Anda di halaman 1dari 14

Lampiran I

GIZI

I. Latar Belakang
Gizi adalah elemen yang terdapat di dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral,dan air. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari – hari
yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,
aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi seimbang dibutuhkan oleh
tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi
dibawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang
produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupangizi yang
melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan
beresiko terkena berbagai macam penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan
penyakit jantung. Karena itu pedoman gizi seimbang disususn berdasarkan
kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan, dan aktivitas
fisik.
Diagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri, dan
pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi buruk berbeda – beda tergantung dari
derajat dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modifikasi
disebabkan oleh karena adanya kekurangan vitamin dan mineral yang
menyertainya. Pada pemeriksaan antropometri dilakukan pengukuran fisik anak
(berat badan, tinggi badan, lingkar lengan) dan dibandingkan dengan angka
standar (angka normal).
Salah bentuk gangguan gizi yang paling sering ditemukan adalah
kekurangan energi protein (KEP). KEP dibagi menjadi 3 yaitu marasmus
(kekurangan energi) dengan gejala wajah tampak tua, otot atrofi, kulit kering dan
mengendor, serta rambut kering, tipis, dan mudah rontok; kwashiorkor
(kekurangan protein) dengan gejala gemuk tetapi pantat atrofi, gangguan
pertumbuhan, rambut merah serta kusam, kulit hitam mengelupas (cazy pavement
Lampiran I

dermatosis); marasmus-kwashiorkor dengan gejala campuran antara kekurangan


protein dan energi.

II. Lokasi dan waktu


Tempat : Posyandu
Waktu : Selasa, 14 April 2014
Peserta : Ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi yang datang ke
posyandu

III. Metode penyuluhan


Dilakukan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi yang
datang ke posyandu yang sebelumnya telah dibagikan brosur tentang pentingnya
asupan gizi seimbang, lalu dilakukan tanya jawab.

IV. Penjelasan masalah kesehatan


Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya
manusia. Dengan tingginya angka kejadian gizi buruk tidak hanya meningkatkan
angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktivitas,
menghambat pertumbuhan sel – sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan
keterbelakangan.

V. Manfaat penyuluhan
 Meningkatnya pengetahuan kepada ibu-ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi
tentang pentingnya memperhatikan asupan gizi kepada dirinya sendiri maupun
kepada seluruh anggota keluarga.
 Menerapkan upaya pencegahan penyakit pada keluarga sehingga mengurangi
angka kesakitan serta kematian.
 Menciptakan sikap sadar terhadap kesehatan, terutama terkait dengan
pemberian gizi seimbang untuk menciptakan sumber daya yang sehat dan
berkualitas.
Lampiran I

VI. Tujuan penyuluhan


Agar ibu-ibu dapat memberikan gizi yang seimbang pada keluarga dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan ideal.

VII. Materi Penyuluhan


1. Menjelaskan macam – macam zat gizi
- Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun/memelihara jaringan
tubuh, dan mengatur proses kehidupan.
- Zat gizi terdiri dari
a. Karbohidrat, berfungsi sebagai sumber energi utama dan pemberi rasa
manis dalam makanan
b. Protein, berfungsi untuk prtumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan
hormon dan enzim, sumber energi, pembentukan antibodi, mengangkut zat
gizi dalam metabolisme
c. Lemak, berfungsi sumber energi utama, yaitu sebagai energi cadangan
dalam jaringan tubuh, bantalan organ tertentu dalam tubuh, pelarut vitamin
larut lemak seperti vitamin A, D, E, K
d. Vitamin : vitamin A berfungsi untuk proses penglihatan, metabolisme
umum, dan reproduksi. Vitamin B berfungsi untuk metabolisme
karbohidrat dan pembentukan sel darah merah. Vitamin C berfungsi untuk
pembentukan jaringan ikat, zat perekat antar sel, dan mekanisme imunitas.
Vitamin D berfungsi transpor kalsium ke dalam sel. Vitamin E berfungsi
sebagai antioksidan. Vitamin K berfungsi dalam mekanisme pembekuan
darah.
e. Mineral : sebagai penyusun tulang dan gigi (kalsium), mengatur
komposisi cairan tubuh karena membentuk garam – garam yang larut
(natrium, kalium), menyusun hormon tiroid (yodium), sintesa hemoglobin
(zat besi).

2. Menjelaskan jenis makanan yang mengandung zat gizi


Lampiran I

- Karbohidrat banyak terkandung pada bahan makanan pokok seperti nasi


dan kentang.
- Protein berdasarkan asalnya dibagi menjadi 2 yaitu protein hewani yang
banyak terkandung pada ikan, ayam, telur, udang, jeroan, susu serta protein
nabati yang terdapat pada tempe, tahu, kacang tanah, serta jenis kacang –
kacangan yang lainnya.
- Vitamin A banyak terdapat pada buah dan sayuran yang berwarna merah
atau oranye serta hati. Vitamin C bayak didapatkan dari sayuran berwarna hijau
tua dan buah – buahan berwarna kuning/merah terutama stroberi, jambu biji,
jeruk, dan mangga. Sumber vitamin D adalah susu dan keju sedangkan sumber
vitamin E adalah kacang – kacangan dan biji – bijian khususnya kecambah.
- Zat besi banyak terkandung pada daging, telur ikan, buah, dan sayuran
hijau. Sumber kalsium adalah susu, keju, ikan teri, ebi, bayam, daun katup, dan
melinjo. Yodium banyak dihasilkan oleh sayuran hijau serta ikan laut.

3. Menjelaskan masalah yang akan muncul jika seseorang kekurangan zat gizi
- Kekurangan Energi protein (KEP)
KEP dibagi menjadi 3 yaitu marasmus (kekurangan energi) dengan gejala
wajah tampak tua, otot atrofi, kulit kering dan mengendor, serta rambut kering,
tipis, dan mudah rontok; kwashiorkor (kekurangan protein) dengan gejala
gemuk tetapi pantat atrofi, gangguan pertumbuhan, rambut merah serta kusam,
kulit hitam mengelupas (cazy pavement dermatosis); marasmus-kwashiorkor
dengan gejala campuran antara kekurangan protein dan energi.
- Defisiensi Yodium
Akan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok serta menurunkan tingkat
kecerdasan, kelainan saraf,bisu, tuli, dan mata juling
- Defisiensi vitamin A
Akan menyebabkan gangguan perilaku, kemampuan memecahkan masalah
rendah, mengalami gangguan konsentrasi, daya ingat rendah, dan tingkat IQ
yang lebih rendah serta penurunan prestasi belajar & kemampuan fisik anak.
- Defisiensi zat besi
Lampiran I

Akan menyebabkan anemia dengan gejala 5L yaitu lemah, letih, lesu, lelah,
lunglai, pucat pada kelopak mata, bibir, serta telapak tangan. Selain itu dapat
menyebabkan pusing dan pingsan.

4. Menjelaskan tanda – tanda kekurangan gizi


- pertumbuhan terhambat
- berat badan menurun
- ukuran lingkar lengan atas berkurang
- anemia ringan
- aktivitas fisik serta konsentrasi/perhatian berkurang

VIII. Tanya jawab dengan peserta.

Pertanyaan : Anak saya tidak suka makan sayur, bagaimana cara


menyiasatinya?
Jawab : Dalam sayur terdapat banyak kandungan gizi yang diperlukan oleh
tubuh sehingga sayur sangat dibutuhkan apalagi selama dalam kondisi
pertumbuhan. Bila anak tidak mau memakan sayur makan ibu dapat menyiasati
dengan memotong kecil – kecil sayur dan dimasukkan ke dalam nasi sehingga
tidak terlihat oleh anak atau bisa juga sayur tersebut diblender kemudian
dicampurkan dengan buah – buahan supaya rasa sayur tersebut tidak
mendominasi.
Pertanyaan : Buah – buahan yang dibuat jus apakah gizinya sama dengan
buah – buahan yang dimakan utuh?
Jawab : untuk mendapatkan manfaat buah yang maksimal makan sebaiknya
dimakan dalam keadaan utuh tetapi buah tersebut tidak boleh dibiarkan terlalu
lama di udara terbuka. Jika dibiarkan terlalu lama dapat membuat vitamin yang
terkandung di dalam buah teroksidasi sehingga jumlahnya menurun. Jika buah
di hancurkan dengan mesin berarti buah akan koontak dengan udara luar cukup
lama sehingga kandungan vitaminnya juga akan berkurang.
Lampiran I

IX. Penutup
Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius. Gizi buruk
dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi buruk dapat
ditangani dengan pemberian asupan gizi yang seimbang secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan pada saat tersebut.

Banda Aceh, 14 April 2014


Disetujui oleh :

Dokter Pembimbing, Kepala Puskesmas


Lampulo,

dr. Putri Nidya Citra Hayatun Rahmi, S.KM


NIP. 19830610 200212 2 002 NIP. 19670730 198803 2 002
Lampiran I

Dokumentasi Kegiatan
Lampiran I

HIPERTENSI

I. Latar Belakang
Di negara maju jumlah penderita hipertensi adalah 10% - 20%. Penderita
umumnya berusia setengah baya. Angka kejadian meningkat dengan
bertambahnya umur . Dari seluruh penderita hipertensi 95% adalah penderita
hipertensi primer. Hipertensi dapat diderita oleh hampir semua golongan
masyarakat di seluruh dunia. Sekitar 30% penduduk dunia tidak terdiagnosa
adanya hipertensi.
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140
mmHg sistolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang
yang tidak sedang makan obat anti hipertensi. Diagnosis ini ditegakkan
berdasarkan hasil rata – rata pengukuran tekanan darah yang dilakukan minimal 2
kali tiap kunjungan atau lebih dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal
80% lengan atas pada pasin dengan posisi duduk dan telah beristirahat 5 menit.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu hipertensi
primer dimana penyebab hipertensi adalah faktor keturunan dan usia sedangkan
hipertensi sekunder ialah hipertensi yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak
sehat. Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah kegemukan,
merokok, stres, konsumsi alkohol, kurang berolahraga, penyakit seperti diabetes
melitus dan penyakit gagal ginjal.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala
walaupun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit
kepala, mimisan, mata berkunang, rasa tidak nyaman pada leher bagian belakang,
dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah,
menurunkan morbiditas serta mortalitas kardiovaskular. Selain pengobatan
hipertensi, pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi penyerta lainnya seperti
Lampiran I

diabetes melitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai target
terapi masing – masing kondisi. Pengobatan hipertensi sendiri biasa dimulai
dengan terapi non farmakologis berupa perubahan gaya hidup dilanjutkan dengan
terapi farmakologis bila terapi non farmakologis tidak berhasil.

II. Lokasi dan waktu

Tempat : Puskesmas
Waktu : Selasa, 15 April 2014
Peserta : Pasien dan keluarga pasien yang datang ke puskesmas

III. Metode penyuluhan


Dilakukan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya yang
datangkepuskesmas yang sebelumnya telah dibagikan brosur tentang hipertensi.
Terlebih dahulu disampaikan secara ringkas mengenai hipertensi,

IV. Penjelasan masalah kesehatan


Hipertensi sering tidak disadari atau disepelekan oleh masyarakat padahal
penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu – waktu bisa jatuh ke dalam
keadaan gawat darurat. Hipertensi merupakan penyakit serius karena dampak
yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat berakhir dengan kematian. Hipertensi
dijuluki sebagai sillent killer karena dapat menyebabkan kematian mendadak pada
penderitanya.

V. Manfaat Penyuluhan
 Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
 Meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang bahaya dan dampak yang
dapat ditimbulkan oleh hipertensi
 Menciptakan pola hidup sehat sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya
hipertensi dan mencegah komplikasi dari penderita hipertensi

VI. Tujuan Penyuluhan


Lampiran I

Agar masyarakat mengetahui secara jelas dan benar pengertian, faktor


resiko, gejala, pencegahan, serta terapi dari hipertensi sehingga seseorang yang
menderita hipertensi dapat terdeteksi sejak awal dan tidak menimbulkan
komplikasi serta kematian.

VII. Materi Penyuluhan


1. Menjelaskan faktor resiko terjadinya hipertensi
- Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu yang dapat dimodifikasi
serta yang tidak dapat dimodifikasi. Yang tidak dapat dimodifikasi adalah
umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi dalam keluarga. faktor resiko yang
dapat dimodifikasi ialah aktivitas fisik yang kurang, asupan garam serta
alkohol yang berlebihan, merokok, obesitas, dislipidemia, diabetes melitus,
psikososial serta stres.

2. Menjelaskan gejala hipertensi


- Hipertensi bisa tidak memberikan gejala namun pada sebagian orang dapat
pula memberikan gejala. Gejala yang sering dikeluhkan antara lain sakit
kepala, gelisah, jantung berdebar – debar, pusing, kekakuan pada leher,
penglihatan kabur, mimisan, serta rasa sakit di dada.

3. Menjelaskan pencegahan hipertensi


- Pencegahan hipertensi dilakukan dengan merubah faktor resiko yang dapat
dimodifikasi seperti asupan gizi yang seimbang serta pembatan asupan garam,
gula, dan lemak, memperhatikan berat badan yang ideal, gaya hidup aktif
olahraga teratur, stop merokok, dan menghindari stres. Untuk orang yang
memiliki riwayat hipertensi dalam keluarganya dianjurkan untuk
memeriksakan diri secara berkala untuk mendeteksi sejak awal bila terdapat
hipertensi.

4. Menjelaskan penatalaksanaan hipertensi secara non farmakologi dan


farmakologi
Lampiran I

- Penatalaksanaan hipertensi dimulai dengan cara non farmakologi yaitu


melali modifikasi gaya hidup seperti mengurangi berat badan hingga mencapai
berat badan ideal, diet kaya buah dan sayuran serta rendah lemak, membatasi
asupan garam, meningkatkan aktivitas fisik.
- bila melalui perubahan gaya hidup target tekanan darah yang diharapkan
tidak tercapai maka akan dilakukan terapi dengan menggunakan obat – obatan
yang dapat menurunkan tekanan darah. Jenis dan jumlah obat yang diberikan
akan disesuaikan dengan kondisi masing – masing pasien.

VIII. Tanya jawab dengan peserta.

Pertanyaan : Apakah bila sekali saja tensi kita tinggi atau kadang naik kadang
turun dapat langsung dikatakan hipertensi?
Jawab: Diagnosis hipertensi ditegakkan berdasarkan hasil rata – rata
pengukuran tekanan darah yang dilakukan minimal 2 kali tiap kunjungan atau
lebih dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal 80% lengan atas pada
pasin dengan posisi duduk dan telah beristirahat 5 menit.
Pertanyaan : Olahraga apa yang boleh buat penderita hipertensi? Yang tidak
membuat pasien sesak?
Jawab : Bersepeda, jalan santai, dan berenang. Olahraga ini dilakukan secara
teratur 4 atau 5 hari dalam seminggu selama 45 – 60 menit.

IX. Penutup
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh
pemberi pelayanan kesehatan tingkat primer mengingat angka prevalensinya yang
tinggi serta akibat jangka panjang yang ditimbulkannya. Hipertensi tidak boleh
dianggap penyakit yang ringan karena jika terlambat memberikan pertolongan
penyakit ini dapat merenggut nyawa penderitanya.
Lampiran I

Banda Aceh, 15 April 2014


Disetujui oleh :

Dokter Pembimbing, Kepala Puskesmas


Lampulo,

dr. Putri Nidya Citra Hayatun Rahmi, S.KM


NIP. 19830610 200212 2 002 NIP. 19670730 198803 2 002
Lampiran I

Dokumentasi Kegiatan
Lampiran I

Anda mungkin juga menyukai