Disusun Oleh :
T/A 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Makalah ini menunjukkan tata cara Sholat Fardhu dengan meyakini dimana Sholat merupakan
suatu Ibadah dalam bentuk komunikasi antara Mahluk dengan Sang Pencipta Allah
Subhanallahuwataala. Sehingga Sholat terdeskripsi tidak hanya dengan menbunyikan Surah atau
pun Doa, akan tetapi dengan mengerti, meyakini, berkomunikasi memohon penuh dengan
kekhusyukan kepada Allah. Dan juga kami berharap sholat merupakan sebagai kebutuhan bagi
seorang muslim dan bukan merupakan suatu beban.
Semoga panduan shalat wajib ini dapat mengantarkan kita semua ke dalam Ridho Allah
Subhanallahuwataala.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Niat Sholat
Berikut ini adalah Niat Sholat yang sering digunakan masyarakat khususnya Indonesia saat
hendak melaksanakan Sholat.
إِ َما ًما) هلل تَ َعالَى/ض الصُّ بْح َر َكعتَ ْي ِن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما َ ُأ
َ ْصلِّى فَر
Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman]
lillaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap
kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
إِ َما ًما) هلل تَ َعالَى/ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما
ٍ َ الظه ِْر أَرْ بَ َع َر َكعا
ُّ ض َ ُا
َ ْصلِّ ْي فَر
Ushallii fardhazh-Zhuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman /
imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat raka’at dengan menghadap
kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat raka’at dengan menghadap
kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
إِ َما ًما) هلل تَ َعالَى/ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما
ٍ َ ث َر َكعا ِ ض ال َم ْغ ِر
َ َب ثَال َ ُأ
َ ْصلِّى فَر
Ushallii fardhal Maghribi tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman /
imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Maghrib sebanyak tiga raka’at dengan menghadap
kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala.
إِ َما ًما) هلل تَ َعالَى/ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما
ٍ َ ض ال ِع َشاء ِأَرْ بَ َع َر َكعا َ ُأ
َ ْصلِّى فَر
Ushallii fardhal Isyaa’i arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman /
imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Isya’ sebanyak empat raka’at dengan menghadap
kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala
Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
Tangan rapat di samping badan.
Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
Pandangan lurus ke tempat sujud.
Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat, boleh
menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap kiblat.
3. Takbiratul Ihrâm
ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut kebanyakan ulama caranya
adalah sebagai berikut.
Catatan : Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu saat takbiratulihram,
saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat bangun dari rakaat kedua (selesai
tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan rakaat ketiga.
Sedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan takbiratulihram. Adapun caranya adalah sebagai
berikut.
Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.
Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar. Boleh juga
meletakkannya di bawah pusar.
Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah. Adapun Bacaan yang diguanakan
oleh masyarakat di Indonesia, ada di bawah ini :
Artinya : “Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian
Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.”
ِّي َو َم َماتِ ْي هَّلِل ِ َرب َ إِ َّن. َض َحنِيْفا ً ُم ْسلِما ً َو َما أَنَا ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين
َ صاَل تِ ْي َونُ ُس ِك ْي َو َمحْ يَا َ ْت َواأْل َر
ِ ْت َوجْ ِه َي لِلَّ ِذيْ فَطَ َر ال َّس َم َوا
ُ َو َّجه
ُ ْك أُ ِمر
َت َوأَنَا ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْين َ ْال َعالَ ِم ْينَ اَل َش ِر ْي
َ ِك لَهُ َوبِ َذل
Inni Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa
anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil
‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
Artinya : “Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi
Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang
Musyrik. Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah,
Penguasa Alam Semesta. Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku
Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.”
ِ الرَّحْ ٰ َم ِن الر
َّحيم
Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.
Sesudah membaca surat Al Fatihah, kemudian baca Ayat Pada Al-Quran sangat disarankan
membaca Surat-Surat pendek di Juz Amma, seperti Surat Al Ikhlas, Al ‘Asr, dan An Nasr.
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Bacaan Doa R U K U’
Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.”
6. Gerakan Dan Doa Iktidal – Thuma’ninah
Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan
mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat
“sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak berdiri, Tangan rapat di samping badan. Ada
juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al Fatihah.
Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya. Padahal dalil yang
digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan rapat
di samping badan.
Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa iktidal.
ض َو ِملْ ُء َما ِشئتَ ِم ْن َشي ٍْئ بَ ْع ُد ِ ك ْال َح ْم ُد ِملْ ُء السَّم َوا
ِ ْت َو ِملْ ُء االَر َ ََربَّنَا ل
Rabbanaa lakal hamdu Mil ussamaawaati wamil-ul ardhi wamil-u maasyi’ta min syai-in ba’du.
Artinya : “Ya Allah ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi,
dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.”
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan sujud seraya membaca “Allahu Akbar”
dengan kedua lutut terlebih dulu, yakni meletakkan Dahi dan Hidung, Kedua Telapak Tangan,
kedua lutut dan Kedua Kaki menempel di lantai (Tempat Sholat).
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagi-Nya.” 3x
Sujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah, ada tujuh
anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil
mengucapkan takbir.
Letakkan kedua lutut ke lantai.
Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
Letakkan kening dan hidung ke lantai.
Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan, dan ini
satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam gerakan
lainnya jari-jari ini selalu direnggangkan.
Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan
letaknya sejajar dengan bahu.
Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang
menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
Renggangkan pinggang dari paha.
Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah
salah satu doa sujud.
8. Gerakan dan Bacaan Iftirasy – Thuma’ninah (Gerakan Duduk antara Dua Sujud)
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Kemudian bangun dari sujud dengan mengucapkan “Allaahu Akbar”, untuk kemudian
melakukan duduk di antara dua sujud. Pada saat sudah duduk dengan sempurna [menduduki kaki
kiri, dengan telapak kaki kanan berdiri dan jarinya terletak di alas (lantai/tanah) menghadap
kiblat]
Duduk antara sujud adalah duduk iftirasy, yaitu:
َربِّ ا ْغفِرْ لِ ْي َوارْ َح ْمنِ ْي َواجْ بُرْ نِ ْي َوارْ فَ ْعنِ ْي َوارْ ُز ْقنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َوعَافِنِ ْي َواعْفُ َعنِّ ْي
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii.
Artinya : “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku,
berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan
ampunilah aku.”
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir.
Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh
lantai.
Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
Badan tegak lurus.
Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan
digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian
membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.
. َ اَل َّسالَ ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هللاِ الصَّالِ ِح ْين.ُك أَيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه ُ َات الطَّيِّب
َ اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي.ِات ِهلل ُ صلَ َو ُ َّات ْال ُمبَا َر َك
َّ ات ال ُ اَلتَّ ِحي
ِأَ ْشه ُد اَ ْن الَإِلَهَ إِالَّ هللاُ َواَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا
At-tahiyyaatul mubaarakatush-shalawaatuth-thayyibaatulillaahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhan-
nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-
shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi.
Artinya : “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan (shalawat), serta kebaikan
hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah
atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga
tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan allah.”
َ اَللَّهُ َّم
صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد
yang lebih sempurna yaitu Shalawat Ibrahimiah :
ِ َ َوب.صلَّيْتَ َعلَى إِب َْرا ِهي ِْم َو َعلَى اَ ِل ِإ ْب َرا ِهي ِْم
َك َما،ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ِل ُم َح َّم ٍد َ اَللَّهُ َّم
َ َك َما،صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ِل ُم َح َّم ٍد
َ َّ فِى ْال َعالَ ِم ْينَ إِن. ار ْكتَ َعلَى إِب َْرا ِهي ِْم َو َعلَى اَ ِل إِ ْب َرا ِهي ِْم
ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد َ َب
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin. Wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shallaita ‘alaa
Ibraahiim, wa ‘alaa aali Ibraahiim, wa baarik ‘ala Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin,
kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidun
majiidun.
13. Tertib
PENUTUP
Setelah penjabaran lengkap tentang tata cara dan bacaan sholat fardhu, kami harap dapat
menambah wawasan ataupun pengetahuan bagi kita semua. Kesalahan kesalahan yang masih
sering dilakukan dalam sholat, ada baiknya di perbaiki agar sholat kita tidak sia sia dan diterima
oleh Allah swt. diterima atau tidaknya sholat kita itu tergantung oleh pelaksanaannya dan
kekhusyukan kita dalam melaksanakan ibadah sholat. Sekian dan terima kasih.