Anda di halaman 1dari 10

GUZ CEPER

Kamis, 19 Juli 2012

PEMBANGUNAN REGIONAL

Pengertian Pembangunan Regional

Pembangunan regional adalah usaha meningkatkan kualitas kehidupan maupun kualitas


lingkungan, sektor dan jangkauannya sangat luas. (Sumaatmaja, 1989: 49) Menurut sumber lain,
pembangunan regional ialah strategi pemerintah nasional dalam menjalankan campur tangan
pemerintah untuk mempengaruhi jalannnya proses pembangunan di daerah-daerah sebagai bagian dari
daerah nasional supaya terjadi perkembangan kearah yang dikehendaki.

http://www.ginandjar.com/public/05MemantapkanLandasan.pdf

Landasan Pembangunan Regional

Kawasan Indonesia terdiri dari 13.667 pulau. Luas daratan di Indonesia mencapai 1.922.570 Km2,
luas perairannya 3.257.483 Km2. Jadi, luas keseluruhannya mencapai 5.180.053 Km2, jika ditambah
dengan ZEE maka luas Indonesia mencapai 7.900.000 Km2, secara administrasi Negara Indonesia
terbagi menjadi 33 provinsi, menurut kecermatan yang tinggi dalam melaksanakan strategi
pembangunan nasional dan regional. Wilayah yang luas yang terdiri dari lautan juga luas, serta di
beberapa bagian daratan dan laut berbatasan langsung dengan Negara tetangga, dalam melaksanakan
pembangunan diperlukan koordinasi serta komunikasi yang meyakinkan agar asas adil dan merata
benar-benar dapat dilaksanakan. Ditinjau dari aspek kependudukan, sifat demografi Indonesia
menunjukan pemerataan yang tidak seimbang. Perbedaan demografi secara regional baik yang
berkenaan dengan unsur fisis maupun unsur non fisis, memberikan dasar yang berbeda dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di kawasan masing-masing.

Landasan-landasan geografi yang perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi regional setempat,
yaitu lokasi, kondisi demografi, prasarana dan sarana, potensi sumber daya, sosial budaya setempat,
kesuburan tanah, hidrologi dan topografi region masing-masing. Memperhatikan lokasinya, apakah
perbatasan dengan negara tetangga, di daerah pegunungan, di daerah dataran rendah, daerah
pedalaman, di pantai, daerah aliran sungai dan lain-lainnya. lokasi region tersebut, memberikan
landasan bagi pembangunan setempat apakah akan daerah pelabuhan, kawasan industri, kawasan
pertanian, daerah pariwisata, kota dan perkampungan pelajar dan mahasiswa, kawasan perdagangan
dan lain-lain. Dari faktor lokasi saja sudah cukup banyak alternatif yang dapat diketengahkan.
Landasan kependudukan yang wajib diperhatikan bagi pembangunan juga berkenaan dengan
kualitas kehidupannya, tingkat pendidikan, kombinasi berdasarkan umur, penyebarannya dalam ruang,
keadaan sosial budaya, dan lain-lain. Bagi kepentingan pembangunan, jika region tersebut penduduknya
sangat rengang, berarti perlu mendatangkan penduduk dari wilayah lain, jika kesuburan tanah, dan
keadaan hidrologi memadai, bahkan region tersebut dapat dibangun sebagai daerah trasmigrasi. Selain
menambah sumber daya manusia bagi ketenagakerjaan juga dapat dibina integrasi nasional.

Tingkat pendidikan penduduk dan kebutuhan akan pendidikan, memberi landasan tentang
perencanaan, pengembangan dan pembangunan pendidikan region yang bersangkutan. aspirasi, jumlah,
penyebaran dan tingkat penduduk, menggambarkan lapangan pekerjaan yang bagaimana cocok pada
region tersebut agar nantinya ada relevannya.

Aspek potensi sumber daya yang ada di suatu region, terkait dengan kebutuhan pembangunan yang
wajib diadakan, memperhatikan jenis sumber daya yang ada di kawasan tadi nantinya mampu
menompang pembangunan.

Prasarana dan sarana yang ada di suatu kawasan, berupa jalan, jembatan, jaringan telekomunikasi,
kendaraan, pelabuhan, terminal dan lain sebagainya, memberikan landasan terhadap kelancaran dan
pelaksanaan pembangunan setempat. Jika prasarana ini belum memadai perencanaan dan
penbangunan wajib diarahkan pada pembangunan di sektor ini.

Keadaan iklim, cuaca, khususnya berkenaan dengan curah hujan sebagai sumber daya air yang
mempengaruhi hidrologi serta tinggi rendah temperatur, berpengaruh langsung terhadap sektor
pertaniaan dalam arti luas (cocok tanam, perkebunan, peternakan, perikanan).

Keadaan morfologi dan topografi wilayah Indonesia dari satu region ke region lainnya yang tidak
seragam. Hal ini member landasan perencanaan pengembangan dan pembangunan sektor pertaniaan,
prasarana dan sarana (jalan, medan, jembatan telekomunikasi) dan biasanya morfologi dan topografi
berpengaruh terhadap sektor pariwisata, karena morfologi dan topografi juga secara alamiah
menganugrahkan keindahan alam yang dapat dimanfaatkan.

Hidrologi setempat seperti sungai, danau rawa dan laut, keadaan hidrologi secara langsung berpengaruh
terhadap perkembangan dan pembangunan kepariwisataan, dalam perkembangan kependudukan,
ekonomi, pemukiman dan perkotaan dewasa ini di Indonesia keadaan hidrologi cukup menjadi masalah
yang wajib ditangani secara terencana. (Sumaatmaja, 1988)

KONSEP WILAYAH (region)

Wilayah didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh krieria tertentu yang bagian-
bagiannya tergantung secara internal. Wilayah dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

Wilayah Homogen, adalah wilayah yang dipandang dari satu aspek/criteria yang mempunyai sifat-sifat
atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat yang homogen itu misalnya dalam hal ekonomi, contohnya:
daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang homogen. Dalam hal geografi contohnya daerah
yang memilki topografi dan iklim yang sama.

Wilayah Nodal, adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat dan
daerah belakangnya. Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi,
barang dan jasa, komunikasi dan transportasinya juga.

Wilayah Administrasi, adalah wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan


administrasi pemerintah atau politik, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan
RT/RW.

Wilayah Perencanaan, adalah wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-
keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapat dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk
memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatan
kerja. Wilayah perencanaan harus memiliki cirri sebagai berikut: (a) cukup besar untuk mengambil
keputusan-keputusan investasi berskala ekonomi, (b) mampu mengubah industri sendiri dengan tenaga
kerja yang ada, (c) mempunyai struktur ekonomi yang homogen, (d) mempunyai sekurang-kurangnya
satu titik pertumbuhan, (e) menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan (f)
masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama terhadap persoalan-persoalannya.
(Budiharsono, 2001:14-16)

Masalah Pembangunan Region

Tiap region di wilayah Indonesia yang luas ini selain memiliki sumber daya dan kondisi geografi
yang berbeda- beda, juga menghadapi masalah yang berbeda dalam pengembangan dan pembangunan
regional masing- masing. Oleh karena itu bagi kepentingan pengembangan dan pembangunan regional
yang mendukung pembangunan nasional yang meyakinkan, wajib melakukan studi, penelitian dan
analisis geografi secara mendalam terlebih dahulu. Studi ini memberikan jaminan terhadap
pemanfaatan ruang secara tepat guna yang berdaya guna dalam menciptakan hasil guna yang setinggi-
tingginya.

Jumlah dan penyebaran penduduk yang berbeda-beda di tiap region, bukan hanya menjadi masalah bagi
region masing-masing, juga menjadi masalah bangsa dan Negara Indonesia. Masalah ini sudah menjadi
dasar perencanaan pengembangan dan pembangunan kependudukan di Indonesia. Pembangunan
kependudukan yang terungkap dalam kebijakan kependudukan, bukan hanya berkenaan dengan
keluarga berencana melainkan juga terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan, ketenaga kerjaan,
keahlian dan kepemimpinan.( Tap. MPR RI No. II/MPR/1983. Bab IV)

Kebijaksanaan pembangunan regional


Kebijaksanaan pembangunan regional adalah segala usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pembangunan meningkatkan kualitas kehidupan dan kualitas lingkungan dalam region tersebut.

Dalam menerapkan kebijakan regional juga harus menerapkan pendekatan yang berbeda sesuai dengan
kondisi geografi dan sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Asas adil dan merata yang diterapkan
dalam pembangunan nasional yang diterapkan dalam pembangunan regional, berarti setiap daerah
memiliki kesempatan yang sama dalam pembangunan, tetapi pada pelaksanaannya dengan modal dasar
dan factor dominan. Dengan demikian pembangunan regional harus disesuaikan dengankondisi pada
daerah bersangkutan demi kesejahteraan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Ada 3 tahapan dalam pembangunan regional, yaitu pra pembangunan, proses pembangunan, dan pasca
pembangunan.

Pra Pembangunan Proses Pembangunan Pasca Pembangunan


Dalam melaksanakan pembangunan dan kebijakan pembangunan regional, pada tahap pra
pembangunan kita wajib melakukan penelitian yang dimulai dengan identifikasi modal dasar apa yang
dimiliki region yang bersangkutan, faktor dominan apa yang melandasinya dan masalah-masalah apa
yang menjadi hambatan yang harus diatasi. Ketiga pokok tersebut wajib ditelaah secara mendalam demi
keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Untuk itu perlu melakukan pengumpulan data region yang
akan dikembangkan dan dibangun di region yang bersangkutan. Data yang terkumpul kemudian
dianalisis untuk ditarik kesimpulannya. Kesimpulan tersebut menjadi dasar perencanaan bagi pembuat
keputusan untuk mengembangkan “ kebijaksanaan pembangunan regional”.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembangunan regional antara lain:

1. faktor hidrografi, sebagai peninjang secara langsung dalam kehidupan, menjamin pertanian,
pembangkit tenaga, dan prasarana serta sarana komunikkasi transportasi.

2. faktor topografi, dalam hal ini tinggi rendahnya permukaan bumi setempat yang memberi landasan
terhadap pembangunan yang akan dikembangkan di region yang bersangkutan.

3. faktor klimatologi, merupakan factor domiana yang berpengaruh terhadap gerak langkah manusia
termasuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan regional dan nasional.

4. faktor flora dan fauna merupakan sumber daya hayati, contonya tumbuh-timbuhan, hutan, hewan
di darat maupundi peraiaran yang menunjang pengembangan dan pembangunan region tersebut.

5. faktor kemungkinan pengembangan, merupakan faktor yang wajib diperhitungkan bagi masa
depan mengingatpertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala kebutuhannya yang tidak
kunjung akan berhenti. Factor ini menunjang stabilitas kehidupan dengan pengembangan dan
pembangunannya pada masa yang akan datang.
Modal dan faktor diatas, dianalisis dan dirumuskan menjadi aspek-aspek geografi yang dapat diteliti bagi
kepentingan perancangan, perencanaan dan pembangunan regional serta nasional. Selanjutnya, tiap
aspek tadi diukur tingkat kualitasnya untuk menentukan kebijakasanaan regioanal dalam rangka
membuat keputusan tentang model pembangunan yang akan dikembangkan. Untuk kepentingan
pengukuran tadi, kita wajib menentukan parameter yang menjadi pedoman penentuan kualitas aspek
yang menunjang atau menjadi masalah/penghambat pembangunan.

Kembali kepada identifikasi, pengumpulan data dan analisis aspek-aspek geografi region yang
akan dikembangkan, aspek-aspek geografi yang akan diidentifikasi dan dianalisis meliputi:

1. Keadaan lahan dengan kondisi morfooginya

2. Kemungkinan pengmbangan transportasi-komunikasi

3. Kemungkinan pengembangan teknologi

4. Kependudukan (demografi)

5. Hidrologi

6. Iklim dan cuaca

7. Kemungkinan penjagaan dan pelestariaan lingkungan

8. Lokasi relatif terhadap daerah lain.

Secara umum, aspek-aspek diatas merupakan modal dasar dan faktor dominan bagi pengembangan
industri, pemukiman dan daerah perdagangan. Tetapi sektor manakah yang paling sesuai dan pada
lokasi mana dari region itu yang paling serasi bagi sektor tersebut untuk dikembangkan, disini perlu
pengumpulan data dan analisis lebih lanjut. (Sumaatmaja, 1988)

Pelaksanaan Pembangunan Regional

Dalam pelaksanaan pembangunan regional, diperlukan perencanaan yang tepat. agar sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki. Proses perencanaan pembangunan harus dikaitkan dengan orientasi untuk
memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Perencanaan pembangunan yang ideal
dilaksanakan memenuhi beberapa dimensi, yaitu :

a) Dimensi Substansi, artinya rencana pembangunan yang disusun dari sisi materinya harus sesuai
dengan aspirasi dan tuntutan yang berkembang di masyarakat.
b) Dimensi Proses, artinya proses penyusunan rencana pembangunan yang dilaksanakan memenuhi
kriteria scientific (memenuhi kaidah keilmuan atau rational) dan demokrasi dalam pengambilan
keputusan,

c) Dimensi Konteks, artinya rencana pembangunan yang telah disusun benar-benar didasari oleh niat
untuk mensejahterakan masyarakat dan bukan didasari oleh kepentingan-kepentingan tertentu,

http://www.cimbuak.net/content/view/85/5/

Perkembangan kehidupan manusia sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
yang membawa dampak terhadap pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekonolgi bagi kehidupan umat
manusia pada umumnya. Contohnya ada komputer, handphone, dan lain-lainnya. Hal tersebut
membuat kemudahan-kemudahan manusia dalam melaksanakan pekerjaan sesuai bidangnya.
(Sumaatmaja, 1988)

Pelaksanaan pembangunan di Indonesia seharusnya berwawasan lingkungan. Artinya, pembangunan


dalam suatu sektor kehidupan harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu ada
perencanaannya, yang wajib disertai analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan analisis manfaat dan
resiko terhadap lingkungan (AMRIL). Untuk memahami apa dampak itu dapat dilihat pada diagram alir
berikut:

Kegiatan manusia

Akibat
Dampak

Menimbulkan menimbulkan

Kegiatan yang dilakukan manusia sangat bermacam-macam , misalnya dalam usulan dalam kegiatan
pembangunan. Umpamanya usualan tersebut adalah pembuatan jalan raya yang memeotong sebuah
pinggiran kota. Bila tegak lurus dengan jalan raya itu terdapat puluhan aliaran sungai-sungai (besar
maupun kecil), maka suatu sitem drainase yang kurang baik yang dapat menimbulkan dampak banjir,
maka dampaknya akan dirasakan oleh penduduk setempat. Hal ini berarti bahwa dalam memanfaatkan
lingkungan alam dalam bentuk pembangunan, wajib memperhatikan kelestarian dan kualitas lingkungan
agar manfaat serta kegunaanya tetap langgeng.(Soeriatmaja,2000:60)

Penduduk dan kebutuhannya baik secara kuantitatif maupun kualitatif akan terus meningkat. Hal ini
yang mendorong pertumbuhan produksi barang-barang konsumsi dengan perdagangannya. Sehingga
volume perdagangannya juga terus meningkat.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal yang dijabarkan sebagai berikut:

Pembangunan regional adalah usaha meningkatkan kualitas kehidupan maupun kualitas lingkungan,
sektor dan jangkauannya sangat luas.

Konsep wilayah ada 4 yaitu, Wilayah Homogen, Wilayah Nodal,. Wilayah Administrasi, dan Wilayah
Perencanaan

Dalam pemerataan pembangunan jumlah dan penyebaran penduduk yang berbeda-beda di tiap region,
bukan hanya menjadi masalah bagi region masing-masing, juga menjadi masalah bangsa dan Negara
Indonesia.

Kebijaksanaan pembangunan regional adalah segala usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pembangunan meningkatkan kualitas kehidupan dan kualitas lingkungan dalam region tersebut.
Pelaksanaan pembangunan di Indonesia seharusnya berwawasan lingkungan. Artinya, pembangunan
dalam suatu sektor kehidupan harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu ada
perencanaannya, yang wajib disertai analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan analisis manfaat dan
resiko terhadap lingkungan (AMRIL).

DAFTAR PUSTAKA

Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembngunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Kartasasmita, Ginandjar. 2008. Http://insidewinme.blogspot.com/2008/02/perencanaan-pembangunan-
regional.html. Diakses tangal 27 Maret 2010.

Putri, Kuartini. 2009. http://www.cimbuak.net/content/view/85/5/. Diakses pada tanggal 27 Maret


2010.

Soeriatmaja. 2000. Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan. Direktorat Jenderal


Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sumaatmaja, Nursid. 1988. Geografi pembangunan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi.

kadek agus sugiarto di 23.13

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

kadek agus sugiarto

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai