Anda di halaman 1dari 6

III.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut.

Gambar 1. Modul Praktikum

Gambar 2. Kertas HVS A4

Gambar 3. Pensil

Gambar 4. Busur

Gambar 5. Penggaris
6

B. Diagram Alir
Adapun diagram alir dari percobaan ini adalah sebagai berikut.

Mulai

Praktikan membuat model 3D dan mengubahnya kedalam gambar 2D


dengan tahapan yang dipaparkan oleh asisten dosen.

Membuat kontruksi grafis yaitu dengan membuat sumbu


koordinat N-S.

Menentukan titik O yaitu diantara koordinat N dengan S dan dari titik O


dibuat garis dengan arah E sepanjang 4cm lalu membuat garis vertikal
sejajar dengan sumbu N-S dan menarik garis bantu yang membentuk
sudut N 600 E dan N 1350 E yaitu dengan ketentuan kedalaman d 2cm.

Didapatkan dua kemiringan semu (Apparent


dip) yaitu di titik COF dan pada titik DOP
dan terdapat kemiringan yang sebenarnya
(True dip) pada titik LOK.

Selesai

Gambar 4. Diagram Alir


`
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Pada praktikum ini tidak di lakukan pengamatan sehingga tidak ada data
pengamatan yang diambil.

B. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang geologi struktur yaitu ilmu yang
mempelajari bentuk arsitektorat kulit bumi beserta gejala-gejala yang
menyebabkan pembentukanyan. Praktikum kali ini menjurus pada materi
menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah
kemiringan semu. Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk
geometri bidang. Kendudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan)
pada umumnya membentuk kendudukan horizontal. dimana pada materi
ini ada pengertian-pengertian seperti arah merupaan sudut horisontal antara
garis dengan arah koordinat tertentu, biasanya utara atau selatan, Azimut
merupakan arah yang diukur dari arah utara searah arah jarum jam,
kemiringan sebenarnya (true dip) merupakan sudut kemiringan terbesar
yang terbentuk oleh suatu bidang dengan bidang datar yng diukur tegak
lurus perpotongan bidang, kemiringan semu (apperent dip) merupakan
sudut yang terbentuk antara suatu bidang dengan bidang horisontal yang
diukut tidak tegak lurus perpotongan bidang dan jurus merupakan arah
garis horisontal yang terbentuk oleh bidang miring dengan bidang
horisontal. Pada praktikum kali ini juga diajarkan menentukan jurus dan
kemiringan struktur bidang dari dua buah kemiringan semu pada
ketinggian yang sama dan ketinggian yang berbeda.

Kemudian dalam jalanya praktikum terdapat kendala bagi praktikan yaitu


kurangnya dalam penyiapan alat tulis seperti pensil, penghapus, busur dan
kerta hvs. Dalam praktikum juga asisten dosen sedikit terlalu cepat dalam
menyampaikan materi sehingga para praktikan banyak ketinggalan dalam
menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang pada dua buah
kemiringan semu sehingga kondisi di ruangan praktikum kurang kondusif.

`
8

Kendudukan suatu garis dinyatakan dengan bearing dan pluge


(penunjaman sama dengan iklinasi), bearing yaitu sudut horisontal antara
suatu garis dengan koordinat tertentu, biasanya utara selatan. Pluge yaitu
sudut vertical yang diukur kearah bawah pada bidang vertikal antara
horizontal dan garis. Kendudukan suatu bidang dinyatakan dengan strike
(jurus) dan dip (kemiringan).

Jurus (Strike) Struktur Bidang. Sebuah garis jurus (stike line) dapat
didefinisikan sebagai sebuah garis horizontal yang terletak pada suatu
struktur bidang. Sebuah garis jurus pada suatu struktur bidang dapat
dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal imajiner
dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua buah
bidang adalah sebuah garis). Dibeberapa lokasi terentu di lapangan, garis
jurus dapat dilihat secara langsung, misalnya di tebing-tebing yang berada
di pinggir laut yang tenang. Perpotongan antara permukaan laut dengan
permukaan tebing merupakan garis jurus pada permukaan tebing tersebut.
Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis
jurus dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut antara
garis horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya. Jurus
merupakan besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (0) dengan
menggunakan kompas. Setiap sudut yang diukur dengan menggunakan
kompas disebut arah (baearing atau azimuth) Jurus suatu struktur bidang
dapat dideskripsikan dengan dua cara. Cara pertama dikenal sebagai
konvensi kuadran. Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi
ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW) yang masing-masing
kuadran memiliki besar 900 dan jurus ditentukan dengan memberikan
angka dalam derajat yang mewakili besar sudut (bisa ke arah barat atau
timur) antara garis jurus dengan utara sebenarnya.

Kemiringan (Dip) adalah sudut terbesar dari suatu bidang miring, yang diukur
tegak lurus jurus. Data-data yang harus ada dalam pengukuran true dip seperti
letak dan ketinggian pengukuran, arah sayatan tegak dimana apparent dip
diukur dan besar kemiringan semu. Kemiringan sebenarnya (true dip) dari
suatu struktur bidang adalah sudut antara struktur bidang tersebut dan sebuah
bidang horizontal yang diukur pada bidang vertikal tertentu. Bidang vertikal
yang tertentu ini memiliki orientasi yang tepat tegak lurus dengan garis jurus.
Pada sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan
kemiringan lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya
merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus. Arah kemiringan sebenarnya
selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope). Kemiringan sebenarnya
biasanya dapat ditemukan dilapangan dengan menentukan besar dari
kemiringan semu atau apparent dip. Kemiringan semu dan kemiringan
sebenarnya saling berhubungan.

`
9

Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut
antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur
pada bidang vertikal tertentu. Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki
orientasi yang tepat tegak lurus dengan garis jurus. Pada sebuah struktur
bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang
paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat
tegak lurus jurus. Arah kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah
turun lereng (downslope).

Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak tegak lurus garis
jurus disebut sebagai kemiringan semu (apparent dip). Besar kemiringan
semu harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan sebenarnya. Besar
kemiringan semu yang diukur pada bidang vertikal yang mengandung garis
jurus adalah nol derajat (00).

Jurus dan kemiringan dapat diukur ditempat dengan menggunakan kompas


geologi. Kompas geologi dilengkapi dengan water pass untuk membuat
bidang horizontal dan klinometer untuk mengukir kemiringan. Untuk
mendeskripsikan deformasi lapisan batuan contohnya pada batuan sedimen,
diperlukan posisi setelah terdeformasi. Telah diketahui bahwa sedimen
semula diendapkan dalam posisi horizontal. Setelah mengalami deformasi
posisinya berubah, misalnya terlipat, maka poisisi limb sinklin dan antiklin
tidak horizontal. Posisi atau kedudukan bidang-bidang yang membentuk limb
ini dinyatakan dalam jurus (strike) dan kemiringan (dip), yang dipergunakan
untuk mengetahui struktur bidang perlapisan pada suatu bidang dan
menyatakan kedudukan semua bidang di alam.

Anda mungkin juga menyukai