Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Tinggi
Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Tinggi
Proposal Penelitian
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif yang dibina
oleh Dr. I Nyoman Ruja, M.S
Oleh:
Galuh Maulidiyahwarti
140721807102
PROGRAM PASCASARJANA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga
maupun bangsa dan negara. Seluruh warga negara tanpa terkecuali, baik warga yang
tinggal di kota maupun di desa, semuanya berhak mendapat pendidikan yang layak sesuai
dengan bakat dan minat masing-masing. Kemudian di susunlah pendidikan nasional yang
diharapkan mampu mewujudkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tidak
seorang pun manusia dapat hidup secara sempurna tanpa melalui pendidikan. Melalui
pendidikan potensi manusia dapat berkembang guna meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Bahkan maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan
masyarakatnya.
Pendidikan dapat diartikan secara umum yaitu usaha sadar yang dilakukan oleh
pendidik melalui suatu bimbingan, pengajaran dan latihan untuk membantu peserta didik
menuju ke arah tercapainya kepribadian yang dewasa. Proses pendidikan tersebut
diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Jadi pada hakekatnya pendidikan adalah kebutuhan yang sangat penting bagi
perkembangan anak. Melalui pendidikan, anak dapat memperluas wawasan dan daya
pemikirannya dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga apa yang menjadi
tujuan hidupnya akan lebih terarah dan tercapai serta dapat melihat dan menyesuaikan
diri dengan segala perkembangan dan perubahan yang ada dalam masyarakat.
Begitu pentingnya pendidikan bagi masa depan anak, namun sangat disayangkan
masih banyak orang yang tidak dapat menikmati pendidikan terlebih lebih pendidikan
perguruan tinggi yang pada era modernisasi sekarang ini sangat diharapkan
keberadaannya. Seiring dengan peningkatan dan perkembangan tehnologi dalam era
globalisasi, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi perhatian
serius, karena hanya SDM yang berkualitas yang dapat bersaing dalam era globalisasi.
Kondisi ekonomi yang beragam dilihat dari mata pencaharian, pendidikan, dan
pendapatan. Kondisi social ekonomi tersebut kaitanya dengan anak tidak melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi adalah sangat erat dimana dengan adanya mata
pencaharian yang bagus, maka akan mempengaruhi pendapatan orang tua sehingga dapat
mempengaruhi anak akan tidak melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, begitu juga
dengan tingkat pendidikan orang tua, para orang tua yang memiliki pendidikan yang
tinggi, maka orang tua untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi, tetapi
sebaliknya karena pendidikan orang tua rendah, maka untuk menyekolahkan anaknya
akan rendah karena pengetahuan orang tua tentang perguruan tinggi rendah.
Pada umunya semua orang tua berharap mampu untuk menyekolahkan anaknya
mulai dari tingkat dasar sampai pada peguruan tinggi, karena melakukan hal ini berarti
membekali anak dengan ilmu pengetahuan (pendidikan). Selanjutnya harapan orang tua
akan lebih bersifat spisifik tergantung dati tujuan orang tua akan diarahkan kemana
pendidikan untuk anak dan itu juga terlepas dari tingkat pendidikan orang tua serta factor
ekonomi yang turut mendukung dalam pendidikan anaknya.
Banyaknya anak tidak melanjut ke perguruan tinggi sebagian besar terjadi di
daerah pedesaan. Salah satunya terjadi di Dusun Urung-Urung Desa Jatijejer Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto yang dapat diketahui dari jumlah anak yang lulus SMA
tahun 2010 sampai 2013 sebagai berikut:
Tidak
Melanjutkan
melanjutkan
Tahun Jumlah Tamatan pendidikan ke
pendidikan ke
perguruan tinggi
perguruan tinggi
2010 34 jiwa 4 jiwa 30 jiwa
2011 38 jiwa 3 jiwa 35 jiwa
2012 43 jiwa 5 jiwa 38 jiwa
2013 54 jiwa 7 jiwa 47 jiwa
Jumlah 169 jiwa 19 jiwa 150 jiwa
Sumber : Data Kantor Desa Jatijejer
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan berbagai kajian yang diuraikan pada latar belakang diatas, fokus
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi masyarakat Dusun Urung-Uurng Desa Jatijejer Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto terhadap pendidikan tinggi?
C. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta memberikan kontribusi dengan
temuan-temuan yang diteliti bagi pribadi maupun program studi sebagai pengembangan
khasanah keilmuan terutama dalam ilmu Geografi.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi peneliti dalam memahami dan
mengetahui persepsi masyarakat Dusun Urung-Urung Desa Jatijejer Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto terhadap Pendidikan Tinggi.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Persepsi
1. Konsep Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam
merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung
pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah
memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya
mengandung makna yang sama. Sugihartono (2007: 8) mengemukakan bahwa “persepsi
adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk
menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia”.
Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada
yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif
yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Walgito (2004: 70)
mengungkapkan bahwa “persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu
sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam
diri individu.
Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai
macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung
pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan,
kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka
dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu
satu dengan individu lain.
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan
cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga
bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang
berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk
menafsirkannya.
Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005: 23) menyatakan: “persepsi merupakan
suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui system
alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap
relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi
merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang
terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam
lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
2. Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Rakhmat (2007: 56) dalam mempersepsi sesuatu, individu akan melalui
tahapan-tahapan berikut ini:
a. Tahap pertama, individi menghadapi stimulus dari suatu
objek
b. Tahap kedua, individu menyadari bahwa di hadapannya ada
stimulus sehingga individu mengamati stimulus yang ada
kemudia menerimanya.
c. Tahap ketiga, melalui pengetahuan yang dimiliki individu
dapat mengenal objek yang dihadapi.
d. Tahap keempat, individu menanggapi serta berusaha
menampilkan kembali apa yang telah mereka peroleh dari
pengamatan.
e. Tahap kelima, individu menentukan suatu keputusan
menerima atau menolak objek yang ada.
f. Tahap keenam, individu melaksanakan keputusan yang
diambil dengan segala konsekuensinya.
Awal mula tonggak pendidikan tinggi di Indonesia berawal pada masa kolonial
yang dimotori oleh tiga pendidikan tinggi yang didirikan oleh bangsa penjajah.
Pendidikan tinggi tersebut ialah pendidikan tinggi hokum, pendidikan tinggi kedokteran,
pendidikan tinggi teknik. Pendidikan tinggi pada waktu itu telah menghasilkan tokoh-
tokoh nasional bangsa.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal 19
menyebutkan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan tempat
dihasilkannya para pemikir yang menemukan serta menyebarluaskan berbagai
pengetahuan dan teknologi baru. Perguruan tinggi dan sekolah meruapakan lembaga yang
bertanggung jawab mempertimbangkan dan menyaring nilai-nilai yang mana tidak sesuai
dan diperkirakan akan menghambat kemajuan dan mencari upaya untuk memaparkan
nilai-nilai baru yang akan dapat mempercepat proses perubahan sosial.
Salah satu wujud dari pendidikan masyrakat desa adala sekolah dasar. Sekolah
dasar merupakan lembaga usaha pembangunan desa atau lebih tepat lembaga pendidikan
dalam rangka pembangunan desa, maka dalam lembaga ini dididik anak-anak dan
pemuda serta dibina orang dewasa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendektatan fenomenologis. Pendekatan fenomenologis berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.
Pendekatan fenomenologis dimaksud untuk mendapatkan gambaran secara mendalam
mengenai masalah-masalah yang ada dan berusaha melukiskan kondisi yang ada di dalam
suatu situasi. Penelitian ini berusaha melukiskan kondisi mengenai persepsi masyarakat
desa di Dusun Unrung-Urung Desa Jatijeejr Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
terhadap pendidikan tinggi.
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di sini merupakan suatu upaya pendekatan terhadap subjek
penelitian. Peneliti sendiri bertindak sebagi instrumen kunci sekaligus sebagai alat
pengumpul data. Peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berisikan kerangka
dasar dari fokus yang akan diteliti. Pedoman wawancara tersebut digunakan untuk
menemukan data yang dibutuhkan dalam penelitian,
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Urung-Urung Desa Jatijeejr
Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto karena di desa ini jumlah warga yang
berpendidikan tinggi rendah.
D. Data dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian kualitatif ini berupa kata-kata, dan data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata merupaka sumber utama dalam
penelitian kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dengan infroman. Data tertulis
dan keadaan tempat penelitian diperoleh dari dokumen atau laporan dan catatan tertulis
serta foto yang merupakan gambaran kondisi tempat penelitianyang menjadi sumber data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Data primer
Data primer merupakan data utama yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian
melalui wawancara, pengamatan dan pencatatan. Data primer berupa kata-kaa dari
warga maupun perangkat desa.
b. Data sekunder
Datas sekunder yang menjadi data pendudukung dalam penelitian ini adalah data
tertulis berupa dokumen, arsip maupun tulisan yang dapat mendukung kelengkapan
data di dalam penelitian ini.
Sumber data dalam penelitian ini adalah warga dan perangkat Dusun Urung-
Urung Desa Jatijejer Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Mereka adalah seubjek
penelitian yang mengalami fenomena-fenomena yang menjadi landasan ketertarikan
peneliti untuk melakukan penelitian ini sekaligus sebagai sumber data primer.
E. Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling atau sample bertujuan. Subjek penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Subjek penelitian yang dimaksud adalah tokoh-tokoh perangkat desa, tokoh-tkoh
masyarakat, dan masyarakat desa setempat.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
a. Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung kegiatan manusia dan
situasi sosial serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi. Kegiatan
observasi dapat melalui 2 cara yaitu observasi sistematis, dan observasi non
sistematis. Dalam observasi sistematis peneliti sebagai pengamat telah
mempersiapkan pedoman sebagai insturmuen pengmtan. Sedangkan dalam
observasi non sistemtis peneliti tidak perlu menggunakan instrumen pengamatan
secara khusus selain indranya.Penelitian ini menggunakan kedua jenis observasi
ini. Penggunaan jenis observasi tergantng situasi dan kondisi.
b. Wawancara
Wawancara merupaka metode pengumulan data yang utama untuk menggali data
yang tidak dapat digali dengan metode lainnya.Wawancara adalah percakapan
atau dialog antara peneliti dengan informan yang bertujuan untuk menggali data
atau informasi lebih mendalam yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam penelitian
ini peneliti berposisi sebagai pewawancara dan yang menjaid sasaran wawancara
adalah warga dan perangkat Dusun Urung-Urung Desa Jatijejer Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi ini adalah metode untuk mendapatkan data melalui catatan
atau laporan tentang kejadian lampau atau peraturan, instruksi, dan undang-
undang yang menjadi pedoman kegaitan yang ada pada tempat peenlitian.
Dokumentasi berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian dan dapat dijadikan
untuk mengecek keabsahan data.
G. Analisis Data
Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Reduksi data
Reduksi data termasuk di dalam kategori pekerjaan analisis data. Data yang
berupa catatan-catatan lapangan sebagai bahan mentah diikhtisarkan dan diseleksi
sesuai dengan focus penelitian.
b. Display data.
Hasil reduksi didisplay secara tertentu untuk masing-msing pola kategori, fokus,
tema yang hendak diapahmi dan dimengerti persoalannya.
c. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Akhir dari semua kegiatan analisis data kualitatif adalah pelukisan atau penuturan
tentang apa yang berhasil dimengerti berkenaan dengan suatui masalah yang
diteliti. Dari sinilah lahir kesimupulan atau pemaknaan yang komprehensif dan
mendalam.
Beratha, I Nyoman. 1982. Desa, Masyaraat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soejono. 1999. Keping-Keping Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.