat penting bagi
pendidikan di usia dini sangat penting bagi anak perkembangan anak usia dini. Program
usia dini. Menurut mereka pendidikan di usia pendidikan di lembaga PAUD (Kelompok
dini tidak terlalu penting karena anak masih Bermain) adalah seperangkat aktivitas yang
terlalu kecil untuk belajar. Dari pernyataan dilakukan oleh anak selama berada di Kelompok
tersebut diketahui bahwa orang tua belum Bermain dalam rangka mencapai tumbuh
mengetahui bahwa kecerdasan anak sangat kembang yang optimal. Adapun tujuan
ditentukan saat anak masih dalam usia dini. penyelenggaraan pendidikan di Kelompok
Pengetahuan orang tua terhadap PAUD Bermain adalah memberikan pelayanan
mempengaruhi persepsi orang tua terhadap pendidikan prasekolah agar anak dapat : (1)
PAUD. Semakin banyak pengetahuan orang tua mengembangkan kehidupan beragama; (2)
mengenai PAUD, maka orang tua akan memiliki mengembangkan kemandirian; (3)

53
Shohaiva Nugraheni /NFECE 3 (2) (2014)

mengembangkan kemampuan berbahasa; (4) Irene (2011 : 60), orang tua memiliki peran dalam
mengembangkan daya pikir; (5) membentuk lingkungan belajar yang kondusif di
mengembangkan daya cipta; (6) rumah, diantaranya: (a) menciptakan budaya
mengembangkan perasaan atau emosi; (7) belajar di rumah, (b) memprioritaskan tugas yang
mengembangkan kemampuan bermasyarakat; terkait secara langsung dengan pembelajaran di
(8) mengembangkan keterampilan (motorik sekolah, (c) mendorong anak untuk aktif dalam
halus); (9) mengembangkan jasmani (motorik berbagai kegiatan, (d) memberikan kesempatan
kasar); dan (10) meningkatkan proses tumbuh untuk mengungkapkan gagasan atau ide, (e)
kembang anak secara wajar (Sujud, 2010:54). menciptakan situasi yang demokratis, (f)
Adanya lembaga PAUD sudah memahami apa yang telah, sedang, dan akan
dirasakan manfaatnya oleh sebagian orang tua, dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan
yaitu mereka yang menyekolahkan anak mereka potensi anak dan (g) menyediakan sarana belajar
di lembaga PAUD. Manfaat tersebut antara lain yang memadai sesuai dengan kemampuan orang
lembaga PAUD merupakan fasilitas yang tua dan kebutuhan sekolah.
didirikan untuk membantu orang tua mendidik Irene (2011:65) menyatakan bahwa
anak mereka yang masih dalam usia dini. interaksi yang terjalin antara orang tua dan
Manfaat lain yang diterima orang tua yaitu sekolah meliputi dua kategori yaitu parental
mereka merasakan ada perubahan pada anak involvement dan participation. Begitupula yang
mereka, terutama dalam segi kognitif maupun dikemukakan Davis bahwa parental involvement
sosial anak. Anak menjadi tahu banyak hal dan adalah keterlibatan orang tua pada jenis aktivitas
dapat bersosialisasi dengan baik, baik dengan yang ditujukan untuk mendukung program-
teman sebaya maupun dengan orang yang lebih program sekolah, sedangkan participation adalah
tua. Berbeda dengan orang tua yang anaknya orang tua berpengaruh atau berupaya
tidak mendapat pendidikan di PAUD. Mereka mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
mengetahui manfaat PAUD meskipun tidak pada hal-hal yang sangat penting di sekolah,
merasakan manfaat lembaga PAUD tersebut. seperti penentuan program sekolah dan lain-lain
Setiap orang tua mengharapkan anaknya patuh (Irene, 2011:65). Dengan demikian partisipasi
dan banyak lagi harapan lain tentang anak yang orang tua sangat penting demi kemajuan suatu
kesemuanya berbentuk sesuatu yang positif. lembaga pendidikan.
Sementara itu setiap orang tua berkeinginan Peran serta orang tua dan masyarakat
untuk mendidik anaknya secara baik dan adalah keterlibatan orang tua dan masyarakat
berhasil. Mereka berharap mampu membentuk dalam pemenuhan fasilitas untuk menunjang
anak yang punya kepribadian, anak yang kebutuhan lingkungan belajar anak serta
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam
Maha Esa, berakhlak mulia, anak yang berbakti membantu mendukung penyelenggaraan
terhadap orang tua, anak yang berguna bagi program pendidikan anak usia dini (PAUD), baik
dirinya keluarga, masyarakat, nusa, bangsa, berupa kerjasama atau bentuk apapun.
negara juga bagi agamanya. Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat
Masa depan anak sesungguhnya ada perlu diusahakan untuk terciptanya lingkungan
ditangan kedua orang tuanya, belajar yang kondusif dan menyelaraskan
bila orang tua senantiasa memperhatikan program yang tertuang dalam kurikulum di
perkembangan buah hatinya niscaya masa depan sekolah dengan lingkungan anak di rumah.
anaknya akan jauh lebih baik. PAUD memiliki Orang tua perlu mengetahui keadaan anak
kedudukan yang sangat tinggi dan mereka dari unsur sekolah, dan manfaat bagi
memperlihatkan aktivitas di rumah. PAUD guru adanya komunikasi dengan orang tua siswa,
merupakan masa terpenting dan mendasar dalam diantaranya untuk memahami perilaku anak
kehidupan manusia yang memegang kendali selama berada di rumah dari masukan orang tua.
dalam perkembangan kehidupannya. Menurut Sebagaimana Henderson menyatakan bahwa

54
Shohaiva Nugraheni /NFECE 3 (2) (2014)

“Jika sekolah tidak membuat dan melakukan PAUD paling tinggi berpendidikan SMA dan
usaha untuk mengikutsertakan orang tua dalam sebagian besar berpendidikan SMP dan SD.
proses pembelajaran, anak-anak dapat Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi
menemukan kesulitan untuk menggabungkan meskipun secara tidak langsung. Orang tua yang
dan menyatukan pengalaman-pengalaman berpartisipasi di lembaga PAUD sebagian besar
mereka yang terpisah antara rumah dan sekolah” berpendapatan lebih tinggi daripada orang tua
(Mariyana, 2010:150). yang tidak berpartisipasi. Orang tua yang
Partisipasi orang tua terhadap berpartisipasi di lembaga PAUD rata-rata
pendidikan anak usia dini tidak lepas dari berpenghasilan Rp 1.200.000 hingga Rp
partisipasi orang tua terhadap lembaga PAUD. 2.500.000 perbulan, sedangkan orang tua yang
Penelitian ini diketahui bahwa partisipasi orang tidak berpartisipasi di lembaga PAUD memiliki
tua dalam lembaga PAUD adalah dengan penghasilan rata-rata kurang dari Rp 1.000.000
menyekolahkan anak mereka di lembaga PAUD perbulan.
atau menjadi wali murid. Dengan menjadi wali Selain faktor internal, pendidikan dan
murid, orang tua ikut serta atau berpartisipasi keadaan ekonomi orang tua, faktor eksternal juga
dalam beberapa pengambilan keputusan, berpengaruh terhadap partisipasi orang tua.
membayar biaya pendidikan dan iuran-iuran Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah
(partisipasi materi), dan mengikuti kegiatan lingkungan dan sosialisasi. Faktor lingkungan
parenting. Alasan sebagian besar orang tua diketahui bahwa orang tua yang tidak
berpartisipasi di lembaga PAUD bukan karena berpartisipasi dalam lembaga PAUD
sepenuhnya sadar akan pentingnya pendidikan di menyatakan tidak ada motivasi dari keluarga
usia dini, namun karena anak meminta untuk untuk berpartisipasi di lembaga PAUD. Tidak
sekolah. Berbeda dengan orang tua yang tidak ada teman dari sekitar tempat tinggalnya yang
menyekolahkan anaknya di lembaga PAUD. berpartisipasi juga menjadi alasan sebagian orang
Mereka tidak berpartisipasi dalam lembaga tua. Sedangkan faktor sosialisasi diketahui bahwa
PAUD, baik secara langsung maupun tidak sosialisasi yang dilakukan masih sangat kurang.
langsung. Banyak alasan yang mendasari orang Sebagian orang tua mengatakan belum pernah
tua dalam hal ini, diantaranya adalah anggapan mendapatkan sosialisasi tentang PAUD.
bahwa PAUD tidak penting; pekerjaan orang tua Dari faktor-faktor tersebut, yang paling
yang padat; anak masih terlalu kecil untuk berpengaruh adalah pendidikan orang tua,
sekolah; dan lain sebagainya. terutama mengenai pengetahuan orang tua
Partisipasi orang tua terhadap lembaga tentang PAUD. Pengetahuan orang tua akan
PAUD dalam penelitian ini dipengaruhi oleh menumbuhkan kesadaran dalam diri orang tua
beberapa faktor, antara lain pendidikan orang tetang PAUD. Jika orang tua sudah memiliki
tua, keadaan ekonomi, dan lingkungan. Dari kesadaran akan pentingnya PAUD, maka orang
tingkat pendidikan orang tua menunjukkan tua akan semakin berpartisipasi dalam
bahwa orang tua yang berpendidikan lebih tinggi pendidikan anak usia dini dan lembaga PAUD.
memiliki persepsi yang lebih baik tentang Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andini
pendidikan anak usia dini dan lembaga PAUD (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih “Faktor–faktor yang Mempengaruhi Persepsi
rendah. Orang tua yang berpartisipasi dalam dan Partisipasi Orang Tua dalam Pendidikan
lembaga PAUD rata-rata memiliki pendidikan Anak Usia Dini di Keluarga pada Perumahan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua Griya Permata Asri 3, Sonorejo, Kabupaten
yang tidak berpartisipasi. Orang tua yang Sukoharjo” menunjukan bahwa keberadaan
berpartisipasi di lembaga PAUD paling rendah lembaga PAUD sebagai mitra orang tua dalam
berpendidikan SMP dan paling tinggi adalah S1, proses pendidikan anak usia dini, latar belakang
namun rata-rata berpendidikan SMA. Sedangkan sosial ekonomi, tingkat pengetahuan dari orang
orang tua yang tidak berpartisipasi di lembaga tua memberi pengaruh terhadap munculnya

55
Shohaiva Nugraheni /NFECE 3 (2) (2014)

persepsi positif mengenai PAUD. Pengetahuan kepada masyarakat untuk meningkatkan


orang tua menjadi faktor yang memberi pengaruh pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
terbesar pada tingkat persepsi yang dimiliki orang pentingnya pendidikan di usia dini. Pemerintah
tua tentang PAUD. Persepsi orang tua memiliki khususnya Dinas Pendidikan sebaiknya dibuat
hubungan searah dengan tingkat partisipasinya peraturan tentang wajib belajar di lembaga
dalam pendidikan bagi anak usia dini dalam PAUD bagi anak usia dini. Orang tua hendaknya
keluarga, sehingga untuk meningkatkan meningkatkan pemahaman tentang anak usia
partisipasi orang tua dalam PAUD, perlu dini. Pengetahuan mengenai anak usia dini perlu
diperhatikan pula bagaimana meningkatkan dimiliki oleh orang tua sebagai dasar dalam
persepsi positif mereka tentang PAUD. mengasuh dan mendidik anak, sehingga orang
tua dapat mendidik anak sesuai dengan
SIMPULAN perkembangannya dan dapat mengoptimalkan
perkembangan anak.
Persepsi orang tua terhadap pendidikan
anak usia dini (PAUD) masih rendah. Orang tua DAFTAR PUSTAKA
hanya bisa menjelaskan atau mendeskripsikan Munib, Achmad, dkk. 2009. Pengantar Ilmu
konsep PAUD secara garis besar saja. Dari 6 Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
orang tua, hanya satu orang yang memiliki
Putri, Dini Wiwik. 2012. Jurnal Persepsi Masyarakat
persepsi positif terhadap PAUD. Orang tua juga
tentang PAUD di Kenagarian Tapan Pesisir
belum memahami pentingnya pendidikan di usia
Selatan. Jurnal Ilmiah Program Studi
dini dan manfaat serta fungsi pendidikan untuk Pendidikan Geografi. Padang: PGRI Press.
anak usia dini.
Persepsi orang tua terhadap lembaga Santoso, Soegeng. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini.
PAUD juga masih rendah, baik orang tua yang Jakarta: Citra Pendidikan.
menyekolahkan anaknya di lembaga PAUD
maupun yang tidak. Orang tua belum mampu Sujud, Aswarni. 2010. DAP dan Paradigma Baru
mendeskripsikan peran dan pentingnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Yogyakarta : IKIP Press.
PAUD bagi pendidikan anak usia dini. Orang tua
belum mengetahui sepenuhnya peran lembaga
Suryani, Lilis. 2007. Analisis Permasalahan
PAUD dalam pendidikan dan perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini Dalam
anak. Orang tua menganggap bahwa lembaga Masyarakat Indonesia, Jurnal Ilmiah VISI
PAUD tidak terlalu penting untuk anak. Orang PTK-PNF-Vol. 2, No.1, 2007.
tua yang menyekolahkan anaknya di lembaga
PAUD berpartisipasi secara langsung dengan Sutarto, Joko. 2007. Pendidikan Nonformal.
menjadi wali murid, sedangkan orang tua yang Semarang: UNNES Press.
tidak menyekolahkan anaknya di lembaga
Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak
PAUD tidak berpartisipasi, baik secara langsung
Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.
maupun tidak langsung. Dari penelitian ini
diketahui faktor yang mempengaruhi partisipasi Martuti, A. 2010. Mendirikan dan Mengelola PAUD.
orang tua terhadap lembaga PAUD yaitu Yogyakarta: Kreasi Wacana.
pendidikan/pengetahuan, keadaan ekonomi,
lingkungan, dan sosialisasi. Kemdikbud. 2013. Memahami Pendidikan Anak Usia
Dini.
SARAN http://paud.kemdikbud.go.id/article/detail/
Keberadaan lembaga Pendidikan Anak memahami_pendidikan_anak_usia_dini.
(diunduh 03/03/2014).
Usia Dini (PAUD) perlu adanya sosialisasi
tentang pentingnya pendidikan anak usia dini
Mariyana, Rita, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan
dan mengenalkan keberadaan lembaga PAUD Belajar. Jakarta: Kencana.

56
Shohaiva Nugraheni /NFECE 3 (2) (2014)

Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini


Irene, S. 2011. Desentralisasi dan Patisipasi di Keluarga pada Perumahan Griya Permata
Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Asri 3, Sonorejo, Kabupaten Sukoharjo.
Pustaka Pelajar. http://eprints.uns.ac.id/view/subjects/HM.ht
ml. (diunduh pada 11/04/2014).
Andini, Krishna Murti Swasti. 2013. Faktor–faktor
yang Mempengaruhi Persepsi dan Partisipasi

57

Anda mungkin juga menyukai