Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN PONDASI TANAH LUNAK

Disusun Oleh :

Muhammad Ryan Handoyo 6517500052

FAKULTAS TEKNIK

PROGDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2020
PENGANTAR TEKNIK PONDASI

I. UMUM
Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur atau bangunan
Substruktur bangunan yang berfumgsi meneruskan besar bagian atas Struktur
bangunan ( Upper Struktur ) Kelapisan Tanah dibawahnya tanpa mengakibatkan:
1. Keruntuhan tanah
2. Penurunan ( Settle Ment ) tanah/pondasi yang berlebihan
Ditinjau dari Typenya Pondasi terdiri dari :
a. Pondasi Dangkal ( Shallow Footing )
- Pondasi Tapak/Bj. Sangkar
- Pondasi Menerus
- Pondasi Lingkaran
b. Pondasi Dalam ( Deep Footing )
- Pondasi Sumuran
- Pondasi Tiang ( Pancang,BorePile,Frank)
- Pondasi Caifon
- Pondasi Campuran

Pada Umumnya Pondasi Dangkal Digunakan unuk kondisi lapisan tanah keras
terletak dekat dengan permukaan tanah sedangkan pondasi dalam digunakan
apabila lapisan tanah keras jauh dari permukaan tanah

Disamping pondasi diatas pondasi yang masih ada kaitanya dengan ilmu teknik
pondasi yaitu :
- Dinding Penahan tanah ( Batukali,Beton.dll )
- Dinding Turap ( Kayu, Beton atau Baja )
- Dan Lain – lain
Bahan yang dipakai untuk pondasi antara lain :
- Pasangan Batu Belah
- Beton Bertulang/Beton Tumbuh/Bt. Gieplan
- Kayu
- Bambu
- Baja
- Bahan bahan Pabik ( Geotextile wov woollen,dll)
- Dll
1| TANAH SEBAGAI BAHAN PONDASI

I.1 Umum
Tanah Selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi
perkerjaan konstruksi. Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan, atau
bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti tanggul atau bendungan, atau
kadang-kadang sebagai sumber penyebab gaya luar pada bangunan seperti
tembok/dinding penahan tanah jadi tanah itu selalu berperan pada setiap
perkerjaan teknik sipil.
Tenaga – tenaga Teknik Sipil yang berkecimpung dalam perencanaan atau
pelaksanaan bangunan, perlu mempunyai pengertian yang mendalam mengenai
fungsi-fungsi serta sifat tanah itu bila dilakukan pembebanan terhadapnya.
Dalam Bab.1 dan Bab.2 ini disajikan bahan- bahan dasar mengenai
mekaika tanah yang diperlukan untuk memahami teknik dasar dalam mekanika
tanah.
Mengingat hamper semua bangunan itu dibuat diatas atau di bawah
permukaan tanah maka harus dibuat pondasi yang dapat memikul beban
bangunan itu atau gaya yang berkerja melalui bangunan itu.(Lihat Gbr. 1.1)
Umpamanya jika tanah itu cukup keras dan mampu untuk memikul suatu
pangkalan / kepala jembatan,itu dapat dibangun langsung diatas tanah itu bila
dikhawatirkan akibat tanah itu akan rusak atau turun akibat gaya yang berkerja
melalui kepala jembatan itu maka kadang kadang diperlukan suatu alat/
konstruksi seperti tiang pancang atau kaison untuk meneruskan gaya tersebut
lapisan tanah yang mampu memikul gaya itu sepenuhnya. Kadang – kadang
akibat suatu kesulitan yang membahayakan, tindakan perbaikan lapisan tanah
adalah lebih menguntungkan.
Masalah – masalah teknik seperti yang tersebut diatas yang sering
dijumpai oleh ahli – ahli teknik sipil, harus dipertimbangkan sedalam-dalamnya
yakni untuk meramalkan dan menentukan kemampuan daya dukung tanah
berserta kemungkinan dalamnya penurunan yang akan terjadi yang disebabkan
oleh gaya yang berkerja.
Bila suatu kepala jembatan dibangun langsung diatas suatu lapisan tanah
keras yang terletak dibawah suatu lapisan tanah lunak maka kita perlu juga
memperkirakan da menentukan agar lereng galian itu cukup stabil demikian pula
perlu juga diperkirakan pengaruh dari keadaan air tanah dalam lapisan yang
lunak berserta kesulitan – kesulitan yang dapat ditimbulkan selama perkerjaan
berlangsung.
Selanjutnya Bila suatu kepala jembatan dihubungkan dengan suatu tanah
timbunan maka harus diadakan analisa mengenai tabiat dari tanah yang
diakibatkan oleh tekanan beban dinamis dan keadaan pemadatan tanah
timbunan itu.
Untuk Memadatkan permulaan dan penilaiaan teknis sedemikian
diperlukan pengertian yang mendalam mengenai karakteristik mekanis dari
tanah hal ini akan dijelaskan pada pasal – pasal yang berikut. Selanjutnya perlu
dikemukakan bahwa pengalaman dan pengetahuan bangunan itu adalah berguna
untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi
I.2 Klasifikasi Tanah
Suatu Klasifikasi mengenai tanah adalah perlu untuk memberikangambaran
sepintas mengenai sifat sifat tanah dalam menghadapai perencanaan dan
pelaksanaan. Jadi untuk maksud pemanfaatan contoh-contoh perencanaan dan
pelaksanaan di masa yang lampau attau ketelitian penggunaan syarat – syarat
perencanaan yang digunakan dalam peraturan perencanaan ( Spesifikasi
Perencana ) , ternyata diperlukan suatu klasifikasi tanah yang dielompokan
menurut suatu kriteria yang sama.
Klasifikasi tanah diperluka antara lain bagi hal – hal berikut :
1) Perkiraan Hasil explorasi tanah ( Persiapan Log bor tanah dan peta
tanah, dll)
2) Perkiraan Standar Kemirinan Lereng dari Penggali tanah atau tebing
3) Perkiraan Pemilihan bahan (Penentuan tanah yang harus disingkirkan,
pemilihan tanah dasar, bahantanah timbunan dll)
4) Perkiraan Presentasi muai dan susut
5) Pemilihan Jenis Konstruksi dan Peralatan untuk konstruksi ( peilihan
cara penggalian dan rancangan penggalian )
6) Perkiraan Kemampuan Peralatan untuk Konstruksi
7) Rencana perkerja/ Pembuatan lereng dan tembok penahan tanah dll.
( Pemilihan Jenis Konstruksi dan Perhitungan tekanan tanah )
Untuk Menentukan dan mengklasifikasi tanah, diperlukan suatu
pengamatan di lapangan dan suatu percobaan lapangan yang sederhana. Tetapi
jika sangat mengandalkan pengamatan di lapangan, maka kesalahan kesalahan
yang disebabkan oleh perbedaan pengamatan perorangan, akan menjadi sangat
besar untuk memperoleh hasil klasifikasi yang objektif, biasanya tanah itu
sepintas dibagi menjadi dalam tanah berbuti kasar dan berbutir halus berdasakan
suatu hasil analisa mekanis selanjutnya tahap klasifikasi tanah berbutir halus
diadakan berdasarkan percobaan konsistensi.
Tabel 1.1 Menunjukan nama, tanda dan standar yang diklasifikasikan
berdasarkan “ Unified Standard Classification System “
Secara sepintas, sekelompok tanah yang diklasifikasikan dengan cara
demikian . kelihatan pada umumnya mempunyai sifat- sifat yang sama Tabel 1.2
& 1.3 mencantumkan pengalaman dimasa lampau yang memperlihatkan jenis
tanah beserta masing masing sifatnya dapat dimengerti bahwa tabel 1.2 & 1.3
yang diperoleh dari percobaan percobaan pemisah yang sederhana adalah
berguna untuk mendapatkan gambaran yang sepintas mengenai survai
perenacanaan dan pelaksanaan berbagai metode klasifikasi yang ditentukan
dalam buku pedoma untuk peraturan perencanaan tetapi mengigat batas ukuran
diameter butir untuk kerikil,pasir,lanau,danlempung.sering berbeda dari Negara ke
Negara yang lain dan dari waktu ke waktuyang lain seperti yang diperlihatkan
dalam Gbr. 1.2 maka sebelumnya harus diperhatikan
TURAP

Dalam analisa tekanan tanah aktif dan pasif untuk perencanaan dimensi Turap
banyak cara yang dapat dilakukan , hal ini tergantung dari kondisi lapisan tanah
dan perencana sebagai contoh berikut ini :

1. Tekanan Aktif & pasif yang 2. Analisa tekanan aktif dan pasif
sederhana yang biasa digunakan

Pa Pa

Pp d
Pp

Panjang Penamaan Turap Berdasarkan - d ditarik Berdasarkan keseimbangan Pa &


Keseimbangan Pa&Pp Pp
- Kondisi tanah dari X ke bawah Sama

Contoh Konstruksi Turap Puing Sederhana

Ø= 30˚ Suatu Konstruksi Seperti Gambar Ditanya ?


2m C= 0
ᴽ= 1.8 t/m a. Berapa d = ?
b. Momen MAX ?
c. Tebal kayu bila = 100 kg/cm

Dx?

Penyelesaiaan

Ka = tg2 ( 45-Ø/2) X tg₂ 30 = ½= 0.333


2 Kp = tg2 (45 + Ø/2) X TG₂ 60 = 3
Pa
a) ΣΜQ=0 ( Syarat Keseimbangan )
d Pa. 1/3 (2+d) – Pp . 1/3 d = 0
Pp 1/3.1/2/(2+d)2 - ½.1,8.d2.3.1/0d=0
1/6(2+d)3. 1/3 . 1,8 – 1/6d3.3.1,8=0 |X| 6 . 1,8
3
1/3(2+d =0

(2+d)=d √9 = 2.08d d= 2/1.08=1.85 m

Dengan angka keamanan 1.5 d = 1.85 . 1.5 = 2.20 m

b) Mx = 1/6(2+X)₃. 1/3. 1,8 -1/6. X₃.3.1,8


Syarat Max,apabila dMx/dx=0
½(2+d)₂. 1/3.1,8 – ½. X₂ . 3.1,8=0 = |x| 2 . 1,8
(2+x)₂ = 9x₂ = 2+x= 3x = 1 m

MX=Mmax = 1/6(2+1)₃ 1/3. 1,8 – 1/6. 1₃.3 . 1,8


= 1,8 Tm

c) Tebal Kayu

= M/W → 1000T/M2 = 1.8T/M3 b = diambil = 1 m

1/6 B.t2 M3

t2=10.8/1000 m2 = 1-8 cm2

t= 10.4 cm → diambil t= 11 cm

Anda mungkin juga menyukai