Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amelia Ramawati

Kelas : Reguler Pagi 6A

NIM : 201740105

Topik :

1. Pijat Oksitosin
a. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima
keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan
oksitosin setelah melahirkan. (Rahayu,2016) Pijat ini dilakukan untuk
merangsang refleks oksitosin atau refleks pengeluaran ASI. Ibu yang
menerima pijat oksitosin akan merasa lebih rileks. (Monika, F.B.
Monika, 2014).
Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI, namun
penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan hanya 49,8% yang
memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi
WHO. Rendahnya cakupan pemberian ASI ekslusif ini dapat
berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada
perekonomian nasional. (IDAI, 2016)

b. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 16 responden yang


tidak melakukan pijat oksitosin terdapat 9 orang memiliki produksi
ASI yang cukup dan 7 orang memiliki produksi ASI yang kurang.
Beberapa faktor yang diidentifikasi dapat mempengaruhi laktasi di
antaranya adalah Faktor Biologis (Nutrisi, kondisi payudara, sistem
endokrin, paritas, umur kehamilan, kebiasaan, istirahat), faktor
psikologis, faktor sosial (sosio-emosional, sosio-ekonomi, tingkat
pendidikan, faktor lainnya (perawatan payudara, pijat oksitosin, teknik
marmet)
2. Senam yoga penurunan tekanan darah dari hipertensi
a. Populasi lansia diperkirakan terus meningkat hingga tahun 2020.
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8%
atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi
lansia meningkat 3 kali lipat dari pada tahun ini. Pada tahun 2000
jumlah lansia terdapat sekitar 5.300.00 (7,4%) populasi, sedangkan
pada tahun 2010 jumlah lansia 24.00.000 (9.77%) populasi, dan tahun
2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 28.800.000 (11,34%)
populasi, sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan
jumlah Lansia sekitar 80.000.000 jiwa (Depkes, 2013).

b. Dampak yang terjadi pada lansia pederita hipertensi membuat kualitas


hidup lansia menjadi rendah dan kemungkinan adalah terjadinya
komplikasi yang berakibat buruk pada kesehatan seperti stroke,
serangan jantung dan gagal jantung merupakan kelainan yang sering
ditemukan pada penderita hipertensi (Nuraini, 2015).
Selain itu, ada juga lansia yang mengungkapkan sering merasakan
gejala bengkak dan kesemutan di bagian tangan dan kaki terutama
pada jari- jari, sering merasa pusing saat tekanan darah nya tinggi. Dan
menurut kader lansia ada beberapa lansia dengan hipertensi yang
mengalami stroke karena hipertensi yang tidak terkontrol dan kurang
melakukan aktifitas fisik

Anda mungkin juga menyukai