Anda di halaman 1dari 3

Sumber Daya Manusia di Indonesia pada Era Disrupsi Industri 4.

0:
Bertahan atau Tersisihkan?
Nama : Alycia Firalina
NIM : 170810201012
I. Pendahuluan
Masalah sumber daya manusia hingga saat ini masih menjadi perhatian utama
dan tumpuan bagi sebuah perusahaan. Perkembangan dunia yang membawa era
kemajuan teknologi digital sangat berkembang pesat menambah adanya ancaman
persaingan. Revolusi industri 4.0 merupakan salah satu bentuk perubahan yang terjadi
di era digital yang diikuti dengan adanya disrupsi dalam berbagai bidang sehingga dapat
menghadirkan peluang maupun tantangan sesuai dengan cara menghadapinya. Dengan
adanya era disrupsi dalam revolusi industri 4.0 membawa perubahan yang sangat cepat
sehingga pada sebelum era disrupsi sumber daya manusia hanya perlu menjadi efisien
dan produktif, namun pada era saat ini menjadi efisien dan produktif saja tidak cukup
jika tidak diikuti dengan kreativitas dan inovasi.
Bagi perusahaan berskala besar penggunaan teknologi terbaru masih bisa
ditoleransi karena sumber daya yang dimiliki pasti bagus dan kompleks. Tetapi, bagi
perusahaan berskala kecil atau menengah perubahan tersebut dapat menjadi sebuah
hambatan dalam pengelolaan usaha. Disrupsi di era revolusi industri 4.0 dapat menjadi
pendukung atau bahkan gangguan dengan membawa perubahan teknologi yang sangat
cepat, sehingga teknologi yang telah lama harus digantikan dengan teknologi terbaru
yang lebih mutakhir. Hal tersebut menyebabkan pergerakan dunia industri tidak lagi
seimbang karena perubahannya yang sangat cepat hingga dapat menciptakan suatu
tatanan yang baru.
Setiap hari pada abad ke-20 dan ke-21 dunia selalu menyaksikan inovasi-inovasi
baru, entah pembaruan dan perbaikan atas kinerja teknologi-teknologi sebelumnya.
Perkembangan teknologi dapat membawa dampak positif dengan mempermudah
manusia dalam mengelola hal-hal yang sulit dijangkau menjadi lebih mudah untuk
dilakukan, seperti adanya e-commerce, perusahaan start-up, teknologi komunikasi yang
modern dan lain-lain. Namun, dengan adanya perkembangan demikian tentunya akan
membawa tantangan bagi sumber daya manusia seperti kecemasan akan semakin
tingginya tingkat persaingan yang disebabkan karena perubahan teknologi sehingga
standar pemilihan tenaga kerja yang semakin tinggi pula.
Topik mengenai “Tantangan SDM di Era Disruptif dan Revolusi Industri 4.0”
sangat menarik untuk dibahas karena pada era saat ini yang secara garis besar sumber
daya manusia masih tetap dibutuhkan mengingat sumber daya merupakan salah satu
sumber daya strategis yang dimiliki perusahaan sehingga perlu untuk selalu
dikembangkan mengikuti perkembangan yang ada agar selalu dapat berkontribusi aktif
dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

II. Isi
Selama 20 tahun perjalanan, ternyata banyak hal yang semakin memperkuat
teori disrupsi. Maraknya pengembangan model bisnis dalam strategi bisnis
mengakibatkan perusahaan-perusahaan memilih bersaing di bidang model bisnis
daripada bersaing di bidang produk semata. Knight (2005:17) menyatakan bahwa
inovasi disrupsi membawa produk yang lebih sederhana, terjangkau, dan lebih nyaman
untuk dipasarkan. Disrupsi biasanya mengalahkan pemimpin pasar dengan sering kali
melibatkan model bisnis baru. Dengan menawarkan keunggulan yang berbeda seperti
proses yang lebih sederhana dan lebih dianggap menarik oleh masyarakat membuat
inovasi disrupsi memiliki sifat yang lebih fleksibel dalam mengikuti perkembangan
revolusi industri 4.0. Dalam praktiknya di dunia nyata dapat dilihat dari adanya
perusahaan start-up seperti grab dan gojek yang menawarkan sistem transportasi lebih
mudah dan cepat dibandingkan dengan sistem transportasi konvensional seperti becak
dan ojek motor.
Begitulah cara bumi menyelamatkan isinya, yaitu melalui inovasi. Inovasi telah
berkali-kali bahkan ribuan kali menghancurkan alat-alat lama, perilaku, bahkan
lapangan pekerjaan yang menghidupi kita. Perubahan besar bisa berdampak terhadap
perubahan ekonomi (menciptakan kehidupan baru, kesejahteraan, penciptaan lapangan
kerja baru), atau menciptakan daya efisiensi yang justru dapat menghancurkan
kesempatan masyarakat untuk bekerja. Itulah persoalan yang akan dihadapi para
pemimpin ekonomi. Kita menginginkan efisiensi, namun terkadang efisiensi berdampak
lain, yaitu menurunnya pertumbuhan dalam jangka panjang dan memudarnya
kesempatan kerja jika tidak diikuti dengan pemberdayaan inovasi.
Memasuki era baru industri 4.0, menurut Klaus (Shwab, 2016) dunia telah
melewati empat fase revolusi yaitu, pertama revolusi industri 1.0 dengan penemuan
mesin uap sehingga dapat memproduksi produk secara massal, kedua revolusi industri
2.0 melalui penggunaan listrik menyebabkan penurunan biaya produksi, ketiga revolusi
industri 3.0 dengan adanya sistem komputerisasi, dan saat ini yang keempat merupakan
revolusi industri 4.0 melalui perkembangan teknologinya dengan menggabungkannya
dengan aktivitas manusia. Pada era revolusi industri 4.0 yang memanfaatkan peran
teknologi dan informasi secara utuh menuntut sumber daya manusia untuk memiliki
kompetensi yang sesuai dengan perkembangan tekonologi. Sumber daya manusia harus
mampu untuk selalu beradaptasi dengan situasi yang bergerak secara dinamis, sehingga
perlu melakukan re-skilling berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini. Menurut
Prayitno dalam Hadian (2014), standar kompetensi mencakup tiga hal yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge) yaitu fakta dan angka dibalik aspek teknis.


b. Ketrampilan (skill) yaitu kemampuan untuk menunjukkan tugas pada tingkat
kriteria yang dapat diterima secara terus menerus dengan kegiatan yang paling
sedikit.
c. Sikap (attitude) yaitu kemampuan yang ditunjukkan kepada pelanggan dan orang
lain bahwa yang bersangkutan mampu berada dalam lingkungan kerjanya.
Era disrupsi industri 4.0 tidak hanya terjadi dalam aspek bisnis, investasi, dan
keuangan. Namun juga banyak terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, baik
pemerintahan, politik, dunia hiburan, maupun sosial. Salah satu yang menjadi topik
bahasan adalah pada bidang sumber daya manusia yang menggunakan produk-produk
teknologi hasil disrupsi. Dampaknya terjadi pada kebutuhan sumber daya manusia yang
lebih praktis dalam melaksanakan tugasnya. Contoh yang saat ini sudah terjadi di
Indonesia salah satunya fenomena pada pelayanan publik yaitu pembuatan KTP yang
telah berbasis teknologi atau disebut e-ktp dimana dalam pembuatannya menggunakan
sistem online dengan penggunaan internet yang merupakan disrupsi dari sistem
sebelumnya berupa pelayanan secara langsung. Akhirnya, sistem seperti itu akan
memangkas biaya operasional termasuk jumlah petugas pelayanan yang diperlukan. Hal
tersebut tentu akan memiliki efek terhadap kebutuhan tenaga kerja dengan kriteria yang
lebih mumpuni untuk melakukan pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
mengikuti perkembangan teknologi.
Peran manajemen sumber daya manusia saat ini lebih cenderung ke arah
pelaksanaan perannya untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Akan
menjadi sebuah tantangan yang besar bagi Human Resource Management (HRD) dalam
membentuk sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam
praktiknya sumber daya manusia yang diperlukan saat ini adalah yang memiliki jiwa
entrepreneur yang tinggi sehingga memiliki keinginan untuk terus berkembang dan
berinovasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jika revolusi industri 4.0
membawa dampak disrupsi terhadap segala aktivitas manusia, dengan beralihnya
kebutuhan tenaga manusia ke bentuk digitalisasi membuat peran manusia sedikit demi
sedikit dapat digantikan oleh mesin atau robot.
Menurut Cindy Wright (2015) ”They don’t work with their hands; they work
with their heads”. Kutipan tersebut menjelaskan jika kita dalam melakukan setiap
pekerjaan harus dengan prinsip kerja cerdas, bukan kerja keras. Terlebih pada saat ini di
era yang kaya akan produk digitalnya membuat sumber daya manusia perlu
menyelesaikan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan pemikiran
yang cemerlang, dengan selalu berfokus pada hal-hal yang dapat menjadikan kita
sebagai sumber daya manusia yang memiliki nilai jual tinggi. Pada akhirnya akan
bermuara ke peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menjadi hal sangat
penting untuk diperhatikan agar dapat memenangkan persaingan di tengah-tengah
perkembangan teknologi yang pesat.
Jadi, untuk menjawab pertanyaan apakah sumber daya manusia akan bisa
bertahan atau malah tersisihkan di era disrupsi industry 4.0 saat ini? Jawabannya adalah
terdapat pada masing-masing sumber daya manusia. Apakah mereka mampu untuk
memiliki keinginan kuat dalam mengembangkan kompetensi dan kualitas demi
melewati tantangan persaingan dalam era saat ini. Sumber daya manusia harus mampu
mempersiapkan dirinya untuk bersaing di dunia kerja, sehingga dapat memiliki efikasi
diri yang tinggi dalam melawan kompetitor yang asalnya bukan hanya dari dalam negeri
tetapi juga dari luar negeri.
III. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai