Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN COVID-19


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Komunitas II

Disusun oleh :

CHYNDI KRISMONICA DEWI


CKR0170177

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Promosi Kesehatan Dalam Pencegahan
Covid-19”. Di susun untuk memenuhi syarat salah satu tugas Keperawatan Komunitas II
Tahun Ajaran 2020-2021.
Makalah ini berisikan tentang Promosi Kesehatan Dalam Pencegahan Covid-19.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Untuk itu, kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat keselahan dalam
makalah ini. Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa menyusun makalah yang lebih sempuna lagi.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya:
1. Ns. H. Kanapi., S. Kep., M.Kep. selaku koordinator Kampus II STIKKU.
2. Ns. Nanang Saprudin., S.Kep., M.kep selaku ketua Prodi SI Ilmu Keperwatan Kampus
STIKKU.
3. Ns. Asmadi., S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom selaku dosen pengampu mata kuliah Keperwatan
Komunitas II
4. Orang tua kami yang selalu mendukung kami.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Cirebon, 23 Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….…..…i
DAFTAR ISI………………………………………………...…………………………..…....ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………...……………..…1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………....……2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………..........2
1.4 Manfaatan Penulisan.......................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………….….………..….3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Teori Strategi promosi kesehatan……………………………………….……4
2.2 Teori Hambatan dalam pelaksanaan promosi kesehatan………...……..…...4
2.3 Teori Promosi Kesehatan Dalam Pencegahan Covid 19……...………..……5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Strategi Promosi Kesehatan…………………..…………………..6
3.1.1 Pengertian Advokasi Kesehatan…………………….…..……….……...6
3.1.2 Tujuan Advokasi Kesehatan…………………………………….………6
3.1.3 Sasaran………………………………………………………..…..……..6
3.2 Hambatan Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan………..…………..…….7
3.2.1 kiat untuk advocator…………………………………………...………...7
3.3 Dampak Promosi Kesehatan Terhadap Derajat Kesehatan Masyarakat
3.3.1 Pelaksanaan kegiatan……………………………………………....……8
3.3.2 Pemantauan dan penilaian…………………………………….………..8
3.4 Promosi Kesehatan Dalam Pencegahan Covid 19
3.4.1 Tujuan pedoman………………………………………….……..………9
3.4.2 Ruang lingkup……….……………………………………...………….10
3.4.3 Definisi operasional………………………………………….………..10
3.4.4 Pencegahan dan pengendalian infeksi………………………………..10
3.4.5 Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber…………….11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………..…..12
4.2 Saran…………………………………………………………………..……..13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigm kesehatan masyarakat
(public health). Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat
berubahnya pola penyakit, gaya hidup, kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan, dan
demografi. Pada awal perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada faktor-faktor
yang menimbulkan risiko kesehatan seperti udara, air, penyakit-penyakit bersumber makanan
seperti penyakit penyakit lain yang berhubungan dengan kemiskinan dan kondisi kehidupan
yang buruk. Dalam perkembangan selanjutnya, disadari bahwa kondisi kesehatan juga
dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat (Depkes RI., 2004). Aktivitas promosi kesehatan
menurut Piagam Ottawa adalah advokasi (advocating), pemberdayaan (enabling) dan mediasi
(mediating). Selain itu, juga dirumuskan 5 komponen utama promosi kesehatan yaitu: 1)
membangun kebijakan public berwawasan kesehatan (build healthy public policy), 2)
menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments), 3) memperkuat
gerakan masyarakat (strengthen community action), 4) membangun keterampilan individu
(develop personal skill), dan 5) reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services).
Berdasarkan Piagam Ottawa tersebut, dirumuskan strategi dasar promosi kesehatan, yaitu
empowerment (pemberdayaan masyarakat), social support (bina suasana), dan advocacy
(advokasi) (WHO, 2009).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut di atas, pada tahun 2009
WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu-
individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut, di Indonesia pengertian promosi
kesehatan dirumuskan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes
RI., 2004).
Upaya yang dapat dilakukan seorang apoteker di fasilitas kesehatan primer dapat berupa
pelayanan kesehatan promotive (promosi kesehatan), preventive (pencegahan penyakit),

1
curative (pengobatan penyakit) dan rehabilitation. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
yang optimal dibutuhkan tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan, dan sarana
prasarana yang berkualitas (pemulihan kesehatan). Apoteker sebagai salah satu tenaga
kesehatan yang diakui oleh pemerintah, memiliki peran dalam pembangunan kesehatan
terutama kesehatan masyarakat. Apoteker sebagai profesi kesehatan yang memiliki
kompetensi dan keahlian di bidang kefarmasian (sediaan farmasi dan alat kesehatan)
bertanggung jawab dalam penjaminan kualitas dan ketepatan obat pada seluruh proses terkait
sediaan farmasi (IAI, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan strategi promosi kesehatan?
2. Apa Hambatan dalam pelaksanaan promosi kesehatan terhadap derajat kesehatan
masyarakat?
3. Apa dampak promosi kesehatan terhadap derajat kesehatan masyarakat?
4. promosi kesehatan dalam pencegahan covid 19?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Mampu memberikan promosi kesehatan demi tercapianya derajat kesehata
pada semua masyarakat.

b. Tujuan Khusus
1. Memenuhi tugas pembuatan makalah mata ajar keperawatan komunitas 11.
2. Mengidentifikasi konsep promosi kesehatan serta faktor yang
mempengaruhi promosi kesehatan dimasyarakat.
3. Mendiskusikan latar belakang tentang promosi kesehatan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Manfaat Teoritis Manfaat Teoritis Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan pemecahan masalah Promosi kesehatan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan yang diperlukan dan pelaksanaan
promosi kesehatan

2
b. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai bahan acuan dalam kegiatan proses belajar
mengajar tentang promosi kesehatan
c. Bagi Penulis Sebagai sarana dan alat untuk menambah pengetahuan dan
memperoleh pengalaman khususnya di bidang promosi kesehatan.
d. Bagi Keluarga Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang promosi
kesehatan.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 4 BAB yaitu :
BAB I PENDAHULUAN : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN MATERI : Teori Strategi promosi kesehatan, Teori Hambatan dalam
pelaksanaan promosi kesehatan, Teori Promosi Kesehatan Dalam Pencegahan Covid 19
BAB III PEMBAHASAN : Pengertian Strategi Promosi Kesehatan, Pengertian Advokasi
Kesehatan, Tujuan Advokasi Kesehatan, Sasaran, Hambatan Dalam Pelaksanaan Promosi
Kesehatan, kiat untuk advocator, Dampak Promosi Kesehatan Terhadap Derajat Kesehatan
Masyarakat, Pelaksanaan kegiatan, Pemantauan dan penilaian, Promosi Kesehatan Dalam
Pencegahan Covid 19, Tujuan pedoman, Ruang lingkup, Definisi operasional, Pencegahan
dan pengendalian infeksi, Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber
BAB IV PENUTUP : Kesimpulan dan saran

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Strategi Promosi Kesehatan


Strategi promosi kesehatan adalah suatu kegiatan untuk mewujudkan atau
mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara
dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut “strategi´, yakni teknik atau cara
bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara
berhasil guna dan berdaya guna.
Aturan dalam memilih strategi promosi kesehatan:
1. Pilih minimal tiga strategi
2. Umumnya, penggunaan media sering digunakan dalam promosi kesehatan.
3. Dimulai dengan strategi yang paling murah & sederhana.
4. Semakin lama program, semakin banyak strategi.
5. Semakin kompleks permasalahan perilaku yang akan diintervensi, semakin
banyak strategi yang digunakan .
6. Strategi yang mempengaruhi faktor predisposisi umumnya mempunyai efek yang
singkat.
promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dapat
memelihara dan meningkatkan dan melindungi keseatannya. (Ottawa Charter,
1986)
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan
secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis.
Cara ini sering disebut strategi, yakni teknik atau cara bagaimana mencapai
atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil
guna dan berdaya guna.

2.2 Hambatan dalam pelaksanaan promosi kesehatan


Menurut taylor (1991), hambatan dalam penyelenggaraan tersebut diuraikan berikut ini :
1. struktur dan sikap medical establishment lebih mendorong menyembuhkan
dari pada mencegah dan promosi kesehatan diabaikan
2. Hambatan individual hal ini berkaitan dengan kebiasaan dan persepsi resiko.
Kebiasaan kesehatan yang dipelajari sejak kecil terkadang sulit diubah,
demikian juga persepsi.

4
3. Jaringan koperasi dan perencanaan yang rumit hal ini mencangkup pelaku
riset praktis dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, serta policy makers
( pembuat kebijakan ) pada masing – masing tingkat. Sebelum program
dianggap aktif, diperlukan studi, perencanaan yang cermat, pelaksanaan, dan
penilaian kemudian direncanakan kembali.

2.3 Promosi kesehatan dalam pencegahan covid 19


Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara
hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus
yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Strategi Promosi Kesehatan

Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut “strategi”,
yakni teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi
kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.

3.1.1 Pengertian Advokasi Kesehatan


Advokasi kesehatan adalah pendekatan kepada para pimpinan atau
pengambil keputusan agar dapat memberi dukungan, kemudahan, perlindungan
pada upaya pembangunan kesehatan.

3.1.2 Tujuan Advokasi Kesehatan:


1. Mempengaruhi peraturan dan kebijakan yang mendukung pembudayaan
perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Mempengaruhi pihak lain (program, sektor, LSM peduli
kesehatan,profesional) agar mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
melalui kemitraan dan jaringan kerja.
3. Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah khususnya
kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum.
4. Menggalang dukungan lewat pendapat umum melalui media komunikasi
tentang program perilaku hidup bersih dan sehat.

3.1.3 Sasaran
Sasaran advokasi meliputi sasaran kepada perorangan dan kepada sasaran
publik (masyarakat). Sasaran perorangan dapat dilakukan melalui komunikasi
interpersonal sedangkan untuk sasaran publik dilakukan melalui media massa dan
kampanye. Sasaran menurut jenjang administrasi adalah :
1. Pengambilan kebijakan di tingkat pusat seperti : DPR (komisi 7),
parpol,Menteri Dirjen departemen terkait,BAPPENAS, Lembaga Donor
(WHO, World Bank, UNICEF, ADB), organisasi profesi, LSM Nasional dan
Internasional.

6
2. Pengambilan kebijakan di tingkat daerah/Propinsi seperti: DPRD (Komisi E),
parpol, BAPPEDA, Gubernur dan asisten kesejahteraan rakyat,Ka.Din.Kes
Tkt I, Lembaga donor, organisasi profesi, LSM internasional, nasional dan
propinsi.
3. Pengambil kebijakan di tingkat Kabupaten dan Kota seperti : DPRD
Kabupaten/Kota/Komisi E, parpol BAPPEDA, Bupati/Walikota dan Bagan
Kesejahteraan rakyat, Ka.Din.Kes Tkt I, Lembaga donor, organisasi profesi,
LSM, Institusi pendidikan, Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan, Lembaga
swasta /industri (tempat umum dan tempat Akerja)
3.2 Hambatan dalam pelaksanaan promosi kesehatan
1. Para pembuat kebijakan masih belum mempunyai persepsi yang sama
terhadap promosi kesehatan dan paradigma sehat.
2. Penyelenggara kesehatan masih mementingkan budaya kuratif.
3. Masih adanya budaya ketergantungan masyarakat terhadap petugas dalam
upaya kesehatan.
3.2.1 Kiat untuk Advokator
1. Kiat advokator sebagai pengelola program
a. Menetapkan, menerima tanggung jawab dan bekerjasama dalam tim.
b. Memahami misi, rician tujuan, menentukan apa/mana yang diutamakan.
c. Tahu teknik yang tepat untuk menyamakan persepsi.
2. Kiat advokator sebagai pimpinan rapat atau kelompok kerja.
a. Sudah membuat persiapan yang rinci sebelum memimpin rapat, semua
yang harus hadir sudah diberi tahu sebelumnya, agenda rapat dan
akomodasi siap sedia.
b. Dia nomor satu diantara yang hadir (primus interpares), bukan tuan besar
yang sok resmi di tengah kelompok, melainkan seorang pelayanan yang
ceria dan ramah.
c. Dia membuat anggota tim tidak canggung bahkan membuat orang lain
percaya diri, bisa membuat yang pendiam dan pemalu berani bicara serta
menegahi yang agresif dengan tegar dan sikap bersahabat.
d. Dia menguasai keadaan, tahu bahwa potensi setiap anggotanya untuk
mencapai sukses.
e. Dia menghargai orang lain dan memperlakukan semua orang sederajat.
f. Dia pendengar yang baik.

7
g. Dia selalu antusias dan menaruh minat, terampil mengajukan pertanyaan
dn membagi pertanyaan.
h. Dia memulai rapat tepat waktu, menjelaskan maksud dan tujuan dengan
semangat dan membuat diskusi hidup, mampu menentukan kapan rapat
selesai.
3. Cara menyiapkan model media advokasi.
a. Media advokasi dapat dibuat sederhana, berupa tulisan, ilustrasi, tetapi
dapat juga dibuat canggih.
b. Inti pembicaraan harus jelas dan tidak terlalu banyak informasi.
c. Jika meminta sumbangan/bantuan sebutkan kgunaannya dan berupa apa
(fikiran,tenaga atau dana).
d. Tunjukkan aspek manuasiawi sehingga yang baca mau berbuat.
e. Desain harus bagus termasuk ukuran, gambar,/ilustrasi, huruf jika
menyajikan data ilmiah sajikan dengan bahasa sederhana,mantap dan
efektif.
f. Cantumkan logo.
g. Distribusikan media

3.3 Dampak promosi kesehatan terhadap derajat kesehatan masayarakat


3.3.1 Pelaksanaan Kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan bina suasana mencangkup lomponen:

1. Ada forum komunikasi dan dokumentasi kegiatan.


2. Penyajian data yang selalu “up to date” atau terbaru.
3. Mengikuti kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan dinamis serta memegang prinsip-prinsip
kemitraan.
5. Menggalang sumber-sumber dana dan potensi yang ada dari masing-masing
mitra.
3.3.2 Pemantauan dan Penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan bina suasana
dilakukan dengan benar dan menghasilkan sasaran yang diharapkan (POA)
dengan menggunakan instrumen emantauan dan penilaian dngan melihat luaran
dalam bentuk opini, etika, norma-norma atau kondisi yang ada di masyarakat.

8
Kalau sudah ada, berarti kegiatan bina suasana dapat dikatakan berhasil,
begitupun sebaliknya.
3.4 Promosi kesehatan dalam pencegahan covid 19
1. pengertian corona virus

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa
SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari
unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun
belum terbukti menginfeksi manusia.

Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah


paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus
yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian.
3.4.1 Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum

Melaksanakan kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 di Indonesia.

2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan surveilans dan respon Kejadian Luar Biasa
(KLB)/wabah
b. Melaksanakan manajemen klinis infeksi saluran pernapasan akut
berat (pada pasien dalam pengawasan COVID-19)
c. Melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi selama
perawatan kesehatan
d. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium
e. Melaksanakan komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat dalam
kesiapsiagaan dan respo

9
3.4.2 Ruang Lingkup
Pedoman ini meliputi surveilans dan respon KLB/wabah, manajemen klinis,
pemeriksaan laboratorium, pencegahan dan pengendalian infeksi, pemeriksaan
laboratorium dan komunikasi risiko. Pedoman ini disusun berdasarkan
rekomendasi WHO sehubungan dengan adanya kasus COVID-19 di Wuhan,
China. Pedoman ini diadopsi dari pedoman sementara WHO.

3.4.3 Definisi Operasional


1. Pasien dalam Pengawasan
a. Seseorang yang mengalami:
 Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,
 Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,
 Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis
dan/ atau gambaran radiologis Perlu waspada pada pasien
dengan gangguan sistem kekebalan tubuh
(immunocompromised) karena gejala dan tanda menjadi
tidak jelas. DAN Memiliki riwayat perjalanan ke negara
yang terjangkit* pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala;
2. Seseorang dengan demam (≥380C) atau ada riwayat demam ATAU ISPA
ringan sampai berat DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala,
memiliki salah satu dari paparan berikut:
a. Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19;
b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi COVID-19;
c. Riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei, China (termasuk Kota
Wuhan);
d. Kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14
hari terakhir ke Provinsi Hubei, China (termasuk Kota Wuhan)

3.4.4 Pencegahan dan pengendalian infeksi

10
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah – langkah pencegahan yang
paling efektif di masyarakat meliputi :

1. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan


tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat
kotor
2. Menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
3. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut
dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat
sampah.
4. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan
kebersihan tangan setelah membuang masker.
5. Menjaga jarak ( minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala
gangguan pernapasan.

3.4.5 Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber

Pengunaan triase klinis di fasilitas layanan kesehatan unutuk tujuan


identifikasi dini pasien yang mengalami infeksi pernapasan akut ( ARI ) untuk
mencegah transmisi patogen ke tenaga kesehatan dan pasien lain. Dalam rangka
memastikan identifikasi awal pasien suspek, fasyankes perlu memperhatikan:
daftar pertanyaan skrining, mendorong petugas kesehatan untuk memiliki tingkat
kecurigaan klinis yang tinggi, pasang petunjuk – petunjuk di area umum berisi
pertanyaan – pertanyaan skrining sindrom agar pasien memberi tahu tenaga
kesehatan, algoritma untuk triase, media KIE mengenai kebersihan pernapasan.

11
BAB IV
PENUTUP
3.5 Kesimpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara
efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi
promosi kesehatan. Secara umum strategi promosi kesehatan ini terdiri dari 3 hal,
yaitu Advokasi (Advocacy), Bina Suasana, dan Gerakan Masyarakat. Dalam pemilihan
srategi promosi kesehatan ada sendiri agar masyarakat lebih mudah untuk mengingat
dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dalam pemilihan strategi
promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar srategi
promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak salah
sasaran.
Dan Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan
antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa
coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi
manusia.

4.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai


calon tenaga kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam
rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan
masyaraka, dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau
pendidikan kesehatan kita sebagai analis kesehatan dapat mencegah berbagai penyakit

12
DAFTAR PUSTAKA

Ewles, Linda. 1994. Promosi Kesehatan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Atmojo, noto. 2005. Promosi Kesehatan teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmojo, noto. 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta: Andi Offset.

Atmojo, noto. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Adisasmito, wiku. 2007. Sistem kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik Dalam Praktik Keperawatan.


Bandung: Rifika Aditama.Cetakan Kedua.

13

Anda mungkin juga menyukai