Anda di halaman 1dari 16

MODUL PENGENALAN SENSOR

MATA KULIAH :

Dosen Pengampu :
Fitri ST.,MT
Nama : Romzi Setiatno Putera
Nim : 1941170124
Kelas : D4 TE 1E

Program Studi Teknik Elektronika


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
2020
i

DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………...ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………..iii

1.Latar Belakang…………………………………….iii

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………..iv


1.Dasar Teori…………………………………………iv

BAB 3 PEMBAHASAN…………………………………..v

1.Aplikasi Teori……………………………………...v
Sensor Cahaya……………………………………...v
Sensor Suhu………………………………………..x

BAB 4 KESIMPULAN………………………………….xiv

BAB 5 DAFTAR PUSTAKA……………………………xv


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu dan
teknologi terus ikut berkembang seiring dengan perkembangan zaman
dan waktu.Perkembangan ini terjadi karena kebutuhan manusia semakin
beragam.Ilmu dan teknologi yang dikembangkan untuk memudahkan
pekerjaan mereka, agar lebih lebih mudah dan fisien, semua barang –
barang kebutuhan diciptakan semakin canggih, misalnya dapat bekerja
secara otomatis.teknologi yang mendukung perkembangan alat – alat
yang dapat berfungsi secara otomatis adalah sensor.
kebutuhan sensor dalam perkembangan industri sangat
berpengaruh. Sensor dan transduser merupakan peralatan atau
komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem
pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah
sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara
otomatis. Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah
bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan
sebagainya.Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran,
atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran
yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik
melalui sebuah alat yang disebut transducer.
Ada bermacam – macam jenis sensor. Yang akan dibahas disini
adalah sensor kecepatan. Dimana pada perkembangannya sensor
kecepatan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.Salah satu
contohnya adalah sebagai alat speedometer pada kendaraan bermotor.
Berikut akan dibahas mengenai sensor kecepatan, jenis – jenisnya, cara
kerjanya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari – hari.
iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Dasar Teori
DEFINISI SENSOR
Pengertian Sensor adalah transducer yang berfungsi untuk mengolah variasi
gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus
listrik.Sensor sendiri adalah komponen penting pada berbagai peralatan.Sensor
juga berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi dan juga untuk mengetahui
magnitude.
Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari bahasa latin
traducere Bentuk perubahan yang dimaksud adalah kemampuan merubah suatu
energi kedalam bentuk energi lain. Energi yang diolah bertujuan untuk menunjang
daripada kinerja piranti yang menggunakan sensor itu sendiri. Sensor sendiri sering
digunakan dalam proses pendeteksi untuk proses pengukuran.
Dari pengertian sensor yang telah dijabarkan diatas wajar jika alat tersebut
menjadi alat yang banyak diminati oleh berbagai pabrikan elektronik.Dapat
diambil kesimpulan bahwa sensor memiliki banyak andil pada berbagai teknologi.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi
persyaratan-persyaratan kualitas yakni:
1.       Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus
linier.
2.       Tidak tergantung temperatur
Keluaran inverter tidak boleh tergantung pada temperatur disekelilingnya, kecuali
sensor suhu.
3.       Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai masukan yang
ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup besar.
4.       Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk mencapai
nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak.Sensor harus
dapat berubah cepat bila nilai masukan pada sistem tempat sensortersebut berubah.
iv

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.Aplikasi Sensor
 SENSOR CAHAYA
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat memberikan
perubahan besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang
diterima oleh sensor cahayatersebut.Sensor cahaya dalam kehidupan sehari-hari
dapat kita temui pada penerima remote televisi dan pada lampu penerangan jalan
otomatis.
Jenis-Jenis Sensor Cahaya
Dilihat dari perubahan output sensor cahaya maka sensor cahaya dapat dibedakan
kedalam 2 tipe yaitu :
 Sensor cahaya tipe fotovoltaik
 Sensor cahaya tipe fotokonduktif
Kemudian apabila dilihat dari cahaya yang diterima sensor cahaya tersebut, maka
sensor cahaya dapat dibagi dalam beberapa tipe sebagai berikut :
 Sensor cahaya infra merah
 Sensor cahaya ultraviolet

1.LDR (Light Dependent Resistor)


adalah sensor cahaya yang memiliki 2 terminal output, dimana kedua
terminal output tersebut memiliki resistansi yang dapat berubah sesuai
dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Dimana nilai resistansi kedua
terminal output LDR akan semakin rendah apabila intensitas cahya yang
diterima oleh LDR semakin tinggi.LDR ialah jenis resistor yang berubah
hambatannya karena pengaruh cahaya.Bila cahaya gelap nilai tahanannya
semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin
kecil.LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang biasa
digunakan sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi
cahaya.Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor
yang mempunyai dua buah elekrtroda pada permukaannya.
Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 M  dan dalam
keadaan terang sebesar 1 k  atau kurang. LDR terbuat dari bahan
v
semikonduktor seperti cadmium sulfide.Dengan bahan ini energy dari
cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus
listrik meningkat.Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
           LDR digunakan untuk mengubah energy cahaya menjadi energy
listrik. Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh
alat yang menggunakan LDR. Akan tetapi karena responnya terhadap
cahaya cukup lambat, LDR tidak digunakan pada situasi di mana intensitas
cahaya berubah secara drastis. Sensor ini akan berubah nilai hambatannya
apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya
           Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut
menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil.Sehingga
hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit.Artinya pada
saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut
juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya
redup.Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari
atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron
untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR
menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki
resistansi kecil pada saat cahaya terang. Penerapan laindari sensor LDR ini
ialah alarm Pencuri.
          Misalnya untuk rangkaian system alarm cahaya (menggunakan LDR) yang
aktif ketika terdapat cahaya. Ketika kita akan mengatur kepekaan LDR (Light
Dependent Resistor) dalam suatu rangkaian maka kita perlu menggunakan
potensiometer. Kita atur letaknya agar ketika mendapat cahaya maka buzzer atau
bell akan berbunyi dan ketika tidak mendapat cahaya maka buzzer atau bell tidak
akan berbunyi.

Prinsip Kerja Sensor LDR 


Prinsip kerja LDR itu sendiri adalah nilai resistansinya akan bertambah besar
apabila tidak terkena cahaya (malam hari) dan akan berkurang resistansinya
apabila terkena cahaya (siang hari), LDR ini umumnya digabungkan dengan
beberapa transistor untuk membentuk rangkaian lampu otomatis atau
rangkaian lainnya. Kelebihannya tak ada kode spesial untuk membaca nilai
resistasi pada LDR ini.
vi

Contoh Aplikasi Sensor LDR 

Contoh Aplikasi LDR sebagai sensor cahaya diantaranya: Rangkaian alarm,


indikator, counter (penghitung), fungsi potensiometer.

2.Photo Transistor
Photo transistor memiliki resistansi antara kaki kolektor dan emitor dapat
berubah sesuai intensitas cahaya yang diterimanya. Photo transistormemiliki 2
terminal output dengan nama emitor dan colektor, dimana nilai resistansi emeitor
dan kolektro tersebut akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang diterim
photo transistor semnakin tinggi.
Photo Transistor adalah Transistor yang dapat mengubah energi cahaya
menjadi listrik dan memiliki penguat (gain) Internal. Penguat Internal yang
terintegrasi ini menjadikan sensitivitas atau kepekaan Photo Transistor
terhadap cahaya jauh lebih baik dari komponen pendeteksi cahaya lainnya
seperti Photo Diode ataupun Photo Resistor. Cahaya yang diterima oleh
Photo Transistor akan menimbulkan arus pada daerah basis-nya dan
menghasilkan penguatan arus hingga ratusan kali bahkan beberapa ribu
kali.  Photo Transistor juga merupakan komponen elektronika yang
digolongkan sebagai Transduser.
Photo Transistor dirancang khusus untuk aplikasi pendeteksian cahaya
sehingga memiliki Wilayah Basis dan Kolektor yang lebih besar dibanding
dengan Transistor normal umumnya. Bahan Dasar Photo Transistor pada
awalnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Silikon dan Germanium
yang membentuk struktur Homo-junction.
Namun seiring dengan perkembangannya, Photo Transistor saat ini lebih
banyak menggunakan bahan semikonduktor seperti Galium Arsenide yang
tergolong dalam kelompok Semikonduktor III-V sehingga membentuk
struktur Hetero-junction yang memberikan efisiensi konversi lebih
tinggi.Yang dimaksud dengan Hetero-junction atau Heterostructure adalah
Struktur yang menggunakan bahan yang berbeda pada kedua sisi
persimpangan PN. vii

Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada


area dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.
Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada
area dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.   Berikut ini
adalah bentuk dan simbol Photo Transistor (Transistor Foto).
Cara kerja Photo Transistor atau Transistor Foto hampir sama dengan
Transistor normal pada umumnya, dimana arus pada Basis Transistor
dikalikan untuk memberikan arus pada Kolektor. Namun khusus untuk
Photo Transistor, arus Basis dikendalikan oleh jumlah cahaya atau
inframerah yang diterimanya.Oleh karena itu, pada umumnya secara fisik
Photo Transistor hanya memiliki dua kaki yaitu Kolektor dan Emitor
sedangkan terminal Basisnya berbentuk lensa yang berfungsi sebagai
sensor pendeteksi cahaya.
Pada prinsipnya, apabila Terminal Basis pada Photo Transistor menerima
intensitas cahaya yang tinggi, maka arus yang mengalir dari Kolektor ke
Emitor akan semakin besar.

3.Photo Dioda
Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah kalau
cahaya yang jatuh pada dioda berubahubah intensitasnya.Dalam gelap nilai
tahanannya sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir.Semakin kuat
cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga arus
yang mengalir semakin besar. Jika photodiode p-n bertegangan balik disinari,
maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya yang
dikenakan pada persambungan tersebut.
Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor. Biasanya yang dipakai adalah
silicon (Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium
antimonide (InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan timah sulfide
(PBS). Bahan-bahan ini menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang
gelombang, misalnya: 250 nm ke 1100 untuk nm silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm
untuk GaAs.
viii
Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda
dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus
listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya infra
merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi diode foto
mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya
pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.Alat yang mirip dengan
Dioda foto adalah Transistor foto (Phototransistor).Transistor foto ini pada
dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-
collector untuk menerima cahaya.Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih
baik jika dibandingkan dengan Dioda Foto.Hal ini disebabkan
karena elektron yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan
di bagian Base dan diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu
respons dari Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Dioda-Foto.

Photo dioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya


cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang
dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas
10mW/cm2. Photo dioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward
bias, kita dapat memanfaatkan photo dioda ini pada kondisi reverse bias dimana
resistansi dari photo dioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang
masuk.

Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan


dengan diode pekacahaya.Halini disebabkan karena electron yang ditimbulkan oleh
foton cahaya padajunction ini diinjeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian
kolektornya. Namun demikian,waktu respon dari transistor foto secara umum akan
lebih lambat dari pada dioda peka cahaya.Jika photo dioda tidak terkena cahaya,
maka tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian pembanding, jika photodioda
terkena cahaya maka photodiode akan bersifat sebagai tegangan, sehingga Vcc dan
photo dioda tersusun seri, akibatnya terdapat arus yang mengalir ke rangkaian
pembanding.
photodioda terbuat dari bahan semikonduktor yaitu silicon (Si), atau Galium
Arsenida, dan yang lain adalah Insb, InAs, PbSe. Material-material ini meyerap
cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencangkup: 2500 Å – 11000 Å
untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan
energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan
suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah
elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari kisi-kisi
semikonduktor yang kehilangan elektron.
viv
Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah
silicon ( Si) atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs,
PbSe. Material ini menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang
mencakup: 2500 Å – 11000 Å untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs.
Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya
diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang
pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole
adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus
yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak
muatan pembawa.cara tersebut didalam sebuah photodiode digunakan untuk
mengumpulkan photon – menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau
tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
Prinsip kerja photodioda :
 Cahaya yang diserap oleh photodiode
 Terjadinya pergeseran foton
 Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi
 Electron menuju [+] sumber  & hole menuju [-] sumber
 Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian
Saat photodiode terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber
tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi kecil.Saat photodiode tidak terkena
cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak
hingga.besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh photodiode
tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh infrared
Photodioda digunakan sebagai penangkap gelombang cahaya yang
dipancarkan oleh Infrared. Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh
photodioda tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh infrared
Setiap warna bisa disusun dari warna dasar.Untuk cahaya, warna dasar
penyusunnya adalah warna Merah, Hijau dan Biru, atau lebih dikenal dengan
istilah RGB (Red-Green-Blue). memperlihatkan beberapa sampel warna dan
komposisi RGB-nya terskala 8 bit.

 SENSOR SUHU
Pengertian Sensor Suhu Temperature Sensors adalah suatu komponen yang
dapat mengubah besaran panas menjadi besaran istrik sehingga dapat
mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu
melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan
oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau
mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output
x
Analog maupun Digital. Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga
Transduser.contoh sensor suhu :

1. Thermostat
Thermostat adalah jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor)
yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical.Thermostat pada dasarnya terdiri
dari dua jenis logam yang berbeda seperti Nikel, Tembaga, Tungsten atau
aluminium.Dua Jenis Logam tersebut kemudian ditempel sehingga membentuk Bi-
Metallic strip. Bi-Metallic Strip tersebut akan bengkok jika mendapatkan suhu
tertentu sehingga bergerak memutuskan atau menyambungkan sirkuit  (ON/OFF).
Sebuah Sensor Suhu Thermostat yang bisa kita dapatkan dipasaran saat
ini.Seperti rangkaian Sensor pada umumnya, rangkaian sensor suhu sederhana
diatas menggunakan Prinsip Rangkaian Pembagi Tegangan Thevenin.
Thermostat Kita gunakan sebagai Saklar Otomatis dan juga sebagai
Penguat.Pada rangkaian sensor suhu diatas, Kondisi Normal ditunjukan dengan
Kondisi LED yang menyala. Namun ketika Thermostat mendeteksi Suhu
meningkat, maka nyala LED akan meredup seiring Peningkatan Suhu.
Aplikasi dari Rangkaian Sensor suhu diatas beragam tergantung bagaimana
kita ingin menggunakannya.Sebagai Contohnya adalah Rangkaian Sensor Suhu
Proteksi yang dapat digunakan untuk melindungi peralatan listrik dari panas yang
berlebihan.Ada juga Thermometer Digital Sederhana dengan Indikator LED.Dan
Banyak lagi contohnya.

2. Thermistor
            Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor.Termistor ini
merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur
tahanan). Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau sensor
elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Termistor ditemukan oleh Samuel
Ruben pada tahun 1930, dan mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan
nomor #2.021.491.
Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding dengan
perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang
relatif kecil menjadikan termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang
memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi.Termistor yang dibentuk dari bahan
oksida logam campuran (sintering mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau
nikel, berpengaruh terhadap karakteristik termistor, sehingga pemilihan bahan
oksida
xi
tersebut harus dengan perbandingan tertentu. Dimana termistor merupakan
salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi.
Termistor dibedakan dalam 2 jenis, yaitu
·         Termistor yang mempunyai koefisien negatif, yang disebut NTC (Negative
Temperature Coefisient)
NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisient negatif. Dimana bahannya
terbuat dari logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompress dan
disinter pada temperatur yang tinggi. Kebanyakan pada material penyusun
termistor biasa mengandung unsur – unsur seperti Mn2 O3, NiO,CO2, O3,Cu2 O,
Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3.

Oksida-oksida ini sebenarnya mempunyai resistansi yang sangat tinggi, tetapi


dapat diubah menjadi bahan semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur
lain yang mempunyai valensi yang berbeda disebut dengan doping dan pengaruh
dari resistansinya dipengaruhi perubahan temperatur yang diberikan. Thermistor
logam oksida digunakan dalam daerah 200K sampai 700K. Untuk digunakan pada
temperatur yang sangat tinggi, thermistor dibuat dari Al2O3 , BeO , MgO.
·         Temistor yang mempunyai koefisien positif yang disebut PTC (Positive
Temperature Coefisient).

PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC memiliki
perbedaan dengan NTC antara lain:1.Koefisien temperatur dari thermistor PTC
bernilai positif hanya dalam interfal temperatur tertentu, sehingga diluar interval
tersebut akan bernilai nol atau negatif2.Harga mutlak dan koefisien temperatur dari
termistor PTC jauh lebih besar dari pada termistor NTC.

3. Thermocouple (Termokopel)
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk
mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang
digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-
electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang
fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana
sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan
menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua
persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan
sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan
Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature).Beberapa kelebihan
Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat
terhadap perubahaan xii
suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara
-200˚C hingga 2000˚C.Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas,
Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.
Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana.Pada dasarnya
Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan
digabungkan ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada
Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap)
sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu
panas.

ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka
beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah
“NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam
rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka
akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian
menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang
diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya
sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius.Tegangan tersebut kemudian
dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
Aplikasi Sensor dalam kehidupan sehari hari :
1.Industri baja dan besi
2.Pengaman pada alat alat panas
3.Untuk thermopile sensor radiasi
4.Pembangkir listrik tenaga Radioisotop
xiii

BAB IV
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah :


1.      Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk
mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi
kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya
2.      Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor
dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu sensor mekanis,
sensor cahaya sensor suhu
3.      Sensor cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan
cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias
cahaya yang mengernai benda atau ruangan. Contoh; photo cell,
photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier,
pyrometer optic, dsb.
4.      Sensor suhu adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
gejala perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi
benda atau dimensi ruang tertentu. Contohnya; bimetal,
termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda,
photovoltaik, infrared dsb.
xiv

BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
http://anakteknikkeras.blogspot.com/2016/11/makalah-sensor-dan-transduser-sensor.html

https://www.academia.edu/11129334/10_JENIS_SENSOR_BESERTA_CARA_KERJANYA_DAN_CONTOH_A
PLIKASI_SENSOR_TERSEBUT

https://www.academia.edu/20541426/LAPORAN_ELKA_SENSOR_CAHAYA_

http://zonaelektro.net/sensor-cahaya/

https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ALeKk02qdDN--sy5w9OKBRGFJRXTud6vzA
%3A1585726810395&ei=WkWEXsTfF4Wf9QOr75SQDA&q=datasheet+ldr&oq=data+sheet+l&gs_lcp=CgZ
wc3ktYWIQARgIMgIIADICCAAyAggAMgIIADICCAAyAggAMgIIADICCAAyBAgAEAoyBAgAEAo6BAgAEEc6BA
gAEENQz5UEWOGuBGCswwRoAHACeACAAWmIAbYBkgEDMS4xmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclient=ps
y-ab
xv

Anda mungkin juga menyukai