1, (2017) 15-23 15
Abstrak — Seiring dengan perkembangan jaman yang terjadi di in Surabaya, can take privilege of with the existence of this coffee
Indonesia, gaya hidup seseorang khususnya bagi para mahasiswa shop is a modular facility and an open space system that can
menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk belajar provide a more relaxed working atmosphere and encourage social
sehingga waktu untuk mencari hiburan sudah hampir tidak ada. interaction among individuals.
Hadirnya fenomena ini membuat para pengusaha menjadikan
coffee shop sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, sehingga Keywords: collaborative, coffee shop, creativity, entertainment
sekarang banyak coffee shop yang menawarkan one stop
shopping sehingga pengunjung dapat memperoleh keinginannya PENDAHULUAN
sekaligus dalam satu tempat. Collaborative Coffe Shop sebagai
sebuah tempat untuk mewadahi para mahasiswa maupun
masyarakat umum untuk bekerja, berinteraksi, berkolaborasi,
diskusi, dan aktivitas lainnya, yang dapat memperkaya ide
D alam proses mengerjakan tugas, biasanya mahasiswa akan
menemui berbagai masalah baik teknis ataupun non-teknis.
masing-masing individu. Tujuan perancangan ini adalah
Misalnya, para mahasiswa merasa bosan dan tidak nyaman
menciptakan sebuah desain interior dengan konsep collaborative
yang dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, serta
dengan suasana kampus, seperti mereka tidak memiliki
perkembangan bisnis dari pengguna Collaborative Coffee Shop. persediaan minuman dan makanan lainnya, sehingga harus
Metode perancangan yang digunakan yaitu design thinking mencari mini market ataupun coffee shop untuk berbelanja
dengan tahapan (1) Empathize and Define, (2) Research, (3) makanan dan minuman yang dikonsumsi selama mengerjakan
Ideate, (4) Prototype, (5) Test, dan (6) Implement. Ditunjang tugas. Banyak mahasiswa yang duduk dan membuka laptopnya
dengan fasilitas tambahan seperti educative playground, personal di beberapa coffee shop untuk mengerjakan pekerjaannya
area, modular workstation, dan play area. Manfaat yang dapat sambil menyantap kopi atau makanan lainnya. Namun di
dirasakan oleh pengunjung khususnya mahasiswa di Denpasar dalam coffee shop tersebut belum bisa sepenuhnya mewadahi
dengan keberadaan coffee shop ini yaitu sistem fasilitas modular
aktivitas pengunjung yang ingin mengerjakan tugasnya,
dan sistem ruang terbuka, sehingga suasana kerja lebih santai
dan mendorong interaksi sosial antar pekerja. terutama untuk mahasiswa. Mahasiswa yang datang dengan
tujuan untuk mengerjakan tugas, pasti membutuhkan
Kata Kunci: collaborative, coffee shop, kreativitas, hiburan kebutuhan khusus dibandingkan dengan mahasiswa yang
hanya ingin nongkrong ataupun bermain di dalam sebuah
Abstract — The development of the era is occurring along with coffee shop.
the change in people’s lifestyle, particularly in the life of students. Dari berbagai permasalahan inilah, tercipta gagasan untuk
Their time are often consumed by studying, leaving very little mendesain sebuah tempat coffee shop dengan fasilitas yang
room for entertainment. This phenomenon has triggered memadai untuk pengunjungnya mengerjakan tugas dengan
entrepreneurs to view the coffee shop as a promising business nyaman, santai, dan fleksibel. Coffee shop ini merupakan
opportunity. Many coffee shops today offer a one-stop shopping
sebuah wadah yang lebih praktis dan kompak untuk bekerja
system such that visitors can fulfill their various desires
altogether at a single place. This research develops the idea of a dan menyediakan berbagai varian kopi, makanan dan minuman
Collaborative Coffee Shop as a place that can accommodate the lainnya, wi-fi berkecepatan tinggi, serta meja dan kursi untuk
multiple needs of students as well as the general public, such as bekerja lebih kondusif sekaligus bersantai. Tempat ini akan
working, interacting, collaborating, having discussions and doing dilengkapi dengan private space, modular workstation dan
other activities that can enrich the ideas of each individual. The book corner agar mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas
objective of this research design project is to create an interior dapat bekerja dengan optimal walaupun dengan suasana yang
design with the Collaborative concept that can improve kondusif.
productivity, creativity and business development of the
Collaborative Coffee Shop users. The method used in this design
process is the Design Thinking method, consisting of six steps,
which are (1) Empathize and Define, (2) Research, (3) Ideate, (4)
Prototype, (5) Test, and (6) Implement. Additional facilities
designed in this research include an educative playground, a
personal area, a modular workstation, and a play area to support
the Collaborative concept. The benefits that students, particularly
JURNAL INTRA Vol. 6, No. 1, (2017) 15-23 16
dimungkin terjadi jika seseorang merasa nyaman dengan jenisnya diungkapkan lebih terbuka dibanding perempuan.
situasi beberapa coffee shop yang kondusif untuk mengerjakan Mereka mampu menyampaikan bahwa hal ini salah satu yang
tugas. Sedangkan pada responden laki-laki yang memiliki sifat menjadi faktor kebetahan di coffee shop pada laki-laki.
profesionalitas dalam bekerja, mereka cenderung memilih Jika ditinjau dari gender, segi motivasi pergi ke coffee shop,
tempat yang santai dan rileks saat bertemu dengan klien atau dan faktor yang mempengaruhi kebetahan di coffee shop
rekan kerja dikarenakan seseorang lebih mudah berkomunikasi digabungkan maka kedekatan pada ketiga variable tersebut
dengan baik dengan adanya suasana yang mendukung. dapat dilihat pada gambar bawah ini. Pada responden
perempuan kedekatan pada variable kegiatan mengerjakan
tugas dan berfoto sedangkan faktor yang mempengaruhi
kebetahan bagi perempuan adalah daya tarik desain bangunan
dan privasi. Dari analisis yang terjadi sangat masuk akal jika
perempuan menjadikan motivasi pergi ke coffee shop untuk
mengerjakan tugas dan berfoto.
Responden laki-laki cenderung menjadikan kegiatan
pertemuan dan refreshing sebagai motivasi mereka pergi ke
coffee shop. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kebetahan
dapat ditinjau dari kategori fasilitas ruangan, unsur alam, dan
skala akrab. Sedangkan kata kunci kegiatan hiburan yang
mewakili kegiatan menonton bola bersama dan live accoustic
Gambar 6. Faktor motivasi pergi ke coffee shop cenderung di pengaruhi keberadaan orang lain menjadi faktor
dengan gender utama kebetahan responden laki-laki berada pada sebuah
Sumber: Nissa, 2015 coffee shop.
Sedangkan pada kategori faktor yang menyebabkan III. DESKRIPSI OBJEK PERANCANGAN
kebetahan di coffee shop, pada responden perempuan kategori
paling dekat adalah desain perabot dan aksebilitas. Desain A. Gambaran Lokasi Perancangan
perabot mewakili kata kunci furniture yang bagus, sofa yang Site perancangan yang digunakan berada di kawasan
nyaman, tempat duduk bukan dari bahan keras, dan jarak Denpasar, tepatnya di salah satu hotel yang berada di Jalan
tempat duduk dengan meja yang sesuai. Kecenderungan ini Cokroaminoto yang pada sisi kanannya terdapat kawasan
bisa dikarenakan perempuan memiliki minat lebih pada perbelanjaan, pada bagian bawah dan kiri terdapat pusat
pemilihan perabotan, sehingga mereka gemar berbenah diri wisata kuliner, dan sangat berdekatan dengan pusat
agar dalam melakukan kegiatan mereka merasa nyaman. perbelanjaan. Hotel ini menghadap ke Selatan.
Dengan lokasi yang strategis, coffee shop ini akan mudah
diakses oleh penduduk daerah Denpasar. Akses dari kota tidak
jauh, dan hanya perlu melewati jalan besar Cokroaminoto.
Karena berada di jalan raya besar, tempat ini relatif ramai
dilalui orang dan gampang untuk diekspos.
B. Tapak Bangunan
Hotel ini memiliki batas-batas bangunan sebagai
berikut:
a. Batas Utara: perumahan
b. Batas Selatan: ATM CIMB Niaga
c. Batas Timur dan Barat: jalan raya Cokroaminoto
Gambar 7. Faktor yang mempengaruhi kebetahan di coffee
shop dengan gender
Sumber: Nissa, 2015
Sedangkan tapak dalam site perancangan terdiri atas tiga ●Galeri (berisi display informasi yang berisi tentang sejarah
bagian utama gedung, yakni main entrance berbentuk singkat tentang kopi, penyebaran kopi, dan proses pengolahan
setengah lingkaran berdiameter sekitar 12m, serta sayap kiri kopi)
dan kanan bangunan masing-masing dengan kisaran ruang
33.5m x 45.95m (1.539m2). Pada atrium rencananya akan Fasilitas tambahan berupa:
digunakan untuk area tunggu. Sedangkan untuk ‘sayap’ kanan ●Play area (sarana hiburan, dimana fasilitas yang disediakan
dan kiri digunakan untuk masing-masing zona yang telah adalah permainan billiard. Pemilihan permainan ini karena
disebutkan sebelumnya. billiard dapat dimainkan bersama-sama sehingga dapat
menciptakan rasa solidaritas antar teman)
●Educative playground (tempat bagi mereka yang suka
membaca buku, area ini dibuat dengan konsep lesehan agar
menimbulkan kesan santai dan nyaman)
Sedangkan zoning yang terpilih, yaitu: D. Implementasi Konsep pada karakter, Gaya dan Suasana
Ruang
c. Plafon
Plafon dirancang dengan memberikan leveling dan elemen
dekoratif agar lebih menarik bagi pengunjung.