Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mempelajari geologi struktur dan lapisan kita harus mengetahui
kedudukan suatu batuan pada permukaan dengan mengukur kemiringan
batuan dan arah persebarannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan kompas geologi. Kedua hal tersebut dinamakan strike dan dip.
Jurus dan kemiringan adalah besaran untuk menerangkan kedudukan
perlapisan suatu batuan sedimen. Pada suatu singkapan batuan berlapis, jurus
dinyatakan sebagai garis arah dan kemiringan dinyatakan sebagai besaran
sudut. Jurus dan kemiringan batuan mengacu kepada orientasi atau geometri
fitur-fitur geologi. Garis strike perlapisan, patahan, atau fitur planar lainnya,
adalah garis yang merepresentasikan perpotongan fitur tersebut di bidang
horizontal. Dalam peta geologi, strike dan dip digambarkan dengan garis
pendek yang dipotong oleh garis yang lebih pendek tegak lurus dengan garis
pertama. Oleh karena itu dari penjelasan diatas maka dilakukanlah praktikum
geologi struktur untuk dapat menentukan jurus dan kemiringan suatu bidang
atau perlapisan dimana dengan mengetahui jurus dan kemiringan nantinya
kita dapat tahu dimana terdapat pola-pola singkapan dalam permukaan bumi.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian istilah-istilah dalam struktur
bidang di ilmu geologi.
2. Mahasiswa dapat menggambarkan model 3D dari struktur bidang pada
kedudukan tertentu.
3. Mahasiswa dapat memproyeksikan struktur bidang 3D dalam gambar 2D
sehingga dapat menentukan besaran kemiringan semu dan kemiringan
sebenarnya dari struktur bidang pada kedudukan tertentu.
II. TEORI DASAR

Jurus dan kemiringan batuan mengacu kepada orientasi atau geometri fitur-fitur
geologi. Garis strike perlapisan, patahan, atau fitur planar lainnya, adalah garis
yang merepresentasikan perpotongan fitur tersebut di bidang horizontal. Dalam
peta geologi, strike dan dip digambarkan dengan garis pendek yang dipotong oleh
garis yang lebih pendek tegak lurus dengan garis pertama. Jurus dan kemiringan
adalah besaran untuk menerangkan kedudukan perlapisan suatu batuan sedimen.
Pada suatu singkapan batuan berlapis, jurus dinyatakan sebagai garis arah dan
kemiringan dinyatakan sebagai besaran sudut (Asikin, 1997)

Dalam struktur bidang terdapat dua struktur yaitu struktur bidang premier dan
struktur bidang sekunder. Struktur Bidang Sekunder merupakan suatu struktur
bidang yang terbentuk setelah batuan-batuan terbentuk. Bidang-bidang yang
termasuk dalam struktur sekunder adalah bidang kekar, bidang dari bidang sesar,
dan bidang sayap lipatan. Pada umumnya struktur bidang dinyatakan melalui
istilah-istilah yang khusus, yang diantaranya adalah sebagai berikut :
 Strike (jurus)
 Dip (kemiringan)
 Apperent Dip (kemiringan semu), dan
 Dip Direction (arah kemiringan) (Sugiharyanto, 2007).

Berikut istilah dalam struktur bidang, yaitu :


 Jurus (strike) : Arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan antara
bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal, besarnya diukur dari arah
utara.
 Kemiringan (dip) : Sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang
miring dengan bidang hortizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus
(Tim Geologi Struktur, 2020)

Adapun dalam pengukuran suatu bidang terdapat beberapa yang perlu


diperhatikan serta memiliki cara yang detail yaitu antaralain:
 Pengukuran Jurus
Bagian sisi kompas (sisi "E") ditempelkan pada bidang yang diukur.
Kedudukan kompas dihorisontalkan, ditunjukkan oleh
posisi level dari nivo "Mata Sapi" ( Bull's Eye Level ), maka harga yang
3

ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga jurus bidang yang diukur.
Benlah tanda garis pada bidang tersebut sesuai dengan arah jurusnya.
 Pengukuran Kemiringan.    
Kompas pada posisi tegak tempelkan sisi 'W' kompas pada bidang yang diukur
dengan posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada
butir (1). Kemudian Dinometer sehingga gelembung udaranya tepat berada
ditengah (Posisi Level). Harga yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala
klinometer adalah besarnya sudut kemiringan dari bidang yang diukur.    
 Pengukuran Arah Kemiringan.       
Tempelkan sisi "S" kompas pada bidang yang diukur. Posisikan kompas,
sehingga. horizontal (nivo "mata lembu" level), baca angka yang ditunjuk oleh
jarum utara kompas. Harga ini merupakan arah kemiringan (dipdirection) dari
bidang yang diukur (Noor, 2009).

Cara Penulisan Notasi dan Simbol Struktur Garis menyatakan kedudukan suatu
struktur garis secara tertulis dan suatu cara penulisan simbol pada peta geologi.
Penulisan notasi struktur garis dinyatakan dengan: “plunge dan trend (arah
penunjaman)”.
1. Sistem Azimuth : hanya mengenal satu penulisan yaitu Yo, N  Xo E.
-      Xo adalah “trend”, besarnya : 0o – 360o
-      Yo  adalah “plunge”, besarnya : 0o – 90o  (sudut vertikal).
2.  Sistem Kwadran : penulisan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan
sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya :
- Sistem azimuth : 30, N 45o E maka menurut sistem kwadran adalah : 45o,
N 45o E.
-     Sistem Azimuth : 45o, N 90o E maka menurut sistem kwadrannya adalah :
45o, N 90o E atau 45o, S 90o E (Hadisurya, 2004).

Kendudukan suatu garis dinyatakan dengan bearing dan pluge (penunjaman


sama dengan iklinasi), bearing yaitu sudut horisontal antara suatu garis dengan
koordinat tertentu, biasanya utara selatan. Pluge yaitu sudut vertikal yang
diukur kearah bawah pada bidang vertikal antara horizontal dan garis.
Kendudukan suatu bidang dinyatakan dengan strike (jurus) dan dip
(kemiringan). Jurus yaitu bearing dari suatu garis horizontal pada bidang
miring atau garis yang dibentuk oleh perpotongan bidang miring dengan bidang
horizontal. kemiringan, kemiringan maksimum, dari bidang miring atau suatu
sudut antara bidang hrozontal dan bidang miring yang diukur vertikal pada arah
tegak lurus terhdap jurus. Kemiringan semu adalah kemiringan bidang miring
yang diukur tidak tegak lurus terhadap jurus (Polo, 1993).
Cara penulisan jurus dan kemiringan struktur bidang dengan menggunakan cara
penulisan jurus dan kemiringan, pendeskripsian kedudukan struktur bidang
dengan angka jurus dan angka kemiringan saja tidak dapat secara unik dan
4

secara langsung mendeskripsikan kedudukan suatu struktur bidang dua dimensi


ataupun tiga dimensi (Selley,1999).

Anda mungkin juga menyukai