Anda di halaman 1dari 5

Administrasi Pendidikan di Indonesia

(Studi Literatur)

Hade Afriansyah
Universitas Negeri Padang
Indonesia
E-mail : hadeafriansyah@fip.unp.ac.id

Abstrak—This article aims to describe how the educational kata manajemen lebih populer di Amerika. Dalam artikel ini,
administration should be going on generally. The methodology kedua istilah tersebut digunakan dengan arti dan makna yang
used to arrange this article is Systematic Literature Review sama.
(SLR). First, researcher find relevant theories, and then make a
conclusion about it, then analyzing, and finally make a new A. Manajemen Menurut Hendri Fayol
information based researcher analyzing. The result of this article
base on the researcher analyzing is generally there are four steps Fayol merupakan ahli manajemen generasi awal, banyak
to do educational administration. They are planning, actuating, yang menggelarinya sebagai bapak manajemen (Rahman,
controlling, and evaluating. 2012), ia hidup dari tahun 1841 – 1925. Menurut Fayol proses
manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer atau
Keywords—educational administration; educational pimpinan dilakukan dlaam beberapa tahapan yaitu : planning,
management organizing, command, coordination, dan control . Menurut
Fayol ada 14 prinsip dalam manajemen yaitu : (1) division of
I. PENDAHULUAN work (pembagian kerja), (2) authority (wewenang dan
tanggung jawab), (3) discipline (disiplin), (4) unity of
Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan command (kesatuan dalam perintah), (5) unity of direction
dalam kebangkitan suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu, (kesatuan arah), (6) subordination of individual interest
pengelolaannya harus terkelola dengan baik. Pendidikan di (mengutamakan kepentingan umum (general interest) di atas
Indonesia memang sudah berjalan dan terkelola, namun kepentingan individu), (7) remuneration (pemberian upah bagi
pengelolaannya berlangsung kurang maksimal. Meskipun pekerja), (8) centralization (sentralisasi), (9) scalar chain
sebenarnya upaya-upaya perbaikan sudah dilakukan, dan (rantai perintah), (10) order (ketertiban), (11) equity
pilihan solusinya juga sudah beraneka ragam, namun tetap saja (keadilan), (12) stability of tenure of personnel (kestabilan
pengelolaannya kurang maksimal sehingga hasilnya juga masa kerja pekerja), (13) initiative (inisiatif), dan (14) esprit
kurang maksimal. Oleh karena itu, penulis bermaksud de corps (semangat jiwa kesatuan). Meskipun teori Fayol
membuat artikel ini agar dapat dijadikan salah satu referensi sudah sangat tua, namun teorinya tetap berkontribusi besar
dalam mengelola pendidikan secara umum. Pembatasan pada penerapan manajemen modern secara umum di seluruh
masalah pada artikel ini adalah pad pendidikan PAUD, SD, dunia saat ini (McNamara, 2009).
SMP, dan SMA. Pada hakikatnya artikel ini dibagi menjadi
dua bagian besar yaitu konsep manajemen dan ruang lingkup
manajemen pendidikan. B. Manajemen Menurut George Robert Terry
Alasan penulis mengutip teori manajemen George Robert
Terry dikarenakan teorinya sangat popular di Indonesia. Terry
II. METODE
hidup pada tahun . Menurut Terry proses manajemen
Artikel ini disusun dengan metode Systematic Literature dilakukan dalam empat langkah, yaitu (1) planning
Review (SLR), yaitu dengan terlebih dahulu mengumpulkan (perencanaan), (2) organizing (pengorganisasian), (3)
bahan-bahan kajian terkait administrasi/manajemen actuating (pelaksanaan), dan (4) controlling (pengawasan dan
pendidikan baik berupa buku, artikel, dan sumber lainnya. evaluasi) atau sering disingkat dengan POAC (Terry, 1968).
Setelah bahan kajian dikumpulkan, selanjutnya bahan tersebut Di Indonesia istilah POAC berlaku dimana-mana untuk
diteliti dan dipelajari, kemudian penulis berusaha pengistilahan proses manajemen menurut Terry.
menyimpulkan sebuah pengetahuan baru hasil dari analisis
terhadap bahan kajian tersebut. C. Manajemen Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di Indonesia diatur dengan cara membuat
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN delapan standar minimal yang harus dipenuhi oleh setiap
Bagian ini merupakan bagian inti dari penulisan artikel. sekolah yang ada (Maxmanroe, 2018). Kedelapan standar ini
Karena bagian ini memuat bahan kajian dan pembahasan teori biasa disebut dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
yang diteliti mengenai administrasi pendidikan. Administrasi SNP ini dijadikan dasar untuk mengelola pendidikan.
memiliki kesamaan kata dengan manajemen, hanya saja Kedelapan standar ini adalah: (1) standar isi, terkait materi dan
penggunaan kata “administrasi” lebih populer di Eropa dan kompetensi lulusan minimal untuk jenis dan jenjang

1
Administrasi Pendidikan, Padang 2019
pendidikan tertentu yang di dalamnya terdapat kerangka dasar No.
Standar Nasional
Peraturan
dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat Pendidikan
tentang Standar Sarana dan Prasarana
satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. untuk Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan(SMK/MAK),
Di dalam standar isi terdapat kerangka dasar dan struktur 2008)
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan (Permendiknas Nomor 50 Tahun 2007
pendidikan, dan kalender pendidikan. 5 Standar pengelolaan tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Pemerintah Daerah, 2007)
(2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses (Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009
pendidikan (4) standar sarana dan prasarana, (5) standar tentang Standar Biaya Operasi
pengelolaan, (6) standar pembiayaan pendidikan, (7) standar Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah
Standar pembiayaan Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
penilaian pendidikan, (8) standar pendidik dan tenaga 6
pendidikan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
kependidikan Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Kedelapan standar didukung dan diatur dalam beberapa (SMA/MA), Sekolah Meneng, 2009)
aturan resmi yang ada di Indonesia. Berikut rincian terkait 7
Standar penilaian (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007
aturan yang menjadi landasan kedelapan standar tersebut. pendidikan tentang Standar Penilaian Pendidikan, 2007)
a. (Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007
Tabel 1. Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan yang mengatur tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah, 2007)
Standar Nasional
No. Peraturan b. (Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007
Pendidikan
tentang Standar Kepala
1 Standar isi a. (Permendiknas No 22 Tahun 2006 Sekolah/Madrasah, 2007)
tentang Standar Isi untuk Satuan c. (Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006) tentang Standar Kualifikasi Akademik
b. (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Kompetensi Guru, 2007)
tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri d. (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun tentang Standar Tenaga Administrasi
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah/Madrasah, 2008)
Pendidikan Dasar dan Menengah dan e. (Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Sekolah/Madrasah, 2008)
Kom, 2006) f. (Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008
c. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Tenaga Laboratorium
Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi Sekolah/Madrasah, 2008)
untuk Program Paket A, Program Paket Standar pendidik g. (Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008
B, dan Program Paket C, 2007) 8 dan tenaga tentang Standar Kualifikasi Akademik
a. (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 kependidikan dan Kompetensi Konselor, 2008)
tentang Standar Kompetensi Lulusan h. (Permendiknas Nomor 40 Tahun 2009
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan tentang Standar Penguji Pada Kursus dan
Menengah, 2006) Pelatihan, 2009), (Permendiknas Nomor
b. (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 41 Tahun 2009 tentang Standar
Standar kompetensi tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pembimbing Pada Kursus dan Pelatihan,
2
lulusan Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2009), (Permendiknas Nomor 42 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan 2009 tentang Standar Pengelola Kursus,
Pendidikan Dasar dan Menengah dan 2009), (Permendiknas Nomor 43 Tahun
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 2009 tentang Standar Tenaga
Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Administrasi Pendidikan Pada Program
Kom, 2006) Paket A, Paket B, dan Paket C, 2009),
a. (Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 (Permendiknas Nomor 44 Tahun 2009
tentang Standar Proses untuk Satuan tentang Standar Pengelola Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007) pada Program Paket A, Paket B, dan
b. (Permendiknas Nomor 1 Tahun 2008 Paket C, 2009), (Permendiknas Nomor 45
tentang Standar Proses Pendidikan Tahun 2009 tentang Standar Teknisi
Standar proses Khusus Tunanetra, Tunarungu, Sumber Belajar pada Kursus dan
3
pendidikan Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras, Pelatihan, 2009)
2008)
c. (Permendiknas Nomor 3 Tahun 2008 D. Pembahasan
tentang Standar Proses Pendidikan
Kesetaraan Program Paket A, Program 1) Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Paket B, dan Program Paket C, 2008) Berdasarkan kajian teori di atas terkait manajemen
4 Standar sarana dan a. (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
prasarana Tentang Standar Sarana dan Prasarana
pendidikan di Indonesia dan berbagai referensi utama atau
untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah grand theory yang sudah didapatkan, maka dapat penulis
(Sd/Mi), Sekolah Menengah simpulkan bahwa ruang lingkup administrasi pendidikan yang
Pertama/Madrasah Tsanawiyah ada di Indonesia adalah : (1) administrasi kurikulum, (2)
(SMP/MTS), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), 2007) administrasi peserta didik, (3) administrasi pendidik dan
b. (Permendiknas Nomor 33 Tahun 2008 tenaga kependidikan, (4) administrasi sarana dan prasarana,
tentang Standar Sarana dan Prasarana (5) administrasi keuangan, (6) administrasi hubungan sekolah
untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
dan masyarakat, (7) administrasi tata usaha, dan (8)
(SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas administrasi layanan khusus. Kedelapan ruang lingkup ini
Luar Biasa (SMALB), 2008) seharusnya mendapat perhatian dengan porsi yang lebih besar
c. (Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008

2
Administrasi Pendidikan, Padang 2019
agar pendidikan yang ada di Indonesia dapat menjadi lebih oleh pemimpin dan mengikat semua anggota yang terkait,
baik. Kedelapan ruang lingkup ini berbeda dengan delapan karena kalau tidak mengikat maka kemungkinan besar rencana
standar pendidikan yang sudah di bahas sebelumnya, ini hanya tinggal rencana. Agar perencanaan yang telah disusun
dikarenakan hasil analisis penulis terhadap kajian tersebut. dengan baik dapat berjalan dengan maksimal maka perlu
Sebagai contoh, penulis tidak memasukan standar kompetensi dilakukan pengawasan secara melekat agar pelaksanaannya
lulusan, karena menurut penulis standar kompetensi lulusan sesuai dengan yang direncanakan, dan pada akhirnya
tidak tepat jika dijadikan ruang lingkup hasilnyapun sesuai dengan yang diharapkan.
manajemen/administrasi pendidikan. Bahasa yang paling tepat
menurut penulis adalah administrasi peserta didik, yang isinya b) Pelaksanaan
membahas tentang bagaimana manajemen peserta didik sejak Kata kunci yang penulis gunakan untuk mengingat tahap
awal penerimaan hingga tamat. Begitu juga dengan ruang ini adalah “laksanakan apa yang direncanakan”. Untuk lebih
lingkup yang lainnya. jelasnya perhatikan gambar. Ketika pelaksanaan sedang
dilaksanakan sesuai rencana, fungsi pengawasan tetap harus
2) Proses Administrasi Pendidikan dilaksanakan agar dapat mengetahui adanya permasalahan
Menurut Terry bahwa proses manajemen dapat disingkat yang terjadi dan menyebabkan kerugian, karena situasi selalu
dengan POAC, yaitu planning, organizing, actuating, dan saja bisa berubah-ubah tanpa adanya perkiraan sebelumnya.
controlling (Fayol, 1916). Penulis mendukung pendapat Fayol Perubahan situasi bisa saja menuntut perubahan rencana awal
tersebut, hanya saja menurut penulis organizing dapat untuk menghindari kerugian bila rencana awal tetap
digabungkan pada proses planning. Organizing dilaksanakan. Agar pelaksanaan dapat berjalan baik sesuai
(pengorganisasian) pada hakekatnya adalah menentukan dengan rencana, dibutuhkan kematangan organisasi dari
tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi, menganalisis semua anggota. Pada tahap ini masih memungkinkan untuk
kebutuhan dan sumber daya angota yang dimiliki, lalu memberikan pembinaan terhadap guru dan pelaku pendidikan
menyusun strategi penempatan personil secara matang untuk lainnya.
mencapai tujuan. Langkah-langkah ini sama seperti langkah
pada proses perencanaan. Sehingga penulis menyimpulkan c) Pengawasan
proses manajemen pendidikan ke dalam tiga proses besar yaitu Pengawasan yang dimaksudkan disini adalah pengawasan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Namun ada melekat (“Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1
tambahan satu proses lagi, yang tidak terikat secara urutan dan Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
sangat fleksibel sekali yaitu pengawasan dan evaluasi. Proses Melekat,” 1989), (“Keputusan Menteri Pendayagunaan
Pelaksanaan dan Evaluasi ini penulis Aparatur Negara Nomor: Kep/46/M.Pan/4/2004 tentang
Adapun penjelasan secara lebih rinci tahapan-tahapan Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam
tersebut adalah sebagai berikut. Penyelenggaraan Pemerintahan,” 2004). Secara sederhana
pengawasan melekat adalah pengawasan yang bila
a) Perencanaan menemukan penyimpangan maka dapat segera diperbaiki,
Sekolah sebagai lembaga formal wajib memiliki tidak terfokus pada pemberian reward (penghargaan) dan
perencanaan yang jelas dan terukur. Kata kunci yang penulis punishment (hukuman) tapi terfokus pada perbaikan. Di
gunakan pada tahap ini adalah “rencanakan apa yang akan bidang pendidikan, pengawasan sering disebut supervisi,
dilaksanakan”. Perencanaan pada tahap ini dilakukan oleh supervisi yang dimaksudkan pada tahap ini adalah supervisi
pihak internal sekolah atau bantuan dari pihak lain yang ahli akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru.
dan memiliki pengalaman sehingga mampu memprediksi Berbeda dengan evaluasi akhir seperti yang akan dijelaskan di
kejadian-kejadian yang akan terjadi dimasa depan, karena bawah, pada tahap ini pengawasan dilakukan oleh pihak
perencanaan selalu berbicara tentang masa depan. internal, sedangkan evaluasi akhir yang akan dijelaskan di
Perencanaan dilakukan dengan cara menentukan tujuan. bawah dilakukan oleh pihak ekstrnal seperti pengawas dari
Tujuan hendaknya menjadi solusi terhadap permasalahan- Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, atau Dinas
permasalahan yang terjadi. Dalam membuat tujuan hendaknya Pendidikan Provinsi.
mendahulukan kebutuhan daripada keinginan dan Situasi yang terjadi di lapangan sangat dinamis, sehingga
mempertimbangkan aspek pembiayaan, social, dan keluarga. diperlukan pengawasan agar dapat mendeteksi secara dini
Langkah dan strategi untuk mencapai tujuan dilakukan penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
pada tahap ini dan hendaknya dilakukan analisis SWOT Pengawasan pada tahap ini tidak hanya dilakukan di waktu
terlebih dahulu agar mendapatkan pilihan yang tepat karena tertentu saja, namun dilakukan sejak awal perencanaan
ada banyak langkah dan strategi yang bisa dilakukan. Salah
satu bagian dari penyusunan strategi pada tahap perencanaan d) Evaluasi Hasil
ini adalah menyusun struktur organisasi dengan berlandaskan Tahap ini merupakan tahap akhir dalam proses manajemen
asas “right man on the right place” artinya menempatkan suatu sekolah. Evaluasi hasil pada tahap ini dilakukan oleh
orang yang tepat pada posisi yang tepat sesuai dengan bidang pihak eksternal, yaitu pengawas dari tingkat kabupaten/kota
ilmu dan keahlian yang dimiliki. atau provinsi. Pengawas akan mengevaluasi sebuah laporan
Adapun output dari tahap ini berupa aturan tertulis seperti hasil tertulis dan melakukan kunjungan ke sekolah untuk
program kerja, SOP, petunjuk pelaksanaan, Undang-Undang, mengecek bukti dari laporan tertulis yang diberikan. Evaluasi
tata tertib, dan lain sebagainya. Output tersebut harus disahkan hasil pada tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

3
Administrasi Pendidikan, Padang 2019
data tentang capaian keberhasilan tujuan dari kinerja yang kinerja baik, pemberian punishment bagi sekolah yang
telah dilakukan, lalu membandingkan capaian tersebut dengan melakukan banyak pelanggaran (bahkan hokum pidana bagi
capaian yang direncanakan, kemudian menganalisis hasil yang terbukti melakukan KKN) selain memberikan pembinaan
perbandingan kedua capaian tersebut, lalu hasil analisis untuk penyelenggaraan pendidikan selanjutnya, dan
capaian digunakan sebagai rekomendasi perencanaan melakukan upaya untuk menghilangkan akibat penyimpangan
selanjutnya. yang terjadi.
Pada tahap ini sekolah tidak dapat lagi melakukan Pelaksanaan tahap ini harus tetap diawasi agar sesuai
perbaikan terhadap temuan kesalahan telah terjadi, namun bisa dengan prosedur. Bila ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaan
dijadikan pengalaman untuk perbaikan selanjutnya agar tidak dengan prosedur, maka laporan yang dibuat tersebut harus
melakukan hal yang sama. Tindak lanjut dari hasil evaluasi segera diperbaiki agar sesuai dengan prosedur.
akhir ini berupa pemberian reward bagi sekolah yang memiliki

Gambar 1. Proses Manajemen Pendidikan Secara Garis Besar

IV. KESIMPULAN Tujuannya. Retrieved from


https://www.maxmanroe.com/vid/umum/standar-nasional-
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini maka dapat pendidikan.html
disimpulkan bahwa secara garis besar proses manajemen
McNamara, D. E. (2009). From Fayol‟s Mechanistic To Today‟s Organic
pendidikan terdiri dari empat proses, yaitu (1) perencanaan, Functions Of Management. American Journal of Business Education,
(2) pelaksanaan, (3) pengawasan, dan (4) evaluasi akhir. 2(1).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang
Daftar Pustaka Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program
Paket C (2007). Republik Indonesia.
Fayol, H. (1916). General and Industrial Management. London: Sir Isaac
Pitman & Sons, Ltd. Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah (2006). Republik Indonesia.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan Melekat. (1989). Republik Indonesia. Permendiknas Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan
Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: (2008). Republik Indonesia.
Kep/46/M.Pan/4/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan
Melekat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. (2004). Republik Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Indonesia. Sekolah/Madrasah (2007). Republik Indonesia.

Maxmanroe. (2018). 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta Fungsi dan

4
Administrasi Pendidikan, Padang 2019
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah (2007). Republik Indonesia. untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah
Kejuruan(SMK/MAK) (2008). Republik Indonesia.
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru (2007). Republik Indonesia. Permendiknas Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji Pada Kursus
dan Pelatihan (2009). Republik Indonesia.
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
(2007). Republik Indonesia. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah (2007). Republik indonesia.
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (2006). Permendiknas Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing Pada
Kursus dan Pelatihan (2009). Republik Indonesia.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Permendiknas Nomor 42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri (2009). Republik Indonesia.
Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kom
(2006). Republik Indonesia. Permendiknas Nomor 43 Tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi
Pendidikan Pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C (2009).
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Republik Indonesia.
untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Sd/Mi), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Permendiknas Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) (2007). Republik Indonesia. pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C (2009). Republik
Indonesia.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah (2008). Republik Indonesia. Permendiknas Nomor 45 Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar
pada Kursus dan Pelatihan (2009). Republik Indonesia.
Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah (2008). Republik Indonesia. Permendiknas Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Pemerintah Daerah (2007). Republik Indonesia.
Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah (2008). Republik Indonesia. Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi
Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
dan Kompetensi Konselor (2008). Republik Indonesia. (SMP/MTS), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),
Sekolah Meneng (2009).
Permendiknas Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan
Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C Rahman, H. (2012). Henry Fayol and Frederick Winslow Taylor’s
(2008). Contribution to Management Thought: An Overview. ABC Journal of
Advanced Research, 1(2).
Permendiknas Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana
untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Terry, G. R. (1968). Principles of management. Illinois : Ricard D. Irwin.
Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB) (2008). Republik Indonesia.

5
Administrasi Pendidikan, Padang 2019

Anda mungkin juga menyukai