Anda di halaman 1dari 20

JURNAL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN

HIPEREMESIS

DISUSUN OLEH:

NAMA : ASMUNNA

NIM : PO.71.20.3.18.005

DOSEN PEMBIMBING:

INTAN KUMALASARI A.P.P, MKM

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU

TAHUN AJARAN 2019/2020


WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.1 JAN-JUNI 2017 ISSN : 2089-8592
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD
H. ABD. MANAN SIMATUPANG KISARAN
Fifi Ria Ningsih Safari
Dosen Akbid Ibtisam Aulia Kisaran

ABSTRAK meningkatkan mutu pelayanan khususnya


Kehamilan menjadi sesuatu yang pelayanan kesehatan dalam bentuk
ditunggu pasangan suami istri, sekaligus penyuluhan yang berkaitan dengan faktorfaktor
menjadi masa yang menegangkan dalam resiko dalam kehamilan khususnya
hidup. Keadaan kehamilan yang tak kejadian hiperemesis gravidarum.
selalu mulus sering kali membuat repot Kata Kunci : Hiperemesis Gravidarum
seorang ibu. Apalagi, jika kehamilan
tersebut adalah kehamilan pertamanya. PENDAHULUAN
Oleh karena itu, tindakan tepat yang perlu Kehamilan menjadi sesuatu yang
dilakukan seorang ibu adalah rajin ditunggu pasangan suami istri, sekaligus
berkonsultasi dan melakukan menjadi masa yang menegangkan dalam
pemeriksaan secara rutin, terlebih jika hidup. Keadaan kehamilan yang tak
ditemui kondisi-kondisi tertentu yang selalu mulus sering kali membuat repot
mengkhawatirkan. seorang ibu. Apalagi, jika kehamilan
Penelitian ini bertujuan untuk tersebut adalah kehamilan pertamanya.
mengetahui hubungan karakteristik dan Oleh karena itu, tindakan tepat yang perlu
psikologis ibu hamil dengan hiperemesis dilakukan seorang ibu adalah rajin
gravidarum di RSUD H. Abd. Manan berkonsultasi dan melakukan
Simatupang Kisaran. Penelitian ini pemeriksaan secara rutin, terlebih jika
bersifat deskriptif korelasi dengan ditemui kondisi-kondisi tertentu yang
desain cross sectional (potong lintang) mengkhawatirkan.
yang bertujuan untuk mengetahui Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
hubungan karakteristik dan psikologis ibu World Health Organization (WHO) angka
hamil dengan hiperemesis gravidarum di kematian ibu adalah angka kejadian
RSUD H. Abd. Manan Simatupang kematian seorang wanita pada waktu
Kisaran. hamil atau dalam 42 hari setelah
Hasil penelitian ini menunjukkan berakhirnya kehamilan oleh sebab apa
bahwa umur ibu tidak berhubungan pun, terlepas dari usia kehamilan dan
signifikan dengan hiperemesis tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri
gravidarum di RSUD H. Abd. Manan kelahiran-oleh setiap penyebab yang
Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value berhubungan dengan kehamilan atau
0,296 > 0,05. gravida ibu berhubungan penanganannya dan bukan oleh
signifikan dengan hiperemesis kecelakaan atau insidental (faktor
gravidarum di RSUD H. Abd. Manan kebetulan). Angka kematian ibu,
Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value kemudian didefinisikan sebagai jumlah
0,004 < 0,05. paritas ibu berhubungan kematian maternal selama satu periode
signifikan dengan hiperemesis waktu dalam 100.000 kelahiran hidup.
gravidarum di RSUD H. Abd. Manan Data dari WHO memperkirakan bahwa
Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value setiap tahun sejumlah 500 wanita
0,004 < 0,05. psikologis ibu berhubungan meninggal dunia akibat kehamilan atau
signifikan dengan hiperemesis persalinan. Fakta ini mendekati terjadinya
gravidarum di RSUD H. Abd. Manan satu kematian per menit. Diperkirakan
Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value 99% kematian tersebut terjadi di Negaranegara
0,000 < 0,05. Disarankan kepada pihak berkembang (Yahya, 2011).
RSUD H. Abd. Manan Simatupang 203
Kisaran dalam memberikan pelayanan Fifi Ria Ningsih Safari : Hubungan Karakteristik
kesehatan dengan memberikan promosi dan Psikologis Ibu Hamil ………………………
kesehatan kepada masyarakat tentang Hyperemesis gravidarum terjadi di
informasi kesehatan untuk lebih seluruh dunia dengan angka kejadian
yang beragam, sebanyak 0,3% dari karena meningkatnya kadar hormon
seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di estrogen dan Human Corionic
California, 0,8% di Canada, 0,8% di Gonadotropin (HCG) dalam serum.
China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini
Pakistan dan 1,9% di Turki. Literatur juga belum jelas, mungkin karena system saraf
menyebutkan bahwa perbandingan pusat atau pengosongan lambung yang
insidensi hiperemesis gravidarum secara berkurang. Pada umumnya wanita dapat
umum adalah 4:1000 kehamilan (Yasa, menyesuaikan dengan keadaan ini,
2012). meskipun demikian gejala mual muntah
Penurunan angka kematian ibu per yang berat dapat berlangsung sampai 4
100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu bulan (Jannah, 2012).
lamban untuk mencapai target tujuan Mual muntah biasanya terjadi pada
Millennium Development Goals (MDGs) pagi hari. Rasa mual biasanya mulai pada
dalam rangka mengurangi tiga per empat minggu-minggu pertama kehamilan dan
jumlah perempuan yang meninggal berakhir pada bulan ke empat, namun
selama hamil dan melahirkan pada tahun sekitar 12% ibu hamil masih
2015. Organisasi Kesehatan Dunia mengalaminya sampai 9 bulan
(WHO) untuk mencapai target MDGs (Kusmiyati, 2010). Satu dari seribu wanita
penurunan angka kematian ibu antara yang mengandung tersebut mengalami
tahun 2010 dan 2015 seharusnya 5,5% gejala lebih berat dari biasanya yang
pertahun (Rukiyah, 2015). disebut dengan hiperemesis gravidarum.
Indonesia yang merupakan salah satu Komplikasi sebagai akibat langsung dari
negara berkembang masih mempunyai kehamilan yaitu hiperemesis gravidarum,
angka kematian ibu cukup tinggi. pre eklampsia dan eklampsia, kelainan
Berdasarkan penelitian dan dalam lamanya kehamilan, kehamilan
pengembangan di Kementerian ektopik, penyakit serta kelainan plasenta
Kesehatan, angka kematian ibu pada dan selaput janin, perdarahan
tahun 2013 masih sekitar 226 orang per antepartum, dan kehamilan kembar
100.000 kelahiran hidup. Diharapkan (Winkjosastro, 2012).
pada tahun 2015, angka tersebut dapat Beberapa faktor yang berpengaruh
menurun menjadi 102 per 100.000 terhadap kejadian hiperemesis
kelahiran hidup. Tentu saja dibutuhkan gravidarum meliputi faktor predisposisi
usaha yang keras untuk mencapai terdiri dari umur, primigravida, paritas,
harapan tersebut (Kemenkes RI, 2013). molahidatidosa dan kehamilan ganda,
Kebanyakan ibu hamil dengan umur faktor organik seperti alergi masuknya
kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual vilikohirialis sirkulasi, perubahan
dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini metabolik akibat kehamilan dan resistensi
normal dan akan hilang dengan ibu yang menurun, faktor psikologis
sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 seperti ketidaksiapan untuk hamil atau
bulan. Tetapi bila ibu tetap tidak mau kehamilan ini adalah kehamilan yang
makan, muntah terus menerus sampai belum diinginkan, kehilangan pekerjaan
lemah dan tidak dapat bangun maka karena hamil, kekhawatiran bayi yang
keadaan ini berbahaya bagi keadaan dilahirkan tidak sesuai dengan yang
janin dan kesejahteraan ibu dan keluarga diinginkan seperti jenis kelaminnya tidak
segera minta pertolongan ke puskesmas sesuai keinginan kedua pasangan
atau rumah sakit agar kehamilannya bisa (Warsuli, 2016).
selamat (Rukiyah, 2014). Hasil penelitian berkaitan dengan
Hyperemesis gravidarum adalah karakteristik ibu hamil dengan kejadian
gejala yang wajar dan sering kedapatan hyperemesis gravidarum yaitu umur dan
pada kehamilan trimester I. Mual biasa paritas telah dilakukan oleh Sumai (2014)
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sam
timbul setiap saat dan malam hari. Gejalagejala Ratulangi Tondano mendapatkan hasil
ini kurang lebih terjadi 6 minggu bahwa ada hubungan yang signifikan
setelah hari pertama haid terakhir dan antara umur dengan kejadian
berlangsung selama kurang lebih 10 204
minggu. Mual dan muntah terjadi pada Fifi Ria Ningsih Safari : Hubungan Karakteristik
60-80% primigravida dan 40-60% dan Psikologis Ibu Hamil ………………………
multigravida. Satu diantara seribu Hiperemesis gravidarum bahwa nilai p =
kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih 0,00 < 0,05. Dan ada hubungan yang
berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh signifikan antara paritas dengan kejadian
Hyperemesis Gravidarum nilai p = 0,049 < Hiperemesis gravidarum terjadi pada
0,05. trimester pertama dan banyak yang
Penelitian yang dilakukan oleh mengalami ibu primigravida. Masalah
Warsuli (2016) di Puskesmas Pringapus psikologis yang dialami oleh ibu tersebut
Kecamatan Pringapus Kabupaten bahwa ibu belum siap untuk hamil ini
Semarang menunjukkan bahwa ada karena masih memikirkan hal lain yang
hubungan antara primigravida dengan lebih utama dalam keluarga mereka.
kejadian hiperemesis gravidarum pada Permasalahan
ibu hamil di Wilayah Puskesmas Berdasarkan data dan uraian di atas
Priangapus Kecamatan Pringapus peneliti tertarik untuk meneliti dengan
Kabupaten Semarang dengan nilai p judul : “Hubungan Karakteristik dan
0,001 < =0,05. Psikologis Ibu Hamil dengan Hiperemesis
Hasil penelitian Rudding (2012) di Gravidarum di RSUD H. Abd. Manan
Puskesmas Makale Kabupaten ana Simatupang Kisaran”.
Toraja didapatkan hasil bahwa hubungan Tujuan Penelitian
antara pengetahuan terhadap Untuk mengetahui hubungan
hiperemesis gravidarum (ρ < 0,003), karakteristik dan psikologis ibu hamil
hubungan antara dukungan keluarga dengan hiperemesis gravidarum di RSUD
terhadap hiperemesis gravidarum (ρ < H. Abd. Manan Simatupang Kisaran.
0,003), hubungan antara psikologis Hipotesis
terhadap hiperemesis gravidarum (ρ < 1. Ada hubungan umur ibu dengan
0,001), dan hubungan antara adaptasi hiperemesis gravidarum di RSUD H.
fisiologis terhadap hiperemesis Abd. Manan Simatupang Kisaran.
gravidarum (ρ < 0,006). 2. Ada hubungan gravida dengan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. hiperemesis gravidarum di RSUD H.
Djoelham Binjai adalah rumah sakit Abd. Manan Simatupang Kisaran.
pemerintah Kota Binjai yang memberikan 3. Ada hubungan paritas dengan
pelayanan kesehatan pada masyarakat hiperemesis gravidarum di RSUD H.
Kota Binjai. Salah satu pelayanan yang Abd. Manan Simatupang Kisaran.
diberikan RSUD H. Abd. Manan 4. Ada hubungan psikologis dengan
Simatupang Kisaran adalah pelayanan hiperemesis gravidarum di RSUD H.
antenatal care yang memberikan Abd. Manan Simatupang Kisaran.
pelayanan pada ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan secara rutin
ataupun mengatasi keluhan-keluhan
yang muncul pada masa kehamilan METODE PENELITIAN
seperti hiperemesis gravidarum. Data Jenis Penelitian
dari rekam medik RSUD H. Abd. Manan Jenis penelitian bersifat deskriptif
Simatupang Kisaran bahwa jumlah korelasi dengan desain cross sectional
kunjungan ibu hamil pada tahun 2015 (potong lintang) yang bertujuan untuk
sebanyak 567 kunjungan sedangkan mengetahui hubungan karakteristik dan
yang mengalami hiperemesis gravidarum psikologis ibu hamil dengan hiperemesis
sebanyak 192 orang (33,8%). Jumlah gravidarum di RSUD H. Abd. Manan
kunjungan pada tahun 2016 (periode Simatupang Kisaran.
Januari-September 2016) sebanyak 437 Populasi dan Sampel
orang sedangkan yang mengalami Populasi dalam penelitian ini adalah
hiperemesis gravidarum sebanyak 149 seluruh ibu hamil yang berkunjung ke
orang (34,1%). Hal tersebut berarti Poli Kebidanan RSUD H. Abd. Manan
secara persentase jumlah ibu hamil yang Simatupang Kisaran dengan rata-rata
mengalami hiperemesis gravidarum kunjungan per bulan sebanyak 32
meningkat dibandingkan tahun 205
sebelumnya. Fifi Ria Ningsih Safari : Hubungan Karakteristik
Survei pendahuluan yang peneliti dan Psikologis Ibu Hamil ………………………
lakukan pada tanggal 17 Oktober 2016 orang. Penentuan jumlah sampel
diperoleh data dari rekam medis bahwa berdasarkan pendapat dari Arikunto
ibu hamil yang berkunjung ke RSUD H. (2013), untuk pengambilan sampel jika
Abd. Manan Simatupang Kisaran pada subjeknya kurang dari 100, lebih baik
bulan September 2016 mengalami diambil semua sehingga penelitiannya
hiperemesis gravidarum sebanyak 14 merupakan penelitian populasi.
orang dari 49 orang yang berkunjung. Selanjutnya jika jumlah sampelnya lebih
dari 100 dapat diambil antara 20-25%
atau lebih, tergantung pada kemampuan
peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga,
dan dana serta sempit luasnya wilayah
pengamatan. Berdasarkan pendapat
tersebut, maka peneliti mengambil
seluruh populasi sebagai sampel
sebanyak 32 orang.
Analisis Data
Dalam melakukan analisis data
dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Analisis Univariat
Analisa data dilakukan untuk
mengetahui distribusi frekuensi dan
presentasi tiap variabel yang diteliti.
2. Analisa Data Bivariat
Pada analisis data ini dilakukan untuk
menguji hubungan variabel
independen dengan variabel
dependen menggunakan sistem
komputerisasi yaitu uji statistik Chi-
Square (X2) dengan tingkat
kepercayaan 95% ( =0,05). Apabila
hasil perhitungan menunjukkan nilai
p-value < = 0,05 maka dikatakan
(Ho) ditolak, artinya kedua variabel
secara statistik mempunyai hubungan
yang signifikan. Sebaliknya jika nilai
p-value > = 0,05 maka dikatakan
(Ho) diterima, artinya kedua variabel
secara statistik tidak mempunyai
hubungan yang signifikan. Kemudian
untuk menjelaskan adanya asosiasi
(hubungan) antara variabel terikat
dengan variabel bebas digunakan
analisis tabulasi silang.
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
     Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dan
sebagai wawasan bagi kami didalam melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan
hiperemesis, sekaligus mendeteksi dini adanya komplikasi serta penyulit yang kemungkinan
terjadi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
    
B. Tujuan penulisan
     Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi kami agar
lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, ibu
bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan kita sebagai seorang perawat dapat
memberikan penatalaksanaan secara dini terhadap komplikasi dan penyulit tersebut.
    

TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM


      Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
      Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
      Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
      Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Hellen Farrer, 1999, hal:112)
     
A. Etiologi
   Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998)

 Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG
 Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.

 Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

 Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

B. Patologi
   Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis  gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :
> Hepar     : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis
> Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan
sub-endokardial
> Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati
wirnicke
> Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti   
C. Patofisiologi
   Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium  dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah
zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus
dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
  
D. Tanda dan gejala
   Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis  gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
> Tingkatan I (ringan)

 Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita


 Ibu merasa lemah

 Nafsu makan tidak ada

 Berat badan menurun

 Merasa nyeri pada epigastrium

 Nadi meningkat sekitar 100 per menit

 Tekanan darah menurun

 Turgor kulit berkurang

 Lidah mengering

 Mata cekung

> Tingkatan II (sendang)

 Penderita tampak lebih lemah dan apatis


 Turgor kulit mulai jelek

 Lidah mengering dan tampak kotor

 Nadi kecil dan cepat

 Suhu badan naik (dehidrasi)


 Mata mulai ikterik

 Berat badan turun dan mata cekung

 Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

 Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

> Tingkatan III (berat)

 Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
 Dehidrasi hebat

 Nadi kecil, cepat dan halus

 Suhu badan meningkat dan tensi turun

 Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke
dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental

 Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

E. Pathways
F. Pemeriksaan
      Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut harus
dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan atau
kondisi patologis ini.

1. Riwayat

1. Frekuensi muntah
2. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )

3. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian, dan
reaksinya)

4. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)


5. Riwayat gangguan makan

6. Riwayat diabetes

7. Pembedahan abdomen sebelumnya.

8. Frekuensi istirahat

9. Kecemasan dalam kehamilan

10. Dukungan keluarga

2. Pemeriksaan fisik

1. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)


2. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan

3. Turgor kulit

4. Kelembapan membrane mukosa

5. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)

6. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.

7. Pengkajian pertumbuhan janin.

3. Laboratorium

1. Pemeriksaan keton dalam urine


2. Urinalis

4. Pengkajian

Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor kulit
buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran urine.

G. Penanganan

1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis  gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu
dapat dilakukan dengan cara :

 Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
 Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.

 Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat

 Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

 Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu
dingin

 Usahakan defekasi teratur.

2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan

 Tidak memberikan obat yang terotogen


 Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

 Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6

 Antihistaminika seperti dramamine, avomine

 Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine.

3. Hiperemesis  gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik.
Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk.
Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau
menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi
tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan
dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5
%, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan
kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar
kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah
disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia,
ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan
untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak
boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi
irreversible pada organ vital.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan
dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui
bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang
penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
* Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir
dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan
pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang
berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat
terjadi
* Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat
ditemukan
* Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus


*  Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
* Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,
kehamilan tak direncanakan.
* Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
*  Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat
badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas
berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
* Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
*  Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
* Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.
* Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga
yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes Laboratorium
* Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang
meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang
mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
* Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat
dehidrasi. Aseton  menunjukkan asidosis starvasi.
Diagnosa keperawatan

a. defisit nutrisi b.d faktor psikologis

b.hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif

Intervensi

a. defisit nutrisi b.d faktor psikologis

SLKI: Status nutrisi: dengan kriteria hasil membaik\

-porsi makanan yang dihabiskan

-frekuensi makan

-nafsu makan

SIKI: Manajemen nutrisi

Observasi: -identifikasi status nutrisi

-identifikasi makanan yang disukai

-monitor asupan makanan

Terapeutik: -berikan suplemen makanan, jika perlu

Edukasi :- anjurkan posisi duduk, jika mampu

Kolaborasi: -anjurkan pemberian medikasi sebelum makan

b. hypovolemia b.d kehilangan cairan aktif

SLKI: Status cairan dengan kriteria hasil: membaik

-output urine

-perasaan lemah

-intake cairan

SIKI: Manajemen hypovolemia

Observasi: -periksa tanda dan gejala hypovolemia

-monitor intake dan output

Terapeutik: -berikan asupan cairan oral


Edukasi: -anjurkan memperbanyak asupan cairan oral

Kolaborasi: -kolaborasi pemberian cairan IV


Evaluasi
* Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan
* Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
* TTV tetap stabil
* Volume cairan tetap adekuat
* Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
* Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
* Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)
* Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
* Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
* Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
* Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Hiperemesis  gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien
memburuk.
2. Penyebab Hiperemesis  gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor
predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor
endokrin lainnya.

3. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat tubuh


seperti hati, jantung, otak dan ginjal

4. Hiperemesis  gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi,


tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan
perdarahan gastrointestinal

5. Hiperemesis  gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat

6. Penanganan Hiperemesis  gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu


dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya

7. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis  gravidarum adalah terapi obat-
obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap
memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit: Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta : EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka sarwono prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai