Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ENERGI TERBARUKAN
Untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Energi Terbarukan

Disusun oleh : Kelompok 1


Aprisanda Andarani 21030116140142
Atikah Destya Candra P. 21030116120017
Dhienda Lintang Larasati 21030116140121
Ghalih Hakiki Kavisa 21030116140126
Indri Arum Cahyani 21030116140177
Joshua Indracahya 21030116140147
Karinta Eldiarosa 21030116140162
Mahdhika Yoga R 21030116130158
Meilinda Putri Wijayanti 21030116120073
Muhammad Faiq Husaini 21030116140164
Muhammad Mu’izzurrozaq 21030116120077

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat,
hidayat, karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan pembuatan Makalah Teknologi Energi
Terbarukan yang berjudul “Energi Terbarukan” dengan baik.

Sedang proses studi pustaka dan penyusunan makalah ini, didapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu diucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bakti Jos, DEA selaku dosen Teknologi Energi Terbarukan Departemen
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan, semangat, fasilitas yang memadai untuk
menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan makalah ini.
4. Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi
Energi Terbarukan

Dalam penyusunan makalah ini, disadari masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan sangat berguna bagi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Semarang, Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Energi Terbarukan.......................................................................1
1.2. Sumber Energi Terbarukan............................................................................2
1.3. Kelebihan dan Kekurangan Energi Terbarukan............................................8
1.4. Masalah Dalam Pemanfaatan Energi Terbarukan.........................................9
BAB II PENUTUP........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Energi Terbarukan


Energi berasal dari istilah Bahasa Yunani yaitu “energia” yang berarti (energos
yang berarti aktif). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian energi itu
sendiri adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan
mekanika); daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses
kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan
(seperti sinar matahari); tenaga.
Secara umum, energi adalah suatu sumber daya yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses kegiatan baik termasuk bahan bakar, listrik, energi mekanik
dan panas. Sumber energi merupakan sesuatu yang dapat menghasilkan energi baik
secara langsung ataupun melalui proses transformasi. Sumber energi meliputi minyak
dan gas bumi, batu bara, air, panas bumi, biomassa, dan lain sebagainya yang secara
langsung maupun tidak dapat dimanfaatkan sebagai energi.
Pengertian dari energi terbarukan adalah suatu energi yang berasal dari sumber
energi terbarukan. Sumber energi terbarukan itu sendiri adalah sumber energi yang
dapat digunakan tanpa batas waktu dan tidak akan pernah habis karena dapat
dipulihkan dalam waktu relatif singkat. Selain itu, sumber energi terbarukan juga
merupakan sumber energi yang sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan
pencemaran lingkungan dan tidak termasuk salah satu penyebab dari perubahan iklim
dan pemanasan global. Hal ini dikarenakan energi yang dihasilkan berasal dari proses
alam yang berkelanjutan misalnya angin, air, sinar matahari, panas bumi serta biofuel.
Potensi sumber energi terbarukan yang ada di Indonesia seperti panas bumi, surya, air,
dan bioenergi (Azhar dan Dendy, 2018).
Dalam buku yang berjudul “Fikih Energi Terbarukan” menjelaskan bahwa energi
terbarukan adalah sumber energi yang secara alami tersedia secara berkelanjutan atau
tersedia secara berkelanjutan melalui usaha tertentu. Siklus alam membuat sumber
energi ini terbarukan dalam rentang periode yang pendek (dalam hitungan bulan atau
tahun).

1
1.2. Sumber Energi Terbarukan
a. Energi Panas Bumi
Indonesia merupakan suatu negara disebut sebagai ladang api yang
berpotensi untuk menghasilkan energi panas bumi atau geothermal power. Energi
panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi ini
dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, sebagai salah satu bentuk dari energi
terbarukan. Dalam pemanfaatan energi panas bumi memang tidak mudah.
Umumnya energi panas bumi berada pada kedalaman sekitar 1.000 – 2.000 meter
di bawah permukaan tanah dan sulit ditebak keberadaannya serta
karakteristiknya. Hal ini dikarenakan investasi untuk menggali energi panas bumi
tidaklah sedikit dan termasuk dalam kategori berteknologi serta berisiko tinggi.

Gambar 2.1. Sumber Energi Panas Bumi


Dalam aspek ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang unik. Ia tidak
dapat disimpan dan tidak dapat ditransportasikan dalam jarak jauh. Kondisi ini
membuat panas bumi terlepas dari dinamika harga pasar. Selain itu panas bumi
dapat menjadi alternatif yang sangat baik bagi bahan bakar fosil terutama untuk
pemanfaatan pembangkit listrik sehinga dapat mengurangi subsidi energi.
Dalam aspek lingkungan, limbah yang dihasilkan hanya berupa air yang
tidak merusak atmosfer dan lingkungan. Limbah buangan air pembangkit panas

2
bumi akan diinjeksikan jauh ke dalam lapisan tanah (reservoir) dan tidak akan
mempengaruhi persediaan air tanah. Emisi CO2 nya pun hanya berkisar di angka
200 kg/MWh, jauh lebih rendah bahkan kurang dari setengah emisi yang
dihasilkan oleh gas alam, minyak bumi, diesel ataupun batubara.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) adalah seperti pembangkit
listrik tenaga batu bara biasa, hanya tidak memerlukan bahan bakar. Uap atau air
panas langsung berasal dari bawah tanah dan menggerakkan turbin yang
dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.Lubang-lubang dibor ke
dalam tanah dan uap atau air panas keluar dari pipa-pipa dialirkan ke pembangkit
listrik tenaga panas bumi untuk menghasilkan listrik.
Tenaga panas bumi bersifat terbarukan selama air yang diambil dari Bumi
dimasukkan kembali secara terus-menerus ke dalam tanah setelah didinginkan di
pembangkit listrik. Tidak banyak tempat di mana PLTPB bisa dibangun, karena
perlu menemukan lokasi dengan jenis bebatuan yang sesuai dengan kedalaman di
mana memungkinkan untuk melakukan pemboran ke dalam tanah dan mengakses
panas yang tersimpan.

b. Energi Angin
Angin merupakan salah satu bentuk energi yang tersedia di alam dan tidak
ada habisnya. Angin juga merupakan gerakan udara yang terjadi ketika terdapat
udara hangat dan udara dingin. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin
angina tau kincir angin. Cara kerja yang digunakan yaitu energi angin yang
memutar turbin angin kemudian diteruskan untuk memutar rotor pada generator
di bagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik.
Energi listrik yang dihasilkan biasanya akan disimpan dalam suatu baterai
sebelum dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Berikut adalah gambar kincir angin
yang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin.

3
Gambar 2.2. Siklus pembangkit listrik tenaga angin
Angin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik memiliki
persyaratan dan kondisi angin tertentu. Berikut adalah tabel tingkat kecepatan
angin 10 meter di atas permukaan tanah.
Tabel 2.1. Tingkat kecepatan angin 10 meter di atas permukaan tanah

Tingkat kecepatan angin 10 meter di atas permukaan tanah


Kecepatan Angin
Kelas Angin Kondisi Alam di Daratan
(m/d)
1 0,00 – 0,02 Tenang
2 0,3 – 1,5 Angin tenang, asap lurus ke atas
3 1,6 – 3,3 Asap bergerak mengikuti arah
angin
4 3,4 – 5,4 Wajah terasa ada angin, daun –
daun bergoyang pelan, petunjuk
arah angin bergerak
5 5,5 – 7,9 Debu jalan, kertas beterbangan,
ranting pohon bergoyang
6 8,0 – 10,7 Ranting pohon bergoyang,
bendera berkibar
7 10,8 – 13,8 Ranting pohon besar bergoyang,
air plumping berombak kecil
8 13,9 – 17,1 Ujung pohon melengkung,
hembusan angin terasa di telinga
9 17,2 – 20,7 Dapat mematahkan ranting

4
pohon, jalan berat melawan arah
angin
10 20,8 – 24,4 Dapat mematahkan ranting
pohon, rumah roboh
11 24,5 – 28,4 Dapat merobohkan pohon,
menimbulkan kerusakan
12 28,5 – 32, 6 Menimbulkan kerusakan parah
13 32,7 – 36,9 Tornado
Angin kelas 3 merupakan batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik. Tenaga angin merupakan termasuk energi yang dapat diperbaharui dan
tidak menghasilkan gas – gas rumah kaca dan penyebab polusi udara. Oleh
karena itu, perkembangan teknologi pembangkit listrik tenaga angin merupakan
yang paling besar pada akhir – akhir ini. Pemanfaatan dari energi angin selain
untuk pembangkit listrik, dapat juga digunakan dalam pengisian ulang baterai
gadget.
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.
Turbin angin terdahulu banyak digunakan di Denmark, Belanda, dan negara-
negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan
listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan
menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. walaupun
sampai saat ini penggunaan turbin angin masih belum dapat menyaingi
pembangkit listrik konvensional (Co: PLTD, PLTU, dll), turbin angin masih lebih
dikembangkan oleh para ilmuan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Co:
batubara dan minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin (PLTA) mengkonversikan energi angin menjadi energi
listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup
sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar
rotor pada generator dibelakang bagian turbin angin, sehingga akan menghasilkan

5
energi listrik. Energi listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan.

c. Energi Air (Hydropower)


Energi air banyak digunakan dalam pembangkit listrik tenaga air. Dengan
menggunakan energi air ini tidak menghasilkan limbah serta gas – gas rumah
kaca. Ada beberapa macam pembangkit listrik tenaga air, yaitu :
1. Hidroelektrisitas
2. Sistem mikrohidro
3. Sistem hidroelektrik
4. Pembangkit energi yang memanfaatkan energi kinetik dari arus laut
5. Konversi energi termal lautan
6. Pembangkit listrik

Berikut adalah skema dam hidroelektrik serta turbin pembangkit listrik.

Gambar 2.3. Skema dam hidroelektrik dan turbin pembangkit listrik

6
Gambar 2.4. Sumber energi air dari aliran sungai
Air yang mengalir dari hulu ke hilir. Energi air ini sangatlah bergantung
pada curah hujan. Seperti yang diketahui, panas matahari menyebabkan air di
danau dan lautan menguap dan membentuk awan. Air kemudian jatuh kembali ke
bumi sebagai hujan dan salju serta mengalir ke sungai dan sungai yang mengalir
kembali ke laut. Energi air ini sudah cukup dikembangkan dan ada banyak
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang akan menghasilkan listrik ke seluruh
Indonesia.
Pada umumnya, bendungan dibangun di seberang sungai untuk menampung
air di mana sudah ada danau. Air selanjutnya dialirkan melalui lubang-lubang pada
bendungan untuk menggerakkan baling-baling modern yang disebut dengan turbin
untuk menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Akan tetapi, hampir
semua program PLTA kecil di Indonesia merupakan program yang memanfaatkan
aliran sungai dan tidak mengharuskan mengubah aliran alami air sungai.
Selain bersumber dari air sungai, energi air dapat bersumber dari gelombang
air laut. Gelombang air laut yang selalu beralun disebabkan oleh angin yang
meniup di atas laut. Gelombang air laut memiliki potensi menjadi sumber energi
yang hebat jika bisa dimanfaatkan dengan benar. Ada beberapa metode untuk
memanfaatkan energi gelombang air laut. Gelombang air laut bisa ditangkap dan
dinaikkan ke bilik dan udara dikeluarkan paksa dari bilik tersebut. Udara yang
bergerak menggerakkan turbin (seperti turbin angin) yang menggerakkan generator
untuk menghasilkan listrik.

Lautan menyediakan beberapa bentuk energi terbarukan, dan masing-masing


didorong oleh kekuatan yang berbeda. Energi dari gelombang laut dan pasang surut
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, dan energi termal laut dari panas
yang tersimpan dalam air laut dapat juga diubah menjadi listrik. Meskipun pada
masa sekarang, energi laut memerlukan teknologi yang mahal dibandingkan
dengan sumber energi terbarukan lainnya, selain itu energi yang dihasilkan oleh
gelombang air laut hanya bisa digunakan di sekitar daerah laut saja.

1.3. Kelebihan dan Kekurangan dari Energi Terbarukan

7
Terkait dengan sifat umum energi terbarukan, pemanfaatan sumber energi
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pertimbangan dan rencana
diperlukan secara matang agar resiko dapat tertangani dengan baik. Menurut Budiarto
(2013) beberapa karakteristik dari jenis sumber energi terbarukan ditinjau dari
kelebihan, kekurangan dan dampaknya yang dirangkum dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Sifat Berbagai Sumber Energi Terbarukan

Sumber Energi Terbarukan


Parameter
Air Angin Panas Bumi
Tanpa emisi gas
Teknologi matang dan Tanpa emisi gas rumah
rumah kaca dalam
efisiensi tinggi kaca dalam operasional
operasional
Dapat dipakai
Capacity factor mencapai Investasi dibawah US$ untuk memenuhi
80% 900/kWh kebutuhan base
load
Keunggulan Biaya
Tanpa emisi gas rumah pembangkitan
kaca dalam operasional berkisar US$ 3,3-
7,4/kWh
Instalasi dalam skala
besar dapat multiguna
Biaya pembangkitan
berkisar US$ 2-9/kWh
Memerlukan
pemerliharaan daerah Fluktuasi ketersediaan Efisiensi terbatas
aliran sungai untuk angin pada area vulkanik
stabilitas ketersediaan
Kekurangan Memerlukan angin Resiko eksplorasi
Fluktuasi ketersediaan air
bekecepatan tinggi dan eksploitasi

Adanya sedimentasi yang Perbaikan kerusakan Resiko kerusakan


mengurangi volume air bisa menjadi sulit dan komponen vital

8
Kerusakan
Kerusakan pada
berkepanjangan akibat Tahap perencanaan
komponen utama pada
pemeliharaan tak yang lama
tempat tertentu
memadai

Bendungan yang besar


Gangguan pada hewan
mengubah ekologi aliran
terbang
sungai

Polusi udara dan visual


Bendungan
serta interferensi
menenggelamkan wilayah
gelombang
luas penduduk
elektromagnetik

1.4. Masalah Dalam Pemanfaatan Energi Terbarukan


a. Pemanfaatan lahan, pembahayaan habitat
Beberapa orang tidak menyukai estetika turbin angin atau mengemukakan isu-isu
konservasi alam ketika panel surya besar dipasang di pedesaan. Pihak yang
mencoba memanfaatkan teknologi terbarukan ini harus melakukannya dengan cara
yang disukai, misal memanfaatkan kolektor surya sebagai penghalang kebisingan
sepanjang jalan, memadukannya sebagai peneduh matahari, memasangnya di atap
yang sudah tersedia dan bahkan bisa menggantikan atap sepenuhnya, juga sel
fotovoltaik amorf dapat digunakan untuk menggantikan jendela. Beberapa sistem
ekstrasi energi terbarukan menghasilkan masalah lingkungan yang unik.
Misalnya, turbin angin bisa berbahaya untuk burung yang terbang, sedangkan
bendungan air pembangkit listrik dapat menciptakan penghalang bagi migrasi
ikan - masalah serius di bagian barat laut pasifik yang telah mengurangi
populasi ikan salmon. Pembakaran biomassa dan biofuel menyebabkan polusi
udara yang sama dengan membakar bahan bakar fosil, meskipun karbon yang
dilepaskan ke atmosfer ini dapat diserap kembali jika organisme penghasil
biomassa tersebut secara terus menerus dibudidayakan. Masalah lain dengan
banyak energi terbarukan, khususnya biomassa dan biofuel, adalah sejumlah besar
lahan yang dibutuhkan untuk usaha pembudidayaannya.

9
b. Konsentrasi
Masalah lain adalah variabilitas dan persebaran energi terbarukan di alam, kecuali
energi panas bumi yang umumnya terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu namun
terdapat pada lokasi yang ekstrim. Energi angin adalah yang tersulit untuk
difokuskan, sehingga membutuhkan turbin yang besar untuk menangkap energi
angin sebanyak-banyaknya. Metode pemanfaatan energi air bergantung pada lokasi
dan karakteristik sumber air sehingga desain turbin air bisa berbeda. Pemanfaatan
energi matahari dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun untuk mendapatkan
energi yang banyak membutuhkan luas area penangkapan yang besar. Sebagai
perbandingan, pada kondisi standar pengujian di Amerika Serikat energi yang
diterima 1 m2 sel surya yang memiliki efisiensi 20% akan menghasilkan 200 watt.
Kondisi standar pengujian yang dimaksud adalah temperatur udara 20 oC dan
irradiansi 1000 W/m2.
c. Ketersediaan
Salah satu kekurangan yang cukup signifikan adalah ketersediaan energi
terbarukan di alam; beberapa dari mereka hanya ada sesekali dan tidak setiap saat
(intermittent). Misal cahaya matahari yang hanya tersedia ketika siang hari, energi
angin yang kekuatannya bervariasi setiap saat, energi air yang tak bisa
dimanfaatkan ketika sungai kering, biomassa memiliki masalah yang sama dengan
yang dihadapi dunia pertanian (misal iklim, hama), dan lain-lain. Sedangkan energi
panas bumi bisa tersedia sepanjang waktu.
d. Jarak ke Penerima Listrik
Keragaman geografis juga menjadi masalah signifikan, karena beberapa sumber
energi terbarukan seperti panas bumi, air, dan angin bisa berada di lokasi yang jauh
dari penerima energi listrik; panas bumi di pegunungan, energi air di hulu sungai,
dan energi angin di lepas pantai atau dataran tinggi. Pemanfaatan sumber daya
tersebut dalam skala besar kemungkinan akan memerlukan investasi cukup besar
dalam jaringan transmisi dan distribusi serta teknologi itu sendiri dalam
menghadapi lingkungan terkait.

10
BAB II
PENUTUP

Energi terbarukan adalah sumber energi yang secara alami tersedia secara berkelanjutan
atau tersedia secara berkelanjutan melalui usaha tertentu. Siklus alam membuat sumber
energi ini terbarukan dalam rentang periode yang pendek (dalam hitungan bulan atau tahun).
Sumber Energi Terbarukan berasal dari proses alam yang berkelanjutan seperti tenaga air,
tenaga angin, panas bumi, dll. Kelebihan dari energi terbarukan adalah tidak adanya gas
rumah kaca selama pengoperasian berlangsung, investasi yang cukup rendah tiap kWh yang
dihasilkan. Namun kekurangan dari energi terbarukan yaitu ketersediaan tenaga yang
fluktuatif dan tahap perencanaan yang membutuhkan waktu lama. Adapun masalah yang
dapat ditimbulkan dari pemanfaatan energi terbarukan adalah pemanfaatan lahan,
pembahayaan habitat dan ekologi, sosial kemasyarakatan serta jarak ke penerima listrik dan
ketersediaan.

3.

11
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, D. 2017. Punya Sumber Daya Alam dan Manusia Melimpah, Indonesia Berpotensi
Jadi Negara Superpower. Okezone.
https://economy.okezone.com/read/2017/08/16/320/1757208/punya-sumber-daya-alam-
dan-manusia-melimpah-indonesia-berpotensi-jadi-negara-superpower. Diakses pada 24
Maret 2020.
Azhar, Muhammad, Satriawan, dan Dendy, A. 2018. Implementasi Kebijakan Energi Baru
dan Energi Terbarukan Dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional. Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro: Adminitrative Law & Governance Journal Vol.1. Edisi 4.
Effendi, Bob. S. 2014. Permasalahan dan Solusi Sektor Energi Indonesia: Sebuah masukan
untuk pemerintah yang akan datang.
https://www.kompasiana.com/bob911/54f89189a33311b2158b457d/permasalahan-dan-
solusi-sektor-energi-di-indonesia-sebuah-masukan-untuk-pemerintah-yang-akan-
datang. Diakses pada 24 Maret 2020.
ESDM. 2006. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025. Jakarta.
Kemenlu. 2012. Sustainable Energy dan Ketahanan Energi Nasional.
https://kemlu.go.id/portal/id/read/102/halaman_list_lainnya/sustainable-energy-dan-
ketahanan-energi-nasional. Diakses pada 24 Maret 2020.
Kemenprin. 2008. Kina (Karya Indonesia; Media Ekuitas Produk Indonesia. Biro Umum dan
Humas: Jakarta.
Kholiq, Imam. 2015. Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Energi Terbarukan Untuk
Mendukung Substitusi BBM. Universitas Wijaya Putra Surabaya Jawa Timur
Indonesia:Surabaya.
Pratama, David. 2013. Kapal Nasional Kuasai Operasional Hulu Migas.
https://www.skkmigas.go.id/berita/kapal_nasional_kuasai_operasional_hulu_migas.
Diakses pada 24 Maret 2020.
Roviati, Evi. 2016. Sumber Energi Terbarukan.
https://www.academia.edu/24297986/SUMBER_ENERGI_TERBARUKAN. Diakses
pada 24 Maret 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai