Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ryzka Amelya Mahmudah

NIM : 11180110000133
Matkul : Filsafat Islam
Dosen : Dr. Zaimudin M.Ag.
Kelas : 4/D
Resume
Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup Filsafat Islam Dan Sejarah Singkat Timbulnya
Pemikiran Filsafat Dalam Islam

Pengertian filsafat Islam

Fisafat islam merupakan gabungan dari dua kata, yaitu filsafat dan islam. Secara
etimologi, filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu kata philein atau philos dan shopia. Kata
philein atau philos berarti cinta (love), tapi dalam maknannya yang luas yakni berupa hasrat
ingin tahu seseorang terhadap kebijaksanaan, ilmu pengetahuan atau kebenaran. Sedangkan
kata shopia berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga secara sederhana, filsafat assdalah
mencintai kebijaksanaan (the love of wisdom).

Secara terminologis, filsafat merupakan kontemplasi atau mempelajari pertanyaan-


pertanyaan yang penting mengenai eksistensi kehidupan yang berakhir pada pencerahan dan
pemahaman (illumination and understanding), sebuah visi mengenai keseluruhan. Filsafat
menggunakan nalar, persepsi,imajinasi, dan intuisi dalam aktivitasnya untuk mengklarifikasi
konsep-konsep, menganalisis sekaligus membangun beragam argumen dan teori sebagai
jawaban-jawaban yang mungkin terhadap pertanyaan-pertanyaan prenial tersebut.

Kata islam, menurut pandangan umum yang berlaku, biasanya mempunyai konotasi
dengan dan diartikan sebagai “agama Allah”. Agama, artinya jalan. Agama Allah, berarti
jalan Allah, yaitu jalan menuju kepada-NYA dan bersumber daripada-NYA. Allahh adalah
Tuhan seru sekalian alam, tuhan yang mengembangkan alam beserta segala isinya, serta
mengarahkan perkembangannya.

Jadi filsafat islam, islamic philosophy pada hakikatnya adalah filsafat yang bercorak islami.
Islam menempati posisi sebagi sifat, corak, dan karakter dari filsafat. Filsafat islam bukan
filsafat tentang islam, bukan the philosophy of islam. Filsafat islam artinya berfikir dengan
bebas dan radikal namun tetap berada pada taraf makna, yang mempunyai sifat, corak, serta
karakter yang menyelamatkan dan memberi kedamaian hati.

Filsafat islam pada hakikatnya adalah filsafat kenabian Muhammad. Filsafat kenabian ini
lahir dalam periode filsafat islam, dan karenannya tidak ditemukan dalam tradisi filsafat
yunani. Konsep filsafat kenabian secara teoritis pertama kali dibangu oelh al-Farabi, dimana
nabi mempunyai kekuatan imajinatif yang memungkinkannya berhubungan dengan aql fa’al
untuk mencapai kebenaran tertinggi. Al-Farabi dikenal sebagai guru kedua, setelah
Aristoteles sebagai guru pertama. Kemudian dikembangkan oelh Ibnu Sina dengan teorinya
mengenai aqal suci yang dimiliki nabi, yang memungkinkan nabi menembus dimensi
kegaiban dan menyatu didalamnya

Obyek Kajian atau Ruang Lingkup dan Tujuan Filsafat Islam

Adapun obyek dari filsafat ilmu ada dua yang substantif dan dua yang instrumentatif.
Yakni :
1. Kenyataan atau fakta : emperi yang dapat dihayati oleh manusia. harus bersifat obyektif.
2. Kebenaran : benar epistimologik, ontologik, atau benar aksiologi.
3. Konfirmasi : fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang
datang atau memberi pemaknaan secara absplute untuk mengejar kepastian.
4. Logika inferensi : menggunakan ragam pola pikir terutama yang menyebar dan
horizontal, serta mengembangkan pemaknaan menjangkau kebenaran etika dan diluar
kesanggupan manusia biasa.
Sedangkan objek filsafat Islam ialah objek kajian filsafat pada umumnya yaitu realitas,
baik material maupun gaib. Perbedaannya terletak pada subyek yang mempunyai komitmen
Qur’anik. Dalam hubungan ini obyek kajian filsafat Islam dalam tema besar adalah Tuhan,
alam, manusia, dan kebudayaan.
Tujuan Mempelajari Filsafat Islam
Dalam mempelajari filsafat Islam ada tujuan dan manfaat tersenderi bagi yang
mempelajarinya. Tujuan mempelajari filsafat Islam secara umum ialah agar mencintai
kebenaran dan kebijaksanaan. Berikut adalah tujuan mempelajari filsafat Islam yaitu sebagai
berikut:
a. Pengkajian filsafat dapat membawa kepada perubahan keyakinan dan nilai-nilai dasar
seseoran, yan pada ilirannya dapat mempenaruhi arah khidupan yang lebih baik.
b. Pengkajian filsafat dapat membuahkan kebebasan yan domatisme, toleransi terhadap
pandangan-pandangan orang berbeda, serta kemandirian intelektual.
c. Kebebasan intelektuan dan sikap-sikap lainnya yang berkaitan, akan kita peroleh dengan
kajian filsafat secara mendalam
d. Adalah penilaian kritis. Tujuan berfilsafat bukan sekedae meninjau berbaai macam teori,
tetapi juga menilainya secara kritis. Sehingga, sikap kritis akan senantiasa kita peroleh.

Jadi, tujuan dari filsafat membawa kepada perubahan leyakinan dan nilai-nilai dasar
seseorang yang dapat mempengaruhi ke arah kehidupan yang lebih baik lebih baik.
Empat Pendekatan Islam

1. Metode deduktif dari filsafat peripatetik. Ajaran ini mempunyai banyak


tokoh pendukung dalam sejarah.
2. Metode iluminasi pendukungnya lebih sedikit daripada yang pertama.
Metode ini dihidupkan oleh Syihab Al-Din.
3. Metode pengembaraan dari ‘irfan, atau sufisme, bersandar semata pada
penyucian jiwa berdasarkan konsep menempuh jalan menuju tuhan dan mendekati
kebenaran.
4. Metode kalam.seperti halnya peripatetik, kaum mutaklimin bersandar pada
deduksi rasional, tetapi dengan dua perbedaan.
Sejarah Timbulnya Filsafat Islam

Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai filsafat Islam, memaparkan sejarah


lahirnya filsafat islam merupakan suatu tindakan yang sangat penting, tujuannya untuk
mencari bukti-bukti yang valid seputar persoalan sejarah pemikiran umat islam pada
umumnya. Secara historis, tarik-menarik kepentingan bahwa filsafat itu murni atau tidak
murni dari Islam adalah fakta yang tak bisa dihindari.

Saling mengklaim antar ilmuwan Barat dan Islam menjadi lembaran panjang dalam
perjalanan filsafat, misalnya Oliver Leaman yang berpendapat bahwa “filsafat Yunani
sebenarnya pertama kali diperkenalkan kepada dunia lewat karya-karya terjemahan
berbahasa Arab, lalu kedalam bahasa Yahudi, dan baru kemudian kedalam bahasa Latin atau
langsung dari bahasa Arab ke bahasa Latin”. Berbeda dengan Al-Farabi yang berpendapat
bahwa “filsafat berasal dari Irak terus Mesir dan ke Yunani, kemudian diteruskan ke Syiria
dan sampai ketangan orang-orang Arab.

Ketika datang ke Timur Tengah pada abad IV SM. Alexander Agung membawa
bukan hanya kaum militer tetapi juga kaum sipil.Tujuannya bukanlah hanya meluaskan
daerah kekuasaannya ke luar Macedonia, tapi juga menanamkan kebudayaan Yunani di
daerah-daerah yang dimasukinya. Untuk itu ia adakan pembauran antara orang-orang
Yunani yang dibawanya, dengan penduduk setempat. Dengan jalan demikian
berkembanglah falsafat dan ilmu pengetahuan Yunani di Timur Tengah, dan timbullah
pusat-pusat peradaban Yunani seperti Iskandariah (dari nama Aleksander) di Mesir.

Ketika para Sahabat Nabi Muhammad menyampaikan dakwah Islam ke daerah-


daerah tersebut terjadi peperangan antara kekuatan Islam dan kekuatan Kerajaan Bizantium
di Mesir, Suria serta Irak, dan kekuatan Kerajaan Persia di Iran. Daerah-daerah ini, dengan
menangnya kekuatan Islam dalam peperangan tersebut, jatuh ke bawah kekuasaan Islam.
Tetapi penduduknya, sesuai dengan ajaran al-Qur'an, bahwa tidak ada paksaan dalam agama
dan bahwa kewajiban orang Islam hanya menyampaikan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi,
tidak dipaksa para sahabat untuk masuk-Islam. Mereka tetap memeluk agama mereka
semula.

Dari warga negara non Islam ini timbul satu golongan yang tidak senang dengan
kekuasaan Islam dan oleh karena itu ingin menjatuhkan Islam. Mereka pun menyerang
agama Islam dengan memajukan argumen-argumen berdasarkan falsafat yang mereka
peroleh dari Yunani.

Dari pihak umat Islam timbul satu golongan yang melihat bahwa serangan itu tidak
dapat ditangkis kecuali dengan memakai argumen-argumen filosofis pula. Untuk itu mereka
pelajari filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani. Kedudukan akal yang tinggi dalam pemikiran
Yunani mereka jumpai sejalan dengan kedudukan akal yang tinggi dalam al-Qur'an dan
Sunnah Nabi. Dengan demikian timbullah di panggung sejarah pemikiran Islam teologi
rasional yang dipelopori kaum Mu'tazilah.
Teologi rasional Mu'tazilah inilah, dengan keyakinan akan kedudukan akal yang
tinggi, kebebasan manusia dalam berfikir serta berbuat dan adanya hukum alam ciptaan
Tuhan, yang membawa pada perkembangan Islam, bukan hanya filsafat, tetapi juga sains,
pada masa antara abad ke 8 dan ke 13 M.

Filsafat dibagi 3 periode:

a. Periode pertama, berasal dari Yunani, Tokoh-tokoh seperti Socrates, Plato dan Aristoteles.
Yang mana ditangan mereka filsafat tidak hanya membicarakan kosmosentris (pemikiran
yang terpusat pada alam) namun pengetahuan tentang keyakinan agama dan ke-Tuhanan
mulai dibicarakan.
b. Periode kedua, yang merupakan masa pertengahan adalah Filsafat Islam. Filsafat Islam
klasik mulai berkembang pada masa Al-Kindi.
c. Periode Modern, Periode modern merujuk pada pembagian periodesasi sejarah Islam, yaitu
menurut Harun Nasution, bahwa periode modern dimulai sejak tahun 1800 M. periode ini
ditandai dengan dikuasainya Bani Abbas dan Bani Ummaiyah secara politik dan
dilumpuhkan oleh imperialis Barat. Namun ada tiga kerajaan besar Islam yang masih
memegang hegemoni kekuasaan Islam, yaitu Turki Usmani (Eropa Timur dan Asia-Afrika),
kerajaan Safawi (Persia), dan kerajaan Mughol (India).
Karakteristik Filsafat Islam

Filsafat Islam memiliki karakteristik sekaligus sebagai keunikan tersendiri. Setidaknya,


terdapat tiga karakteristik yang dapat kita temukan, yakni:

a. Filsafat Islam membahas masalah yan sudah pernah dibahas dalam filsafat Yunani dan
lainnya. Seperti ketuhanan, alam, dan roh. Akan tetapi, selain cara penyelesaian dalam
filsafat Islam berbeda dengan filsafat lain,
b. Filsafat Islam membahas masalah yan belum pernah dibahas oleh filsafat sebelumnya seperti
filsafat kenabian (al-nazhariyyat al nubuwwat),
c. Dalam filsafat Islam terdapat perpaduan antara agama dan filsafat, antara akidah dengan
hikmah, antara wahyu dengan akal. Bentuk ini banyak terlihat dalam pemikiran filosof
Muslim, seperti al-Madinat al-Fadhilat (neara utama) dalam fisafat Al-Farabi : bahwa yan
menjadi kepala neara adalah nabi atau filosof. Begitu pula pendapat al-Farabi pada
Nadhariyat al Nubuwwat (filsafat kenabian): bahwa nabi dan filosof sama-sama menerima
kebenaran dari sumber agama yakni akal aktif yan juga disebut Malaikat Jibril.

Pebedaan dan Persamaan Filsafat Islam, Yunani, Barat.

 Perbedaan antara Filsafat umum dan Islam.


a. Theosentris (berpusat pada Tuhan )
b. Berdasarkan wahyu Al-Qur’an & Hadis (Islam)
c. Meyakini hal gaib
d. Belajar mengajar itu sama dengan ibadah dan selalu dikaitkan dengan pengabdian kepada
Allah (Islam)
e. Belajar mengajar itu tidak ada hubungannya dengan Tuhan dan agama untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan kewajiban sosial (Barat/umum)\
f. Dalam pendidikan ada dosa dan pahala (Islam), Pendidikan tidak dikaitkan dengan dosa dan
pahala (Barat).
g. Akal dan ilmu manusia yang tidak terbatas adalah ilmu Tuhan (Islam) Dengan akal manusia
dapat mencapai/tidak terbatas (Barat)
h. Apa yang di dapat dari akal dan ilmu terikat oleh norma dan nilai (Islam) Akal dan ilmu
bebas nilai (barat).

Persamaan nya adalah sebagai berikut.

a. Mereka yang di Timur dan di Barat secara global membahas mengenai Ketuhanan, baik itu
pembahasan yang mengenai sifat-sifat-Nya, hubungan antara Tuhan dan alam semesta, dan
lain sebagainya.
b. Sama-sama berfikir radikal, bebas, dan menggunakan akal, dialektika serta berfikir tentang
realitas alam, kosmologi. aik di Barat maupun di Timur para failasuf di kedua belahan
tersebut sama-sama menempuh jalan falsafah  dengan tetap berdasarkan pada sendi-sendi
metafisis.

Anda mungkin juga menyukai