Anda di halaman 1dari 21

Skip to main content

Academia.edu

Search for papers, people, and interests

Modul hubungan internasional

Anitapuji Lestari

Download

Bulk Download

Overview

More

PAPER

ABOUT

RELATED

Original PDF

Overview

Hadi Abdul Aziz Kammis, SHLKS Kewarganegaraan XI semester IIMAN KALABAHI

2010/2011

Disamping itu hubungan antar bangsa penting disebabkan :1. Menciptakan hidup berdampingan secara
damai.2. Mengembangka penyelesaian masalah secara damai dan diplomasi.3. Membangun solidaritas
dan saling menghormati antar bangsa.4. Berpartisipasi dalam melaksanakan ketertiban dunia5.
Menjamin kelangsungan hidup bangsa dan nrgara di tengah bangsa-bangsa lain.

3.

Tujuan Kerjasama Internasional

Tujuan Nasional Bangsa Indonesia dalam kerjasama internasional adalah sebagaimana yangtermaktub
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :1)

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia2)

untuk memajukan kesejahteraan social3)

mencerdaskan kehidupan bangsa4)

dan untuk melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dankeadilan
sosial.

4.

Dasar Hukum Kerjasama Internasional

a.

Pembukaan UUD 1945 alenia IVb.

Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)c.

Perjanjian internasional (traktat =

treaty
)d.

Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang diakui PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dandisahkan oleh
pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentangHukum Laut.

5.

Asas-asas hubungan internasional

Dalam hubungan internasional atau hubungan antar bangsa, dikenal adanya tiga asas yangdisesuaikan
dengan cara pandang dan pikiran tiap-tiap negara. Ketiga asas itu sebagai berikut :

1) Asas Teritorial

Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerah atau wilayahnya. Artinya, bahwa
negaramelaksanakan berlakunya hukum dan peraturan-peraurannya bagi semua orang dan barang
yangada di wilayahnya. Sebaliknya, di luar daerah atau wilayah negara tersebut berlaku hukum asing.

2) Asas KebangsaanAsas ini didasarkan pada kekuasaan negara pada warga negaranya. Artinya, setiap
warga negara,dimana pun ia berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini
dikenaldengan asas

extrateritorial,

yakni hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warganegaranya, walaupun berada di negara
asing.3) Asas Kepentingan UmumAsas ini didasarkan pada kewenangan negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalamkehidupan bermasyrakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri
dengan semua keadaandan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum
tidak terikat padabatas-batas wilayah nasional suatu negara.

6.

Sarana-sarana Hubungan Internasional

1)

Diplomasi :

seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu Negara dalamhubungannya dengan
Negara dan bangsa lain.
Fungsi dasar Diplomat ada 3 yaitu :

a.

Sebagai lambang, prestise Negara pengirimb.

Sebagai wakil yuridis yang sah dari Negara pengirimc.

Sebagai perwakilan diplomatic suatu Negara di Negara lain dengan tugas antara lain:- Melakukan
perunding (

negotiation

)- Melaporkan (

reporting

)- Perwakilan (

refresentation

)- Melindungi kepentingan negara dan warga negaranya di luar negeri.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SHLKS Kewarganegaraan XI semester IIMAN KALABAHI

2010/2011

2)

Propaganda

: usaha sistimatis untuk mempengaruhi pikiran, emosi demi kepentinagnmasyarakat umum.


Propaganda : lebih ditujukan kepada warga Negara lain dari padapemerintahannya, dan untuk
kepentingan Negara yang membuat propaganda.3)
Ekonomi

: Sarana ekonomi umumnya digunakan secara luas dalam hubungan internasional baikdalam masa
damai maupun masa perang. Pada masa tertentu semua negara harus terlibatdalam perdagangan
internasional agar dapat memperoleh barang yang tak dapat diproduksidalam negeri., sehingga terjadi
ekspor dan impor.4)

Kekuatan militer dan perang

(show of Force): Peralatan militer yang memadai dapatmenambah keyakinan dan stabilitas untuk
berdiplomasi. Diplomasi tanpa dukunagan militeryang kuat dapat membuat suatu negara tidak memiliki
rasa percaya diri sehingga tak mampumenghindari tekanan dan ancaman negara lain yang dapat
menggangu kepentingannasuonalnya. Maka dengan demikian demontrasi senjata, latihan perang
bersama keraspdilaksanakan untuk menampilkan kekuatannya. Namun yang lebih diutamakan
bukanlahperang tetapi tindakan prevetif dalam hubungan internasional.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SHLKS Kewarganegaraan XI semester IIMAN KALABAHI

2010/2011

LEBARAN KERJA SISWAPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA :

……………………………….

KELAS :

……………………………….

HARI/TANGGAL :

……………………………….

TUGAS INDIVIDU : 1
NO

PERTANYAAN

JAWABAN

SKOR

Jelaskan pengertianinternasional menurutWarsito Sunaryo !

Betul100

Apakah pentingnyapelaksanaan hubunganinternasional? Jelaskanmenurut pendapatanda!

Betul :1003

Sebutkan 3 tujuankerjasama internasional

Betul :

1 = 35
2 = 70

3 =100

Sebutkan 4 dasarhukum kerjasamainternasional

Betul :1 = 25

2 =50

3 =75

4 =100

Jelaskan 3 asashubunganinternasional!Betul :

1 = 352 = 703 =100

6 Sebutkan sarana-saranahubungan internasionalmenurut J Frankel


Betul :1 = 25

2 = 50

3 = 75

4 =100Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,Hadi Abd. Aziz Kammis, SH

………………………………

NIP.197703112005011004Catatan Orang tua

: …………………………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………………………..

Hadi Abdul Aziz Kammis, SHLKS Kewarganegaraan XI semester IIMAN KALABAHI

2010/2011

PERTEMUAN KETIGA DAN KEEMPAT

Standar Kompetensi : 4

Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasionalKompetensi Dasar :4.2 Menjelaskan


tahap-tahap perjanjian internasionalI.
INDIKATOR :1.

Mendeskripsikan makna perjanjian internasional2.

Menyebutkan azas-azas dalam perjanjian internasioanal3.

Mengidentifikasi istilah-istilah dalam perjanjian internasional4.

Mengklasifikasi macam-macam perjanjian internasional5.

Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional6.

Menjelaskan jenis-jenis perjanjian internasional7.

Menganalisis pelaksanaan perjanjian internasionalII.

TUJUAN PEMBELAJARAN :1.

Siswa mampu mendeskripsikan perjanjian internasional2.

Siswa mampu menyebutkan azas-azas dala perjanjian internasioanal3.

Siswa mampu mengidentifikasi istilah-istilah dalam perjanjian internasional4.

Siswa mampu mengklasifikasi acam-macam perjanjian internasional5.


Siswa mampu menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional6.

Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis perjanjian internasional7.

Siswa mampu menganalisis pelaksanaan perjanjian internasional

III.

MATERI PEMBELAJARAN :

HUBUNGAN INTERNASIONAL (lanjutan)

B. Perjanjian Internasional1.

Pengertian perjanjian internasional

1)

Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M.,

perjanjian internasional adalah perjanjian yangdiadakan antar bangsa yang bertujuan untuk
menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.2)

Oppenheimer-Lauterpacht

, perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antar negarayang menimbulkan hak dan kewajiban
di antara pihak-pihak yang mengadakannya.3)

G. Schwarzenberger

, perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjekhukum internasional yang


menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukuminternasional. Perjanjian internasional
dapat berbentuk bilateral maupun multirateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain lembaga-
lembaga internasional, juga negara-negara.

2.

Azas-azas / prinsip dalam perjanjian internasional

1)

Pacta sun servanda

, yaitu para pihak yang terikat pada suatu perjanjian, harus entaati perjanjianyang telah dibuatnya.
( perjanjian internasional mengikat dan berlaku sebaai undang-undangbagi para pihak)2)

Good fith

(itikad baik) yaitu semua pihak yang terikat dalam suatu perjanjian internasional harusberitikad baik
untuk melaksanakan isi perjanjian3)

Rebus sic stantibus, yaitu suatu perjanjian internasional boleh dilanggar dengan syarat
adanyaperubahan yang fundamental, artinya jika perjanjian internasional tersebut dilaksanakan
makaakan bertentangan dengan kepentingan umum pada negara bersangkutan

3.

Istilah-istilah dalam perjanjian internasional

Beberpa istilah perjanjian internasional, yaitu:

Kovenant

, dipergunakan untuk memberi nama perjanjian internasional yang membentuk danmengatur liga
bangsa-bangsa.


Piagam (

charter

dipergunakan untuk menyebut perjanjian internasional yang membentuk danmengatur organisasi


internasional.

Konvensi (

convention

dipergunakan untuk memberi nama suatu catatan persetujuan mengenaihal-hal yang dipandang
penting yang tidak berkaitan dengan politik tingkat tinggi.

Protocol

dipergunakan untuk menyebut suatu dokumen pelengkap instrumen perjanjianinternasional yang


mencatat pemenuhan para pihak terhadap syarat-syarat perjanjianinternasional atau yang memperluas
ruang lingkup dan interpretasi perjanjian internasional.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SHLKS Kewarganegaraan XI semester IIMAN KALABAHI

2010/2011


Declaration

dipergunakan untuk menyebut perjanjian internasional yang sebenarnya atau suaturesolusi yang dibuat
oleh konferensi diplomatic yang berisi prinsip-prinsipdan harus ditati olehsemua negara.

4.

Macam-macam perjanjian internasional

Perjanjian internasional dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu :

1)

Berdasarkan Para Pihak

Berdasarkan para pihak perjanjian terbagi menjadi dua bagian, yaitu :a.

Perjanjian Bilateral

, yaitu perjanjian antar dua negara atau dua organisasi. Perundingandalam perjanjian ini disebut dengan
istilah pembicaraan (

talk

).b.

Perjanjian Multilateral

, yaitu perjanjian yang diadakan oleh beberapa negara atauorganisasi. Perundingan dalam perjanjian ini
disebut konferensi diplomatic (

diplomaticconference

).

2)

Berdasarkan sifat perjanjian.


Berdasarkan sifatnya perjanjian terbagi menjadi dua, yaitu :a.

Treaty Contrac,

yaitu perjanjian yang hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakanperjanjian, misalnya perjanjian RI
dengan RRC mengenai kewarganegaraan.b.

Law Making Treaty

, yaitu perjanjian yang akibat-akibatnya menjadi dasar dan kaidahhukum internasional, misalnya
Konvensi Hukum Laut tahun 1958, Konvensi Wina tahun1961 tentang Hubungan Diplomatic dan
Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang PerlindunganKorban Perang.

5.

Tahap-Tahap Perjanjian Internasional

Tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional adalah sebagai berikut :

1)

Tahap Perundingan (

negotiation

Pada tahap ini pihak-pihak akan mempertimbangnkan terlebih dahulu materi yang hendakdicantumkan
dalam naskah perjanjian. Materi tersebut ditinjua dari sudut pandang politik,ekonomi maupun
keamanan dan juga mempertimbangkan akibat-akibat yang akan munculsetelah perjanjian
disahka.Penunjukkan wakil suatu negara dalam perundingan diserahkan sepenuhnya kepada
negarabersangkutan. Untuk mencegah agar tidak terjadi pengatasnamaan negara secara tidak sah
makahukum internasional mengadakan ketentuan tentang kuasa penuh (

full Power

) yang harus dimilikioleh perwakilan suatu negara dalam perundingan tersebut dengan menunjukkan

Surat KuasaPenuh
, kecuali jika semua peserta konferensi menentukan bahwa

Surat Kuasa Penuh

tersebuttidak diperlukan. Penunjukkan surat kuasa penuh tidak berlaku bagi kepala negara,
kepalapemerintahan, menteri luar negeri, kepala perwakilan diplomatic dan wakil suatu negara.

2)

Tahap Penandatangan (

signature

Tahap penandatanganan diakhiri dengan penerimaan naskah (

adoption of the text

) danpengesahan (

authentication of the text

). Apabila koferensi tidak menentukan cara pengesahanmaka pengesahan dapat dilakukan dengan
penendatanganan, penandatanganan sementara ataupembubuhan paraf.Dengan menandatangani
suatu naskah perjanjian, berarti suatu negara telah menyetujui untukmengikatkan diri pada suatu
perjanjian. Selain melalui penandatanganan persetujuan untukmengikat diri pada perjanjian dapat pula
dilakukan melalui ratifikasi, pernyataan turut serta(

acesion

) atau menerima (

acepance

) suatu perjanjian.

3)

Tahap Ratifikasi (

ratification

)
Meskipun delegasi suatu negara telah menandatangani suatu perjanjian internasional, tidakberarti
bahwa negara tersebut secara otomatis terikat pada perjanjian itu. Negara tersebut baruterikat pada
materi/ isi perjanjian setelah naskah tersebut diratifikasi.

Ratifikasi

adalahpengesahan naskah perjanjian internasional yang diberikan ole badan yang berwenang di
suatunegara.Di Indonesia, badan yang berwenang untuk meratifikasi suatu perjanjian adalah presiden
dengan

persetujua DPR sesuai dega pasal  ayat  UUD , ya g eyataka , 

Prsiden dengan

persetujua DPR eyataka perag, euat perdaaia da  perja jia  de ga 


egara lai.

Dalam prakteknya, pengesahan perjanjian internasional dapat dilakukan oleh :

Pengesahan oleh badan eksekutif

pengesahan oleh badan legislatif

pengesahanoleh badan eksekutif dan legislatif.

Hadi Abdul Aziz Kammis, SHLKS Kewarganegaraan XI semester IIMAN KALABAHI


2010/2011

6.

Jenis dan sifat Perjanjian InternasionalPerjanjian Bilateral,

bersifat khusus (

treaty contract

) dan tertutup.

Treaty contract

berarti perjanjianyang dilakukan hanya mengikat dua negara yang berjanji, contoh :1.

Perjanjian antara Republik Indonesia dengan RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955

tetag peyelesaia dikeargaegaraa.

2.

Perjajia atara Idoesia dega Muagthai tetag Garis Batas Laut A da a  di
sealah

utara Selat Malaka pada tahun 1971.3.

Perjajia ekstradisi atara Repulik Idoesia da Malaysia pada tahu  .

4.

Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai pertahanan dan keamananwilayah kedua
negara pada tanggal 16 Desember 1995.

Perjanjian Multilateral

, sering disebut sebagai

law making treaties


karena biasanya mengaturhal-

hal yag eyagkut kepetiga uu da ersifat teruka.

Law making treaties

berarti perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara (multilateral akanmenjai hukum yang mengikat
bagi masyarakat internasional secara menyeluruh.Ada beberapa contoh :

Koesi Jeea, tahu  tetag Perliduga Kora Perag.

Koesi Wia, tahu , tetag Huuga Diploatik.

Koesi Huku Laut Iterasioal tahu  tetag Laut Teritor

ial, Zona Bersebelahan,

)oa Ekooi Eksklusif, da Ladas Beua.

7.

Pelaksanaan Perjanjian Internasional

Pelaksanaan Perjanjian Internasional :1)

Ketaatan Terhadap Perjanjiana.


Perjanjian harus dipatuhi (

pacta sunt servada).

Perjanjian menjadi hukum yang mengikatbagi pihak yang berjanji sehingga para pihak harus
mentaatinya.b.

Kesadaran hukum nasional. Perjanjian akan dipatuhi jika tidak bertentangan dengan hukumnasional
negara bersangkutan.2)

Kedudukan Negara Bukan PesertaNegara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan
kewajiban untuk mematuhinya.Akan tetapi, bila perjanjian itu bersifat multilateral (PBB) atau objeknya
besar (Terusan Suez,Panama, Selat Malaka dan lain-lain), mereka dapat juga terikat, apabila:

Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu, dan

Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta.3)

Pembatalan Perjanjian Internasional, Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagaialasan,
suatu perjanjian internasional dapat batal, antara lain :1.

Negara peserta atau wakil kuasa penih melanggar ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya.2.

Adanya unsur kesalahn (

error)

pada saat perjanjian dibuat.3.


Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain waktupembentukan
perjanjian.4.

Terdapat penyalahgunaan atau

kecurangan (corruption),

baik melalui kelicikan ataupenyuapan.5.

Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik denganancaman
maupun penggunaan kekuatan.6.

Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.4)

Berakhirnya Perjanjian Intenasional

Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H.,

mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena:1.

Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.2.

Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis.3.

Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian itu.4.

Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.5.

Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yangterdahulu.6.
Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudahdipenuhi.7.

Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima olehpihak lain.

Anda mungkin juga menyukai