Anda di halaman 1dari 4

Nama:fery asis

Nim50500119052
Jurusan:jurnalistik b
Persoalan hakikat dan dfinisi

1. Dakwah sebagai fenomena sosial


Kegiatan- kegiatan dakwah bukan hanya semata bersifat transfer pengetahuan semata, di
dalamnya muncul berbagai fenomena social yang dapat diteliti dan dijadikan sebagai bahan
kajian dalam pengembangan keilmuan dakwah. Selanjutnya jika kegiatan dakwah yang banyak
menyedot waktu dan perhatian dengan umat islam tersebut jangan dibiarkan berjalan apa adanya,
tanpa ada desain yang teratur dan sistematis. Akan lebih bagus manakala para da’i ketika mau
melakukan riset kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan dakwah. Haln terpenting yang mesti
dilakukan adalah melakukan penelitian dan publikasi secara intensif, sistematis, dan sustainable.

2. Defenisi filsafat dakwat


Secara etimologi, Filsafat berasal dari bahasa inggis philosophy; Yunani philosophia, yang
berarti cinta akan kebjaksanaan. Philos (cinta) atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan
sophos (kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, intelegensi). Sedangkan
menurut terminology adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli. Jadi
filsafat adalah berpikirdan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu sampai ke inti.
Secara etimologi, Kata dakwah berasal dari bahasa Arab ‫ دعا‬,‫دعو‬--‫ ي‬,‫وة‬--‫ دع‬Kata dakwah
merupakan bantuk mashdar dari kata kerja ‫دعا‬, madi ‫ يدعو‬sebagai mudhari yang berarti seruan,
ajakan, panggilan, undangan, doa dan semacamnya. Dakwah yaitu mengajak manusia untuk
mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang
mereka mendapat kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Jadi filsafat dakwah dapat dipahami dalam tiga makna yang paling sederhana hingga makna
yang paling tinggi sebagai berikut ini.
Pertama, filsafat dakwah suatu konsep atau bagan pemikiran yang menerangkan dasar-
dasar, prinsip-prinsip, dan hal-hal yang dianggap paling pokok mengenai dakwah. Kedua, filsafat
dakwah adalah pemikiran atau kajian yang bersifat rasional dan filsufis mengenai prinsip-prinsip
dakwah yang digali dari sumber-sumber isla, yaitu al-Quran dan al-Hadis, serta pemikiran para
ulama, sebagia pegangan dasar bagi para da’i dalam melaksanakan tugas dakwah demi mencapai
mardhat-I Allah. Ketiga, filsafat dakwah menunjukkan pada konsep-konsep atau aliran-aliran
pemikiran mengenai dakwah yang memperlihatkan perbedaan-perbeadaan paradigmatis (pola
pemikiran) tentang hal-hal pokok mengenai dakwah. Filsafat dakwah dalam arti yang ketiga ini
berkaitan dengan mazhab-mazhab pemikiran dalam dakwah yang dengan sendirinya
memperkaya wacana dan khasanah intelaktual mengenai dakwah.
Belajar filsafat berarti belajar untuk berhasrat pada keartifan atau belajar untukmencintai
kearifan.Filsafat adalah cara untuk menemukan keberanian dalam merumuskan diri sendiri.
Dalam filsafat kita menemukan kegelisahan yang tak kunjung habis, pertanyaan-pertanyaan yang
terus tidak menemukan kepastian jawaban, dan jawaban-jawaban yang semula dianggap final
namun kemudian ditemukan celanya.
Dengan belajar filsafat, anda akan dilatih menjadi manusia yang utuh, yakni yang mampu
berpikir mendalam, rasional, komunikatif. Apapun profesi anda, kemampuan-kemampuan ini
amat dibutuhkan. Di sisi lain, dengan belajar filsafat, anda juga akan memiliki pengetahuan yang
luas, yang merentang lebih dari 2000 tahun sejarah manusia.
Kemampuan berpikir logis dan abstrak, kemampuan untuk membentuk argumen secara
rasional dan kritis, serta kemampuan untuk menyampaikan ide secara efektif, kritis, dan rasional,
akan membuat anda mampu berkarya di berbagai bidang, mulai dari bidang informasi-
komunikasi, jurnalistik, penerbitan, konsultan, pendidikan, agamawan, ataupun menjadi
wirausaha.
Para pengacara, praktisi hukum, praktisi pendidikan, pemuka agama, maupun praktisi bisnis
akan mendapatkan wawasan yang amat luas, yang amat berguna untuk mengembangkan diri dan
profesi mereka. Jika anda sungguh ingin mendalami filsafat, anda bisa melanjutkan studi sampai
pada level master dan doktoral, dan kemudian mengajar di bidang filsafat.
Dengan belajar filsafat, anda akan mampu melihat masalah dari berbagai sisi, berpikir
kreatif, kritis, dan independen, mampu mengatur waktu dan diri, serta mampu berpikir fleksibel
di dalam menata hidup yang terus berubah. Filsafat mengajak anda untuk memahami dan
mempertanyakan ide-ide tentang kehidupan, tentang nilai-nilai hidup, dan tentang pengalaman
kita sebagai manusia. Berbagai konsep yang akrab dengan hidup kita, seperti tentang kebenaran,
akal budi, dan keberadaan kita sebagai manusia, juga dibahas dengan kritis, rasional, serta
mendalam.
Filsafat itu bersifat terbuka. Sekali lagi, filsafat tidak memberikan jawaban mutlak yang
berlaku sepanjang masa. Filsafat menggugat, mempertanyakan, dan mengubah dirinya sendiri.
Ini semua sesuai dengan semangat pendidikan yang sejati.
Filsafat mengajarkan kita untuk melakukan analisis, dan mengemukakan ide dengan jelas
serta rasional. Filsafat mengajarkan kita untuk mengembangkan serta mempertahankan pendapat
secara sehat, bukan dengan kekuatan otot, atau kekuatan otoritas politik semata. Filsafat adalah
komponen penting kepemimpinan. Dengan belajar berpikir secara logis, seimbang, kritis,
sistematis, dan komunikatif, anda akan menjadi seorang pemimpin ideal, yang amat dibutuhkan
oleh berbagai bidang di Indonesia sekarang ini.

3 objek filsafat dakwah


     Membahas objek filsafat dakwah berarti membahas fokus yang akan menjadi kajian dalam
filsafat dakwah. secara objek materil, filsafat dakwah akan mengkaji tentang Tuhan, manusia,
lingkungan dan ajaran islam. Tuhan yang menurunkan ajaran kepada Rasul merupakan sumber
kebenaran dan sumber tujuan yang akan di raih oleh manusia. Karenanya Tuhan perlu di kenal,
dihayati dan dipahami sehingga manusia dapat mengabdi dan berterima kasih kepadanya. 
     kemudian dakwah tidak akan berhasil manakala tidak ada manusia. untuk itulah pembahasan
tentang manusia menjadi objek materil dakwah. Siapa manusia, apa hakikat manusia, apa tugas
manusia, bagaimana manusia mengembangkan dirinya dan sebagainya. Aktivitas dakwah juga
perlu mempertimbnagkan lingkungan sebagai tempat berlangsungnya dakwah. Kesuksesan dan
kegagalan dakwah salah satunya ditentukan oleh faktor lingkungan. jika masyarakat di
lingkungan tertentu tidak mendukung aktivitas dakwah, maka dakwah tidak bisa dilaksanakan
dan akan mengalami kegagalan.
     Begitu juga ajaran islam sebagai pesan kebenaran yang akan disampaikan menjadi bahasan
dalam filsafat dakwah. Pesan kebenaran perlu disampaikan dengan menggunakan berbagai
strategi, metode dan media yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan
masyarakat.
     Untuk membedakan filsafat dakawah dengan ilmu lainya, maka perlu dirumuskan objek
formal filsafat dakwah. Menurut Sukriyanto, objek formal filsafat dakwah adalah mempelajari
bagaimana hakikat dakwah. Sedangkan Suisyanto mengatakan bahwa objek formal filsafat
dakwah adalah usaha untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang proses
penyampaian ajaran islam. 

4. tujuan filsafat dakwah


Secara umum tujuan mempelajari filsafat dakwah adalah membekali mahasiswa atau da'i
untuk berfikir kritis, analitis dan sistematis dalam mengembangkan kegiatan dakwah dan dalam
menghadapi berbagai macam persoalan keumatan serta dapat memberikan solusi alternatif dalam
memecahkan persoalan tersebut.
     Adapun tujuan khusus dari mempelajari filsafat dakwah adalah:
1. Mahasiswa memahami bahwa islam adalah agama dakwah yang harus ditrasformasi kepada
seluruh umat manusia.
2. Mahasiswa atau da'i mampu memjelaskan tentang dakwah islam sebagai bagian dari sitem
kehidupan manusia.
3. Mahasiswa atau da'i dapat memanfaatkan semaksimal mungkin akal yang diberikan oleh Allah
dalam pengembangan dakwah islam. 
4. Mahasiswa atau da'i dapat memahami ontologi, epistemologi dan aksiologi dakwah.

Tujuan filsafat dakwah menurut Drs. Syukriadi Sambas, M. Si dalam bukunya filsafat
dakwah halaman 8 adalah sebagai berikut:Memberikan landasan dan sekaligus menggerakkan
proses dakwah islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah secara objektif-
proforsional,Melakukan kritik dan koreksi proses dakwah islam dan sekaligus mengevaluasinya,

Menegakkan kebenaran dan keadilan di atas dasar taihudullah dan tauhid risalah.

Mensyukuri nikmat akal dengan menerangkannya sesuai fungsi peruntukkannya.

Upaya penyempurnaan jiwa manusia baik dari sudut teoritis maupun praktis.

Tujuan filsafat dakwah adalah dapat meberikan pemahaman yang bersifat universal tentang
suatu unit ajaran islam secara mendalam, mendasar dan fradikal sampai keakar-akrnya, sehingga
akhirnya dapat membawa kepada kebenaran yang hakiki, kebenaran hakiki tersebut
terimplementasikan dalam sikap kesehariannya sebagai seorang islam. Lebih jauh bertujuan
memberikan kepuasan kepada sebahagian jiwa yang amat berharga juga mengantarkan seorang
sampai kepada keprcayaan keagamaan yang benar, yang kalausebelumnya hanya diterima secara
domatis dan absolute.maka pada akhirnya bukan hanya mitologis semata, tetapi juga diterima
malaui kerangka fikirin yang rasional juaga akan memberi artinya penting dalam menyadari
otoritas dirinya sebagai makhluk yang berdimensi dalam memahami diri.[8]

Anda mungkin juga menyukai