Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah satu-satunya negara yang menggunakan suatu


ideologi unik yang memang dibuat untuk negara Indonesia saja yaitu ideologi
Pancasila. Pancasila merupakan dasar dari negara Indonesia yang menjadi
landasan dalam berpikir dan bertindak dalam setiap segi kehidupan. Pancasila
merupakan landasan idiil dan sumber konstitusional negara Indonesia karena
memberikan suatu arahan dan acuan dalam menjalankan kehidupan
berkenegaraan. Selain itu, Pancasila juga memberikan kita suatu tatanan moral
yang harus ada di negara ini. Nilai-nilai Pancasila yang mengakar dari bangsa
ini sangat cocok untuk digunakan sebagai ideologi Negara Indonesia.

Sebagai ideologi negara, Pancasila punya beberapa dasar. Yang


pertama yaitu bersumber dari nilai-nilai masyarakat Indonesia sehingga
memang nyata adanya dan tidak memaksakan untuk benar-benar harus
diajarkan ke masyarakat. Yang kedua, tercantum dalam ketetetapan MPR
No.18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978
mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan
tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan
MPR tersebut menyatakan bahwa pancasila sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan UUD 45 ialah dasar negara dari negara NKRI yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan
MPR tersebut dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan Pancasila
sebagai ideologi nasional selain kedudukannya sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai ideologi bangsa juga ternyata bias menjadi akar


permasalahan di masyarakat. Banyaknya kasus SARA di sekitar kita
mengundang banyaknya pemikiran baru yang datang dari dalam maupun luar
individu. Ancaman ideologi selain Pancasila yang sudah marak di dunia
internasional salah satunya adalah ISIS. Negara Islam Irak dan Suriah ini
adalah kelompok yang berbasiskan "khilafah", sebuah negara yang dikuasai
satu pemimpin keagamaan dan politik menurut hukum Islam atau syariah.
Meskipun saat ini terbatas di Irak dan Suriah, ISIS bertekad akan "menerobos
perbatasan" Yordania dan Lebanon dan "memerdekakan" Palestina.

Keadaan mereka sangat ditentang dunia internasional karena


menimbulkan kekerasan HAM yang tidak dapat ditoleransi. Selain itu,
kelompok ini juga membuat suatu ideologi baru beratas namakan agama
“Islam” namun tidak didasari oleh pengajaran agama tersebut yang
sesungguhnya. Munculnya ideologi baru ini membuat dunia khawatir akan
warganya yang bias terjangkit paham tersebut sehingga ideologi Negara yang
sudah disahkan sejak dibangunnya suatu Negara akan luntur. Begitu juga
dengan negara Indonesia yang sudah didapat warga negaranya menjadi
anggota ISIS. Hal ini menjadi topic yang penting karena menyangkut ancaman
dari suatu pemahaman yang salah maupun tidak sesuai yang dapat
mengancam ideologi Pancasila. Oleh karena itu, Penulis melakukan penelitian
mengenai “

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan penelitian
terhadap masalah sebagai berikut:
a) Bagaimana pengamalan Pancasila sebagai ideologi negara?
b) Bagaimana permasalahan ideologi Pancasila dapat membahayakan
negara Indonesia?
c) Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan
ideologi Pancasila?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti bertujuan sebagai berikut:
a) Untuk mendeskripsikan pengamalan Pancasila sebagai ideologi
negara.
b) Untuk mengkaji permasalahan ideologi Pancasila yang dapat
membahayakan negara Indonesia.
c) Untuk mendeskripsikan permasalahan ideologi Pancasila.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian di atas, dapat disimpulkan oleh peneliti manfat


penelitian ini yaitu:

a) Bagi Mahasiswa

Sebagai penggerak kepribadian mahasiswa untuk ikut berpartisipasi


dalam menjaga ideologi bangsa sebagai generasi penerus.

b) Bagi Masyarakat

Sebagai metode penyadaran diri terhadap persatuan bangsa yang


berlandaskan semua sila di Pancasila.

c) Bagi Pemerintah

Sebagai bahan koreksi untuk mengupayakan dalam mengatasi masalah


bangsa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Hubungan Pancasila dengan Ideologi


Kata Ideologi pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Prancis
Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis
idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada
gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani
untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata
ini dalam pengertian etimologinya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian
tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan".
Sedangkan Pancasila merupakan landasan idiil dan sumber
konstitusional negara Indonesia karena memberikan suatu arahan dan
acuan dalam menjalankan kehidupan berkenegaraan. Selain itu, Pancasila
juga memberikan kita suatu tatanan moral yang harus ada di negara ini.
Nilai-nilai Pancasila yang mengakar dari bangsa ini sangat cocok untuk
digunakan sebagai ideologi Negara Indonesia.
Namun pada pelaksanaannya Pancasila harus mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang ada, sehingga
butuh adanya instrumental yang mendukung keberadaan dari Pancasila
sendiri. Instrumental yang dimaksud adalah UUD 1945, UUD 1945
disusun berdasarkan kondisi aktual/permasalahan yang memang terjadi
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dengan tetap berdasarkan
nilai yang ada di dalam Pancasila. Selain itu, di dalam pembukaan UUD
1945 dan Pancasila cita-cita Negara Indonesia dipaparkan dengan jelas
yaitu mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dari penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa bangsa ini punya
cita-cita yang harus diwujudkan, sehingga dilakukanlah berbagai cara
agar cita-cita ini terwujud. Salah satunya adalah melalui pendidikan
kewarganegaraan, di dalam pelajaran ini kita sebagai siswa diajarkan
untuk mengerti dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap segi
kehidupan. Tidak hanya itu, Kemendikbud pun sedang berupaya untuk
mengeluarkan kembali Pendidikan Moral Pancasila untuk diajarkan
kepada generasi muda Indonesia saat ini dengan harapan nantinya
generasi muda saat ini bisa lebih memahami lagi Pancasila dan tatanan
hidup bangsa Indonesia.
Berikut ini beberapa pendapat para tokoh terhadap fungsi dari
ideologi Negara:
a) Menurut Prof. W. Howard Wriggins, berfungsi sebagai sesuatu
yang “confirm and deepen the identity of their people” (sesuatu yang
memperkuat dan memperdalam identitas rakyatnya). Dari pendapat
Profesor sendiri bahwa ideologi ini digunakan hanya menjadi alat
bagi penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya.
b) Menurut Oesman dan Alfian (1990: 6), berintikan serangkaian nilai
(norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan
mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau
bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup bangsa mereka.
c) Menurut Soerjanto Poespowardojo (1990), ideologi mempunyai
beberapa fungsi, yaitu memberikan
1. Struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang didapat
merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan
kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya;
2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan
makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia;
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang
untuk melangkah dan betindak;
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya;
5. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang
untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuannya; dan
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan
orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

Inti yang disampaikan oleh Soerjanto yaitu ideologi negara harus


mampu menjadi landasan dalam menyemangati dan mendorong
masyarakatnya dalam mencapai tujuan sesuai dengan tujuan ideologi
yaitu merupakan tujuan negara juga, dengan memahami dan menghayati
setiap tingkah lakunya dalam kehidupan berkenegaraan untuk membantu
menemukan identitas dirinya.

Dari beberapa pendapat tokoh mengenai ideologi negara tersebut


dapat kita simpulkan bahwa ideologi Pancasila berfungsi menjadi
landasan bangsa dengan menyemangati dan mendorong tiap masyarakat
untuk dapat menemukan identitasnya dengan berpegang pada norma-
norma dan kelima sila Pancasila.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ideologi


merupakan pemahaman nilai-nilai bangsa sedangkan Pancasila merupakan
produk yang mencerminkan nilai tersebut. Bangsa Indonesia
menggunakan Ideologi Pancasila dengan melihat kondisi masyarakat yang
majemuk mulai dari suku, ras, dan agama. Selain itu budaya bangsa
Indonesia yang memang menggunakan gotong royong dan musyawarah
mufakat membuat Pancasila ini makin sempurna untuk dijadikan ideologi
bagi negara Indonesia. Oleh karena itu, Ideologi Pancasila sudah sangat
ideal melandasi kehidupan Bangsa Indonesia.

2.2. Permasalahan Pancasila


Secara alamiah timbul konflik pada sebagian komunitas nusantara
yang ingin mempertahankan identitas komunalnya dalam konteks etnis-
kultural, termasuk SARA, menghadapi nasionalisme melalui arus
transformasi politik yang ingin membangun sebuah masyarakat baru,
yaitu masyarakat bangsa dari seluruh komunitas nusantara yang hidup di
dalam bekas wilayah jajahan Hindia Belanda yang heterogenik.
Berdasarkan keinginan alamiah inilah pula, maka ada elite yang ingin
daerahnya merdeka sebagai negara atau merdeka di dalam status negara
federal setelah proklamasi 17 Agustus 1945.
Di antara konflik yang paling meresahkan ialah konflik yang
bersumber dari isu SARA dan isu yang ditimbulkan oleh kecenderungan
kuat sebagian warga dan kelompok komunitas nusantara yang menolak
persatuan Indonesia (NKRI) atau tak menginginkan terbangunnya
masyarakat baru yang bernama bangsa Indonesia. Konflik di dalam
membangun sebuah masyarakat bangsa yang utuh, aman, dan damai
ditimbulkan oleh transformasi politik yang diwujudkan melalui
pembangunan bangsa secara tak adil atau yang menyimpang dari tujuan
nasional sebagai manifestasi dari kepentingan bersama.
Pernah terjadi di beberapa waktu yang lalu, sebuah kejadian yang
menimpa dan menggegerkan warga kota Surabaya pada bulan Mei tahun
2018 silam. Sebuah ledakan bom yang terjadi di tiga gereja. Berikut
kronologi kejadian yang dihimpun tim merdeka.com dari keterangan ke
polisian dan sejumlah saksi mata:

Pukul 06.30-07.00 WIB

Serangan bom pertama terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di


Jalan Ngagel Madya, Kecamatan Gubeng.

Dalam rekaman CCTV yang beredar, terlihat 2 orang sedang


berboncengan menaiki sepeda motor menuju gereja. Satu pelaku yang
dibonceng terlihat membawa ransel yang diduga berisi bom.
Sejumlah saksi menyebut serangan terjadi saat pergantian jemaat
misa. Ledakan keras terdengar hingga radius 100 meter.

07.15 WIB

Serangan bom kedua terjadi di Gereja Kristen Indonesia Jalan Raya


Diponegoro, Surabaya.

Sejumlah saksi sempat melihat wanita bercadar membawa dua anak


balita memasuki halaman gereja. Ibu dan dua anaknya yang berupaya
masuk ke ruang kebaktian ini sempat dihalau oleh seorang sekuriti di pintu
masuk GKI Jalan Diponegoro Surabaya, sebelum kemudian ketiganya
meledakkan diri di halaman gereja.

07.53 WIB

Serangan bom ketiga terjadi di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno.

Saksi mata menuturkan ledakan terjadi dari tempat parkir kendaraan.


Diduga serangan bom mobil. Api langsung membumbung tinggi di lokasi
kejadian.

08.00 WIB

Foto dan video bom di Surabaya beredar viral di masyarakat seluruh


Indonesia. Polda Jatim mengkonfirmasi serangan bom terjadi di tiga
tempat. Polisi telah bergerak ke titik-titik serangan.

09.00 WIB

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera


menyebut dua polisi yang berjaga di Gereja Santa Maria Tak Bercela ikut
menjadi korban. Data awal yang diterimanya, serangan di gereja tersebut
membuat dua orang tewas sementara belasan lain luka.

10.00 WIB

Polisi merilis data awal korban tewas rangkaian bom di gereja


Surabaya berjumlah empat orang. Sementara korban luka 33 orang. Para
korban sudah dibawa ke RSUD dr Sutomo.

10.20 WIB

Tim Gegana yang melakukan penyisiran menemukan sebuah bom


yang belum meledak dalam sebuah mobil di Gereja Pantekosta. Mereka
kemudian melumpuhkan bom itu dengan cara meledakannya.

10.30-11.00 WIB

Polda Jatim memperbarui informasi bahwa korban meninggal dunia


dari peristiwa ledakan bom di Surabaya ini telah mencapai 8 orang.
Sementara korban luka telah mencapai 38 orang.

Wakapolrestabes Surabaya AKBP Benny Pramono mengkonfirmasi,


pelaku bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan
Diponegeroro membawa 2 balita. Seorang ibu bercadar itu menggandeng
dua orang balita. Ketiganya tewas seketika.

13.40 WIB

Kapolri Jenderal Tito Karnavian tiba di Gereja Santa Maria,


Surabaya. Gereja tersebut merupakan satu dari tiga gereja yang diserang
kelompok teroris, pagi tadi. Selain Kapolri, Wali Kota Tri Rismaharini
tampak sudah tiba di lokasi.

14.30 WIB
Presiden Joko Widodo tiba di Surabaya untuk mengunjungi korban
ledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu.

14.40 WIB

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera


menyampaikan kabar terbaru terkait korban peristiwa bom gereja di
Surabaya. Dia mengatakan, jumlah korban meninggal dunia bertambah.
Korban tewas menjadi 11 orang sementara 41 orang luka-luka.

Jumlah Korban

Hingga saat ini korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di
tiga gereja di Surabaya berjumlah 13 orang. Menurut polisi, itu sudah
termasuk para pelaku diduga berjumlah enam orang. Sedangkan korban
luka-luka tercatat mencapai 41 orang.

Polisi Ungkap Terduga Pelaku

Setelah melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara


serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, polisi menyatakan
seluruh pelaku adalah satu keluarga. Mereka adalah DU bersama istrinya
PK, dan empat orang anak yang berinisial YF, FH, Fa, serta PR.

YF, adalah anak sulung dari DU dan PK, dan saat ini masih duduk
di bangku SMA. Selanjutnya FH, anak kedua dari DU dan PK masih
duduk di bangku SMP. FS merupakan anak ketiga, berjenis kelamin
perempuan dan masih sekolah kelas V SD. Selanjutnya, FR merupakan
anak keempat, dan masih duduk di kelas 2 SD.

DU sehari-hari dikenal sebagai pengusaha yang bergerak di bidang


produksi minyak kemiri. Sedangkan isteri DU, PK, sempat bekerja
menjadi perawat di salah satu rumah sakit di Surabaya.
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, DU merupakan
pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah di Surabaya. Kelompok itu
adalah pengikut Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

ISIS di balik serangan bom tiga gereja?

Pengamat masalah terorisme dari Universitas Indonesia, Stanislaus


Riyanta, mengatakan, dilihat dari model dan karakteristik serangan bom di
tiga gereja di Surabaya, ada indikasi kuat pelakunya adalah kelompok
militan yang menamakan diri Negara Islam atau dulu disebut ISIS.

"Sasaran aksi teror di Indonesia hanya dua, tempat ibadah dan


Polisi. Ini gayanya ISIS dan harus diwaspadai," kata Stanislaus Riyanta
kepada BBC Indonesia, Minggu (13/05).

2.3 Upaya Mengatasi Permasalahan Pancasila

Permasalahan ideologi negara yang terancam merupakan suatu titik


yang fatal bila tidak diatasi. Sesuai perkataan Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat orasi politik di Milad Akbar
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-54 di Yogyakarta, Rabu
(14/3/2018) malam bahwa Ideologi Pancasila adalah harga mati yang harus
disikapi dengan tegas dengan pengorbanan jiwa dan raga. Beberapa upaya
yang sudah dilakukan pemerintah maupun kalangan masyarakat untuk
mengatasi permasalahan ideologi seperti yang sudah dijelaskan di atas adalah
sebagai berikut

1. Presiden INADATA Consulting Elwin Tobing mengeluarkan bukunya


yang berjudul Indonesian Dream: Revitalisasi dan Realisasi Pancasila
Sebagai Cita-Cita Bangsa dengan pendapatnya bahwa demokrasi
selama ini hanya dilihat sebagai dasar perjuangan (sila ke-4),
pendukung terbentuknya NKRI (sila ke-3) dan menetapkan Indonesia
dengan persepsi yang salah dari sila pertama saja (berbasis agama).
2. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta masjid
tidak disalahgunakan untuk menyebarkan paham yang bertentangan
dengan ideologi negara. Masjid juga diharapkan netral dari ideologi
yang melakukan agitasi untuk kepentingan elektoral maupun distribusi
materi keagamaan yang tidak ramah dan santun. Pernyataan itu
disampaikan Direktur Pencegahan BNPT Hamli saat focus group
discussion (FGD) yang digelar Forum Silaturrahim Takmir Masjid
(FSTM) Kementerian/Lembaga dan BUMN di Ballroom D' Hotel,
Setia Budi, Jakarta Selatan, Sabtu (2/3). Dia juga menyatakan, yang
tidak kalah penting dari fungsi masjid adalah harus bersih dari paham
radikal yang sangat membahayakan negara
3. Pemerintah Indonesia mengadakan UU Zakat, UU Haji, UU Peradilan
Agama, dan Kementerian Agama, dengan dana untuk semua kegiatan
Agama Islam pada Kementrian Agama sekitar 80%.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah alat yang dapat digunakan untuk mengetahui,


mengoreksi, dan memberi jawaban atas permasalahan-permasalahan
yang ada di Negara ini. Karena Pancasila merupakan penguraian dan
pesan dari leluhur pendiri Bangsa Indonesia, yang juga berisikan nilai-
nilai bangsa ini beserta seluruh cita-cita yang sudah di rumuskan,
dan disahkan untuk Negara Indonesia.

Dari uraian di atas, sudah sepatutnya kita sebagai rakyat Indonesia,


apapun ras, suku, dan agamamu kita harusnya mampu untuk
mengimplementasikan ideologi Pancasila ini dalam pikiran, tindakan,
maupun penyelesaian setiap masalah yang ada.

3.2 Saran

a) Untuk pemerintah :
1. Dapat merefleksikan kebijakan-kebijakan yang akan dibuat agar
tidak melenceng dari ideologi Pancasila
2. Permasalahan di Indonesia sudah selayaknya di koreksi lagi agar
tidak ada penyalahgunaan ideologi Pancasila di pemikiran
masyarakat akibat salah ajaran
b) Untuk masyarakat :
1. Tidak hanya mengambil informasi dan ideologi dari luar, ideologi
dari luar tidak cocok untuk negara ini karena Negara Indonesia
adalah negara yang unik
2. Dalam konteks lingkungan sudah seharusnya ideologi Pancasila
tidak hanya disebutkan saja namun diterapkan

c) Untuk mahasiswa :
1. Ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mengusahakan ideologi Pancasila agar sebagai generasi muda yaitu
generasi penggerak bangsa
DAFTAR PUSTAKA

2019. BNPT Imbau Pengurus Masjid Tangkal Penyebaran Paham Radikal.


https://nasional.sindonews.com/read/1383699/14/bnpt-imbau-pengurus-
masjid-tangkal-penyebaran-paham-radikal-1551660263. Diakses pada
Kamis, 21 Maret 2019 pukul 13.01 WIB. Koran Sindo.
Prawira, Adam. 2018. Menyatukan Keragaman Pancasila dan Piagam Jakarta
Sejiwa. https://nasional.sindonews.com/read/1332702/12/menyatukan-
keragaman-pancasila-dan-piagam-jakarta-sejiwa-1535081269/10.
Diakses pada Kamis, 21 Maret 2019 pukul 13.05 WIB. Sindo News.
Sembiring, Eidi Krina J. 2018. Indonesian Dream Pancasila Harus Jadi
Navigasi dan Pemersatu Bangsa.
https://nasional.sindonews.com/read/1332110/15/indonesian-dream-
pancasila-harus-jadi-navigasi-dan-pemersatu-bangsa-1534857128.
Diakses pada Kamis, 21 Maret 2019 pukul 12.10 WIB. Sindo News.
Hariyanto, Puguh. 2018. Masyarakat Harus Wspadai Munculnya Ideologi
Pengganti. https://nasional.sindonews.com/read/1289728/15/masyarakat-
harus-waspadai-munculnya-ideologi-pengganti-pancasila-1521043481.
Diakses pada Kamis, 21 Maret 2019 pukul 12.00 WIB. Sindo News.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh/article/download/21345/10075/

https://nasional.sindonews.com/read/1332702/12/menyatukan-keragaman-
pancasila-dan-piagam-jakarta-sejiwa-1535081269/10

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44097913
https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-lengkap-serangan-bom-bunuh-
diri-di-3-gereja-surabaya.html

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/13/16410281/komnas-ham-kecam-
aksi-teror-bom-gereja-di-surabaya

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180514084714-20-
297934/rekapitulasi-fakta-rentetan-bom-surabaya-dan-sidoarjo

http://news.rakyatku.com/read/100987/2018/05/13/isis-mengaku-bertanggung-
jawab-atas-bom-3-gereja-di-surabaya

https://internasional.kompas.com/read/2014/09/05/09231871/Apa.Sebenarnya.Keinginan.
ISIS.

https://www.etymonline.com/word/ideology

Anda mungkin juga menyukai