D4 - 1E - 23 - Romzi Setiatno Putera
D4 - 1E - 23 - Romzi Setiatno Putera
MATA KULIAH :
Dosen Pengampu :
Fitri ST.,MT
Nama : Romzi Setiatno Putera
Nim : 1941170124
Kelas : D4 TE 1E
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………..iii
1.Latar Belakang…………………………………….iii
BAB 3 PEMBAHASAN…………………………………..v
1.Aplikasi Teori……………………………………...v
Sensor Cahaya……………………………………...v
Sensor Suhu………………………………………..x
BAB 4 KESIMPULAN………………………………….xiv
2.1.Dasar Teori
DEFINISI SENSOR
Pengertian Sensor adalah transducer yang berfungsi untuk mengolah variasi
gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus
listrik.Sensor sendiri adalah komponen penting pada berbagai peralatan.Sensor
juga berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi dan juga untuk mengetahui
magnitude.
Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari bahasa latin
traducere Bentuk perubahan yang dimaksud adalah kemampuan merubah suatu
energi kedalam bentuk energi lain. Energi yang diolah bertujuan untuk menunjang
daripada kinerja piranti yang menggunakan sensor itu sendiri. Sensor sendiri sering
digunakan dalam proses pendeteksi untuk proses pengukuran.
Dari pengertian sensor yang telah dijabarkan diatas wajar jika alat tersebut
menjadi alat yang banyak diminati oleh berbagai pabrikan elektronik.Dapat
diambil kesimpulan bahwa sensor memiliki banyak andil pada berbagai teknologi.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi
persyaratan-persyaratan kualitas yakni:
1. Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus
linier.
2. Tidak tergantung temperatur
Keluaran inverter tidak boleh tergantung pada temperatur disekelilingnya, kecuali
sensor suhu.
3. Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai masukan yang
ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup besar.
4. Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk mencapai
nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak.Sensor harus
dapat berubah cepat bila nilai masukan pada sistem tempat sensortersebut berubah.
iv
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Aplikasi Sensor
SENSOR CAHAYA
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat memberikan
perubahan besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang
diterima oleh sensor cahayatersebut.Sensor cahaya dalam kehidupan sehari-hari
dapat kita temui pada penerima remote televisi dan pada lampu penerangan jalan
otomatis.
Jenis-Jenis Sensor Cahaya
Dilihat dari perubahan output sensor cahaya maka sensor cahaya dapat dibedakan
kedalam 2 tipe yaitu :
Sensor cahaya tipe fotovoltaik
Sensor cahaya tipe fotokonduktif
Kemudian apabila dilihat dari cahaya yang diterima sensor cahaya tersebut, maka
sensor cahaya dapat dibagi dalam beberapa tipe sebagai berikut :
Sensor cahaya infra merah
Sensor cahaya ultraviolet
2.Photo Transistor
Photo transistor memiliki resistansi antara kaki kolektor dan emitor dapat
berubah sesuai intensitas cahaya yang diterimanya. Photo transistormemiliki 2
terminal output dengan nama emitor dan colektor, dimana nilai resistansi emeitor
dan kolektro tersebut akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang diterim
photo transistor semnakin tinggi.
Photo Transistor adalah Transistor yang dapat mengubah energi cahaya
menjadi listrik dan memiliki penguat (gain) Internal. Penguat Internal yang
terintegrasi ini menjadikan sensitivitas atau kepekaan Photo Transistor
terhadap cahaya jauh lebih baik dari komponen pendeteksi cahaya lainnya
seperti Photo Diode ataupun Photo Resistor. Cahaya yang diterima oleh
Photo Transistor akan menimbulkan arus pada daerah basis-nya dan
menghasilkan penguatan arus hingga ratusan kali bahkan beberapa ribu
kali. Photo Transistor juga merupakan komponen elektronika yang
digolongkan sebagai Transduser.
Photo Transistor dirancang khusus untuk aplikasi pendeteksian cahaya
sehingga memiliki Wilayah Basis dan Kolektor yang lebih besar dibanding
dengan Transistor normal umumnya. Bahan Dasar Photo Transistor pada
awalnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Silikon dan Germanium
yang membentuk struktur Homo-junction.
Namun seiring dengan perkembangannya, Photo Transistor saat ini lebih
banyak menggunakan bahan semikonduktor seperti Galium Arsenide yang
tergolong dalam kelompok Semikonduktor III-V sehingga membentuk
struktur Hetero-junction yang memberikan efisiensi konversi lebih
tinggi.Yang dimaksud dengan Hetero-junction atau Heterostructure adalah
Struktur yang menggunakan bahan yang berbeda pada kedua sisi
persimpangan PN. vii
3.Photo Dioda
Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah kalau
cahaya yang jatuh pada dioda berubahubah intensitasnya.Dalam gelap nilai
tahanannya sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir.Semakin kuat
cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga arus
yang mengalir semakin besar. Jika photodiode p-n bertegangan balik disinari,
maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya yang
dikenakan pada persambungan tersebut.
Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor. Biasanya yang dipakai adalah
silicon (Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium
antimonide (InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan timah sulfide
(PBS). Bahan-bahan ini menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang
gelombang, misalnya: 250 nm ke 1100 untuk nm silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm
untuk GaAs.
viii
Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda
dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus
listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya infra
merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi diode foto
mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya
pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.Alat yang mirip dengan
Dioda foto adalah Transistor foto (Phototransistor).Transistor foto ini pada
dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-
collector untuk menerima cahaya.Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih
baik jika dibandingkan dengan Dioda Foto.Hal ini disebabkan
karena elektron yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan
di bagian Base dan diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu
respons dari Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Dioda-Foto.
SENSOR SUHU
Pengertian Sensor Suhu Temperature Sensors adalah suatu komponen yang
dapat mengubah besaran panas menjadi besaran istrik sehingga dapat
mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu
melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan
oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau
mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output
x
Analog maupun Digital. Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga
Transduser.contoh sensor suhu :
1. Thermostat
Thermostat adalah jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor)
yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical.Thermostat pada dasarnya terdiri
dari dua jenis logam yang berbeda seperti Nikel, Tembaga, Tungsten atau
aluminium.Dua Jenis Logam tersebut kemudian ditempel sehingga membentuk Bi-
Metallic strip. Bi-Metallic Strip tersebut akan bengkok jika mendapatkan suhu
tertentu sehingga bergerak memutuskan atau menyambungkan sirkuit (ON/OFF).
Sebuah Sensor Suhu Thermostat yang bisa kita dapatkan dipasaran saat
ini.Seperti rangkaian Sensor pada umumnya, rangkaian sensor suhu sederhana
diatas menggunakan Prinsip Rangkaian Pembagi Tegangan Thevenin.
Thermostat Kita gunakan sebagai Saklar Otomatis dan juga sebagai
Penguat.Pada rangkaian sensor suhu diatas, Kondisi Normal ditunjukan dengan
Kondisi LED yang menyala. Namun ketika Thermostat mendeteksi Suhu
meningkat, maka nyala LED akan meredup seiring Peningkatan Suhu.
Aplikasi dari Rangkaian Sensor suhu diatas beragam tergantung bagaimana
kita ingin menggunakannya.Sebagai Contohnya adalah Rangkaian Sensor Suhu
Proteksi yang dapat digunakan untuk melindungi peralatan listrik dari panas yang
berlebihan.Ada juga Thermometer Digital Sederhana dengan Indikator LED.Dan
Banyak lagi contohnya.
2. Thermistor
Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor.Termistor ini
merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur
tahanan). Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau sensor
elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Termistor ditemukan oleh Samuel
Ruben pada tahun 1930, dan mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan
nomor #2.021.491.
Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding dengan
perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang
relatif kecil menjadikan termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang
memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi.Termistor yang dibentuk dari bahan
oksida logam campuran (sintering mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau
nikel, berpengaruh terhadap karakteristik termistor, sehingga pemilihan bahan
oksida
xi
tersebut harus dengan perbandingan tertentu. Dimana termistor merupakan
salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi.
Termistor dibedakan dalam 2 jenis, yaitu
· Termistor yang mempunyai koefisien negatif, yang disebut NTC (Negative
Temperature Coefisient)
NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisient negatif. Dimana bahannya
terbuat dari logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompress dan
disinter pada temperatur yang tinggi. Kebanyakan pada material penyusun
termistor biasa mengandung unsur – unsur seperti Mn2 O3, NiO,CO2, O3,Cu2 O,
Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3.
PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC memiliki
perbedaan dengan NTC antara lain:1.Koefisien temperatur dari thermistor PTC
bernilai positif hanya dalam interfal temperatur tertentu, sehingga diluar interval
tersebut akan bernilai nol atau negatif2.Harga mutlak dan koefisien temperatur dari
termistor PTC jauh lebih besar dari pada termistor NTC.
3. Thermocouple (Termokopel)
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk
mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang
digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-
electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang
fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana
sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan
menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua
persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan
sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan
Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature).Beberapa kelebihan
Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat
terhadap perubahaan xii
suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara
-200˚C hingga 2000˚C.Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas,
Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.
Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana.Pada dasarnya
Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan
digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada
Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap)
sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu
panas.
ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka
beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah
“NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam
rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka
akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian
menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang
diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya
sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius.Tegangan tersebut kemudian
dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
Aplikasi Sensor dalam kehidupan sehari hari :
1.Industri baja dan besi
2.Pengaman pada alat alat panas
3.Untuk thermopile sensor radiasi
4.Pembangkir listrik tenaga Radioisotop
xiii
BAB IV
KESIMPULAN
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
http://anakteknikkeras.blogspot.com/2016/11/makalah-sensor-dan-transduser-sensor.html
https://www.academia.edu/11129334/10_JENIS_SENSOR_BESERTA_CARA_KERJANYA_DAN_CONTOH_A
PLIKASI_SENSOR_TERSEBUT
https://www.academia.edu/20541426/LAPORAN_ELKA_SENSOR_CAHAYA_
http://zonaelektro.net/sensor-cahaya/
https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ALeKk02qdDN--sy5w9OKBRGFJRXTud6vzA
%3A1585726810395&ei=WkWEXsTfF4Wf9QOr75SQDA&q=datasheet+ldr&oq=data+sheet+l&gs_lcp=CgZ
wc3ktYWIQARgIMgIIADICCAAyAggAMgIIADICCAAyAggAMgIIADICCAAyBAgAEAoyBAgAEAo6BAgAEEc6BA
gAEENQz5UEWOGuBGCswwRoAHACeACAAWmIAbYBkgEDMS4xmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclient=ps
y-ab
xv