Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah klasik yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah
penyebaran tenaga kesehatan gigi dan peralatan yang belum merata seperti
penempatan tenaga kesehatan gigi di puskesmas yang tidak memiliki
peralatan padahal ratio tenaga kesehatan gigi dan peralatan sudah
memadai. Juga ada beberapa puskesmas yang belum ada saluran listrik,
tetapi mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan gigi (dental unit).
Disamping itu, perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi masih
belum mendukung, yang dapat dilihat dengan masih banyaknya
permintaan pencabutan dari pada penambalan.
Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi yang
optimal, yang mudah dilakukan oleh tenaga non-profesional dan tanpa
disertai perlengkapan kedokteran gigi yang relative mahal, telah
dikembangkan teknik baru dalam mengatasi masalah karies gigi yaitu
penggunaan ART (Atraumatic Restorative Treatment).
Penumpatan dengan cara ART adalah suatu prosedur penumpatan
sederhana yang dilakukan dengan mengexcavir lesi karies gigi dan hanya
menggunakan hand-instrument dan memakai bahan tumpatan yang
mempunyai sifat adhesive yaitu glass ionomer.
Teknik ART ini dipakai hanya untuk lesi karies satu permukaan.
Pada karies dengan lesi yang meliputi 2 permukaan atau lebih, akan
menghasilkan tumpatan yang tidak terlalu kuat. Oleh karena itu,
keberhasilan tumpatan ini tergantung pada ukuran atau luasnya kavitas dan
keterampilan operatornya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ART?
2. Apa-apa saja prinsip utama ART?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi ART?
4. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam penambalan ART?
5. Bagaimana cara mengaduk GIC?
6. Bagaimana cara preparasi pada penambalan ART menggunakan GIC?
7. Bagaimanakah cara penambalan ART menggunakan GIC?
8. Bagaimana cara mengaduk Fuji IX?
9. Bagaimana cara preparasi pada penambalan ART menggunakan Fuji
IX ?
10. Bagaimanakah cara penambalan ART menggunakan Fuji IX ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ART
2. Agar mengetahui prinsip utama dari ART
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi ART
4. Agar mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pemanbalan
ART
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mengaduk GIC
6. Untuk mengetahui cara preparasi pada penambalan ART menggunakan
GIC
7. Agar mengetahui cara penambalan ART dengan menggunakan GIC
8. Untuk mengetahui cara mengaduk Fuji IX
9. Untuk mengetahui cara preparasi pada penambalan ART menggunakan
Fuji IX
10. Agar mengetahui cara penambalan ART menggunakan Fuji IX

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. ART (Atraumatic Restorative Treatment)


Atraumatic Restorative Treatment adalah suatu teknik penanganan
kerusakan gigi / excavasi lubang hanya dengan hand instrument
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Teknik penumpatan gigi
hanya menggunakan hand instrument (Atraumatic Restorative Treatment Set)
pada karies gigi yang masih dangkal (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1996). Atraumatic Restorative Treatment merupakan perawatan
penambalan gigi tanpa banyak menimbulkan trauma pada gigi, rasa sakit
maupun psikologis trauma. Bahan tambal yang digunakan biasanya semen
ionomer kaca, dan menurut penelitian perawatan ini lebih disukai karena
sedikit menimbulkan trauma, serta hasilnya cukup memuaskan karena hanya
dengan satu kali kunjungan serta harganya pun lebih terjangkau karena tidak
menggunakan sarana listrik. Karies gigi hanya dibersihkan dan dikeruk
bagian dentin yang rusaknya saja, dan selanjutnya bahan tambalan semen
ionomer kaca diaplikasikan kedalam lubang gigi. Karakteristik semen
ionomer kaca ini adalah daya alir ( flow rate ) yang tinggi sehingga bisa
mengisi ruang dalam kavitas (Alkhayam,2007) dan (Andavasari, 2005).
Atraumatic Restorative Treatment merupakan prosedur pembuangan
jaringan gigi yang terkena karies dan penumpatan dengan bahan adhesive
(melekat secara kimia pada permukaan gigi). Atraumatic Restorative
Treatment adalah bagian dari perawatan minimal intervensi, yang merupakan
metode tata cara perawatan gigi yang berusaha untuk mengontrol
perkembangan lesi karies. Pada dasarnya terdiri dari penyingkiran jaringan
karies dan pengisian kavitas dengan bahan adhesif yang tepat berkaitan
dengan prinsip preventif dan edukasional. Bahan restorasi Semen Ionomer
Kaca diindikasikan untuk Atraumatic Restorative Treatment dikarenakan
kemampuan adhesinya dan sifat melepas fluorida sama baiknya seperti

3
mekanisme setting kimiawinya sehingga perawatan ini dianjurkan untuk
daerah-daerah yang kurang memadai infrastrukturnya.
ART digunakan untuk menangani gigi yang telah mengalami
kerusakan, tanpa rasa sakit, dengan biaya yang rendah, dan pada umumnya
dapat mencegah dicabutnya gigi. ART tidak digunakan untuk semua jenis
kavitas. Harus dilakukan dengan diagnosis yang tepat agar perawatan
berhasil.
2.2 Prinsip Utama ART
a. Pembuangan jaringan karies pada gigi dengan menggunakan ART
dilakukan dengan instrument tangan saja. Alasan penggunaan instrument
tangan yaitu pendekatan biologis, misalnya kavitas seminimal mungkin,
jaringan sehat dibiarkan maksimal untuk mengurangi trauma, harga murah,
rasa sakit sedikit, memudahkan pengawasan terhadap infeksi, instrument
tangan lebih mudah dibersihkan dan disterilkan.
b. Gigi ditambal dengan bahan tambalan yang melekat pada gigi. ART
menggunakan bahan tambalan adhesif yaitu ionomer kaca dengan alasan
dapat melekat secara kimiawi sehingga tidak banyak membuang jaringan
sehat, mengandung flour yang dapat mencegah dan menghentikan karies,
warnanya menyerupai warna jaringan keras gigi. Dengan demikian, ART
selain upaya pencegahan juga merupakan pengobatan dalam satu tindakan.
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi ART
Indikasi:
1. Karies dini dimana kavita baru mencapai email dan dentin yang dapat
dijangkau dengan instrument tangan
2. Pit dan fissure yang dalam pada semua gigi
3. Kerusakan atau lesi pada servical gigi.
Kontra Indikasi:
1. Jika terjadi pembengkakan (abses) atau fistel di dekat gigi yang
tersangkut
2. Jika jaringan Pulpa gigi sudah terbuka

4
3. Gigi yang mengalami nyeri dalam waktu yang lama dan kemungkinan
terdapat inflamasi kronis dari pulpa
4. Terdapat Kavitas karies yang nyata tapi tidak dapat dicapai dengan
instrument tangan
5. Terdapat tanda-tanda kavitas yang jelas, misalnya pada permukaan
proksimal, tapi kavitas tersebut tidak dapat dijangkau dari arah
proksimal maupun arah oklusal
6. Gigi dengan karies yang dalam
7. Gigi yang gangrene
2.4 Alat dan Bahan yang digunakan Dalam Penambalan ART
Teknik penambalan ART dilakukan tanpa merusak jaringan yaitu
tanpa menggunakan alat bur tetapi hanya memakai hand instrument.
2.4.1. Alat-alat yang dibutuhkan dalam penambalan ART
1. Mirror (kaca mulut)
2. Pinset (twizer)
3. Excavator
4. Paper pad
5. Sonde
6. Hatchet atau hoe
7. Instrument plastis
8. Agate spatel
2.4.2. bahan yang digunakan dalam penambalan ART
1. Powder GIC
2. Liquid GIC
3. Powder Fuji IX
4. Liquid Fuji IX
5. Cotton roll
6. Cotton pellet
7. Dentin conditioner
8. Air bersih
9. Varnish

5
2.5. Penambalan Art Menggunakan GI
Bubuk GI : kaca yang mengandung silicon-oxida dan kalsium flourida
Liquid GI : asam polyacrilic atau air yang didemineralisir
2.5.1 Komposisi GI :
1. Bubuk : SiO2 29,0%
Al2O3 16,6%
CaF2 34,3%
NaAlF6 5,0%
AlF3 5,3%
AlPO4 9,9%
2. Liquid : Polyacrylicacid-itaconic acid 47,5%
Air 47,5%
Tartaric acid 5,0%
2.5.2 Sifat-sifat klinis GI
1. Glass Ionomer bersenyawa secara kimia dengan enamel dan dentin
yang merupakan suatu penutup kavitas yang baik
2. Salah satu sifat utama dari Glass Ionomer adalah bahwa setelah
pengerasan bahan ini secara terus-menerus dan perlahan-lahan
melepaskan flour
3. Glass Ionomer tidak mengganggu pulpa dan gusi
4. Glass ionomer lebih cepat aus dan kurang kuat
2.5.3 Indikasi dan Kontraindikasi Glass Ionomer
A. Indikasi GI
1. Semua kavita pada gigi sulung
2. Kavita yang memerlukan tumpatan semi permanen
3. Lesi erosi servikal
4. Untuk pengisian bahan perekat, misalnya untuk perekat crown
5. Sebagai bahan pengisi saluran akar
6. Untuk pit dan fissure sealant

6
B. Kontraindikasi GI
1. Tidak dianjurkan pada kavitas dalam tanpa menggunakan pelapis
kalsium hidroksida
2. Lesi erosi dangkal
2.5.4 Keuntungan dan Kerugian GI
A. Keuntungan GI
1. Melepaskan ion flour, efek anti karies
2. Perlekatan secara kimiawi pada dentin atau email
3. Tidak larut dalam cairan mulut
4. Warna atau estetik baik
5. Tidak atau kurang mengiritasi pulpa
6. Penghantar termis yang buruk
B. Kerugian GI
1. Kurang kuat atau cepat aus
2. Sangat sensitive dengan kelemapan selama proses aplikasi
3. Cepat kering
2.5.5 Cara Pengadukan GI
1. Satu sendok powder diletakkan pada paper pad dengan spatula,
powder dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak.
2. Botol liquid dipegang sebentar dalam keadaan horizontal untuk
mengeluarkan udara dari bagian ujungnya, lalu dengan posisi
vertical teteskan 1 tetes liquid di sebelah bubuk pada paper pad bila
perlu botol ditekan sedikit tetapi liquid jangan tertekan keluar.
3. Liquid disebarkan dengan spatula pada suatu permukaan sebesar 1,5
cm2

7
4. Pertama-tama campur ½ bagian powder, kemudian aduk powder dan
liquid dengan gerakan memutar dan melipat secara kuat sambil
menjaga agar adukannya tetap berupa satu kesatuan massa sehingga
didapatkan satu campuran yang baik.
5. Pengadukan harus selesai dalam 20-30 detik, tergantung pada jenis
ionomer kaca yang dipakai.
6. Hasil yang baik yaitu campuran yang licin seperti permen karet.

2.5.6 Tahap-tahap Conditioning kavitas


1. Satu tetes conditioner diletakkan pada glass slab
2. Satu cotton pellet diletakkan dalam tetesan conditioner
3. Kavitas dan fissure disekitarnya dibersihkan dengan conditioner
selama 10-15 menit
4. Kavitas dan fissure segera dicuci paling sedikit 2 kali dengan
menggunakan cotton pellet yang telah dicelupkan dalam air bersih
5. Kavitas dikeringkan dengan cotton pellet
6. Tindakan ke 3-5 diulangi jika kavitas yang dicondition
terkontaminasi dengan saliva dan darah

8
2.5.7 Cara Preparasi ART menggunakan GI
1. Isolasi gigi dengan menggunakan cotoon roll (daerah kerja dalam
mulut harus tetap kering)
2. Bersihkan permukaan gigi dengan cotton pellet yang telah
dicelupkan dalam air.
3. Permukaan gigi dikeringkan dengan cotton pellet kering
4. Lebarkan jalan masuk kavita dengan menggunakan hatchet atau hoe
5. Bersihkan semua pecahan enamel dengan menggunakan cotton pellet
basah.
6. Buang semua jaringan karies lunak pada sekitar dentin enamel
dengan menggunakan excavator dengan gerakan memutar horizontal
disekeliling dentin enamel tersebut.
7. Lapisan dasar karies yang terletak dekat pulpa harus dibiarkan untuk
menghindari terbukanya pulpa.
8. Jika kavita sudah bersih, perintahkan untuk menutup rahang guna
memeriksa dimana lawan gigi rahang atas atau bawah akan
menyentuh, hal ini akan membantu dalam merapikan kelebihan
bahan nantinya.
2.5.3 Cara Penumpatan ART menggunakan GI
1. Siapkan kavita yang telah dipreparasi agar tetap kering
2. Oleskan dentin conditioner atau liquid kedalam kavita selama 10
detik
3. Bersihkan kavita dengan menggunakan cotton pellet yang dibasahi
air 2 sampai 3 kali untuk menghilangkan conditioner.
4. Keringkaan kavita dengan cotton pellet
5. Aduk powder dan liquid selama 30 detik
6. Masukkan campuran sedikit demi sedikit ke dalam kavita
menggunakan karver, dan tekanlah dengan tekanan yang ringan
7. Tumpatlah sampai agak sedikit berlebih dan perluas tumpatan
tersebut pada permukaan oklusal sampai sisa pit dan fissure yang ada

9
8. Pada saat bahan tumpat kehilangan kilauannya, letakkan jari anda
dan tekan dengan kuat. Hal ini akan membuat tumpatan tersebut
beradaptasi dengan kuat kedalam kavita
9. Gerakkan jari kesamping segera setelah bahan tidak merekat lagi
(kira-kira setelah 30 detik). Jaga permukaan agar tetap kering.
10. Buanglah bahan yang berlebihan dengan karver.
11. Oleskan varnish pada tumpatan, tunggu selama 30 detik, untuk
mempertahankan tumpatan tetap kering. Periksalah gigitan dan
sesuaikan dengan kerver sampai pasien dapat menutup mulut secara
normal
12. Oleskan kembali varnish. Anjurkan pasien untuk kumur-kumur
untuk membersihkan bahan yang berlebihan
13. Anjurkan pasien untuk tidak makan selama kurang lebih 1 jam
2.6 Penambalan ART Menggunakan Fuji IX
Fuji IX adalah glass ionomer yang didisain untuk penambalan dengan
teknik ART dan merupakan bahan tambalan sewarna gigi. Preparasi dan
disain kavita sederhana, sehingga dapat diaplikasikan dengan fasilitas yang
terbatas untuk hasil yang maksimal.
Indikasi
1. Tumpatan kavita yang dapat dijangkau oleh hand instrument
2. Tumpatan fissure
3. Tumpatan sementara jangka panjang pada karies yang besar.
Keuntungan
1. Teknik sederhana yang dapat diandalkan untuk semua operator
2. Perlekatan kimia didentin enamel
3. Pelepasan fluoride yang berkelanjutan
4. Waktu yang cukup untuk perletakan dan pengerasan yang cepat
5. Sifat biokompatibel yang bagus
6. Sensitifitas air yang minimal

10
2.6.1 Cara pengadukan Fuji IX
1. Perbandingkan powder dan liquid, satu sendok takar powder dan
satu tetes liquid
2. Sebelum diambil, kocok botol powder agar diperoleh konsistensi
powder yang homogeny
3. Pada pengambilan liquid, letakkan botol pada posisi horizontal
sehingga gelembung udara keluar dari ujung botol, lalu putar pada
posisi vertical, kemudian liquid dikeluarkan dengan menekan badan
botol

4. Pengadukan dilakukan diatas paper pad dengan menggunakan agate


spatel
5. Powder dibagi dua, aduk bagian pertama terlebih dahulu selama 10
detik kemudian ikuti bagian kedua dan aduk selama 15-20 detik
6. Waktu total pengadukan 30 detik.

11
2.6.2 Cara Preparasi Fuji IX
1. Isolasi gigi dengan menggunakan cotoon roll (daerah kerja dalam
mulut harus tetap kering)
2. Bersihkan permukaan gigi dengan cotton pellet yang telah
dicelupkan dalam air.
3. Lebarkan jalan masuk kavita dengan menggunakan hatchet atau hoe
4. Bersihkan semua pecahan enamel dengan menggunakan cotton pellet
basah.
5. Buang semua jaringan karies lunak pada sekitar dentin enamel
dengan menggunakan excavator dengan gerakan memutar horizontal
disekeliling dentin enamel tersebut.
6. Lapisan dasar karies yang terletak dekat pulpa harus dibiarkan untuk
menghindari terbukanya pulpa.
7. Jika kavita sudah bersih, perintahkan untuk menutup rahang guna
memeriksa dimana lawan gigi rahang atas atau bawah akan
menyentuh, hal ini akan membantu dalam merapikan kelebihan
bahan nantinya.
2.6.3 Cara Penumpatan Fuji IX
1. Siapkan kavita yang telah dipreparasi agar tetap kering
2. Ambil cotton pellet basah lalu campur dengan liquid Fuji IX
kemudian oleskan pada seluruh permukaan kavita dan biarkan selama
10-15 detik

3. Bersihkan kavita dengan menggunakan cotton pellet yang dibasahi air


2 sampai 3 kali
4. Keringkaan kavita dengan cotton pellet

12
5. Aduk powder dan liquid selama 30 detik
6. Hasil campuran dimasukkan ke kavita dengan carver, dipadatkan,
pastikan tidak ada gelembung udara yang terdapat didalam campuran
7. Sisa adukan yang ada, ditambahkan pada permukaan oklusal untuk
menutup tepi fissure
8. Usahakan tahap ini selesai selagi permukaan tumpatan masih
mengkilap

9. Setelah Fuji IX mulai kehilangan permukaan yang mengkilap segera


gunakan tekanan jari. Teknik ini akan memberikan penekanan lebih
dari bahan ke dalam kavita

10. Tutup seluruh permukaan tumpatan dengan varnish menggunakan


cotton pellet. Biarkan mengering untuk mendapatkan lapisan
pelindung

13
11. Buanglah bahan yang berlebihan dengan karver

12. Setelah tumpatan yang berlebih dibuang, oleskan varnish lagi pada
permukaan tumpatan

13. Instruksikan agar pasien tidak makan atau minum selama kurang lebih
1 jam.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atraumatic Restorative Treatment adalah suatu teknik penanganan
kerusakan gigi / excavasi lubang hanya dengan hand instrument
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Teknik penumpatan
gigi hanya menggunakan hand instrument (Atraumatic Restorative
Treatment Set) pada karies gigi yang masih dangkal (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1996). Atraumatic Restorative Treatment
merupakan perawatan penambalan gigi tanpa banyak menimbulkan trauma
pada gigi, rasa sakit maupun psikologis trauma. Bahan tambal yang
digunakan biasanya semen ionomer kaca.
Pada teknik ART jaringan karies lunak pada sekitar dentin enamel
dibersihkan dengan menggunakan excavator dengan gerakan memutar
horizontal disekeliling dentin enamel tersebut, baru kemudian bagian dasar
kavita tanpa menggunakan bur.
B. Saran
Untuk para tenaga kesehatan gigi yang melakukan pelayanan di
daerah pedalaman yang belum terdapat aliran listrik maka teknik
penambalan ART inilah yang sangat efisien digunakan karena hanya
menggunakan alat dan bahan yang sederhana dan tidak memerlukan
energy listrik dalam melakukan penambalan.
Untuk para masyarakat yang mengalami karies dini tetapi takut
akan rasa sakit pada waktu preparasi maka penambalan dengan teknik
ART inilah yang dapat digunakan karena sedikit menimbulkan trauma,
serta hasilnya cukup memuaskan karena hanya dengan satu kali kunjungan
serta harganya pun lebih terjangkau karena tidak menggunakan sarana
listrik. Karies gigi hanya dibersihkan dan dikeruk bagian dentin yang
rusaknya saja, dan selanjutnya bahan tambalan semen ionomer kaca
diaplikasikan kedalam lubang gigi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Deynilisa Saluna.2014.Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: EGC

Adyatmaka Andreas.1977. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta: Direktorat


Kesehatan Gigi

https://www.scribd.com/document/339168752/5-Spo-Penumpatan-Gigi-Dengan-
Teknik-Art diakses pada tanggal 21 april 2017

pdgicabwngr.artikel.co.id/2011/10/tambalan-sewarna-gigi.html diakses pada


tanggal 21 april 2017

16
REFERENSI

17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai