Anda di halaman 1dari 2

B.

Penilaian sumatif

Anderson (2003) menyatakan bahwa penilaian adalah proses dari pengumpulan informasi guna
membuat keputusan. Huba dan Freed (2000) mendefinisikan penilaian sebagai proses dari pengumpulan
dan pengujian informasi untuk meningkatkan kejelasan pengertian tentang apa yang sudah dipelajari
oleh pembelajar dari pengalaman-pengalamannya.

Penilaian sumatif (assessments of learning) merupakan jenis penilaian yang orientasinya adalah
pengumpulan informasi tentang pembelajaran yang dilakukan pada rentang waktu tertentu atau pada
akhir Suatu unit pelajaran. Informasi tersebut biasa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penetapan posisi siswa seperti pemberian label lulus tidak lulus atau sukses gagal. Penilaian seperti ini
misalnya yaitu ujian kenaikan kelas, ujian sekolah, ujian nasional, maupun ujian bertaraf internasional
seperti PISA dan TIMSS.

Penilaian sumatif dilakukan pada akhir semester atau unit instruksional untuk menilai kualitas dan
kuantitas akhir pencapaian belajar siswa atau kesuksesan dari program instruksional. Pencapaian
terhadap sasaran dan tujuan an-naba penetapan tentang prestasi siswa, kemudian dikomunikasikan
kepada siswa, orangtua, pengurus, institusi bidang pendidikan yang lebih tinggi, dan potensial
employers.

Penilaian sumatif lebih menekankan pada hasil yang dilaksanakan 1 kali untuk 1 semester atau setiap
akhir dari suatu program instruksional. Peranan guru dan tes eksternal yang terstandarisasi menjadi
sangat penting sehingga validitas dan reliabilitas Instrumen penilaian harus terpenuhi. Hasil penilaian
sumatif ini berfungsi untuk guriding, placement, promotion dan accountability.

Penilaian ini yang sering digunakan oleh para guru dan telah berlangsung lama di negeri ini tidak
penilaian jenis ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan kelebihannya yaitu dalam hal
memotivasi penilaian jenis ini sangat menguntungkan bagi para siswa yang memperoleh prestasi tinggi
titik Bagaimana prestasi tinggi dapat menjadikan mereka lebih optimis dalam mencapai pembelajaran
berikutnya. Mereka menjadi bersemangat untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas
belajarnya. Sebaliknya, bagi siswa yang memperoleh prestasi rendah, akan memiliki sikap yang
sebaliknya yaitu pesimis. Mereka menjadi siswa yang kurang percaya diri dengan kemampuan yang
mereka miliki titik mereka menarik diri dari pergaulan dengan siswa lain mereka menjadi lebih suka
menyendiri, yang akhirnya kegagalan demi kegagalan menyertai mereka.
Sudah sewajarnya bagi para guru, praktisi pendidikan agama dan orangtua untuk lebih mendukung
perubahan modal penilaian yang terjadi di sekolah sehingga kelangsungan pendidikan bagi anak-anak
yang memiliki prestasi kurang dapat teratasi dan berjalan lebih baik penilaian yang diharapkan dapat
memberikan rasa keadilan bagi semua siswa meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri.

Penggunaan test pada suatu ujian misalnya dalam konteks ini bentuk penilaian prestasi belajar siswa
dengan menggunakan tes pada akhir periode Pembelajaran dapat mengurangi makna pengajaran dan
pembelajaran menjadi persiapan untuk menghadapi tes (Haney dan Madaus, 1989). Hal ini
mengindikasikan bahwa fokus perhatian dari penilaian sumatif hanya untuk melihat kemampuan siswa
dalam mengerjakan tes pada waktu itu saja. Sesuatu yang jauh dari apa yang diharapkan dari suatu
proses pengajaran dan pembelajaran untuk memberdayakan keterampilan alami siswa sebagai hasil dari
proses pengajaran dan pembelajaran itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai