DI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA TAHUN 2017
Rissa Nuryuniarti Tatu Septiani
Program Studi DIII
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
ABSTRAK
Etika diperlukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan
hidup tingkat internasional. Etika merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan manusia. Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode etik profesi kebidanan. Mahasiswa pendidikan kebidanan sebagai calon bidan yang akan bekerja di tengah- tengah masyarakat harus mengerti tentang peran fungsi mereka dan kompetensi yang harus dimiliki, sadar dengan perkembangan profesi bidan terutama dalam perkembangan pendidikan bidan, karena menjadi bidan yang profesional harus melewati jenjang pendidikan. Hal lain yang harus dipahami oleh setiap bidan agar menjadi bidan profesional adalah dengan melakukan segala tindakan sesuai dengan etika kebidanan.
Kata kunci : Etika Kebidanan
PENDAHULUAN mengatur bagaimana seharusnya manusia
Etika diperlukan dalam pergaulan hidup bergaul. Sistem pengaturan pergaulan bermasyarakat, bernegara hingga tersebut menjadi saling menghormati dan pergaulan hidup tingkat internasional. dikenal dengan sebutan sopan santun, Etika merupakan suatu sistem yang tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain dilakukan oleh anggota profesi, tidak saja untuk menjaga kepentingan masing- dalam menjalankan tugas profesinya masing yang terlibat agar mereka senang, melainkan juga menyangkut tingkah laku tenang, tentram, terlindung tanpa dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, merugikan kepentingannya serta terjamin yang dalam hal ini kode etik profesi agar perbuatannya yang tengah kebidanan. dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan Berdasarkan teori Deontologi, memiliki dengan hak-hak asasi umumnya. Hal tanggung jawab sama dengan memiliki itulah yang mendasari tumbuh tugas moral. Tugas moral selalu diiringi kembangnya etika di masyarakat. dengan tanggung jawab moral. Dalam dunia profesi, istilah tanggung jawab Etika dalam perkembangannya sangat moral disebut etika dan selama mempengaruhi kehidupan manusia. Etika menjalankan perannya, bidan sering kali memberi manusia orientasi bagaimana ia bersinggungan dengan masalah etika. menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika Mahasiswa pendidikan kebidanan membantu manusia untuk mengambil sebagai calon bidan yang akan bekerja sikap dan bertindak secara tepat dalam di tengah-tengah masyarakat harus menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya mengerti tentang peran fungsi mereka membantu kita untuk mengambil dan kompetensi yang harus dimiliki, keputusan tentang tindakan apa yang sadar dengan perkembangan profesi perlu kita lakukan dan yang perlu kita bidan terutama dalam perkembangan pahami bersama bahwa etika ini dapat pendidikan bidan, karena menjadi bidan diterapkan dalam segala aspek atau sisi yang profesional harus melewati jenjang kehidupan manusia. pendidikan. Hal lain yang harus dipahami oleh setiap bidan agar menjadi bidan Begitu halnya dengan profesi kebidanan, profesional adalah dengan melakukan diperlukan suatu petunjuk bagi anggota segala tindakan sesuai dengan etika profesi tentang bagaimana mereka harus kebidanan. menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh
Maka dari sejak dibangku kuliah Universitas Muhammadiyah mahasiswa kebidanan harus paham Tasikmalaya? bagaimana etika kebidanan itu 3. Bagaimana gambaran pengetahuan diaplikasikan sehingga kelak dapat mahasiswa kebidanan tingkat II menjadi lulusan bidan profesional. tentang Kewenangan Bidan di DIII Kebidanan Universitas Penelitian tentang Gambaran Muhammadiyah Tasikmalaya? Pengetahuan Mahasiswa Tingkat II tentang Etika Kebidanan di DIII METODOLOGI PENELITIAN Kebidanan Universitas Muhammadiyah Jenis penelitian yang digunakan adalah Tasikmalaya Tahun 2017. Masalah ini metode penelitian studi dokumentasi penting untuk diteliti karena etika dengan pendekatan deskriptif bermaksud kebidanan merupakan aspek yang sangat melihat gambaran pengetahuan menentukan keprofesional seorang mahasiswa kebidanan tingkat II tentang mahasiswa sebagai bidan kelak setelah etika kebidanan. Penelitian ini lulus. Mencetak lulusan bidan profesional dilaksanakan di Fakultas Kesehatan yang dapat bekerja dan menjalankan Jurusan Kebidanan Universitas tugas sesuai Standar dan Kode Etik Muhammadiyah Tasikmalaya, Jl. profesi adalah tujuan dari pendidikan Tamansari KM 2,5 Kota Tasikmalaya. kebidanan. Sedangkan waktu penelitian ini dimulai Berdasarkan latar belakang masalah pada tahun 2017. diatas, maka dapat dirumuskan masalah Populasi dalam penelitian ini adalah yaitu semua mahasiswa kebidanan tingkat II di 1. Bagaimana gambaran pengetahuan DIII Kebidanan Universitas mahasiswa kebidanan tingkat II Muhammadiyah Tasikmalaya yaitu tentang etika kebidanan di DIII sebanyak 62 orang. Teknik pengambilan Kebidanan Universitas sampel menggunakan total sampling. Muhammadiyah Tasikmalaya? Pengambilan data dalam penelitian ini 2. Bagaimana gambaran pengetahuan adalah data primer dengan menggunakan mahasiswa kebidanan tingkat II angket atau daftar pernyataan (kuisioner) tentang Standar Kompetensi yang berisi tentang etika kebidanan yang Kebidanan di DIII Kebidanan telah diberikan kepada mahasiswa
kebidanan tingkat II di DIII Kebidanan Tabel 2 Distribusi frekuensi pengetahuan Universitas Muhammadiyah mahasiswa Tasikmalaya. Persentase Pengetahuan Frekuensi (f) (p) Baik 34 54.8 Data yang telah terkumpul diolah secara Cukup 19 30.6 manual dan disajikan dalam bentuk table Kurang 9 14.5 distribusi frekuensi yang dilengkapi Total 62 100.0 dengan penjelasan table. Berdasarkan jenis penelitian yang dipilih yaitu Data pada tabel 5.3 menunjukkan penelitian deskriptif maka analisa data pengetahuan mahasiswa tentang etika dapat dilakukan menggunakan formulasi kebidanan lebih dari setengahnya untuk distribusi frekuensi atau presentase termasuk kategori baik yaitu sebanyak 34 (54.8%), kemudian sepertiganya HASIL PENELITIAN pengetahuan responden termasuk Tabel 1 kategori cukup yaitu 19 orang (30,6%), Stastistik deskriptif skor sedangkan responden yang pengetahuan tentang etika kebidanan berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang Skor Mini Maksi Rata- Simpangan (14,5%). N pengeta mal mal rata baku huan 62 14 27 21.37 3.707 PEMBAHASAN Data pada tabel 5.2 menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian skor pengetahuan responden paling didapatkan dari penyebaran kuesioner rendah adalah 14 point, sedangkan skor kepada mahasiswa tingkat II kebidanan paling tinggi adalah 27 point, rata-rata menunjukkan skor pengetahuan skor pengetahuan adalah 21 point, responden paling rendah adalah 14 point, kemudian simpangan baku adalah 3.7 sedangkan skor paling tinggi adalah 27 point. Selanjutnya dilakukan point, rata-rata skor pengetahuan adalah pengkategorian terhadap pengetahuan 21 point, kemudian simpangan baku dapat dilihat pada tabel berikut : adalah 3.7 point. Melihat dari data tersebut mengindikasikan adanya responden yang masih minim untuk menjawab pertanyaan dengan benar.
Jumlah pertanyaan dalam penelitian ini bahwa sebagian besar mahasiswa tingkat sebanyak 30 pertanyaan, sedangkan II memiliki pengetahuan yang baik responden paling banyak menjawab tentang etika kebidanan yaitu sebanyak benar hanya sampai 27 pertanyaan. 34 (54.8%), kemudian sepertiganya Dari hasil penyebaran kuesioner pengetahuan responden termasuk juga diperoleh adanya responden yang kategori cukup yaitu 19 orang (30,6%), sudah menjawab benar, dari beberapa sedangkan responden yang pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang informasi yang harus di sampaikan (14,5%). Hal ini menandakan bahwa kepada pasien seperti alasan perlu pengetahuan tentang kode etik kebidanan tidaknya tindakan medis, risiko tindakan dan isinya secara umum sudah dipahami medis, tujuan tindakan medis, dan oleh mahasiswa kebidanan. prognosis dijawab benar oleh 57 orang Melihat dari hasil penelitian (91.9%), pertanyaan mengenai kaitan dapat dijelaskan bahwa pengetahuan keberhasilan informed consents yaitu yang dimiliki oleh responden merupakan dengan kemampuan bidan dalam implikasi dari hasil berbagai informasi berkomunikasi, kesediaan dan yang diperolehnya. Sumber informasi kemampuan pasien dalam menyerap juga dapat diperoleh dari lamanya informasi, faktor kultural, pengalaman responden menjadi mahasiswa, demikian dan kompetensi bidan dijawab benar oleh adanya lamanya seseorang menjadi 57 orang (91.9%), selanjutnya mengenai mahasiswa dapat menjadi acuan untuk hal yang dibutuhkan untuk menjalankan melihat mata kuliah yang telah praktik kebidanan seperti pengetahuan diselesaikan. klinik yang baik, pengetahuan yang up to Pengetahuan mahasiswa tingkat date, memahami isu etik dalam II mengenai etika kebidanan mayoritas pelayanan kebidanan, mengenali batas- kategori baik. Hal ini terjadi karena pada batas kemampuan, menyadari ketentuan tingkat II telah diberikan pelajaran mata hukum yang membatasi geraknya kuliah Etika kebidanan sehingga dijawab benar oleh 57 orang (91.9%). pengetahuan tentang kode etik kebidanan Kemudian setelah dilakukan masih dapat diingat lebih banyak. Namun pengkategorian dengan mengacu pada disisi lain, masih adanya responden yang teori Arikunto (2010) dapat dinyatakan memiliki pengetahuan kurang, dimana
dari hasil kajian dilapangan beberapa di itu, mata ajar kebidanan mengenai etika antaranya mengungkapkan telah lupa kebidanan memberikan mahasiswa tentang etika kebidanan karena kesempatan untuk mempelajari etika, banyaknya materi kebidanan yang telah masalah etik, dan dilema etik yang didapatkan. terdapat dalam dunia kebidanan. Mahasiswa kebidanan sebagai Walaupun tingkat pengetahuan calon tenaga kesehatan yang disiapkan responden sudah baik mengenai kode etik terjun ke masyarakat harus siap terlibat kebidanan, namun dalam beberapa hal aktif dalam membuat keputusan etis yang kode etik kebidanan pengetahuan dapat memengaruhi peran mereka dalam mahasiswa kebidanan tingkat II perlu memberikan asuhan kebidanan. Selain itu ditingkatkan. Dalam analisis, didapatkan kode etik kebidanan perlu dikuasai oleh bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa bidan termasuk hubungan dengan klien kurang (n=9, 14,5%), misalnya dan masyarakat, kewajiban bidan pertanyaan seperti perundang yang terhadap tugas yang diembannya, melandasi tugas, fungsi dan praktik bidan kewajiban bidan terhadap sejawat dan setengahnya masih menjawab, tenaga kesehatan lainnya seperti perawat pertanyaan mengenai pengertian hukum dan dokter, kewajiban terhadap sebanyak 62% masih menjawab salah profesinya, diri sendiri dan pemerintah. dan pertanyaan tentang hak klien Tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 47% responden menjawab ini akan menimbulkan sikap positif salah. dalam menjalankan perannya sebagai Perundang-undangan yang salah satu tenaga kesehatan. Dengan melandasi dalam pelayanan kebidanan demikian, responden telah menyadari yaitu UU Kesehatan No.36 Tahun 2009, bahwa dokter merupakan mitra kerja Kepmenkes N0.900 tahun 2002, bidan. Bidan memiliki prosedur dan KUHPerdata dan KUHPidana, UU kesepakatan profesional yang diatur Praktik Kedokteran no.29 tahun 2004. dalam kode etik dan hukum untuk Dimana perundangan tersebut telah mengevaluasi setiap tugas dan tanggung digambarkan mengenai hak dan jawab yang dilakukan, sehingga tujuan kewajiban bidan sebagai tenaga pelayanan kesehatan bagi klien dapat kesehatan, hak dan kewajiban klien serta tercapai secara menyeluruh. Oleh karena sanksi yang diberikan apabila tenaga
kesehatan melanggar kode etik kebidanan dengan PERMENDIKBUD RI No. 49 serta aturan-aturan lainnya yang terkait Tahun 2014 Tentang Standar Nasional dalam pelayanan kebidanan. Dengan Pendidikan Tinggi pada pasal 10-11 yang demikian, dalam menempuh pendidikan, menyatakan bahwa standar proses mahasiswa diharapkan termotivasi pembelajaran merupakan kriteria belajar untuk paham dan mengerti kode minimal tentang pelaksanaan etik bidan agar dalam menjalankan pembelajaran yang terdiri atas Interaktif tugasnya kelak tidak melanggar kode etik yang berarti proses interaksi dua arah profesi. oleh mahasiswa dan dosen, Holistik yang Menurut Adnani (2013) kode etik berarti pembelajaran mendorong bidan merupakan tanggung jawab terbentuknya pola pikir komprehensif seorang bidan dalam melaksanakan dan luas, Integratif yang berarti asuhan kebidanan karena tanggung jawab pembelajaran yang terintegrasi dengan selain berhubungan dengan peran bidan tujuan untuk mencapai lulusan secara sendiri, bidan juga harus tetap keseluruhan melalui pendekatan antar berkompeten dalam pengetahuan, sikap disiplin dan multidisiplin. dan bekerja sesuai kode etik kebidanan Proses pembelajaran intraktif, sehingga kemampuan, keterampilan dan holistik, integratif, saintifik, kontekstual, pengetahuan yang relevan dengan tematik, efektik, kolaboratif dan berpusat disiplin ilmu dapat meningkatkan tingkat kepada mahasiswa akan meningkatkan kepercayaan pasien, keyakinan akan pengetahuan mahasiswa, sikap serta asuhan dan kenyamanan pasien selama pengalaman mahasiswa seperti kegiatan menjalani perawatan. mahasiswa yang berlaku di Fakultas Tingginya pengetahuan Kesehatan Jurusan Kebidanan mahasiswa kebidanan tingkat II pada Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya penelitian ini di pengaruhi oleh beberapa yang menuntut mahasiswa menggali faktor diantara adalah proses belajar dan informasi terkait masalah yang ada lingkungan sekitar. Proses belajar yang dengan bukti ilmiah merupakan suatu proses interaksi antara Faktor lingkungan sekitar berbagai unsur yang berkaitan yang akan merupakan salah satu faktor yang membentuk tingkah laku, pengetahuan mempengaruhi tingginya pengetahuan serta perbuatan seseorang. Hal ini sejalan seseorang. Menurut Notoadmojo (2012)
salah satu faktor yang mempengaruhi suatu landasan utama bagi bidan untuk seseorang adalah lingkungan sosial. Hal memberikan asuhan kebidanan karena ini sejalan dengan hasil penelitian kode etik kebidanan adalah salah satu Rahmawati (2014) bahwa lingkungan ciri/persyaratan profesi bidan dalam berpengaruh dalam meningkatkan menentukan, mempertahankan dan pengetahuan dalam proses dan motivasi meningkatkan standar profesi serta belajar sehingga kegiatan belajar mencerminkan semua bidan dalam seseorang tersebut akan menambah penilaian moral bagi klien atau tingkat pengetahuan yang akan dimiliki. masyarakat yang ada disekitarnya Menurut Febrianti (2014) termasuk tenaga medis lainnya. Lingkungan yang dapat meningkatkan pengetahuan adalah lingkungan yang KESIMPULAN kondusif sesuai dengan tahap Berdasarkan hasil penelitian dan pembelajaran sehingga meningkatkan uraian pembahasan mengenai motivasi belajar seseorang, adanya pengetahuan mahasiswa tingkat II hubungan yang signifikan antara tentang etika kebidanan di DIII lingkungan yang kondusif dengan Kebidanan Universitas Muhammadiyah motivasi belajar untuk meningkatkan Tasikmalaya Tahun 2017. dapat pengetahuan. Lingkungan yang kondusif disimpulkan secara umum pengetahuan misalnya lingkungan mahasiswa responden termasuk kategori baik kebidanan yang ditanamkan nilai nilai (54.8%), walaupun demikian dalam etik kebidanan seperti kejujuran, berbuat beberapa hal kode etik kebidanan baik kepada sesama, memiliki moralitas pengetahuan mahasiswa kebidanan yang baik dan sebagainya sesuai dengan tingkat II perlu ditingkatkan. prinsip etik kebidanan. Oleh karena itu, Pengetahuan yang dimiliki oleh faktor lingkungan sekitar seperti adanya responden dapat dipengaruhi oleh norma atau aturan yang berkaitan dengan beberapa faktor diantara adalah proses kode etik kebidanan mempengaruhi belajar dan lingkungan sekitar. tingginya pengetahuan seseorang. Berdasarkan uraian tersebut, penulis berpendapat bahwa pengetahuan akan kode etik kebidanan merupakan
REKOMENDASI observasional dan wawancara secara 1. Bagi mahasiswa Kebidanan langsung supaya bisa mendapatkan Mahasiswa kebidanan dapat data yang lebih baik. mempertahankan dan meningkatkan akan pengetahuan terkait kode etik kebidanan sehingga bidan dimasa yang akan datang memberikan asuhan kebidanabn sesuai dengan kode etik DAFTAR PUSTAKA keperawatan yang berlaku. 2. Bagi Institusi Pendidikan Adnani, 2013. Filosofi Kebidanan. Trans Institusi pendidikan kebidanan dapat Info Media. Jakarta. mengembangkan tingkat pengetahuan Ariyanto. 2008. Surat Ijin Praktek akan kode etik kebidanan dimulai sejak Bidan. http://kpt.kamparkab.go.id duduk dibangku kuliah dengan cara /?q=node/53. Diakses tanggal mengaplikasikan kode etik yang 12 Januari 2017.
berlaku dan bersosialisasi terkait kode Febrianti, A. (2014). Hubungan Suasana
etik kebidanan jika terdapat Lingkungan Belajar dengan Motivasi belajar Siswa Kelas V pembaharuan sehingga mahasiswa SD Negeri Gugus III Kota mendapatkan pengetahuan baru terkait Bengkulu. . Skripsi Universitas Bengkulu kode etik kebidanan. 3. Bagi Organisasi Ikatan Bidan Notoadmojo (2012). Ilmu Perilaku dan Indonesia Pendidikan Kesehatan. Rhineka Cipta. Jakarta Organisasi bidan dapat memberikan sosialisasi terkait kode etik kebidanan Poerwadarminto, W. J. S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: kepada seluruh calon bidan secara Balai Pustaka. Hal: 756-865. menyeluruh ke setiap institusi Rahmawati, E. (2014). Pengaruh pendidikan kebidanan. Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas VII SMP 22 Pamulang. Skripsi, Universitas Islam Negri Syarif 4. Bagi peneliti lain Hidayatulloh Jakarta Peneliti lain yang akan meneliti terkait Sofyan, M. 2005. 50 Tahun IBI Bidan kode etik kebidanan dapat meneliti Menyongsong Masa terkait sikap dan perilaku mahasiswa Depan. Jakarta: Pengurus Pusat IBI. Hal: 5-164. bidan dengan menggunakan sistem