Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PSIKOLOGI AGAMA

Tentang

“Pengertian, Objek Kajian dan Manfaat Psikologi Agama ”

Oleh Kelompok X

YAZID KHAIRAN : 512 . 033


VALERIA PRAMITA : 512 . 107
IF PERMAISARI : 512. 077

Dosen Pembimbing :
HASNELI, Dra, M.Ag

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG

1435 H / 2014 M

1
PETA KONSEP

PSIKOOGI
AGAMA

Pengertian Manfaat

Objek
Kajian
ilmu yang mengkaji
mentalitas manusia yang
taat atau tunduk pada suatu
kekuatan yang Dilihat dari sisi
mempengaruhi perasaan, keselamatan,
pikiran, perbuatan dan paedagogis, dan
jalan hidup secara sisi penyehatan
keseluruhan mental.

menekankan kepada
individu yang menganut
kepercayaan atau agama
bukan konsep agama.

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Psikologi agama adalah sebagai salah satu cabang ilmu yang masih muda
sampai sekarang dipermasalahkan. Diantara para ahli psikologi ada yang keberatan
menempatkan psikologi agama sebagai suau cabang jiwa yang berdiri sendiri, yang
khusus meneliti dan menyoroti masalah agama. Sementara orang – orang yang
fanatik agama ada yang merasa khawatir dengan berkurangnya penghargaan terhadap
agama, apabila agama dikaji secara ilmiah. Karena mereka berpendapat bahwa adama
adalah ajaran atau doktrin yang wajib diimani, bukan diteliti. Bahkan ada yang
mempertanyakan dan meragukan parameter yang digunakan untuk meneliti
keberagamaan orang.

Sekalipun ada yang meragukan, namun cabang psikologi agama masih tetap
hidup dan berkembang untuk meneliti dan menjawab berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan keyakinan beragama. Banyaknya peristiwa yang sukar dimengerti
tanpa menghubungkan agama. Misalnya, ada orang yang melakukan ibadah dalam
waktu relatif lama atau secara berulang-ulang, sementara keuntungan nyata duniawi
yang langsung dirasakan tidak terlihat. Hal tersebut tidak dapat dijelaskan dengan
ajaran atau doktrin agama semata.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu psikologi agama ?

2. Apa saja yang termasuk objek kajian psikologi agama ?

3. Apa saja manfaat mempelajari psikologi agama ?

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Agama

Kata Psikologi berasal dari bahasa Latin yakni psyche dan logos. Psyche
berarti prinsip hidup, asas – asas hidup, pikiran, akal, ingatan, aku dan jati diri.
Pada umumnya kata psyche digunakan sama dengan mentalitas, atau sebagian
pengganti pikiran atau jiwa (James Drever, 86 : 376) 1. Logos berarti ilmu atau
pengetahuan. Dengan menggabungkan kata psyche dan logos maka pengertian
Psikologi dapat dirangkum dalam tiga hal . Pertama, Psikologi adalah kajian
tentang jiwa sebagaimana yang dilakukan misalnya, oleh Plato (427-347 SM),
Aristoteles (384-322 SM), dan Ibnu Sina (370-428 H/ 980 – 1037 M). Kedua,
Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental seperti pikiran,
perhatian, persepsi, kemauan, ingatan dan inteligensia. Pengertian ini dipelopori
oleh Wilhem Wundt. Ketiga, Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku
organisme seperti perilaku organisme anjing ketika dikondisikan untuk sesuatu.
Pengertian ini dipelopori oleh Jhon B. Watson.

Pengertian pertama lebih bernuansa filosofis, sebab penekanannya pada


konsep jiwa. Definisi kedua mulai bersifat empiris, karena fokus kajiannya pada
kehidupan mental manusia. Pengertian ketiga memperlihatkan pemisah yang jelas
disiplin ilmu filsafat dan psikologi, dimana fokus kajiannya adalah fenomena
mental yang tercermin di dalam perilaku atau tindakan (behavior).

Kata Agama adalah terjemahan dari bahasa Arab, ad-din yang berarti ketaatan
dan kepatuhan. (Al-Munjid, 1986 : 231), Agama (ad-din) merupakan suatu hal
yang sangat umum dan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya
agama tersebut seseorang merasakan ada kekuatan dahsyat yang berpengaruh
pada perasaan, pikiran, jalan hidup, perbuatan, dan perilaku kesehariannya.
Kepercayaan terhadap kekuatan tersebut memotivasi manusia untuk
melaksanakan atau mentaati dan mematuhi ajaran doktrin dari yang menciptakan
kekuatan itu.

1
Hayati Nizar, Psikologi Agama, (Padang : IAIN IB PRESS, 2003), h. 2.
4
Penggabungan dua kata menjadi Psikologi Agama dapat diartikan sebagai
ilmu yang mengkaji mentalitas manusia yang taat atau tunduk pada suatu
kekuatan yang mempengaruhi perasaan, pikiran, perbuatan, dan jalan hidup secara
keseluruh. Kekuatan yang maksud disini boleh jadi kekuasaan Tuhan Yang Ghaib
atau kekuatan lainnya yang dipercayai sebagai Maha Besar dan Maha Kuasa oleh
manusia.

Pengertian Psikologi Agama menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, adalah suatu
ilmu yang meneliti pengaruh terhadap sika dan tingkah laku orang atau
mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, karena cara seseorang berpikir,
bersikap, bereaksi dan bertingkah laku, tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya,
karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadian seorang individu2.

B. Objek Kajian Psikologi Agama

Ada dua sasaran pokok yang akan diperhatikan oleh seorang peneliti Psikologi
Agama yakni kesadaran beragama (religious counsciousness) dan pengalaman
beragama (religious experience). Kesadaran beragama adalah segi yang hadir
dalam pikiran dan dapat diuji melalui intropeksi. Maksudnya, pengetahuan dan
pikiran seseorang tentang Tuhan atau hal – hal yang berkaitan dengan
kepercayaan. Misalnya, apa pengertian seseorang tentang Tuhan dan bagaimana
dia memahaminya. Apa pemahamannya tentang masalah – masalah eskatologis
(hal – hal ghaib) seperti malaikat, syetan, hari akhir, syurga dan neraka.

Disini seolah – olah terdapat tumpang tindih antara kajian agama dengan
kajian Psikologi Agama. Konsep – konsep agama seperti Tuhan dan sifat –
sifatNya, malaikat, syetan, syurga dan neraka adalah kajian agama dan di dalam
Islam disebut dengan Ilmu Kalam. Tetapi pemahaman dan pengertian seseorang
tentang Tuhan dan sifat-sifatNya, malaikat, dan lain – lain adalah kajian Psikologi
Agama. Jadi kesadaran beragama pada kajian Psikologi Agama merupakan
pemahaman seseorang terhadap konsep – konsep agama. Lebih tegasnya,
pemahaman individu terhadap kepercayaan dan mempengaruhi perilakunya.

2
Ramayulis, Psikologi Agama Edisi Revisi, (Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007), h. 5.
5
Pengalaman beragama adalah unsur perasaan yang membawa kepada
keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan atau dengan kata lain boleh
diterjemahkan menjadi perilaku nyata sebagai perwujudan dari kepercayaan
seseorang terhadap Tuhan atau sesuatu yang besar dan kuasa dalam
kepercayaanya.

Psikologi Agama lebih menekankan penelitian kepada individu yang


menganut kepercayaan atau agama, bukan kepada konsep agama. Ia tidak
mencampuri pokok – pokok keyakinan suatu agama, benar tidaknya suatu agama,
perbedaan pengertian antara seseorang yang beragama dengan lainnya. Pertanyaan
siapa Tuhan dan bagaimana sifat – sifatNya bukan objek kalian Psikologi Agama.

Prof. Dr. Zakiah Daradjat menyatakan bahwa lapangan penelitian Psikologi


Agama mencakup proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan
pengaruh dan akibat – akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan terhadap
suatu agama yang dianut3.

C. Manfaat Mempelajari Psikologi Agama

Manfaat Psikologi Agama dapat dilihat dari beberapa sisi antara lain sisi
kedamaian atau sisi keselamatan dunia, sisi paedagosis, dan sisi penyehatan
mental. Dilihat dari kepentingan kedamaian dunia yang pada hakikatnya ini
adalah tujuan tertinggi dari semua agama, maka dengan mengetahui Psikologi
Agama orang dapat mengerti perilaku orang yang beragama atau individu yang
memiliki kepercayaan tertentu.

Pemahaman agama saja, tanpa memahami Psikologi Agama dalam


masyarakat yang plural atau menganut berbagai kepercayaan, maka dikhawatirkan
akan memungkinkan terjadi fanatisme yang berlebihan terhadap suatu agama atau
ajran tertentu. Karena umumnya pemeluk suatu agama atau suatu kepercayaan
beranggapan bahwa agamanyalah yang paling benar, di luar agamanya salah atau
sesat.

3
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : Grafindo Persada, 2005), h. 15.
6
Dari sudut Paedagogis Psiologi Agama bermanfaat untuk mengetahui tahap –
tahap perkembangan manusia, sehingga dapat dirancang atau diperkirakan pesan
keagamaan yang memungkinkan diterima oleh mereka. Dalam hal ini, kajian
Psikologi Agama sangat membantu tokoh agama, ulama penggembala umat dalam
melayani ummat mereka.

Dilihat dari sudut kesehatan mental, kajian Psikologi Agama sangat


bermanfaat dalam tiga bentuk kesehatan mental yakni untuk pencegahan,
pengobatan, dan pemeliharaan serta peningkatan. Untuk pencegahan, ajaran
agama tentang tawakkal, pasrahan, dan lain – lain sejenisnya dapat menghindari
terjadinya gangguan mental, dalam bentruk stress dan sejenisnya. Seseorang yang
bertawakkal dapat memahami realitas kehidupan, dimana dia memahami
keterbatasan – keterbatasan dalam dirinya. Di atas itu ia menyerahkan sepenuhnya
kepada Yang Maha Kuasa.

Selanutnya, kesediaan untuk mengamalkan ajaran agama dapat menjadi terapi


atau pengobatan mental. Disamping itu, do’a juga membantu pemeliharaan
kesehatan mental, dimana manusia dapat mengadukan berbagai persoalan hidup
yang dialaminya kepada Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini, do’a berfungsi sebagai
katarsis yakni melepaskan hal – hal yang menganggu pikiran seseorang, yang
pada hakikatnya sangat diperlukan dalam kehidupan. Dengan demikian, fungsi
prefentif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan konstruktif (pemeliharaan dan
peningkatan) kesehatan mental dapat terpenuhi4.

4
Hayati Nizar, Op.cit, h. 7 – 9.
7
PENUTUP

KESIMPULAN

Psikologi Agama dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji mentalitas


manusia yang taat atau tunduk pada suatu kekuatan yang mempengaruhi perasaan,
pikiran, perbuatan, dan jalan hidup secara keseluruh. Kekuatan yang maksud
disini boleh jadi kekuasaan Tuhan Yang Ghaib atau kekuatan lainnya yang
dipercayai sebagai Maha Besar dan Maha Kuasa oleh manusia.

Lapangan penelitian Psikologi Agama mencakup proses beragama, perasaan


dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat – akibat yang dirasakan
sebagai hasil dari keyakinan terhadap suatu agama yang dianut.

Manfaat Psikologi Agama dapat dilihat dari beberapa sisi antara lain sisi
kedamaian atau sisi keselamatan dunia, sisi paedagosis, dan sisi penyehatan
mental.

8
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2005.

Nizar Hayati, Psikologi Agama, Padang : IAIN IB PRESS, 2003.

Ramayulis, Psikologi Agama Edisi Revisi, Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007.

Anda mungkin juga menyukai