Anda di halaman 1dari 169

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE THINK PAIR SHARE
TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII
PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SMPN 2 LABUAPI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program


Sarjana (S1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataraam

Oleh

Ria Hermawati

NIM. E1B015041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Dan apabila hamba hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka

(jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang

berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi

(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka

selalu berada dalam kebenaran

(Qs. Al Baqarah:186)

Jangan pernah berputus asa dalam berdo’a, sesungguhnya Allah selalu mendengar

hambanya yang berdo’a. Selalu percya sama Allah “Assiqo Billah” Allah tidak

akan pernah mengecewakan hambanya.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirrobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas

limpahan dan rahmat dan hidyahnya, yang telah memberikan kesabaran,

kemudahan, dan kelancaran sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir

(skripsi) ini.

Dengan hormat skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Orang tuaku tercinta (Hermansyah dan Patimah), yang telah berjuang

untuk mendidikku dengan penuh kasih sayang. Memberiku dukungan

yang sangat besar sehingga bisa menjadi seperti ini.


iii

2. Kakaku dan adikku tersayang (Sandi Jaya Putra dan Rasty Fauziah)

yang telah memberikan dukungan selama saya kuliah.

3. Temanku yang sabar dan baik hati (Anggun Rama Puspita) yang setia

menemaniku dari ujian proposal hingga penelitian.

4. Teman-teman seperjuanganku (Ayu Safiyanty, Nilam Sari, Ega

Sulastri, Iswanti, Maya Sari, Poppi Rizky, Nela Dwi Iriani) kalian

adalah sahabat seperjuanganku. Terim kasih atas kebersamaannya

memberikan semangat dan do’a, dan dukungannnya untukku.


iv
v
vi
vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Koooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Siswa

Kelas VIII Pada Mata Pelajaran PPKn di SMPN 2 Labuapi” dapat diselsaikan

dengan baik dan tapat pada waktunya.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan di Universitas Mataram.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada

semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi

dalam menyelsaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

banyak kelemahan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran

yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, dengan

harapan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, Oktober 2019

Penulis
(..................................................)

UCAPAN TERIMA KASIH


viii

1. Bapak Pprof. Dr. H. A Wahab Jufri, M.Sc. selaku dekan Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram

2. Ibu Dra. Rispawati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan juga sebagai dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan, sehingga penulis mampu

menyelsaikan penulisan skripsi ini

3. Bapak Drs. M. Ismail, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah banyak memberikan ilmunya

kepada penulis

4. Bapak Drs. Hariyanto, M.Pd sebagi pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan, sehinga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

5. Dewan penguji Hj. Yuliatin S.Pd., MH, yang juga telah memberikan

andilnya sehingga skripsi penulis bisa diuji dan mampu lulus dengan baik.

6. Bapak dan ibu dosen prodi PPKn yan telah banyak memberikan ilmunya

kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan studi dengan hasil

yang baik.

7. Guru PPKn SMPN 2 Labuapi, ibu Dra. Nirwana, yang senantiasa bersabar

dalam memberikan bimbingan, arahan bantuan selama proses penelitian.

8. Kepala SMPN 2 Labuapi, bapak Ahmad Ikhwanul Muslim, S.S., MM.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...............................................................ii


LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.......................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.........................................................v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................vi
KATA PENGANTAR................................................................................vii
UCAPAN TEERIMA KASIH..................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xiv
ABSTRAK...................................................................................................xv
ABSTRACK...............................................................................................xvi
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Lata Belakang.....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................8
C. Pembatasan Masalah...........................................................................8
D. Rumusan Masalah...............................................................................9
E. Tujuan Penelitian................................................................................9
F. Manfaat Penelitian..............................................................................9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKAN DAN


HIPOTESIS PENELITIAN......................................................12
A. Tinjauan Model Pemblajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share......................................................................12
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learnig)...............................................................12
2. Ciri Ciri Model Pembelajaran Koooperatif...............................13
3. Macam Macam Model Pembelajaran Koopreatif......................14
4. Tujuan Pembelajaran Koooperatif.............................................15
B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share....................................................16
x

1. Langkah Langkah Pembelajaran Think Pair Share...................17


2. Kelebihan Dalam Pembelajaran Think Pair Share....................18
C. Tinjauan Hasil Belajar Pengetahuan Pada Mata Pelajaran Ppkn......19
D. Tinjauan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan....................23
E. Dampak Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap
Hasil Belajar Pengetahuan Pada Mata Pelajaran Ppkn.....................24
F. Kerangka Berfikir.............................................................................27
G. Hipotesis Penelitian..........................................................................28

BAB III : METODE PENELITIAN.........................................................29

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian......................................................29


B. Tempat Dan Waktu Penelitian..........................................................30
C. Populasi Dan Sampel Penelitian.......................................................30
D. Variabel Penelitian............................................................................32
E. Rancangan Penelitian........................................................................33
F. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian......................36
G. Uji Coba Instrumen...........................................................................39
1. Uji Validitas Instrumen Soal......................................................39
2. Uji Reliabilitas Soal...................................................................42
3. Tingkat Kesukaran.....................................................................43
4. Daya Beda..................................................................................44
H. Teknik Analisis Data........................................................................45
1. Uji Prasyarat Analsis.................................................................47
a. Uji Normalitas....................................................................47
b. Uji Homogenitas.................................................................48
c. Uji Hipotesis.......................................................................48

BAB IV : HASIL PENELITIAN...............................................................51

A. Pelaksanaan Penelitian......................................................................51
xi

B. Deskripsi Data Uji Coba Instrumen..................................................51


C. Deskripsi Data Hasil Pre Test Dan Post Test....................................53
D. Hasil Uji Prasyarat Atau Analisis Data.............................................58

BAB V : PEMBAHASAN..........................................................................64

BAB VI : PENUTUP..................................................................................67

A. Kesimpulan.......................................................................................67
B. Saran.................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................69
xii

DAFTAR TABEL
Tabel 1: Desain Penelitian Equevalent Control Group Design....................35
Tabel 2 : Kriteria Tingkat Kesukaran.........................................................44
Tabel 3 : Kriteria Daya Pembeda................................................................45
Tabel 4 : Skor Test Awal (Pre Test) Pada Kelas Eskperimen....................55
Tabel 5 : Skor Test Akhir (Post Test) Pada Kelas Eskperimen..................56
Tabel 6 : Skor Test Awal (Pre Test) Pada Kelas Kontrol...........................57
Tabel 7 : Skor Test Akhir (Post Test) Pada Kelas Kontrol.........................58
Tabel 8 : Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen............................60
Tabel 9 : Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen............................60
Tabel 10: Uji Homogenitas Data Akhir Siswa.............................................61
Tabel 11: Data Hasil Analisis Uji Hipotesis................................................62
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Skema Kerangka Berfikir


Pengaruh Model Pembelajaran Koooperatif
Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar
Pengetahuan Siswa..................................................................28
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............................72


Lampiran 2: Hasil Uji Coba Instrumen.......................................................96
Lampiran 3: Uji Validitas.........................................................................101
Lampiran 4: Uji Reliabilitas......................................................................102
Lampiran 5: Penentuan Kelas Atas Dan Kelas Bawah.............................103
Lampiran 6 : Uji Daya Beda....................................................................104
Lampiran 7: Tingkat Kesukaran...............................................................105
Lampiran 8: Soal Uji Coba.......................................................................106
Lampiran 9: Uji Homogenitas..................................................................120
Lampiran 10: Uji Normalitas....................................................................123
Lampiran 11: Uji Hipotesis.......................................................................130
Lampiran 12: Tabel Distribusi F...............................................................132
Lampiran 13: Tabel Chi Kuadrat..............................................................136
Lampiran 14: Tabel T...............................................................................137
Lampiran 15: Tabel R Product Moment...................................................138
Lampiran 16: Lembar Observasi..............................................................139
Lampiran 17: Surat Izin Penelitian...........................................................141
Lampiran 18: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..................142
Lampiran 19: Kartu Bimbingan Penulisan Skripsi...................................143
Lampiran 20: Dokumentasi Penelitian......................................................144
xv

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap

Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran PPKn di

SMPN 2 Labuapi

Oleh

Ria Hermawati

E1B015041

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adala untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model
pembelajaran koooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar pengetahuan
siswa kelas VIII pada mata pelajaran PPKn di SMPN 2 Labuapi. Penelitian ini
merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan Equevalent Control Group
Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test bentuk pilihan
ganda sebanyak 17 item untuk mengukur hasil belajar peserta didik. data hasil
belajar peserta didik diambil menggunakan test pilihan ganda yang sudah
memenuhi persyaratan instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa
t-hitung (2,283) > dari t-tabel (2,070) pada taraf signifikan 5%, artinya hasil
penelitian menujukan bahwa ada pengaruh pengaruh model pembelajaran
koooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar pengetahuan siswa kelas
VIII pada mata pelajaran PPKn di SMPN 2 Labuapi.

Kata Kunci : Kooperatif tipe Think Pair Share, Hasil Belajar Pengetahuan
xvi

The Impact Of The Cooperative Learning Model Think Pair Share Type
Toward The Learning Outcomes Of Class VIII Student On Civic Education
In Junior High School; SMPN 2 Labuapi

By

Ria Hermawati

E1B015041

ABSTRACK

The aim of this study is to know the impact of The Cooperative Learning Model
Think Pair Share type toward the learning outcomes of class VIII student on Civic
Education in Junior High School; SMPN 2 Labuapi. This research is a Quasi
Experiment with Equivalent Control Group Design. In this research, the
instrument that used is multiple choice test consist of 17 items aimed to measure
learning outcomes. The data as result of learning outcomes was gathered from
multiple choice items test which have fulfilled the research intrument. The result
of the study shows that t-count (2,283) > dari t-table (2,070) on the 5% level of
significant, means that The Cooperative Learning Model Think Pair Share type
has impact toward the learning outcomes of class VIII student on Civic Education
in Junior High School; SMPN 2 Labuapi.

Keyword : Cooperative Learning Model Think Pair Share type, Learning


Outcomes
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya

pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini. Tetapi

sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan

membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan

dan memikirkan apa yang akan dihadapai peserta didik dimasa yaang akan

datang.Buchori dalam Trianto mengatakan bahwa“pendidikan yang baik

adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk

suatu profesi atau jabatan, tetapi menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari” (Trianto, 2007:1).

Pendidikan bukanlah proses memaksakan kehendak orang dewasa

(guru) kepada siswa, melainkan upaya menciptakan kondisi yang kondusif

bagi perkembangan anak. Kondisi yang memberi kemudahan kepada anak

untuk mengembangkan dirinya secara optimal.Oleh sebab itu sudah

seharusnya menjadi tanggung jawab bersama untuk terus meningkatkan

kualitas dalam penyelengaraan pendidikan.

Tercapainya tujuan pendidikan nasional berakar dari keberhasilan

pembelajaran yang salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar

siswa.Hasil belajar siswa ini diperoleh melalui proses pembelajaran yang

merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah. Agar hal tersebut dapat


2

terwujud maka pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu

sistem pendidikan nasional. Yaitu sistem pendidikan nasional yang

memiliki fungsi sangat penting dalam proses pendidikan. Fungsi dari

Pendidikan Nasional ini disusun dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang

sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 berbunyi, Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia No.35 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No.58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Trasawiah. Terdapat beberapa mata

pelajaran yang wajib dimuat pada penyeengggaraan pendidikan di sekolah

menengah pertama. Salah satunya adalah mata pelajaran PPKn.Mata

pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang

cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan

UUD 1945.
3

Sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu inovasi

dalam proses belajar mengajar. Yaitu penggunaan model pembelajaran

inovatif yang sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013. Penggunaan

model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran berpengaruh terhadap

hasil belajar yang diperoleh, semakin tepat model pembelajaran yang

digunakan maka hasil yang diperoleh semakin maksimal. Penggunaan

model pembelajaran sangat penting, sehingga guru dituntut mempunyai

pengetahuan dan keterampilan dalam memilih dan menerapkan model

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi

pembelajaran. Sebagaimana pendapat Maslichah yang menyatakan bahwa

“untuk keberhasilan suatu pembelajaran guru perlu mengetahui dengan

siapa atau siswa yang bagaiamana yang akan dihadapi, tanpa pahan

tentang siswa yang akan difasilitasi mustahil guru dapat memilih

pendekatan pembelajaran yang tepat dan materi pembelajaran yang sesuai”

(Maslichah 2006:7).

Saat ini dalam pendidikan di sekolah sering terjadi masalah

masalah yang terkait dengan pembelajaran. Salah satu masalah yang sering

terjadi dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) masa ini

adalah masih rendahnya daya serap peseta didik. Hal ini terlihat pada hasil

belajar siswa yang rata ratanya masih kurang. Salah satu penyebab dari

masalah tersebut adalah siswa tidak belajar sebagaimana sebenarnya

belajar. Dalam arti substansial bahwa “proses pembelajaran dewasa ini

masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak
4

didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses

berfikirnya” (Trianto, 2007:1). Dalam penjelasan Suparno dalam

Prastowo, yang menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh

pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan lingkungannya, hasil belajar

seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar. Konsep-

konsep, tujuan, motivasi yang memengaruhi interaksi dengan bahan yang

dipelajari (Prastowo 2015:69).

Dalam kenyataannya proses pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran PPKn masih berpusat pada guru (teacher centred) dan siswa

kurang aktif dan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil studi

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui studi lapang dengan

teknik pengamatan langsung dan wawancara dengan guru di SMP Negeri

2 LABUAPI ditemukan beberapa permasalahan diantaranya: 1) siswa

hanya menghapal isi buku pelajaran, 2) siswa hanya bisa menjawab

dengan jawaban yang sama persis yang diberikan oleh guru tidak mencoba

mencari jawaban berbeda, 3) Nilai siswa menurun saat ujian tetapi baik

saat tugas harian, 4) siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru,

5) siswa hanya bisa mengingat materi pelajaran hanya saat pembelajaran

berlangsung.

Masalah- masalah yang timbul tersebut terjadi karena siswa kurang

bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar di kelas.

Pembelajaran yang berlangsung kurang maksimal dalam prosesnya karena

guru tidak menyesuaikan kondisi kelas, sehingga susana kelas menjadi


5

terlalu serius yang menyebabkan siswa kurang nyaman dalam

mengapresiasikan pendapatnya. Guru kurang memberikan partisipasi lebih

kepada siswa, sehingga guru lebih dominan daripada siswa atau

pembelajaran yang berpusat kepada guru.

Oleh sebab itu diperlukan suatu perubahan dan inovasi baru yang

lebih aktif dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

PPKn. Yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru beralih

berpusat pada peserta didik. Perubahan ini harus dilakukan untuk

memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan, baik dari segi proses

maupun hasil pendidikan. Berdasarkan kondisi diatas, peneliti berupaya

untuk memberikan solusi model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan

karakteristik kurikulum 3013 dan pembelajaran saat ini. Model

pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share dalam proses belajar mengajar. Karena menurut model

pembelajaran kooperatif ini proses belajar mengajar lebih diwarnai dengan

student centred (berpusat pada siswa) daripada teacher centred (berpusat

pada guru) dan dapat meningkatkan keaktifan siswa maka dapat digunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share di dalam kelas

ketika guru melontarkan masalah atau pertanyaan kepada siswa,

diharapkan semua siswa berfikir tentang masalah/pertanyaan tersebut,

yang pada ahirnya semua siswa dapat menyelsaikan masalah tersebut.


6

Dengan demikian siswa lebih aktif membangun pengetahuannya sendiri

sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpatisipasi aktif dalam

proses pembelajaran. Siswa diberikan keleluasaan untuk berpatisipasi aktif

dalam bertanya, mengemukakan pendapat, mengonstruksi sendiri

pengetahuannya dan menghargai pendapat orang lain di kelas sehingga

mampu meningkatkan kemampuan siswa dan hasil belajar pengetahuan

siswa.

Menurut Slavin (1995) dalam Utami, menyatakan pendekatan

konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif

secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka

dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya.

Lebih lanjut Lie (2004:57) menyatakan model pembelajaran think

pair share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif

sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja

sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah

optimalisasi partisipasi siswa (Utami ,2011:7).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lia Hermawati yang

menyatakan bahwa penerapan coopertive learning tipe think pair share

dapat menjadi pilihan model pembelajaran yang dapat meningkatkan


7

aktivitas dan memudahkan untuk memahami materi sehingga akan

mendapatkan hasil belajar yang baik (Hermawati, 2010:36).

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, peneliti tertarik untuk

mengangkat permasalahan tersebut, dan mencoba melakukan penelitian

dengan menggunakan model pembelajaran dengan judul: “Pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share Terhadap Hasil

Belajar Pengetahuan siswa kelas VIII Pada Pembelajaran PPKn di SMPN

2 Labuapi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka perlu

identifikasi masalah.

Adapun dalam penelitian ini terdapat identifikasi masalah antara lain:

1. Pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan masih

berpusat pada guru

2. Siswa hanya menghapal isi buku pelajaran PPKn

3. Nilai siswa menurun saat ujian tetapi baik saat tugas harian

4. Siswa hanya bisa menjawab dengan jawaban yang sama persis yang

diberikan oleh guru dan tidak mencoba mencari jawaban berbeda

5. Siswa hanya bisa mengingat materi pelajaran hanya saat pembelajaran

berlangsung.
8

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini jelas dan terarah, maka masalah dibatasi hanya

pada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

terhadap hasil belajar pengetahuan siswa pada mata pelajaran PPKn saja

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas

dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:apakah ada

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap

hasil belajar pengetahuan siswa kelas VIII pada mata pelajaran PPKn di

SMPN 2 Labuapi ? ”.

E. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian pasti memiliki tujuan. Dalam penelitian ini tujuan

yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share Pada

mata pelajaran PPKn kelas VIIIdi SMPN 2 LABUAPI

2. Hasil belajar pengetahuan siswa kelas VIII Pada mata pelajaran PPKn

di SMPN 2 Labuapi

3. Ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share terhadap hasil belajar pengetahuan siswa kelas VIII

Pada mata pelajaran PPKn di SMPN 2 Labuapi


9

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar

pengetahuan siswa

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1. Dengan penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share dalam proses pembelajaran diharapkan siswa

dapat lebih mudah membangun pengetahuannya sendiri,

menemukan cara belajar yang menyenangkan. Kemudian

siswa diharapkan lebih aktif dalam proses belajar. Sehingga

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

ini dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan siswa pada

mata pelajaran PPKn.

2. Hasil belajar pengetahuan sangat penting bagi dimiliki siswa.

Karena dengan pengetahuan siswa dapat berfikir secara

sistematis,imajinatif, dan cakap dalam pengambilan keputusan

terhadap masalah yang ada di sekitarnya.

b. Bagi guru

1. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share ini, dapat membantu guru dalam menangani

kondisi kelas yang pasif saat siswa diberikan kesempatan


10

bertanya. Mengamati keaktifan siswa secara langsung baik

secara individu maupun kelompok. Menemukan strategi yang

cocok dengan materi yang diajarkan, sehingga tidak terpaku

pada satu strategi pembelajaran saja.Sehingga model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat menjadi

pilihan bagi guru untuk meningatkan hasil belajar pengetahuan

siswa pada mata pelajaran PPKn.

2. Dengan hasil belajar pengetahuan dapat membantu guru dalam

menyususn soal yang dimaksud dalam kriteria soal yang

mampu membuat siswa berfikir mandiri.

c. Bagi Peneliti

1. Dengan adanya penelitian yang menggunkan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, peneliti dapat

mengetahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar

pengetahuan siswa.

2. Hasil belajar yang tinggi dapat dijadikan sebagai tolak ukur

bahwa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe think paiar share untuk meningkatkan hasil

belajar dapat digunakan.


11

d. Bagi Peneliti Lainnya

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan dapat

digunakan sebagai bahan acuan,pertimbangan,dan

pengembangan peneliti ilmu yang sejenis

2. Hasil belajar yang tinggi dapat dijadikan sebagai tolak ukur

keberhasilan siswa dalam belajar


12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Dalam Mata Pelajaran PPKn

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning)

Menurut Trianto (2007:41) mengatakan bahwa

pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah

koooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa

siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang

sulit jika saling berdiskusi dengan temannya.

Sohimin (2014:45) Cooperative Learning merupakan suatu

model pembelajaran yang mana siswa belajar dalam kelompok-

kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.

Huda (2011:29) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh

suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada

perubahan informasi secara social diantara kelompok-kelompok

pembelajaran yang di dalamnnya setiap pembelajaran bertanggung

jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk

meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain.


13

Selanjutnya menurut Isjoni (2007:16-17) cooperative

learning adalah suatu model pembelajaran yang banyak digunakan

untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada

siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan

yang dikemukakan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak

dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak

peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat

digunakan dalam berbagai mata pelajaran di berbagai usia.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

berorientasi pada siswa. Dengan melibatkan siswa dalam

kelompok-kelompok kecil untuk meningkatkan keaktifan dan

meningkatkan pembelajaran siswa.

2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Koopratif

Pembelajaran kooperatif mempunya ciri-ciri tertentu dibandingkan

dengan pembelajaran lainnya. Menurut Arends (1997) dalam

Trianto yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki

ciri ciri sebagai berikut:

a) Siswa bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajar

b) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah.


14

c) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku, jenis kelamin yang beragam

d) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada

individu.

3. Macam Macam Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda degan model pmebelajran

yang lin. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam proses

pembelajarannya yang lebih memfokuskan untuk bekerja sama

dalam kelompok-kelompok kecil. Menurut Trianto (2007 :49)

macam macam model pembelajaran kooperatif anata lain:

a) Student Team Achievment Division (STAD)

b) Tim Ahli (JIGSAW)

c) Investigasi Kelompok

d) Think Pair Share (TPS); dan

e) Number Head Together (NHT)

Berdasarkan model pembelajaran kooperatif di atas, maka

dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan model

pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share karena dalam

model pembelajaran ini mengajak peserta didik untuk berperan

aktif dan mengasah kemampuan berfikir peserta didik secara

individu maupun kelompok.


15

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2007:42) menjelaskan bahwa tujuan

pembelajaran koooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi siswa. Memfasilitasi siswa dengan

pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam

kelompok. Serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yangberbeda latar

belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan

ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja

secara kolaboratif untuk mecapai tujuan bersama. Maka siswa akan

mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama

manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di uar

sekolah.

Sejalan dengan pendapat Wardoyo (2015:30) menyatakan

bahwa tujuan dari pembelajaran kelompok salah satunya adalah

untuk membentuk pribadi yang kuat yang dimiliki dalam diri

masing masing anggota kelompok. Pribadi kuat dapat diartikan

bahwa masing-masing individu (anggota kelompok) memiliki

kemampuan untuk menyelsaikan tugas yang dibebankan kepada

diri mereka, agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

Menurut Ibrahim,dkk (2000) dalam Trianto menyatakan

bahwa tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan

penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap


16

keberagaman, dan pengembangan keterampilan sosial

(Trianto,2007:44).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

model pembelajaran kooperatif adalah sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi, hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keberagaman, dan pengembangan keterampilan sosial

siswa.

B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

And Share

Think Pair Share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran koopreratif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share ini

berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.

Menurut Arends (1997) dalam Trianto menyatakan bahwa Think

Pair Share merupakan suatau cara yang efektif untuk membuat suatu

variasi suasana pola diskusi kelas (Trianto,2007:61).

Lebih lanjut menurut Sohimin (2016) dalam Ismayasari

menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu model

pembelajaran koooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan

merespons serta saling bantu sama lain. Model ini memperkenalkan ide

“waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam

meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Think pair


17

share memiliki prosedur yang secara eksplisit memberi siswa waktu untuk

berfikir , menjawab, saling membantu sama lain. (Ismayasari,2017:8)

1. Langkah Langkah Pembelajaran Think pair share

Menurut Arend (1997) dalam Trianto Ada tiga langkah dalam

menerapkan Think pair share, diantaranya adalah:

a) Langkah 1: Befikir (Thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang

dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan

waktu beberapa menit untuk befikir sendiri atau masalah. Siswa

membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan

bukan bagian berfikir.

b) Langkah 2: Berpasangan (Pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama

waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu

pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu

maslah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi

waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

c) Langkah 3: Berbagi (Sharing)

Pada langkah ahir guru meminta pasangan pasangan untuk

berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan.

Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke


18

pasangan dan melanjuttkan sampai sekitar sebagian pasangan

mendapat kesempatan untuk melaporkan.

(Trianto,2007:61-62)

2. Kelebihan Dalam Pembelajaran Think Pair Share

Kelebihan dalam pembelajaran think pair share menurut

Sohimin (2016) dalam Ismayasari menjelaskan sebagai berikut: 1)

think pair and share mudah diterapkan di berbagaai jenjang

pendidikan dalam setiap kesempatan, 2) menyediakan waktu berfikir

untuk meningkatkan kualitas respons siswa, 3) siswa menjadi lebih

aktif dalam berfikir mengenai konsep dalam mata pelajaran, 4) siswa

lebih memaahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi, 5)

siswa dapat belajar dari siswa lain, 6) setiap siswa dalam

kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbaagi atau

menyampaikan lagi (Ismayasari,2017:8)

Lebih lanjut menurut Istarani (2012) dalam Yanti (2018 :52)

yang menejelaskan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share (TPS)adalah 1) meningkatkan daya nalar siswa, daya

kritis siswa, daya imajinasi siswa dan daya analisis terhadap suatu

permasalahan. 2) meningkatkan kerjasama anatara siswa karena

mereka dibentuk dalam kelompok. 3) meningkatkan kemampuan

siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain. 4)

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat

sebagai implementasi ilmu pengetahuannya. 5) guru lebih


19

memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak ketika seleksi

diskusi.

C. Tinjauan Hasil Belajar Pengetahuan Pada Mata Pelajaran PPKn

Dalam kurikulum 2013, salah satu karakteristik mata pelajaran

PPKn adalah model penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar PPKn

menggunkan penilaian otentik (authentic assesment). Penilaian otentik

mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik.

Kunandar mengatakan bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau

kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang

dicapai atau dikuasai perta didik setelah mengikuti proses belajar

mengajar. Lebih lanjut Sudjana (2002) berpendapat bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

menerima pengalaman belajarnya (Kunandar 2013:62). Lebih lanjut

Dimiyanty dan Mudjiono menyatakan bahwa hasil belajar merupakan

“suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai

pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau

keberhasilan yang dicapai seorang peseta didik setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angika, huruf, atau simbol

tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan”(Dimiyanty

dan Mudjiono,2006 :3). Pendapat tersebut sejalan dengan

(Yusuf,2015:181) yang mengatakan bahwa hasil belajar menrupakan

wujud pencapaian peserta didik,sekaligus merupakan lambang

keberhasilan peserta didik dalam membelajarkan peserta didik.


20

Ngalim Puwanto dalam bukunya psikolologi pendidikan

menyatakan bahwa hasil belajar merupakan “kemampuan yang diperoleh

individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan

perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap, dan

keterampilan siswa sehingga menjadi lebih bai dari sebelumnya”

(Purwanto, 2002:82).

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah “ hasil atas

kepandaian atau keterampilan yang dicapai oleh individu untuk

memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan

lingkungan”(Hamalik,2011:152)

Kemudian definisi pengetahuan dijelaskan oleh Von Glaserfeld

yang menegaskan bahwa “pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari

kenyataan. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang

ada tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi

kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang” (Sadirman, 2007:37).

Sedangkan menurut pendekatan kostruktivistik, pengetahuan bukanlah

kumpulan fakta dari suatu kenyaataan yang sedang dipelajari, melainkan

sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman,

maupun lingkungannya. (Rachmawati dan Daryanto 2015:76).

Menurut Sudijono (2015:50) mengatakan bahwa pengetahuan

(Knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat

kembali (Recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide gejala-
21

gejala rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan

untuk menggunakannya.

Jadi menurut beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar pengetahuan adalah hasil belajar yang dicapai oleh

siswa, berkaitan dengan pengetahuan dan pemahamannya untuk

mengingat kembali objek maupun pengalamannya yang dicapai setelah

mengikuti proses belajar yang dinyatakan dengan nilai atau angka.

1. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Menurut Slameto (2003: 54) dalam bukunya belajar dan faktor –

faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor yang mempengaruhi

hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern

(faktor yang ada dalam diri siswa) dan faktor ekstern (faktor yang ada

dari luar diri siswa). Selain itu pula faktor yang mempengaruhi hasil

belajar adalah faktor lingkungan belajar. Kemudian yang paling

dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas

pengajaran. Yang dimaksud dengan kulitas pengajaran ialah tinggi

rendahnya atau efektif atau tidaknya proses belajar-mengajar dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa di

sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran.

Pendapat ini sejalan dengan teori belajar di sekolah (theory of school

learning) dari bloom dalam Suryadi (2009) Yang mengatakan ada tiga

variabel utama dalam teori belajar di sekolah, yakni karakteristik


22

individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa. Sedangkan

Caroll berpendapat bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima

faktor yakni; a) bakat belajar, b) waktu yang tersedia untuk belajar, c)

waktu yang diperlukan untuk menjelaskan pelajaran, d) kulaitas

pengajaran, dan e) kemampuan individu ( Suryadi, 2009:49).

Lebih lanjut faktor kualitas pengajaran dijelaskan oleh Sudjana

(2004:45). Menurut Sudjana, disamping faktor guru, kualitas

pengajaran dipengaruhi juga oleh karakteristik kelas seperti:

a) Besarnya kelas (class size). Artinya banyak sedikitnya jumlah

siswa yan belajar. Ukuran yang biasa digunakan ialah ratio guru

dengan siswa. Pada umumnya dipakai ratio 1:40, artinya satu

orang guru harus melayani 40 orang siswa. Diduga semakin besar

jumlah siswa yang harus diajar salam satu kelas, makin rendah

juga kulaitas pengajaran, demikian pula sebaliknya.

b) Suasana belajar. Suasana belajar yang demokratis memberikan

peluang mencapai hasil belajar yang optimal, dibandingkan

dengan suasana belajar yang kaku, disiplin yang ketat dengan

otoritas ada pada guru.

c) Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Sering kita temukan

bahwa guru satu satunya sumber belajar di kelas. Situasi ini

kurang menjujung kualitas pengajaran sehingga hasil belajar yang

dicapai tidak optimal.


23

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

unsur yang mepengaruhi hasil belajar siswa diantaranya

adalahkemampuan siswa, waktu belajar, kompetemsi guru dan

karakteristik kelas.

D. Tinjauan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

suatu jenjang pendidikan. Baik itu di jenjang SD, SMP, maupun SMA

dan perguruan tinggi. Karena dalam mata pelajaran PPKn

perkembangan moral dan budi pekerti siswa sebagai warga negara

yang baik sangat diekankan dan dibentuk.

PPKn menurut peraturan menteri pendidikan nomor 22 tahun

2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Yaitu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga

negra yang mampu memahami dan melaksanakan hak hak dan

keajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas , terampil, dan

berkarakter yag diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Daryono dkk (2008:1) PPKn adalah “PPKn berusaha

membina perkembangan moral anak didik sesuai dengan nilai nilai

pancasila, agar dapat mencapai perkembangan secara optimal dan

dapat mewujudkan dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Tujuan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


24

Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn dalam kurikulum

2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah

mengembangkan potensi peserta didik dalam dimensi

kewarganegaraan, yaitu : 1) sikap kewarganegaraan termasuk

keteguhan, komitmen, dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic

confidence, civic cimmittment, and civic responsibility), 2)

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), 3) keterampilan

kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi

kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).

Menurut Daryono dkk dalam bukunya pengantar pendidikan

pancasila dan kewarganegaraan menyatakan tujuan dari Pendidikan

pancasila dan kewarganegaraan adalah “membentuk manusia

seutuhnya sebagai perwujudan kepribadian pancasila, yang mampu

melaksanakan pembangunan masyarakat pancasila, tanpa PPKN,

sebagala kepintaran atau akal, ketingggalan ilmu pengetahuan dan

kepintaran akal, ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi,

keterampilan dan kecekatan, tidak memberi jaminan pada terwujudnya

masyarakat pancasila” (Daryono dkk 2008:1).

E. Dampak Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Pada Mata Pelajaran

PPKn

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah pembelajaran yang


25

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpatisipasi aktif dalam

proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Siswa

diberikan keleluasaan untuk berpatisipasi aktif dalam bertanya,

mengemukakan pendapat, mengonstruksi sendiri pengetahuannya dan

menghargai pendapat orang lain.

Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan

proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centred) bukan

berpusat pada guru (teacher centred). Siswa lebih aktif dalam membangun

pengetahuannya melalui tahapan think (berfikir), kemudian pairing

(berpasangan), dan share (berbagi) dengan materi yang telah diberikan

oleh guru.Dalam pembelajaran di kelas, guru menjadi mediator dan

fasilitator dengan fungsi menyediakan pengalaman belajar. Menyediakan

kegiatan-kegiatan yang merangsang pengetahuan. Memonitor,

mengevaluasi selama proses siswa belajar.

Adapun langkah- langkah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share dalam pembelajaran PPKnsebagai

berikut: 1) tahap yang pertama adalah adalah thinking (berfikir), dengan

mengajukan pertanyaan kemudian siswa diminta untuk memikirkan

jawaban secara mandiri beberapa saat. 2) tahap kedua adalah siswa

diminta secara berpasangan untuk mendiskusikan apa yang dipikirkannya

pada tahap pertama. 3) yang terahir adalah tahap ketiga yaitu meminta

kepada pasangan untuk berbagi kepada seluruh kelas secara bergiliran.


26

Peneliti mencoba meggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Shareini dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar

pengetahuan siswa pada mata pelajaran PPKn.

Banyak peneliti yang melakukan penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe think paiar share terhadap hasil

belajar dalam penelitiannya. Berikut adalah beberapa penelitian yang

sudah dilakukan. Oktaviyana Ismayasari dengan judul “Pengaruh

Pembelajaran Kombinasi Think Pair Share Dan Index Card Match

Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn di

SMPN 2 MATARAM”. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Budi

Utami dengan judul “Penerapan Pendekatan Kostruktivis Melalui Model

Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Dalam Kegiatan Lesson Study

Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Strategi Belajar

Mengajar”. Dari kesimpulan yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share memberi pengaruh terhadap hasil belajar. Terlihat hasil belajar

pengetahuan siswa meningkat secara signifikan setelah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

Dari penelitian-penelitian di atas sangat mendukung untuk menjadi

acuan atau referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Karena

menunjukan adanya hasil belajar yang lebih meningkat setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

tersebut. Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan model


27

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam langkah

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan siswa pada

mata pelajaran PPKn.

F. Kerangka Berfikir

Keberhasilan siswa dalam poses belajar dapat terlihat dari hasil

belajar yang diperoleh. Dengan melihat masalah siswa maka peneliti

mencoba solusi unuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan tersebut.

Salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan siswa

adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Shareini

menekankan bahwa siswa lebih aktif daripada guru dalam proses

pembelajaran.

Selain itu juga memberikan ruang untuk para siswa

mengungkapkan pemikiran yang dimiliki siswa sebelum memulai

pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share ini, maka pengetahuan yang diperoleh siswa sebagaian

besar pada hasil usaha sendiri atas keterampilan yang dimiliki sehingga

siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk menggali pengetahuan

yang dimilikinya.Inilah yang melatarbelakangi peneliti menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

Mengacu pada pemikiran di atas dapat digambarkan dalam

kerangka berfikir dibawah ini:


28

Pembelajaran PPKn Menggunakan


model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share

Hasil Belajar Pengetahuan


pada mata pelajaran PPKn

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka peneliti mengajukan

hipotesis yaitu:

H a : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Shareterhadap hasil belajar pengetahuan siswa kelas VIII

pada mata pelajaranPPKn di SMPN 2 Labuapi

H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Shareterhadap hasil belajar pengetahuan siswa

kelas VIII pada mata pelajaran PPKn di SMPN 2 Labuapi


29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif karena data dalam penelitian ini merupakan angka-angka dan

analisisnya menggunakan statistik. Sejalan dengan pendapat Sugiyono

yang menyatakan bahwa “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan” (Sugiyono 2016:8).

Dari pendapat diatas dapat disumpulkan bahwa metode penelitian

kuantitatif merupakan teknik yang pengumpulan datanya menggunakan

instrumen penelitian, dan analisis datanya bersifat statistik atauberupa

angket dengan tujuan menguji hipotesis yang diajukan.

Selanjutnya jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi

Eksperiment Design) dengan bentuk equevalent control group

design.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh pendekatan konsruktif terhadap hasil belajar pengetahuan siswa


30

sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Maka metode penelitian yang

digunakan adalah Quasi Eksperimen.

Menurut Sugiyono dalam Rismawati Quasi Eksperimental

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempegaruhi pelaksanaan

eksperimen. Selanjutnya penelitian ini merupakan penelitian yang

dlakukan dengan Equevalent Control Group Design. Desain ini hampir

sama dengan pre-test dan post-tes control group design, hanya pada desain

ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random (Rismawati: 2016).

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Labuapi Desa Prampuan

Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

pelajaran 2019/2020.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Peneletian

Menurut Arikunto dalam Sugiyono menjelaskan bahwa

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang

mempunya kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh


31

peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2016: 117).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian untuk

ditarik kesimpulan terhadap apa yang dipelajari.

Popuasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

SMPN 2 LABUAPI dengan jumlah kelas sebanyak 4 kelas, yaitu kelas

VIII-A,VIII-B,VIII-C,dan VIII-D.

Sebelum dilakukan pengambilan sampel, maka peneliti

melakukan penyepadanan populasi terlebih dahulu. Penyepadanan ini

dilakukan dengan memperhatikan: a) guru yang mengajar relatif

sama,b) jumlah siswa relatif sama, c) jam belajar relatif sama, d)

materi pembelajaran sama.

2. Sampel Penelitan

Menurut (Sugiyono 2016:116) definisi sampel adalah “Bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Berdasarkan pengertian tersebut maka sampel dalam penelitian ini

secara umum meliputi kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan

penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive

Random Sampling.

Menurut (Arikunto 2013: 183) purposive sampel atau sampel

bertujuan merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mengambil

subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu untuk


32

menentukan sampel dalam penelitian ini meliputi: a) sampel diambil

dari populasi yang sama b) guru yang mengajar pada kelas eksperimen

dan kelas konstrol sama, c) jam belajar relatif sama, d) jumlah siswa

relatif sama.

Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada

populasi tersebut (sugoyono, 2015). Random Sampling digunakan oleh

peneliti untuk menentukan kelas eksperimen dan kela kontrol.

Berdasarkan hasil diatas, maka sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas VIII A dan VIII C SMPN 2 LABUAPI

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan susatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, apa yang akan diteliti oleh

peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya.

Menurut (Sugiyono 2016:38) pengertian variabel penelitian adalah

sebagai berikut:“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari variabel independen

(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).


33

1. Variabel independen (variabel bebas)

Menurut Sugiyono (2016:39) variabel independen (variabel

bebas) adalah “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam

penelitian ini variabel independen yang menjadi sebab yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Menurut Sugiyono (2016:59) menyataan pendapatnya

menganai pengertian variabel dependen (variabel terikat) adalah

sebagai berikut : “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini, yang menjadi

Variabel dependen (variabel terikat) adalah hasil belajar pengetahuan

siswa kelas VIII pada mata pelajaran PPKn di SMPN 2 LABUAPI

E. Rancangan Penelitian

Paradigma penelitian yang dirancang dalalam penelitian ini yaitu

terdapat satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat

(dependen). Untuk melihat pengerauh variabel bebas terhadap variabel

terikat maka disusun satu rumusan masalah, yakni mencari pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share(X) terhadap hasil

belajar pengetahuan (Y). Badan paradigma penelitiannya sebagai berikut:


34

Gambar 1.1: Paradigma Penelitian Sederhana

x r y Hasil Belajar

Pengaruh model Pengetahuan Siswa

pembelajaran pada mata pelajaran

kooperatif tipe think PPKn

pair share

Keterangan :

X : Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think paiar share

r : Pengaruh

Y : Hasil Belajar Pengetahuan Siswa pada mata pelajaran PPKn

Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai obyek penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas ekperimen dan kelas

kontrol. Pada kelas ekperimen maupun kelas kontrol keduanya

dibadingkan dengan diberikan pre test untuk melihat homogeni atau

tidaknya kedua kelas tersebut, kemudian diberi perlakuan. Kelas

eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakanmodel pembelajaran

kooperatif tipe think pair share, sedangkan kelas kontrol tidak diberikan

perlakuan menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe think pair

share, dan terkahir diberikan post test. Pemberian post test pada kedua

kelas tersebut untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas
35

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

dan yang tidak.

Perbedaan hasil belajar siswa yang timbul dianggap bersumber dari

variabel perlakuan. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan desain

Equevalent Control Group Design. Alasan peneliti menggunakan Quasi

Eksperimen karena pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol tidak dilakukan secara random. Desain Equevalent Control Group

Design ini hampir sama dengan pre-test dan post-test control group

design. Hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara random. Pada penelitian ini desain yang

digunaan adalah Equevalent Control Group Design. Tujuan peneliti

menggunakan Equevalent Control Group Design yaitu karena peneliti

akan melakukan pengambilan sampel pada populasi dan membuat

generalisasi atau kesimpulan. Alasan peneliti menggunakan Equevalent

Control Group Design karena penelitian di sekolah menggunakan kelas-

kelas yang sudah ada sebagai kelas kontrol dan kelas ekperimen.

Rancangan penelitian ini secara sederhana dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 1. : Desain penelitian Equevalent Control Group Design

O1 X O2
O3 - O4
(Sugiyono, 2017 : 79)
36

O1 Pre test kelas eksperimen

:
O2 Post test kelas eksperimen

:
O3 Pre test kelas kontrol

:
O4 Post test kelas kontrol

:
X : Perlakuan pada kelas eksperimen berupa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe think paiar share


-: pendekatan yang tidak sama dengan kelas eksperimen

Pre test merupakan suatu bentuk pertanyaan atau tes yang

diberikan oleh guru sebelum memulai suatu pembelajaran. Pre test

dimaksudkan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah mengetahui

tetang materi yang sudah diajarkan tersebut. Pre test dapat dijadikan

sebagai kemampuan awal siswa. Post test merupakan pertanyaan atau tes

yang diberikan setelah proses pembelajaran telah selesai dilaksanakan.

Dapat dipahami bahwa post test adalah evaluasi akhir terhadap materi

yang diajarkan. Hasil pre test dapat dibandingkan dan hasil post test untuk

mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi.

F. Tenik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian


37

1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016:193) teknik pengumpulan data

merupakan “teknik atau cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan

data”. Selanjutnya Tanzeh (2009:97) mengatakan “bahwa pengumpulan

data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data

yang diperlukan”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalm penelitian ini

adalah:

a. Observasi

Menurut Sugiyono (2014:109) observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik observasi dalam

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sintak pendekatan model

pembelajaran kooperatif tipe think paiar share dalam kelas

ekperimen, supaya dapat dilihat perbedaanya saat kegiatan

berlangsung.

b. Tes

Menurut Riduwan “tes sebagai instrumen pengumpulan data

merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiiki oleh individu atau kelompok (Riduwan 2013:76).


38

Tes ini digunakan oleh peneliti untuk melihat hasil belajar

aspek kognitif atau pengetahuan siswa dengan mengggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada kelas eksperimen

dan hasil belajar pengetahuan siswa yang menggunakan model

pembelajarankonvensional pada kelas kontrol.

c. Dokumen

Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini berupa dafar hadir

siswa yang digunakan oleh peneliti untuk melihat jumlah siswa secara

keseluruhan yaitu jumlah siswa kelas eksperimen maupun kelas

kontrol.

2.Instrumen Penelitian

Menurut Indrawan (2014: 112) mengatakan, “instrumen penelitian

merupakan alat bagi peneliti yang digunakan untuk megumpulkan data

atau informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian”.

a. Lembar Observasi

Observasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk

memberikan gambaran awal berupa kondisi atau suasana sekolah

trkait penelitian. Observasi ini akan dilakukan oleh peneliti ketika

penerapan variabel bebas di dalam kelas eksperimen. Tujuan peneliti

melakukan observasi ini adalah untuk melihat ketepatan atau

kesesuaian sintak dalam penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe think paiar share saat pembelajaran berlangsung.

b. Instrumen Tes
39

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mengetahui hasil belajar pengetahuan siswa yaitu dalam bentuk tes

pilihan ganda. Tes pilihan ganda disusun berdasarkan berdasarkan

kompetensi dasar (KD) dari materi yang akan diajarkan di kelas ketika

peneliti melakukan penelitian. Tes akan diberikan oleh peneliti

sebelum dan sesudah melakukan perlakuan. Tujuan dari diberikan soal

tes sebelum perlakukan adalah untuk melihat homogen atau tidaknya

kedia kelas yang akan diteliti. Sedangkan tujuan diberikan soal tes

sesudah diberikan perlakukan untuk melihat ada ataau tidaknya

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

terhadap hasil belajar pengetahuan siswa.

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII SMPN 2

LABUAPI,terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen yang akan

dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMPN 2 LABUAPI. Tujuan

dilakukan uji instrumen yaitu untuk mengetahui kualitas butir soal yang

digunakan sebagai instrumen penelitian. Sehingga data yang diperoleh

dapat dipercaya. Uji coba instrumen meliputi uji validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya beda instrumen. Kelayakan butir soal dicari

setelah uji coba instrumen. Namun sebelum diuji coba instrumen perlu

diperlakukan hal hal sebagai berikut:

1. Uji Validitas Instrumen Soal


40

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat

ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenanya yang

diukur.Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan Menurut Sugiyono dalam Rismawati “Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur”(Rismawati:2016).

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada

pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti

karena dianggap tidak relavan. Dalam penelitian ini yang diuji

validitasnya dalah validitas isi. Untuk instrumenn berbentuk test,

maka validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis

pengujian vaiditas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan

menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi kisi itu terdapat variabel

yang diteliri, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item)

pertanyaan/pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan

kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dapat dilakukan

dengan mudah dan sistematis. Untuk menguji validitas butir-butir

instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli,

maka selanjutnya diujicobakan, dan dianaisis dengan analisis item.

Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi anatara skor butir

instrumen dengan skor total, atau dengan mencari daya pembeda skor
41

tiap item dari kelompok yang dari kelompok yang memberikan

jawaban tinggi dan jawaban rendah.(Sugiyono,2010:353)

Untuk menghitung tingkat validitas dalam penelitian ini yaitu

dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

Korelasi poduct moment digunakan untuk mencari hubungan dan

membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua

variabel tersebut berbentuk interval atau ratio. Dan data sumber data

dari dua variabel tersebut adalah sama (Sugiyono,2014:228).

Rumusnya adalah sebagai berikut:

r xy =n ∑ x i y i−¿ ¿ ¿

Keterangan:

r xy = Korelasi antar variabel x dan y

n = banyak peserta tes

∑ = jumlah

x = jawaban benar untuk nomor soal

y = jumlah jawaban benar setiap peserta tes

x i y i = jumlah perkalian x i y i

x i2 = jumlah x i pangkat dua

y i2 = jumlah y i pangkat dua

∑ xy = hasil perkalian antara variabel bebas terikat


∑ x 2= hasil perkalian kuadrat dari hasil nilai skor variabel terikat
42

∑ y2= hasil perkalian kuadrat dari hasil skor variabel bebas


2. Uji Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah derajat ketepatan ketelitian atau keakuratan

yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2014: 58). Suatu

alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila dapat mengukur suatu gejala

pada waktu yang berlaianan dan senantiasa menunjukan hasil yang

sama, sehingga alat ukur tersebut secara konsisten akan menunjukan

hasil yang sama. Menurut Sugiyono instrumen yang reliable berarti

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama ( Sugiyono,

2015:348).

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen

yang dalam hal ini kuesioner dapat diggunakan lebih dari satu kali,

palingtidak oleh responden yang sama (Umar,2014:168-169). Dalam

penelitian ini, pengujian reliabilitasnya dilakukan secara internal atau

internal concictency. Pengujian dilakukan dengan cara mencoba

instruen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik

tertentu. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan KR-20 (Kuder

Ridcharson).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan agar instrumen yang

digunakan reliabel atau dapat dipercaya. Rumus KR-20 Sugiyono

(2015:359)
43

s t 2 − ∑ pi qi
r i=
k
( k−1) { s t2 }
Keterangan:

r i = koefisien reliabilitas soal

k = jumlah item dalam instrumen

1 = bilangan konstan

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

q i = 1- pi

st 2 = varians total

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah untuk mengetahui apakah soal

tersebut tergolong mudah atau sukar. Hasil hitungnya merupakan

proporsi atau perbandingan anatara siswa yang menjawab benar dan

keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks

menunjukan semakin mudah butir soal. Untuk menghitung tingkat

kesukaran tiap butir soal digunakan rumus:

P+ L
TK = x 100%
ZN

Keterangan

TK = Tingkat kesukaran

L = Kelompok lemah menjawab benar

P= Kelompok pandai menjawab benar

ZN = Jumlah siswa kelompok lemah ditambah kelompok pandai


44

Klasifikasi tingkat kesukaran atau butir soal dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut.

Tabel 2Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Rentang Prosentasi Kategori tingkat Kesukaran


0%-20 % Sangat Sukar
21%-40% Sukar
40%-70% Sedang
71%-90% Mudah
91%-100% Sangat mudah

4. Daya Beda

Menurut Arikunto dalam Lestari (2017:38) daya pembeda soal

sebagai kempuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yayang kurang (berkemampuan

rendah). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut

ideks deskriminan. Indeks deskriminan ini dikenal dengan tanda

negative yang berarti bahwa suatu soal itu terbalik dalam mengukur

siswa rumus yang digunakan untuk menemukan indeks deskriminan

adalah

P−L
DB =
N

Keterangan :

DB = Daya pembeda
P= Kelompok pandai menjawab benar
45

L= Kelompok lemah menjawab benar


N= Jumlah siswa kelompok pandai/lemah

Kalsifikasi daya pembeda suatu butir soal dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 3. Krtiteria Daya Pembeda

Nilai Kriteria
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
Negatif Semuanya tidak baik

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling

menentukan dari suatu penelitian, karena analisa data berfungsi untuk

menyimpulkan hasil penelitian. Menurut sugiyono yang dimaksud dengan

analisis data adalah sebagai berikut:


46

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain” (Sugiyono 2016:147).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Statistik inferensial dengan jenis korelasional. Analisis korelasional adalah

analisis statistik yang berusaha untuk mencari hubungan atau pengaruh

antara dua buah variabel atau lebih. Dalam analisis korelasional ini,

variabel dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: Variabel bebas (Independent

Variable), yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh

variabel lain, Variabel terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang

keberadaannya dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Dalam penelitian ini, menggunakan uji statistik, uji statistik yang

digunakan adalah uji t untuk menguji hipotesis. Uji-t dikenal dengan uji

parsial yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing masing

variabel bebasnya secara sendiri sendiri terhadap variabel terikatnya.

Uji-t dilakukan dengan membandigkan t hitung dengan t tabel atau

dengan melohat kolom signifikan pada masig masing t hitung. Sebelum

dilakukan pengujian hipotesis dengan Uji-t, mka perlu diperlakukan uji

prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji
47

normaliats dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagi

prasayarat dapat dilakukan analis data.

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat merupakan uji yang dilakukan sebelum dat

dianalisis. Uji prasyarat ini dilakukan bertujuan memenuhi prasyarat

suatu data sebelum dianalisis. Uji normalitas dilakukankarena alasan

untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Dengan

demikian, peneliti dapat memilih uji statistik yang akan digunakan

untuk menganalsis hipotesis penelitian. Sedangkan uji homogenitas

dilakukan untuk menyamakan atau menghomogenkan kemampuan

kedua kelas eksperimen dan kelas konstrol.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah

variabel dependen, independen atau keduanya berdistrubusi

normal, mendekatai normal atau tidak (Umar, 2014:181).

Selanjutnya sebagai dasar untuk mengetahui data yang diperoleh

dapat dianlisis dengan statistic parametric atau nonparametric.

Pengujian normatif menggunakan uji chi kuadrat ( x 2).

Dalam hal ini berlaku ketentuan bila chi kuaadrat hitung

lebih kecil dari chi kuadrat tabel , maka data berdistribusi normal

dan apabila lebih besar atau sama dengan chi kuadrat tabel tabel

maka data berdistribusi tidak normal.Adapun rumus dasar chi

kuadrat adalah
48

X2 = ¿ ¿

Sumber : (Sugiyono 2014:107)

Keterangan :

x 2 = chi kuadrat

f 0= frekuensi/jumlah data hasil observasi

f h = frekuensi/jumlah yang diharapkan (presentase luas tiap

bidang dikalikan dengan n

f 0- f h = selisih data f 0 dengan f h

b. Uji Homognitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.

Dan bermaksud untuk melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian.

Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan Uji Fisher (F)

dengan rumus (Sugiyono : 2014)

VarianTerbesar
F=
Varian Terkecil

Kriteria pengujiannya adalah

Apabilaharga F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel ( f h ≤ f t ¿ ,maka

H 0diterima dan H aditolak. H 0diterima berarti varians homogen. Begitu

juga sebaliknya. Hasil uji F digunakan sebagai dasar untuk menentapkan

Uji-t yang akan digunakan untu uji hipoitesis.

c. Uji Hipotesis
49

Untuk menguji hipotesis komparatif, teknik yang digunakan dapat

berbeda tergantung jenis datanya. Teknk statistik t-test adalah merupakan

teknik statistik yang digunakan untuk menguji kamparasi data ratio atau

interval. Terdapat dua alternatif rumus uji t yang akan digunakan dalam

menguji hipotesis, yaitupolled varians dan seperates varians. Polled

varians digunakan jika data yang akan diuji berdistribusi normal dan

homogen, tetapi jika data yang akan diuji tidak berdistribusi normal dan

tidak homogen maka diuji dengan separated varians. Rumusnya

(Sugiyono, 2015:138)

1. Separated Varians

x́1 −x́2
t=
s12 s 22
√ +
n1 n2

2. Polled Varians

x́ 1− x́ 2
t=
2 2
( n 1−1 ) s 1 +(n1−1) s 2 1
√ n1 +n2−2 ( n − n1 )
1 2

Keterangan

x́ 1 = rata-rata hasil belajar PPKn yang menggunakan pendekatan model

pembelajaran kooperatif tipe think paiar share

x́ 2 = rata-rata hasil belajar PPKn yang tidak menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe think paiar share


50

s12 = varian total kelompok yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe think paiar share

s22 = varian total kelompok yang tidak menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe think paiar share

n1 = banyaknya sampel kelompok yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe think paiar share

n2 = banyaknya sampel kelompok yang tidak menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share

Nilai t hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan nilai t

tabel pada ataraf signifikan 5%. Pada uji satu pihak dengan ketentuan uji

pihak kiri dengan H 0berbunyi “lebih besar ata sama deng (≥)” maka jika

harga t hitung≥t tabelmaka H 0 diterima dan H a ditolak. Sedangkan uji pihak

kanan dengan H 0 berbunyi”lebih kecil atau sama dengan (≤)” maka jika

harga t hitung ≤ t tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak. Untuk uji dua pihak

jika t hitung ≤ t tabel , maka H 0 diterima dan H a ditolak. Begitu juga sebaliknya,

H 0 ditolak dan H a diterima jika t hitung>t tabel.


51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 LABUAPI yang terletak di

Desa Prampuan, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.

Penelitian ini dilasanakan pada tanggal 14 september sampai 2 Oktober

2019. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 LABUAPI

yang terdiri dari 4 kelas. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas

VIII-A yang berjumlah sebagai kelas ekperimen dan siswa kelas VIII-C

sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik purposive random sampling.

B. Deskripsi Data Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya

item soal yag akan digunakan. Berdasarkan uji coba instrumen yang

telah dilaksanakan dengan jumlah peserta uji coba, N= 26 dan taraf

signifikan 5% di dapat r tabel = 0,338. Jadi item soal dikatakan valid

jika r hitung >r tabel . Adapun hasil dari uji coba instrumen pada kelas IX A
52

diperoleh soal yang dinyatakan valid sebanyak 21 soal. Dan soal yang

tidak valid sebanyak 29 soal. (terlampir).

2. Uji Reliabilitas

Butir soal instrumen yang telah lolos uji validitas selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

konsistensi jawaban instrumen. Instrumen yang baik secara akurat

memiliki jawaban yang konsisten untuk kapanpun insrumen itu

disajikan. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas 21 butir soal

diperoleh r 11 = 0,875 danr tabel = 0,388. Maka dapat disimpulkan bahwa

soal tersebut merupakan soal yang reliabel dan termasuk dalam

kategori tinggi. (terlampir)

3. Daya Beda

Uji daya beda dilakukan dengan analisis daya pembeda yang

bertujuan untuk menguji kemampuan siswa dalam membedakan

antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang

memiliki kemampuan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat arikunto

(2006) yaitu daya pembeda sebagai kemampuan soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dan siswa

yang kurang pandai (kemampuan rendah). Dari hasil perhitungan

diperoleh 8 soal baik sekali, 1 soal cukup, 11 sal baik, dan 1 soal jelek.

4. Tingkat Kesukaran
53

Taraf kesukaran merupakan tahap untuk mengetahui apakah

suatu soal tergolong mudah atau sukar. Uji tingkat kesukaran soal

dianalisis menggunakan indeks kesukaran (P). Peneliti menguji

tingkat kesukaran soal untuk melihat tingkat kesukaran soal yang telah

dibuat.Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diproleh maka

semakin mudah soal. Sedangan semakin kecil indeks tingkat

kesukaran yang diperoleh maka semakin sulit soal tersebut. Dari hasil

analisis diperoleh 4 soal yang berkriteria sangat sukar dengan katagori

tingkat kesukaran 0 - 20, 8 soal sukar dengan katagori tingkat

kesukaran 21 - 40, dan 9 sedang dengan katagori tingkat kesukaran

41-70.

Uji tingkat kesukaran hanya dilakukan pada soal yang sudah

dinyatakan valid dalam uji reliabilitas. Hal ini karena hanya soal yang

sudah dinyatakan valid pada uji validitas yang bisa digunakan dalam

penelitian agar dapat mengukur hasil beajar siswa. Kemudian soal

yang memiliki katagori tingkat kesukaran sangat sukar dan sangat

mudah tidak bisa digunakan untuk mengukur hasil belajar.

C. Deskripsi Data Hasil Pre Test Dan Post Test

Sebelum diberika perlakuan, kelas kontrol dan kelas ekperimen

diberikan tes awal atau pre test terlebih dahulu untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Hasil belajar siswa terlihat melalui skor test awal

atau pre test sebelum diberikan perlakuan. Penelitian ini dilasanakan dari

tanggal 14 september sampai 2 oktober 2019 di SMPN 2 LABUAPI dan


54

dilakukan pada semester ganjil atahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini

dilakukan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan siswa pada kelas

VIII di SMPN 2 LABUAPI. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar pengetahuan siswa adalah tes pilihan ganda. Data dalam penelitian

ini berupa data hasil pre test dan post test. Berdasarkan data hasil pre test

kelas eksperimen yang diikuti oleh 26 siswa diperoleh jumlah nilai kelas

eksperimen sebesar 1132 dengan rata-rata 43,53. Sedangkan data hasil

post test kelas eksperimen yang diikuti oleh 26 siswa diperoleh jumlah

nilai 1472 dengan rata-rata 56,16.

Kemudian Berdasarkan data hasil pre test kelas kontrol yang

diikuti oleh 26 orang siswa diperoleh jumlah nilai sebesar 1306 dengan

rata-rata 50, Sedangkan data hasil post test kelas kontrol yang diikuti oleh

22 siswa diperoleh jumlah nilai 1094 dengan rata-rata 49,72. Sebagai

perbandingan setelah diberikan perlakuan, pada akhir pembelajaran

diberikan tes ahir (post test) dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar

pengetahuan siswa setelah mendapatkan materi pelajaran.Berdasarkan

hasil penelitian terdapat perbedaan hasil tes awal dengan hasil tes akhir

siswa kedua kelompok sampel. Sebelum diberikan perlakuan, nilai awal

kelas eksperimen memeiliki nilai rata-rata 43,53 dengan nilai tertinggi 76

dan nilai terendah 18. Sedangkan kelas kontrol memiliki nilai rata rata 50

dengan nilai tertinggi 71 dan terendah 35. Berdasarkan nilai tes ahir pada

kedua kelompok sampel diatas mengalami perbedaan. Nilai-nilai tes akhir

pada pada kelas kesperimen memiliki nilai rata rata 56,16 dengan nilai
55

tertinggi 76 dan nilai terendah 41. Terdapat 12 orang siswa mendapat nilai

kurang dengan rentang nilai <55. 11 orang siswa mendapat nilai cukup

dengan renang nilai 56-70, dan 3 orang mendapat nilai baik dengan

rentang nilai 71-85. Sedangkan kelas kontrol memiliki nilai rata rata 49,72

dengan nilai tertinggi 71 dan nilai terendah 35.

Tabel 4.Skor Test Awal (Pre Test) Pada Kelas Eksperimen

NILAI PRE TEST SISWA KELAS EKSPERIMEN

NO NAMA
1 ALFARIZIE ARYAN
2 CRISTI INEKE P
3 ERNAWATI
4 FAEZAL
5 FAHRUR ROZI
6 FINDI YARLIN BILLIAN
7 FITRIANI
8 HIKMAH
9 I MADE SATIE REGEG
10 ISKA MAYANI
11 ISROQ RAHMAN
12 M.HILKAM PUTRA.M
13 M.SUHARDI
14 MAISA ZAHWA NABILA P
15 NANIK FARHANI
16 MUNIZAM
17 NAZIRAH QURBI.S
18 NI NENGAH DEWI ARTINI
19 NIDAUL QOLBI
20 NURUL HIDAYAH
21 RAMDAN ANSORI
22 SARMIN
23 SRI AYU NINGSIH
24 TEGAR RIZKY
25 YULIANA
56

Tabel 5. Skor Test Akhir (Post Test) Pada Kelas Eksperimen

NILAI PRE TEST SISWA KELAS EKSPERIMEN

NO NAMA
1 ALFARIZIE ARYAN
2 CRISTI INEKE P
3 ERNAWATI
4 FAEZAL
5 FAHRUR ROZI
6 FINDI YARLIN BILLIAN
7 FITRIANI
8 HIKMAH
9 I MADE SATIE REGEG
10 ISKA MAYANI
11 ISROQ RAHMAN
12 M.HILKAM PUTRA.M
13 M.SUHARDI
14 MAISA ZAHWA NABILA P
15 NANIK FARHANI
16 MUNIZAM
17 NAZIRAH QURBI.S
18 NI NENGAH DEWI ARTINI
19 NIDAUL QOLBI
20 NURUL HIDAYAH
21 RAMDAN ANSORI
22 SARMIN
23 SRI AYU NINGSIH
24 TEGAR RIZKY
25 YULIANA
57

Tabel 6. Skor Test Awal (Pre Test) Pada Kelas Kontrol

NILAI PRE TEST SISWA KELAS EKSPERIMEN

NO NAMA
1 ALFARIZIE ARYAN
2 CRISTI INEKE P
3 ERNAWATI
4 FAEZAL
5 FAHRUR ROZI
6 FINDI YARLIN BILLIAN
7 FITRIANI
8 HIKMAH
9 I MADE SATIE REGEG
10 ISKA MAYANI
11 ISROQ RAHMAN
12 M.HILKAM PUTRA.M
13 M.SUHARDI
14 MAISA ZAHWA NABILA P
15 NANIK FARHANI
16 MUNIZAM
17 NAZIRAH QURBI.S
18 NI NENGAH DEWI ARTINI
19 NIDAUL QOLBI
20 NURUL HIDAYAH
21 RAMDAN ANSORI
22 SARMIN
23 SRI AYU NINGSIH
24 TEGAR RIZKY
25 YULIANA
58

Tabel 7. Skor Test Akhir (Post Test) Pada Kelas Kontrol

NILAI PRE TEST SISWA KELAS EKSPERIMEN

NO NAMA
1 ALFARIZIE ARYAN
2 CRISTI INEKE P
3 ERNAWATI
4 FAEZAL
5 FAHRUR ROZI
6 FINDI YARLIN BILLIAN
7 FITRIANI
8 HIKMAH
9 I MADE SATIE REGEG
10 ISKA MAYANI
11 ISROQ RAHMAN
12 M.HILKAM PUTRA.M
13 M.SUHARDI
14 MAISA ZAHWA NABILA P
15 NANIK FARHANI
16 MUNIZAM
17 NAZIRAH QURBI.S
18 NI NENGAH DEWI ARTINI
19 NIDAUL QOLBI
20 NURUL HIDAYAH
21 RAMDAN ANSORI

D. HASIL UJI PRASYARAT ATAU ANALISIS DATA

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji

prasayarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan homogenitas. Uji

prasyarat analisis merupakan langkah yang dilakukan peneliti dalam


59

menganalsis data yang sudah terkumpul setelah melakukan penelitian.

Selain itu uji prasyarat dilakukan sebagai syarat untuk melakukan uji

hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh model

pembelajaran koperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar

pngetahuan siswa. Berikut adalah uji prasyarat analsis yang menggunkana

uji normalitas dan homogenitas data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada

dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak, pengujiann data pada penelitian ini

menggunakan ch kuadrat ( X 2 ¿dengan cara membandingkan kurva

normal baku standar. Adapun data hasil uji normalitas tes akhir

masing-masing kelas sampel yang dianalisis dimana kelas ekperimen

memperoleh nilai X 2 hitung = 80,8 dan kelas kontrol memperoleh nilai

X 2 hitung 168,6. Dengan X 2 tabel = 11,070 dengan taraf signifikan 5%

dan dk = banyak kelas-1. Dk =6-1=5. Berdasarkan atas kriteria yang

menyatakan jika X 2 hitung< X 2 tabel maka data tersebut berdistribusi

normal, begitupula sebaliknya. Jadi dari perhitungan yang dipaparkan.

Pada kelas ekperimen dengan X 2 hitung 80,8> X 2 tabel 11,070. Maka

distribusi data nilai post test eksperimen tersebut dinyatakan

berdistribusi tidak normal. Kemudian Pada kelas kontrol dengan X 2

hitung 168,6> X 2 tabel 11,070. Maka distribusi data nilai post test

kontrol tersebut dinyatakan berdistribusi tidak normal.


60

Tabel 8. Uji Normalitas Data Akhir Siswa Kelas Eksperimen

Tabel Penolong Uji Normalitas Data Kelas Ekperimen

INTERVA

L f0 fh f 0- f h ( f 0-f h ¿ 2 ¿¿
41 47 8 0,7 7,3 53,29 76,12857
48 54 4 3,5 0,5 0,25 0,071429
56 62 8 8,8 -0,8 0,64 0,072727
63 69 3 8,8 -5,8 33,64 3,822727
70 76 3 4 -0,5 0,25 0,071429
77 83 0 0,7 -0,7 0,49 0,7
Jumlah 26 26     80,86688
80,

X2 8

Tabel 9. Uji Normalitas Akhir Siswa Kelas Kontrol

Tabel Penolong Uji Normalitas Data Kelas Kontrol

INTERVA

L f0 fh f 0- f h ( f 0-f h ¿ 2 ¿¿
35 41 9 0,5 8,5 72,25 144,5
42 48 5 3 2 4 1,333333
49 55 3 7,5 -4,5 20,25 2,7
56 62 0 7,5 -7,5 56,25 7,5
63 69 2 3 -1 1 0,333333
70 76 3 0,5 2,5 6,25 12,5
Jumlah 22 22     168,8667
 168,

X2 8
61

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kemlompok kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians

yang sama (homogen) atau tidak. Data yang homogen diperoleh dari

hasil perhitungan dengan menggunakan uji-F dari hasil perhitungan

diperoleh F-hitung = 47,011 dan F-tabel = 2,00. Berdasarkan atas

kriteria yang menyatakan jika F-hitung < F-tabel maka data tersebut

homogen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut

tidak homogen karena F-hitung = 47,011 > F-tabel = 2,00.

Tabel 10. Uji Homogenitas Data Akhir Siswa

Varian Taraf f- f- kesimpulan

signifikan hitung tabel


eksperimen kontrol 5% 47,01 2,00 Tidak
83,006 130,02 homogen

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar

pengetahuan siswa. Setelah melakukan uji normalitas dan


62

homogenitas sampel dari data hasil post test, diketahui bahwa siswa

dari kedua sampel berdistribusi tidak normal dan memiliki varians

yang homogen.

Berdasarkan petunjuk untuk memilih rumus t test, peneliti

memakai rumus t test separated varians. Berdasarkan data diatas,

bahwa bila jumlah n1≠ n2 dan varians tidak homogen, maka dapat

digunaakan rumus t test seprated varians. Untuk mengetahui t sebagai

pengganti harga t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk =

n-1 dan dk n2-1, dibagi dua dan kemudian ditambah dengan harga t

yang terkecil. n1= 26; berarti dk = 25 maka harga t tabel = 2,080, n2=

22; berati dk = 21 maka harga t tabel =2,060.

Jadi harga t-tabel yang digunakan adalah

2,080−2,060 0,02
= = 0,01. Selanjutnya ditambah dengn
2 2

harga t yang terkecil. jadi 0,01+2,060 = 2,070

Tabel 11. Data Hasil Analisis Uji Hipotesis

Kelas N x́ s2 t hitung t tabel

eksperime 26 56,615 83,00 2,283 2,070

n 6
Kontrol 22 49,727 130,0

Dari hasil penelitian diperoleh nilai thitung = 2,283 dan t tabel

= 2,070 dengan taraf signifikan 5% berdasarkan kriteria yang


63

menyatakan jika t hitung>t tabel maka dapat disumpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dari hasil analisis diperoleh

t hitung>t tabel yaitu 2,283 > 2,070. Sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.

Artinya hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini yaitu

ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

terhadap hasil belajar pengetahuan siswa kelas VIII pada mata

pelajaran PPKn di SMPN 2 LABUAPI diterima.

BAB V

PEMBAHASAN
64

Penelitian Quasi Eksperiment yang yang digunakan dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Shareterhadap hasil belajar pengetahuan siswa kelas VIII pada mata

pelajaran PPKn di SMPN 2 LABUAPI. Dalam penelitian ini digunakan dua

kelompok sampel yang dipilih dari empat kelas, yaitu kelas VIII A dan VIII C

sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen menenrima

perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

Sedangkansiswa kelas kontrol menerima perlakuan berupa pembelajaran

konvensional atau ceramah saja yang biasa dilakukan oleh guru.

Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar pengetahuan siswa dalam

mata pelajaran PPKn dengan menggunakan instrumen soal berupa soal pilihan

ganda pada mata pelajaran PPKn materi “Pancasila sebagai dasar Negara dan

pandangan hidup bangsa”. Sebelum menerima perlakuan, kelas eksperimen dan

kelas kontrol diberikan pre test atau tes awal terlebih dahulu untuk melihat

kemampuan awal siswa dari kedua kelompok tersebut. Data hasil penelitian

menunjukkan bahwa tes awal tau pre test, diperoleh rata-rata nilai kelas

eksperimen 43,53 dan kelas kontrol yaitu 50. Kemudian setelah diberikan

perlakuan, data dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan hasil

belajar. Data hasil menunjukan bahwa tes akhir atau post test, diperoleh rata-rata

nilai kelas eksperimen 56,16 dan kelas kontrol 49,72. Hal ini menunjukan bahwa

post test kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai kelas kontrol. Dapat disimpulkan

bahwa kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share lebih efektif dibandingkan dengan yang toidak diberikan perlakuan.


65

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini

mngarah kepada hasil belajar siswa. Seperti yang diungkapkan Ibrahim,dkk

(2000) dalam Trianto menyatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif

mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keberagaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Trianto,2007:44).

Pada saat pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif dalam kegiatan

belajar dengan kegiatan berfikir, diskusi secara berpasangan dengan teman

sebangku dan kemudian mempresentasikan hasil pemikirannya di depan kelas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Arends (1997) dalam Trianto menyatakan bahwa

Think Pair Share merupakan suatau cara yang efektif untuk membuat suatu

variasi suasana pola diskusi kelas (Trianto,2007:61).

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa kelas eksperimen jauh

lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis yang

menunjukan bahwa t hitung>t tabel. Sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Sehingga

berdasarkan hasil perhitungan bahwa diperoleh t-hitung = 2,283 > t-tabel = 2,07

Maka Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwaada pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar

pengetahuan siswa kelas VIII pada mata pelajaran PPKn di SMPN 2 LABUAPI.

Hasil peneliian ini didukung oleh penelitian terdahulu diantaranya oleh

Ismayasari (2017) menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di

SMPN 2 MATARAM. Hasil kajian lain dari jurnal Utami (2011) menunjukan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe


66

Think Pair Share dapat meningkatkan kualitas proses dan hasul belajar siswa.

Sohimin (2016) dalam Ismayasari menjelaskan bahwa: 1) Think Pair Share

mudah diterapkan di berbagaai jenjang pendidikan dalam setiap kesempatan, 2)

menyediakan waktu berfikir untuk meningkatkan kualitas respons siswa, 3) siswa

menjadi lebih aktif dalam berfikir mengenai konsep dalam mata pelajaran, 4)

siswa lebih memaahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi, 5) siswa

dapat belajar dari siswa lain, 6) setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai

kesempatan untuk berbaagi atau menyampaikan lagi (Ismayasari,2017:8).

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
67

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperaif tipe Think Pair Share berjalan

dengan baik. Dari 11 langkah kegiatan dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Shareyaitu 3 langkah pada

kegiatan awal, 6 langkah pada kegiatan inti dan 2 langkah pada kegiatan

akhir , 8 langkah berjalan dengan baik.

2. Hasil belajar siswa kelas eksperimen dapat dilihat dari hasil Post Test

yaitu 12 orang siswa mendapat nilai kurang dengan rentang nilai <55. 11

orang siswa mendapat nilai cukup dengan renang nilai 56-70. 3 orang

mendapat nilai baik dengan rentang nilai 71-85

3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam rangkan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil

belajar pengetahuan siswa kelas VIII pada mata pelajaran PPKn. Maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil perhitungan pengujian hipotesis

dengan uji t pada kelas VIII A dan VIII C sebagai kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Diperoleh t-hitung = 2,382 dan t-tabel = 2,070 dengan

taraf signifikan 5%. Sehingga nilai t-hitung = 0,382 > t-tabel = 2,070.

Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alernatif diiterima yang berarti

bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Shareterhadap hasil belajar pengetahuan siswa kelas VIII pada mata

pelajaran PPKn di SMPN 2 Labuapi

B. Saran
68

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan berhubungan dengan

hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi guru

Semangat belajar siswa tergantung pada bagaimana seorang guru

dapat membangun suasana di dalam kelas. Oleh karena itu sudah seharusnya

guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik siswa. Dalam hal ini penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share berpengaruh terhadap hasil belajar

pengetahuan siswa. Sehingga guru dapat menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share ini untuk meningkatkan hasil belajar

pengetahuan siswa.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya

yang akan melakukan penelitian terkait dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Bandung: PT.Rineka Cipta
69

Daryono, dkk. 2008 . Pengantar Pendidikan Pancasaila Dan Kewarganegaraan.


Jakarta : Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar.2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara

Hermawati, Lia. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think


Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem
Reproduksi Manusia. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.


Bandung: Alfabeta.

Ismayasari, Oktaviyana. 2017. Pengaruh Pembelajaran Kombinasi Think Pair


Share Dan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa
Pada Mata Pelajaran PPKn di SMPN 2 MATARAM. Universitas
mataram : Skirpsi Tidak Diterbitkan.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta :
Rajawali Pers

Lapono, Nabisi. dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional

Lestari, Eva Indah. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take
And Give Berbantuan Media Grafis Terhadap Hasil Beajar Kognitif Siswa
Kelas VII Pada Mata Pelajaran PPKn Di Smpn 2 Kuripan. Universitas
mataram : Skirpsi Tidak Diterbitkan.

Maslichah, Asy’Ari. 2006. Penerapan Pendekatan sains, Teknologi, Masyarakat


Dalam Pembelajaran Sains DI SD. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma

Permendiknas. No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Pendidikan Nasional


70

Prastowo, Andi. 2015. Pembelajaran Konstruktivistik-Scinetific Untuk


Pendidikan Agama Di Sekolah/Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Purwanto, M. Ngalim.2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda


Karya

Rachmawati dan Daryanto.2015. Teori Belajar Dan Proses Pembelajaran Yang


Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.

Riduwan .2013. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta

Rismawati, Eka. 2016. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Snowball Throwing Berbantuan Media Lks Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Di Smpn 2 Kuripan. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Universitas Mataram.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rhineka Cipta

Sudijono. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafinda Persada

Sudjana, Nana. 2004. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo

Sugiyono. 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.


Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2015. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suryadi, Asep. 2009. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Konstruktivismen


Terhadap Hasil belajar Sains Siswa MI Nurul Islamiyah Ciseeng Bogor.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras


71

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik


Jakarta: Prestasi Pustaka

Umar, Husein. 2014. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers

Utami, Budi. 2011. Penerapan Pendekatan Konstruktivis Melalui Pembelajaran


Think Pair Share (TPS) Dalam Kegiatan Study Untuk Meningkatkan
Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Strategi Belajar Mengajar. Jurnal
Inovasi Pendidikan Volume 12 Tahun 2011

UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wardoyo, Sigit Mangun. 2015. Pembelajaran Konstruktivisme Teori Dan


Aplikasi Pembelajaran Dalam Pembentukan Karakter. Bandung. Alfabeta

Yanti, Lelei. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pai
Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Kubus Dan Balok
Di Kelas VIII MTs AL-JIHAD MEDAN. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan

Yusuf, A. Muri. 2015. Assesmen Dan Evaluasi Pendidikan:Pilar Penyedia


Informasi Dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta:
Kencana
72

LAMPIRAN LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP Negeri2 Labuapi


Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (P P K n)
73

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup


Pokok Bahasan :
bangsa
Semester Ganjil 2019/2020
Kelas VIII
Alokasi Waktu : 3X 40 Menit

A. Kompetensi Dasar
Menelaah Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses belajar mengajar siswa mampu
1. Menelaah Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
2. Menyaji hasil telaah Pancasila sebagai dasar negara danpan dangan
hidup bangsa
3. Menghargai dan mengembangkan sikap yang mencerminkan nilai-
nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator


3.1 Menelaah Pancasila 3.1.1Menjelaskan arti kedudukan Pancasila bagi
sebagai dasar negara bangsa dan negara indonesia
dan pandangan hidup 3.1.2 Menjelaskan fungsi Pancasila bagi bangsa
bangsa dan negara indonesia
3.1.3 Menjelaskan makna Pancasila sebagai dasar
negara
3.1.4 Menjelaskan makna Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa
3.1.5 Menjelaskan arti penting Pancasila sebagai
74

dasar negara
3.1.6 Menjelaskan arti penting Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa
3.1.7 Menjelaskan nilai nilai Pancasila sebagai
dasar negara
3.1.8 Menjelaskan nilai nilai Pancasila senagai
pandangan hidup bangsa
3.1.9 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila pertama
3.1.10 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila kedua
3.1.11 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila ketiga
3.1.12 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila keempat
3.1.13 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila kelima
Sikap Sosial Menjalin kerjasama antar anggota kelompok
Berkomunikasi dengan baik
Menghormati pendapat antar anggota
Sikap Religius Mengekspresikan sikap religius
Membina sikap jujur
Mengembangkan sikap toleran
Membina tanggungjawab
Keterampilan Menyajikan laporan menelaan sikap teladan tokoh
pendiri negara dalam kedudukan dan fungsinya
pada perumusan Pancasia
Melakukan gagasan nilai teladan tokoh pendiri
75

negara dalam kedudkan dan fungsinya pada


perumusan Pancasila

D. Materi Pembelajaran
1. Arti Kedudukan Dan Fungsi Pancasila
Istilah Pancasila dalam kehidupan kenegaraan dikenalkan
pertama kali oleh Ir. Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan KemerdekaanIndonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni
1945. Secara umum, fungsi dan peranan Pancasila menurut Tap MPR
No. III/ MPR/2000 tentang Sumber Hukum Nasional dan Tata Urutan
Perundangan dinyatakan bahwa Pancasila berfungsi sebagai dasar
negara. Hal ini mengandung maksud bahwa Pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara,
yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. fungsi dan peranan Pancasila sebelumnya telah
kita kenal sebagai sebagai berikut.
a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia Pancasila sebagai jiwa
bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam jiwa
Pancasila.
b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia Pancasila sebagai
pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi, yaitu sebagai hal yang
memberikan corak khas Bangsa Indonesia dan menjadi pembeda
yang membedakan bangsa kita dengan bangsa yang lain.
c. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Pancasila
sebagai sumber hukum berfungsi sebagai sumber hukum yang
mengatur segala hukum yang berlaku di Indonesia.
d. Pancasila sebagai perjanjian luhur Pancasila sebagai perjanjian
luhur telah berfungsi dan disepakati melalui sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945.
76

e. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia Pancasila


sebagai cita-cita bangsa memiliki fungsi, yaitu untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur.
f. Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
g. Pancasila sebagai moral pembangunan.
2. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa
a. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam alinea keempat
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara
yuridis-konstitusional sah,berlaku, dan mengikat seluruh lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara, tanpa
kecuali. Rumusan lengkap sila dalam Pancasila telah dimuat
dalam Instruksi Presiden RI Nomor 12 Tahun 1968 tanggal 13
April 1968 tentang Tata Urutan Dan Rumusan Dalam
Penulisan/Pembacaan/ Pengucapan Sila-Sila Pancasila,
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Peneguhan Pancasila
sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada Pembukaan, juga
dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang
Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai
Dasar Negara.
b. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pancasila dijadikan dasar untuk
mencapai tujuan negara sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
77

c. Arti Penting Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup


Bangsa
Pancasila sebagai dasar negara dibentuk setelah menyerap
berbagai pandangan yang berkembang secara demokratis dari
para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai pendiri negara Indonesia
merdeka. Apabila dasar negara Pancasila dihubungkan dengan
cita-cita negara dan tujuan negara, jadilah Pancasila ideologi
negara. Sejak disahkan secara konstitusional pada 18 Agustus
1945, Pancasila dapat dikatakan sebagai dasar negara, pandangan
hidup, ideologi negara dan ligatur (pemersatu) dalam peri
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.
3. Menyadari Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan
Hidup Bangsa Dalam Kehidupan Bernegara
a) Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandanan Hidup
Bangsa
Butir-butir nilai Pancasila dapat dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
mempertahankan Pancasila dapat dilakukan dengan
melaksanakan nilai-nilai Pancasila oleh setiap warga
negara Indonesia dalam kehidupan seharihari di
manapun berada.
E. Kegiatan proses pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode pembelajaran : Think Pair Share
3. Skenario pembelajaran

No. Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi


Pembelajaran waktu
1 Pendahuluan a. Memimpin do’a a. Berdo’a 2
b. Memeriksa b. Presensi 2
kehadiran siswa
78

2 Kegiatan Awal a. Menjelaskan sub a. Menyimak sub 4


indikator indikator yang akan
diberikan
b. Menyampaian tujuan b. Menyimak tujuan 4
pembelajaran pembelajaran
c. Melaksanakan c. Menjawab pretest 30
pretest
3 Kegaitan Inti a. Guru a. Menyimak 5
mempersiapkan gambaran umum
rancangan pelajaran materi pembelajaran
dengan membuat
skenario pembelajaran
(SP), lembar kerja
siswa (LKS) yang
sesuai dengan model
pembelajaran think
pair share
b. Guru memberikan b. Menjawab 15
tugas kepada siswa pertanyaan dari guru
yang berisi
pertanyaan, kemudian
diberikan waktu untuk
memikirkan
c. Guru meminta siswa c. Siswa secara 17
untuk berpasangan berpasangan
dengan teman berdiskusi
sebangkunya
mendiskusikan
jawaban yang telah
mereka jawab
79

d. Guru meminta d. Siswa secara 20


siswa secara berpasangan
berpasangan untuk mempersentasikan
memprsentasikan hasil hasil diskusi di depan
diskusi di depan kelas. kelas
e. Guru meberikan e. Siswa menerima 5
apresiasi berupa penghargaan yang
penambahan nilai diberikan
f. Guru kemberikan f. Menyimak 10
meluruskan jawaban kesimpulan dari guru
siswa dan
memberikan
kesimpulan

4 Kegiatan Ahir a. Guru bersama a. Siswa bersama 6


siswa merangkum guru merangkum
materi pembelajaran materi pembelajaran
b. Melaksanakan c. Mengerjakan 30
post test posttest

F. Alat Dan Sumber Belajar


1. Alat : Laptop, LCD Proyektor, dan sumber belajar
2. Sumber belajar
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2017. Edisi Revisi 2017 Buku GuruPendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2017 Edisi revisi 2017 . Buku Siswa. Pendidikan Pancasila dan
80

Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta : Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- Internet, terkait materi Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa
G. Alat Evaluasi
Prosedur : Tertulis
Instrument : Test
Soal : Terlampir
Kunci Jawaban : Terlampir
Pedoman Skoring :

N RentangSkore Mutu
o
1 85 - 100 A, BaikSekali
2 75 - 84 B,Baik
3 70 - 74 C,Cukup
4 65 - 69 D, Kurang
5 0 - 64 E, KurangSekali

Mengetahui: Mataram,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Dra.Sri Nirwana Ria Hermawati


81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Sekolah : SMP Negeri2 Labuapi


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (P P K n)
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
Pokok Bahasan :
bangsa
Semester Ganjil 2019/2020
Kelas VIII
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
82

H. Kompetensi Dasar
Menelaah Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses belajar mengajar siswa mampu
4. Memahami arti kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa
5. Memahami makna Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa
6. Memahami pentingya kedudukan dan fungsi Pancasila dalam
kehidupan bernegara
7. Memahami nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa
8. Mengidentifikasi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
J. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator


3.1 Menelaah Pancasila 3.1.1 Menjelaskan arti kedudukan Pancasila bagi
sebagai dasar negara bangsa dan negara indonesia
dan pandangan hidup 3.1.2 Menjelaskan fungsu Pancasila bagi bangsa
bangsa dan negara indonesia
3.1.3 Menjelaskan makna Pancasila sebagai dasar
negara
3.1.4 Menjelaskan makna Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa
3.1.5 Menjelaskan arti penting Pancasila sebagai
dasar negara
3.1.6 Menjelaskan arti penting Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa
3.1.7 Menjelaskan nilai nilai Pancasila sebagai
dasar negara
83

3.1.8 Menjelaskan nilai nilai Pancasila senagai


pandangan hidup bangsa
3.1.9 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila pertama
3.1.10 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila kedua
3.1.11 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila ketiga
3.1.12 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila keempat
3.1.13 Menguraikan contoh perilaku yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila pada sila kelima
Sikap Sosial Menjalin kerjasama antar anggota kelompok
Berkomunikasi dengan baik
Menghormati pendapat antar anggota
Sikap Religius Mengekspresikan sikap religius
Membina sikap juju
Mengembangkan sikap toleran
Membina tanggungjawab
Keterampilan Menyajikan laporan menelaan sikap teladan tokoh
pendiri negara dalam kedudukan dan fungsinya
pada perumusan Pancasia
Melakukan gagasan nilai teladan tokoh pendiri
negara dalam kedudkan dan fungsinya pada
perumusan Pancasila

K. Materi Pembelajaran
4. Arti kedudukan dan fungsi Pancasila
84

Istilah Pancasila dalam kehidupan kenegaraan dikenalkan pertama kali


oleh Ir. Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan KemerdekaanIndonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945.
Secara umum, fungsi dan peranan Pancasila menurut Tap MPR No.
III/ MPR/2000 tentang Sumber Hukum Nasional dan Tata Urutan
Perundangan dinyatakan bahwa Pancasila berfungsi sebagai dasar
negara. Hal ini mengandung maksud bahwa Pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara,
yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. fungsi dan peranan Pancasila sebelumnya telah
kita kenal sebagai sebagai berikut.
1) Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia Pancasila sebagai jiwa
bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam jiwa Pancasila.
2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia Pancasila sebagai
pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi, yaitu sebagai hal yang
memberikan corak khas Bangsa Indonesia dan menjadi pembeda yang
membedakan bangsa kita dengan bangsa yang lain.
3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Pancasila
sebagai sumber hukum berfungsi sebagai sumber hukum yang
mengatur segala hukum yang berlaku di Indonesia.
4) Pancasila sebagai perjanjian luhur Pancasila sebagai perjanjian
luhur telah berfungsi dan disepakati melalui sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945.
5) Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia Pancasila
sebagai cita-cita bangsa memiliki fungsi, yaitu untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur.
6) Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
7) Pancasila sebagai moral pembangunan.
5. Makna Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
d. Pancasila sebagai dasar negara
85

Rumusan Pancasila yang terdapat dalam alinea keempat


Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara
yuridis-konstitusional sah,berlaku, dan mengikat seluruh lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara, tanpa
kecuali. Rumusan lengkap sila dalam Pancasila telah dimuat
dalam Instruksi Presiden RI Nomor 12 Tahun 1968 tanggal 13
April 1968 tentang Tata Urutan Dan Rumusan Dalam
Penulisan/Pembacaan/ Pengucapan Sila-Sila Pancasila,
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Peneguhan Pancasila
sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada Pembukaan, juga
dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang
Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai
Dasar Negara.
e. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pancasila dijadikan dasar untuk
mencapai tujuan negara sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
f. Arti penting pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
Pancasila sebagai dasar negara dibentuk setelah menyerap
berbagai pandangan yang berkembang secara demokratis dari
para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai pendiri negara Indonesia
merdeka. Apabila dasar negara Pancasila dihubungkan dengan
cita-cita negara dan tujuan negara, jadilah Pancasila ideologi
negara. Sejak disahkan secara konstitusional pada 18 Agustus
1945, Pancasila dapat dikatakan sebagai dasar negara, pandangan
86

hidup, ideologi negara dan ligatur (pemersatu) dalam peri


kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.
6. Menyadari pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa dalam kehidupan bernegara
b) Nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
Butir-butir nilai Pancasila dapat dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, mempertahankan
Pancasila dapat dilakukan dengan melaksanakan nilai-nilai
Pancasila oleh setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan
sehari hari di manapun berada.
L. Kegiatan proses pembelajaran
4. Pendekatan : Konvensional
5. Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab
6. Skenario pembelajaran

No. Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi


Pembelajaran waktu
1 Pendahuluan a. Memimpin do’a a. Berdo’a 3
b. Memeriksa b. Presensi 2
kehadiran siswa
2 Kegiatan Awal a. Menjelaskan sub a. Menyimak sub 3
indikator indikator yang akan
diberikan
b. Menyampaian tujuan b. Menyimak tujuan 2
pembelajaran pembelajaran
87

3 Kegaitan Inti a. guru a. Menyimak 5


menyampaiakan gambaran umum
gambaran umum materi pembelajaran
materi pembelajaran
b. Menanyakan arti b. Menjawab 15
kedudukan Pancasila pertanyaan dari guru
sebagai dasar negara
dan pandangan hidup
bangsa
c. Guru menugaskan c. Siswa membaca 15
siswa untuk membaca buku teks
buku teks tentang arti
kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara
dan pandangan hidup
bangsa
d. Guru menayakan d. Menjawab 10
arti kedudukan pertanyaan arti
Pancasila sebagai kedudukan Pancasila
dasar negara dan sebagai dasar negara
pandangan hidup dan pandangan
bangsa hidup bangsa
e. Guru menanyakan e. Menjawab 10
makna Pancasila pertanyaan makna
sebagai dasar negara Pancasila sebagai
dan pandangan hidup dasar negara dan
bangsa pandangan hidup
bangsa
f. guru menuntun f. mengkaji 10
siswa mengkaji pentingnya
88

pentingnya kedudukan kedudukan dan


dan fungsi Pancasila fungsi Pancasila
dalam kehidupan dalam kehidupan
bernegara bernegara
g. Menanyakan g. menjawab 5
perilaku yang sesuai pertanyaan perilaku
dengan sila-sila yang sesuai dengan
Pancasila sila-sila Pancasila

4 Kegiatan Ahir a. Guru bersama siswa a. Siswa bersama 5


merangkum materi guru merangkum
pembelajaran materi pembelajaran
b. Melaksanakan post c. Mengerjakan Test 30
test

M. Alat Dan Sumber Belajar


3. Alat : Laptop, LCD Proyektor, dan sumber belajar
4. Sumber belajar
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2017. Edisi Revisi 2017 Buku GuruPendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2017 Edisi revisi 2017 . Buku Siswa. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- Internet, terkait materiPancasilasebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa
N. Alat Evaluasi
Prosedur : Tertulis
89

Instrument : Test
Soal : Terlampir
Kunci Jawaban : Terlampir
Pedoman Skoring :

N RentangSkore Mutu
o
1 85 - 100 A , BaikSekali
2 75 - 84 B, Baik
3 70 - 74 C, Cukup
4 65 - 69 D, Kurang
5 0 - 64 E, KurangSekali

Mengetahui: Mataram,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Dra.Sri Nirwana Ria Hermawati


90

I. IDENTITAS
SEKOLAH : SMPN 2 LABUAPI
MATA PELAJARAN: PPKn
Kelas/semester : VIII/1
Alokasi waktu : 3x40menit
Pertemuan :I
II. KOMPETENSI DASAR
- Menjelaskan arti kedudukan Pancasila bagi bangsa dan Negara
Indonesia
- Menjelaskan fungsi Pancasila bagi bangsa dan Negara
Indonesia
- Menjelaskan makna Pancasila sebagai dasar negara
- Menjelaskan makna Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa
III.PETUNJUK TUGAS
 Siswa memikirkan memikirkan jawaban yang diberikan guru
 Siswa bersama teman sebangku mendiskusikan jawaban
 Setelah siswa berdiskusi, pasangan yang ditujuk oleh guru
akan mempresentasikan jawaban di depan kelas
IV. RINGKASAN MATERI
91

1. Arti kedudukan dan fungsi Pancasila


Istilah Pancasila dalam kehidupan kenegaraan dikenalkan
pertama kali oleh Ir. Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan KemerdekaanIndonesia (BPUPKI)
tanggal 1 Juni 1945. Secara umum, fungsi dan peranan
Pancasila menurut Tap MPR No. III/ MPR/2000 tentang
Sumber Hukum Nasional dan Tata Urutan Perundangan
dinyatakan bahwa Pancasila berfungsi sebagai dasar negara.
Hal ini mengandung maksud bahwa Pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan
negara, yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan. fungsi dan peranan
Pancasila sebelumnya telah kita kenal sebagai sebagai berikut.
a) Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia Pancasila sebagai
jiwa bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam
jiwa Pancasila.
b) Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia Pancasila
sebagai pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi, yaitu
sebagai hal yang memberikan corak khas Bangsa Indonesia
dan menjadi pembeda yang membedakan bangsa kita
dengan bangsa yang lain.
c) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
Pancasila sebagai sumber hukum berfungsi sebagai sumber
hukum yang mengatur segala hukum yang berlaku di
Indonesia.
d) Pancasila sebagai perjanjian luhur Pancasila sebagai
perjanjian luhur telah berfungsi dan disepakati melalui
sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18
Agustus 1945.
92

e) Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia


Pancasila sebagai cita-cita bangsa memiliki fungsi, yaitu
untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
f) Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
g) Pancasila sebagai moral pembangunan.
2. Makna Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
a. Pancasila sebagai dasar Negara
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam alinea
keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 secara yuridis-konstitusional sah,berlaku, dan
mengikat seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat,
dan setiap warga negara, tanpa kecuali. Rumusan lengkap
sila dalam Pancasila telah dimuat dalam Instruksi Presiden
RI Nomor 12 Tahun 1968 tanggal 13 April 1968 tentang
Tata Urutan Dan Rumusan Dalam Penulisan/Pembacaan/
Pengucapan Sila-Sila Pancasila, sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Peneguhan Pancasila sebagai dasar
negara sebagaimana terdapat pada Pembukaan, juga dimuat
dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang
Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
b. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pancasila dijadikan dasar untuk
93

mencapai tujuan negara sebagaimana yang tercantum dalam


Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
V. TUGAS
Tirto.id – Demo mahasiwa berlanjut di jakarta dengan melibatkan
ribuan massa pada selasa 24/92019. Selain menolak bebrapa
rancangan, dua isu yang menjadi sorootan utama demo mahasiswa
di semua kota ialah RUU KUHP dan UU KPK yang baru (hasil
revisi). Beberapa pasal kontroversial RUU KUHP adalah sebagai
berikut
 Suami perkosa isteri sendiri dipenjara 12 tahun
 Pengkritik presiden dipenjara 6 bulan
 jelaskan mengapa para mahasiswa menentang RUU
KUHP?

VI. IDENTITAS
SEKOLAH : SMPN 2 LABUAPI
MATA PELAJARAN: PPKn
Kelas/semester : VIII/1
Alokasi waktu : 3x40menit
Pertemuan : II
VII. KOMPETENSI DASAR
- Menjelaskan arti penting Pancasila sebagai dasar negara
- Menjelaskan arti penting Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa
- Menjelaskan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
- Menjelaskan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa
- Memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila pada sila pertama
94

- Memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai


Pancasila pada sila kedua
- Memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila pada sila ketiga
- Memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila pada sila keempat
- Memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila pada sila kelima
VIII. PETUNJUK TUGAS
 Siswa memikirkan memikirkan jawaban yang diberikan guru
 Siswa bersama teman sebangku mendiskusikan jawaban
 Setelah siswa berdiskusi, pasangan yang ditujuk oleh guru
akan mempresentasikan jawaban di depan kelas
IX. RINGKASAN MATERI
1. Arti penting Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa
Pancasila sebagai dasar negara dibentuk setelah
menyerap berbagai pandangan yang berkembang secara
demokratis dari para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai
pendiri negara Indonesia merdeka. Apabila dasar negara
Pancasila dihubungkan dengan cita-cita negara dan tujuan
negara, jadilah Pancasila ideologi negara. Sejak disahkan
secara konstitusional pada 18 Agustus 1945, Pancasila dapat
dikatakan sebagai dasar negara, pandangan hidup, ideologi
negara dan ligatur (pemersatu) dalam peri kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandanan
hidup bangsa
Butir-butir nilai Pancasila dapat dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
mempertahankan Pancasila dapat dilakukan
95

dengan melaksanakan nilai-nilai Pancasila oleh


setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan
sehari hari di manapun berada.
3. Perilaku yang sesuai dengan sila pertama
- Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai
ajaran agama yang dianut masing-masing
- Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut
masing-masing
- Saling menghormati antarumat beragama
- Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain
4. Perilaku yang sesuai dengan sila kedua
- Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan suku,
agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat
pendidikan
- Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan
- Membela kebenaran dan keadilan
- Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban
yang sama
- Tidak melakukan diskriminatif
5. Perilaku yang sesuai dengan sila ketiga
- Cinta pada tanah air dan bangsa
- Menjaga nama baik bangsa dan Negara
- Tidak membangga banggakan bangsa lain dan
merendahkan bangsa sendiri
- Ikut serta dalam ketertiban dunia
- Menjunjung tinggi persatuan bangsa
- Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
6. Perilaku yang sesuai dengan sila keempat
- Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam menyelesaikan masalah
96

- Tidak memaksakan kehendak pada orang lain


- Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan
Negara
- Menghormati hasil musyawarah
- Ikut serta dalam pemilihan umum
7. Perilaku yang sesuai dengan sila kelima
- Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan
- Menghargai hasil karya orang lain
- Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
- Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan
- Menghormati hak dan kewajiban orang lain
X. TUGAS
 Jika dalam suatu musyawarah terdapat perbedaan pendapat,
maka apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai
mufakat?
 Suatu hari guru anda meminta tolong untuk membeli
sesuatu, maka apakah anda akan meminta imbalan atas
pekerjaan tersebut. Jika amda ya apa alasannya dan jika
tidak apa alasanya?
97

LAMPIRAN 2

HASIL UJI COBA INSTRUMEN

1. HASIL UJI VALIDITAS

NO N X Y XY X2 Y2
1 26 0 4 0 0 16
2 26 1 14 14 1 196
3 26 1 10 10 1 100
4 26 1 14 14 1 196
5 26 1 17 17 1 289
6 26 1 23 23 1 529
7 26 1 11 11 1 121
8 26 1 13 13 1 169
9 26 0 18 0 0 324
10 26 1 12 12 1 144
11 26 1 18 18 1 324
12 26 0 11 0 0 121
13 26 1 4 4 1 16
14 26 1 12 12 1 144
15 26 1 11 11 1 121
16 26 1 16 16 1 256
17 26 0 11 0 0 121
18 26 0 27 0 0 729
19 26 1 10 10 1 100
98

20 26 1 18 18 1 324
21 26 0 9 0 0 81
22 26 1 25 25 1 625
23 26 0 17 0 0 289
24 26 1 18 18 1 324
25 26 1 15 15 1 225
26 26 1 6 6 1 36
  jumlah 19 364 267 19 5920

r N ∑ XY −( ∑ X )(∑ Y )
xy= ¿
2
√ {N ∑ X −( ∑ X ) }¿¿ ¿
2

( 26 X 267 )−( ( 19 ) ( 364 ) )


r xy =
√ ¿ ¿¿

5942−6916
r xy =
√(133)(¿ 21424) ¿
26
r xy =
√ 2849392
26
r xy =
1688,014
r xy =¿ 0,015403
R hitung = 0.0154

R tabel= 0.388

Item soal no.1 tidak valid. Selanjutnya perhitungan dibantu


dengan menggunakan microsoft exel

Kesimpulan

Status Soal No Soal Jumlah


Soal Tidak Valid 1,2,5,6,8,10,13,14,16,17, 29

19,20,21,24,29,30,32,33,

34,3537,39,43,45,46,48,49
Soal Valid 1,3,7,9,11,12,15,18,22,24, 21
99

27,28,31,36,38,40,41,42,44
,

47,50

2. HASIL UJI UJI RELIABILITAS


Untuk mencari reliabilitas soal digunakan kuder-ridchardson yang
dikenal dengan KR-20 sebagai berikut:

n = 21

n-1 = 21-1 = 20

S2 = 24,221

∑pq = 4,014

n s 2−∑ pq
( )(
r 11 =
n−1 s2 )
Keterangan:

r 11 = Reliabilitas soal secara keseluruhan

n = Banyaknya item soal

s2 = varian dari skor total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar

banyaknya siswa yang menjawab benar


p=
jumlah seluruh siswa

= Proporsi siswa yang menjawab salah


q
q=1− p
∑ pq
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q
100

21
( 21−1
r 11 = )( 24,221−4,014
24,221 )
21 20,2017
r =( )(
11
20 24,221 )
r 11 =( 1.05 ) ( 0.834 )
r 11 =0.8759
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diproleh r 11= 0,8759.
Artinya instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel dengan kriteria rentang
0,61 – 0,80 yaitu tinggi
1
102

3. DAYA BEDA SOAL


Analisis dayabeda soal dapat digunakan rumusa sebagai berikut:
P–L
Daya Beda = x 100 %
N

Dimana:

P = Kelompok Pandai menjawab benar

L = Kelompok Lemah menjawab benar

N = Jumlah Siswa Kelompok Pandai/ Kelompok Lemah

Berdasarkan data di atas untuk soal No 1. Maka hasil


perhitungannya adalah sebagai berikut:

6 –1
DB =
7

5
DB = = 0,714
7

Jadi, 0,714 baik sekali termasuk kategori soal daya beda baik sekali. Item
selanjutnya dihitung daya bedanya menggunakan microsoft exel

Kalsifikasi daya pembeda suatu butir soal dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 3. Krtiteria Daya Pembeda

Nilai Kriteria
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
Negatif Semuanya tidak baik
103

4. TINGKAT KESUKARAN
Analisis tingkat kesukaran dapat dihung menggunakan rumus
sebagai berikut:
P+ L
TK =
ZN
Keterangan
TK = Tingkat kesukaran
L = Kelompok lemah menjawab benar
P= Kelompok pandai menjawab benar
ZN = Jumlah siswa kelompok lemah ditambah kelompok pandai
Klasifikasi tingkat kesukaran atau butir soal dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut.

Tabel 2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Rentang Kategori tingkat


Prosentasi Kesukaran
0%-20 % Sangat Sukar
21%-40% Sukar
40%-70% Sedang
71%-90% Mudah
91%-100% Sangat mudah

6+1
TK =
7

7
TK = = 1 x 100% = 1
7

Jadi tingkat kesukaran item no. 1 = 1 termasuk kategori soal tingkat sangat
mudah. Perhitungan uji tingkat kesukaran soal dibantu menggunakan
microsoft exel.
104
104

LAMPIRAB 3 UJI VALIDITAS


No Item
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
ADELIA SWANTIKA. P 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
ALI FIRDAUS 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
AYI AZIAH 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
DEA NISTIAWA.W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
DEWI ZARINA.P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0
DIANA LESTARI 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
EGI LWSTARI R 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
FAHRUL AZIZWATFUL. 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0
FATHIR ZUBRIA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
FATMAWTI 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
FEBY ANANDA. P 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
FITRIANI 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
HAERUNNISA 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
IHWANUL MUSLIMIN 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
INDY RAHMAWATI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
LINAWATI 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
MAHRIL FIKRI 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
MAYANI 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
RADITYA WY 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SALSABILA 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
SITI KHAERANI 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
SYAHZDA ANGGUN. P 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0
YULIANA 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0
YUNITA AZIZA 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
-0.548186604119197

-0.142106209425491

-0.021384471563091

-0.094678580150297
-0.355265523563728

-0.106579657069118

-0.142106209425491

-0.382593640760938

-0.171075772504727
ZAHRUL HIDAYAH 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
0.015402713865516
0.442518135986165

0.094678580150297
0.142106209425491

0.520777273913237

0.478242050951172

0.445183486692176
0.660594851220648

0.616108554620629
0.097293470579868

0.465958613501318
0.229772122163704
0.277248849579283

0.569900413024082
0.246443421848252
0.508289557562019
0.162155784299781
0.170421444270535
0.454457184721427
0.547701015494081

0.143607576352315
0.485385110506717

0.258493637434166
0.296054602969773
0.210802519589715
0.568071480901784
0.246164308390773
0.485385110506717
0.086164545811389
0.631873335950185

0.246164308390773
0.428689444236597
0.169429852520673
0.258493637434166

0.143607576352315
0.44408190445466

0.10052530344662

0.46804992798862
0.53363790858196

0.46804992798862
ZULFAHMI 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

r hitung
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
0.388
r tabel
tidak valid

tidak valid
tidak valid

tidak valid

tidak valid
tidak valid

tidak valid

tidak valid

tidak valid
tidak valid

tidak valid

tidak valid
tidak valid

tidak valid

tidak valid

tidak valid
tidak valid

tidak valid

tidak valid

tidak valid
tidak valid

tidak valid

tidak valid

tidak valid
tidak valid

tidak valid

tidak valid

tidak valid
tidak valid
valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid
valid

valid

valid
valid

valid

valid

valid
valid

valid

valid
valid

valid
Kesimpulan
105

LAMPIRAN 4 UJI RELIABILITAS


No Item
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
ADELIA SWANTIKA. P 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
ALI FIRDAUS 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
AYI AZIAH 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
DEA NISTIAWA.W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0
DEWI ZARINA.P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
DIANA LESTARI 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
EGI LWSTARI R 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
FAHRUL AZIZWATFUL. H 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
FATHIR ZUBRIA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
FATMAWTI 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
FEBY ANANDA. P 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
FITRIANI 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
HAERUNNISA 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
IHWANUL MUSLIMIN 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
INDY RAHMAWATI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
LINAWATI 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0
MAHRIL FIKRI 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
MAYANI 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
RADITYA WY 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SALSABILA 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
SITI KHAERANI 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
SYAHZDA ANGGUN. P 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
YULIANA 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
YUNITA AZIZA 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
-0 .5 4 8 1 8 6 6 0 4 101.39 81 89 7

-0 .1 4 2 1 0 6 2 0 9 402.35 8489 1

-0 .0 2 1 3 8 4 4 7 1 506.33 80 89 1

-0 .0 9 4 6 7 8 5 8 0 105.30 82 89 7
-0 .3 5 5 2 6 5 5 2 3 506.33 8782 8

-0 .1 0 6 5 7 9 6 5 7 006.39 8181 8

-0 .1 4 2 1 0 6 2 0 9 402.35 8489 1

-0 .3 8 2 5 9 3 6 4 0 706.30 89 83 8
0 .0 1 5 4 0 2 7 1 3 806.3
0 .4 4 2 5 1 8 1 3 5 908.3

0 .0 9 4 6 7 8 5 8 0 105.3
0 .1 4 2 1 0 6 2 0 9 402.3

0 .5 2 0 7 7 7 2 7 3 901.3

0 .4 7 8 2 4 2 0 5 0 905.3

0 .4 4 5 1 8 3 4 8 6 609.3
0 .6 6 0 5 9 4 8 5 1 202.3

0 .6 1 6 1 0 8 5 5 4 602.3
0 .0 9 7 2 9 3 4 7 0 507.3

0 .4 6 5 9 5 8 6 1 3 500.3
0 .2 2 9 7 7 2 1 2 2 106.3
0 .2 7 7 2 4 8 8 4 9 507.3

0 .5 6 9 9 0 0 4 1 3 002.3
0 .2 4 6 4 4 3 4 2 1 804.3
0 .5 0 8 2 8 9 5 5 7 506.3
0 .1 6 2 1 5 5 7 8 4 209.3
0 .1 7 0 4 2 1 4 4 4 207.3
0 .4 5 4 4 5 7 1 8 4 702.3
0 .5 4 7 7 0 1 0 1 5 409.3

0 .1 4 3 6 0 7 5 7 6 305.3
0 .4 8 5 3 8 5 1 1 0 500.3

0 .2 5 8 4 9 3 6 3 7 403.3
0 .2 9 6 0 5 4 6 0 2 906.3
ZAHRUL HIDAYAH 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0
0 .4 4 4 0 8 1 9 0 4 405.348686

0 .1 0 0 5 2 5 3 0 3 404.368682
ZULFAHMI 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

r hitung
5 58186
6 18685

0 28987
5 48981

3 28387

1 18782

2 18786
0 68488

0 68289
9 88688

1 38188
3 78084
9 28883

4 08882
8 28582
2 08189
9 78881
0 58385
1 48287
4 08881

2 38185
6 78187

4 18686
9 78783
r tabel
tid ak v alid

tid ak v alid
tid ak valid
tid ak v alid

tid ak valid

tid ak v alid

tid ak v alid
tid ak valid

tid ak v alid
tid ak valid

tid ak v alid
tid ak valid
tid ak valid

tid ak v alid

tid ak v alid
tid ak v alid

tid ak v alid
tid ak valid

tid ak v alid
tid ak valid
tid ak v alid
valid
v alid

v alid

v alid

valid
valid

valid

valid

v alid

valid

valid
v alid

v alid
Kesimpulan
jumlah item valid 21
106

LAMPIRAN 5 PENENTUAN KELAS ATAS DAN KELAS BAWAH


No Item
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
ADELIA SWANTIKA. P 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
ALI FIRDAUS 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
AYI AZIAH 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
DEA NISTIAWA.W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0
DEWI ZARINA.P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
DIANA LESTARI 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
EGI LWSTARI R 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
FAHRUL AZIZWATFUL. H 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
FATHIR ZUBRIA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
FATMAWTI 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
FEBY ANANDA. P 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
FITRIANI 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
HAERUNNISA 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
IHWANUL MUSLIMIN 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
INDY RAHMAWATI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
LINAWATI 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0
MAHRIL FIKRI 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
MAYANI 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
RADITYA WY 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SALSABILA 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
SITI KHAERANI 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
SYAHZDA ANGGUN. P 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
YULIANA 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
YUNITA AZIZA 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
ZAHRUL HIDAYAH 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0
ZULFAHMI 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

sebelum menghitung daya beda dan tingkat kesukaran soal, maka terlebih dahulu mencari kelompok pandai dan kelompok lemah.
Untuk mencari jumlah kelompok pandai dan kelompoh lemah maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

27,5% x jumlah siswa

27,5
x 26 = 7,1 dibulatkan menjadi 7. Sehingga kelas atas (kelompok pandai ) adalah 7 dan kelompok lemah (kelompok
100
bawah) berjumlah 7.
107

LAMPIRAN 6 DAYA BEDA


No Item
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
ADELIA SWANTIKA. P 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ALI FIRDAUS 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
AYI AZIAH 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DEA NISTIAWA.W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
DEWI ZARINA.P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
DIANA LESTARI 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
EGI LWSTARI R 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
FAHRUL AZIZWATFUL. H 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
FATHIR ZUBRIA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
FATMAWTI 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
FEBY ANANDA. P 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
FITRIANI 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HAERUNNISA 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
IHWANUL MUSLIMIN 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
INDY RAHMAWATI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
LINAWATI 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
MAHRIL FIKRI 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
108

LAMPIRAN 7 TINGKAT KESUKARAN

No Item
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
ADELIA SWANTIKA. P 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ALI FIRDAUS 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
AYI AZIAH 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DEA NISTIAWA.W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
DEWI ZARINA.P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
DIANA LESTARI 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
EGI LWSTARI R 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
FAHRUL AZIZWATFUL. H 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
FATHIR ZUBRIA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
FATMAWTI 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
FEBY ANANDA. P 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
FITRIANI 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HAERUNNISA 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
IHWANUL MUSLIMIN 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
INDY RAHMAWATI 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
LINAWATI 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
MAHRIL FIKRI 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
MAYANI 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
109

LAMPIRAN 8

INSTRUMEN ITEM SOAL

Petunjuk Soal

Pilihan Ganda: Berilah tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang paling benar
diantara jawaban a, b, c, d, dan e

1. Rumusan Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam Pembukaan


Undang-Undang Dasar 1945 alinea.....
A. Pertama
B. Kedua
C. Ketiga
D. Keempat
E. Pertama dan kedua
2. Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia secara konstitusional
sejak...
A. 1 Juni 1945
B. 22 Juni 1945
C. 18 Agustus 1945
D. 16 Agustus 1945
E. 22 Oktober 1945
3. Secara Yuridis Konstritusional Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara
oleh PPKI berbeda dengan Piagam Jakarta yaitu pada...
A. Sila pertama
B. Sila kedua
C. Sila ketiga
D. Sila keempat
E. Sila kelima
4. Pancasila merupakan sumber dari sebagala sumber hukum tercantum
dalam....
A. Undang-Undang No.12 Tahun 2011
110

B. Undang-Undang No.21 Tahun 2001


C. Undang-Undang No.12 Tahun 2012
D. Undang-Undang No.21 Tahun 2011
E. Undang-Undang No.11 Tahun 2011
5. Secara umum fungsi dan peranan Pancasila menurut Tap MPR
No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum Nasional dan Tata Urutan
Perundang Undangan dinyatakan bahwa Pancasila berfungsi sebagai.....
A. Dasar negara
B. Pandangan hidup bangsa
C. Dasar negara dan pandangan hidup bangsa
D. Jiwa bangsa
E. Kepribadian bangsa
6. 1) Pancasila sebagai jiwa bangsa
2) Pancasila sebagai sarana pemesatu bangsa
3) Pancasila sebagai cita cita dan tujuan bangsa
4) Pancasila sebagai ideologi terbuka
5) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
Dari pernyataan di atas, mana sajakah yang merupakan fungsi dan peranan
Pancasila...
A. 1,2,3
B. 2,3,4
C. 3,4,5
D. 1,2,5
E. 1,3,5
7. Dalam sidang BPUPKI pertama, hal yang dibahas dalam sidang tersebut
adalah...
A. Pembentukan Undang Undang Dasar Negara Indonesia
B. Pembentukan alat-alat negara
C. Perumusan dasar negara indonesia
D. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
E. Perumusan Piagam Jakarta
111

8. Sebagi norma hukum, Pancasila mempunyai sifat imperatif, artinya...


A. Mengikat dan memaksa setiap warga negara
B. Semua warga negara sama dihadapan hukum
C. Berlaku di seluruh wilayah negara Indonesia
D. Sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia
E. Memiliki perananan yang penting dalam mengatur kehidupan
bangsa dan negara
9. Pancasila dijadikan sebagai ideologi negara, arti ideologi scara harfiah
adalah...
A. Ide, konsep atau gagasan
B. Cita cita dan pengetahuan
C. Ilmu tentang pemikiran, ide-ide, keyakinan, gagasan atau cita cita
D. Cita-cita,keyakinan, dan kepercayaan yag dijunjung oleh suatu
bangsa
E. Ide, konsep, dan pengetahuan
10. Arti dari istilah Pancasila yang dijelaskan Muhammad Yamin adalah...
A. Pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama)
B. Lima sendi utama penyusun Pancasila
C. Lima dasar yang berisi aturan tingkah laku yang baik
D. Lima peraturan yang berkenaan dengan tingkah laku yang baik
E. Lima rumusan dan pedoman kehidupan yang baik
11. Kedudukan Pancasila bagi negara Indonesia adalah kaidah negara yang
fundamental,artinya..
A. Tetap, kuat dan tidak berubah
B. Kedudukan hukum tertinggi
C. Berlaku dan mengikat seluruh warga negara
D. Semua hukum harus tunduk dan bersumber dari Pancasila
E. Kerangka, acuan,tolak ukur, parameter, arah dan tujuan
12. Pondasi bagi berdirinya suatu negara, sumber pelaksanaan kehidupan
ketatanegaraan atau sumber segala peraturan yang ada dalam suatu negara
dilaksanakan secara nasional. Pengertian tersebut merupakan makna dari..
112

A. Dasar negara
B. Pandangan hidup bangsa
C. Cita cita bangsa
D. Tujuan hidup bagsa
E. Ideologi negara
13. Pancasila sering juga disebut sebagai dasar falsafah negara yang
mengandung pengertian bahwa..
A. Pancasila sebagai dasar untuk megatur penyelenggaraan
pemerintahan negara
B. Pancasila sebagaai sarana untuk mengatur tingkah laku semua
warga negara Indonesia
C. Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan
juga tidak bisa dilaksanakan secara terpisah-pisah
D. Pancasila mendasari hukum hukum yang berlaku di indonesia
E. Pancasila menjiwai pembentukan norma norma hukum yang ada di
Indonesia
14. Kaidah tertinggi dalam kesatuan tatanan hukum dalam negara indonesia
adalah...
A. Pancasila
B. Undang-Undang Dasar 1945
C. Peraturan Presiden
D. Peraturan Daerah
E. Tap MPR
15. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
1) membantu orang yang membutuhkan
2) gemar melakukan kegiatan gotong royong
3) menghargai pendapat orang lain
4) menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
5) menghargai perbedaaan ras dan budaya
Dari pernyataan diatas, manakah yang merupakan nilai nilai yang sesuai
dengan sila kedua adalah ???
113

A. 1,4,5
B. 1,2,5
C. 1,2,3
D. 2,3,4
E. 3,4,5
16. Ani selalu merasa tidak nyaman di kelas karena teman temannya
mendeskriminasi ani karena ia miskin. Hal itu merupakan penyimpangan
terhadap nilai pancasila pada sila ke...
A. Sila ke-1
B. Sila ke-2
C. Sila ke-3
D. Sila ke-4
E. Sila ke-5
17. Pengakuan dan kebersamaan dalam keberagaman, tidak memaksakan
agama lain, merasa senasib sepenanggungan adalah sikap positif terhadap
pancasila sila ke...
A. Sila ke-1
B. Sila ke-2
C. Sila ke-3
D. Sila ke-4
E. Sila ke-5
18. Berikuti ini yang merupakan penyimpangan terhadap sila ke-3 adalah...
A. Berbuat semena mena terhadap orang lain
B. Mengabaikan rasa cinta tanah air
C. Menggangggu teman yang sedang beribadah
D. Tidak menghargai pendapat orang lain
E. Tidak bersikap adil terhadap sesama
19. Perhatikan pernyataan di bawah ini
1) pemerintah memberikan proram gratis wajib belajar 9 tahun
2) menghormati orang yang sedang beribadah
3) Pemberian kartu Indonesia sehat secara tepat sasaran
114

4) menghormati pendapat orang lain


5) menjaga keseimbangan anatara hak dan kewajiban
Berdasarkan pernyataan diatas, yang merupakan pengamalan sila ke-5
ditunjukan pada nomor.....
A. 1,2, dan 3
B. 2,3 dan 5
C. 3,4, dan 5
D. 2,3 dan 4
E. 1,3 dan 5
20. Kesadaran kita dalam melaksanakan ideologi Pancasila dapat kita
wujudkan dalam bidang hukum seperti...
A. Ikut mempertahankan bangsa
B. Mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
C. Tidak membedakan antara orang kaya dan orang miskin
D. Ikut serta dalam pemilihan umum dan memberikan hak suaranya
E. Ikut serta dalam menjaga warisan nusantara
21. Menghargai hasil karya orang lain adalah cerminan dari nilai Pancasila
pada sila.....
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permuswawaratan/perwaklan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
22. Kesadaran dalam menciptakan kebersamaan dilandasi semboyan Bhinneka
Tunggal Ika sesuai dengan Pancasila yaitu sila...
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab Kerakyatan
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
115

E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


23. Jika seseorang yang mementingkan pendapat sendiri dan memaksakan
kehendak pada orang lain merupakan bentuk sikap yang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila terutama sila.....
A. Pertama
B. Kedua
C. Ketiga
D. Keempat
E. Kelima
24. Jakarta - Mantan Ketua DPR Setya Novanto terbukti mengintervensi
proses penganggaran serta pengadaan barang dan jasa dalam proyek E-
KTP. Novanto pun divonis hukuman pidana penjara selama 15 tahun dan
denda Rp 500 juta subsider 3 bulan kurungan.(Detiknews.com)
Dampak yang ditimbulkan dari contoh kasus diatas adalah...
A. Negara menjadi kaya dan nyaman
B. Kehidupan rakyat menjadi sejahtera
C. Hukum memberikan kebebasan kepada para pelaku korupsi
D. Kurangnya kpercayaan masayarakat terhadap pemerintah yang
berkuasa dan rakyat menjadi apatis terhadap hukum dan
E. Kerugian bagi keuangan negara
25. Maraknya tindakan kasus korupsi yang terjadi di Indonesia dikarenakan
oleh...
A. Kualitas peraturan perundang undangan yang kurang memadai
B. Desakan keluarga
C. Kurangnya pendidikan tentang korupsi
D. Nepotisme
26. Manfaat bagi bangsa memiliki pandangan hidup yang jelas adalah,
kecuali....
A. Memberikan identitas suatu bangsa
B. Menambah pengetahuan dan wawasan bangsa
C. Mengatahui dengan jelas tujuan yang ingin dicapai
116

D. Memecahkan persoalan di berbagai bidang kehidupan


E. Petunjuk dalam kehidupan sehari hari
27. Mengapa para pendiri bangsa menggunakan Pancasila sebagai Dasar
Negara Indonesia, kenapa tidak meniru ideologi bangsa lain, karena...
A. Bangsa Indonesia memiliki cita cita dan tujuan hidup yang berbeda
dari bangsa lain
B. Pancasila merupakan ideologi paling sesuai dengan karakter
bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain
C. Indonesia tidak ingin sama dengan bangsa lain
D. Sesuai dengan ciri khas bangsa dan diambil dari kepribadian yang
tertinggi
E. Bangsa Indonesia memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan
idologi yang sesuai dengan bangsa indonesia
28. Salah satu cara menghargai nilai-nilai Pancasila adalah dengan
mempertahankan Pancasila. Maksud dari mempertahankan Pancasila
adalah...
A. Mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
Pancasila dengan mengikutinya
B. Tidak mengubah, menghapus, dan mengganti dasar negara
Pancasila dengan dasar negara lain
C. Tidak mengubah atau mengganti tetapi dihayati daan direnungkan
setiap nilai dalam sila Pancasila
D. Tidak hanya menghapal nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila tetapi merenungkan dan mengamalkannya
E. Memertahankan, menjunjung tinggi, merenungkan dan
mengamalkan setiap nilai nilai yang terkandung dalam setiap sila
Pancasila
29. Konsekuensi dijadikannya Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum adalah, kecuali...
A. Hukum yang mengatur segala hukum yang berlaku di Indonesia
B. Semua hukum harus sejalan dengan Pancasila
117

C. Hukum yang ada tidak boleh bertentangan dengan Pancasila


D. Menjadi hukum tertinggi kedua yang ada di indonesia
E. Setiap hukum yang ada maupun yang akan dibentuk di indonesia
harus sejiwa dengan Pancasila
30. Arti Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Indonesia adalah...
A. Pancasila menjadi cara pandang bangsa indonesia dalam
menghadapi permasalahan negara
B. Pancasila sebagai acuan dalam proses penyelenggaraan negara
C. Pancasila merupakan sumber inspirasi dan cita-cita hidup bangsa
Indonesia
D. Pancasila sebagai kristalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa
Indonesia
E. Pancasila banyak terkandung nilai nilai luhur bangsa indonesia
31. Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sebab....
A. Dijadikan sebagai acuan, tolak ukur, dan pedoman dalam
penyelenggaraan negara
B. Dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
C. Dijadikan sebagai pedoman untuk mencapai cita-cita dan tujuan
hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
D. Djadikan sebagai dasar untuk membentuk hukum yang baik bagi
bangsa Indonesia
E. Dijadikan sebagai pedoman untuk mengatur hukum yang berlaku
di Indonesia
32. Dengan ideologi, suatu bangsa memiliki pegangan dan pedoman dalam
memecahkan masalah masalah seperti...
A. Ideologi, Politik, hukum, sosial budaya, kemiskinan, pemerintahan,
ekonomi, dan pertahanan kemanan
B. Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan kemanan
C. Kemiskinan, Hukum, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan
118

D. Politik, Kemikinan, sosial budaya, ekonomi, hukum dan


pertahanan keamanan
E. Politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
33. Seandainya negara Indonesia tidak memiliki dasar negara maka, kecuali...
A. Tidak memiliki dasar acuan untuk menjalankan kehidupan
kenegaraan
B. Negara akan mengalami berbagai permasalahan, seperti krisis
sosial dan krisis ekonomi
C. Negara rentan akan kehancuran
D. Tidak ada rasa kepercayaan dari negar lain
E. Tidak diakui oleh masyarakatnya
34. Akibat jika suatu negara tidak memiliki pandangan hidup...
A. Tidak diakui oleh negara lain
B. Rakyat akan hancur karena tidak mempunyai pegangan nilai
kehidupan
C. Tidak memiliki acuan dalam kehidupan bernegara
D. Tidak mempunyai pedoman untuk menyelenggarakan sebuah
kehidupan benegara
E. Tidak memiliki identitas yang jelas di mata dunia
35. Demi menjaga nilai nilai toleransi tetap ada, maka hal yang harus
dilakukan adalah, kecuali...
A. Tidak berfikiran sempit
B. Tidak sembarangan dalam berbicara
C. Introspeksi diri
D. Berfikir dengan bijaksana
E. Memperbanyak teman
36. Demi menjaga nilai persatuan, maka hal yang dapat kita lakukan adalah
A. Bersikap apatis terhadap lingkungan sekitar
B. Menyebarkan ujaran kebencian
C. Memperkuat rasa toleransi
D. Melakukan tindakan makar
119

E. Bersikap intoleransi terhadap sesama


37. Demi mecapai kata mufakat dalam musyawarah, hal yang harus dilakukan
adalah
A. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
B. Saling menghormati antar pemeluk agama
C. Menjadi individu dengan rasa toleransi tinggi
D. Selalu membela kebenaran dan keadilan
E. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
38. Seandainya nilai persatuan dalam kehidupan bermasyarakat tidak
diamalkan maka kemungkinan yang terjadi adalah, kecuali...
A. Tidak diakui negara lain
B. Masyarakat akan mudah terpecah belah
C. Munculnya perbuatan makar
D. Tingginya intoleransi terhadap sesama
E. Tingginya ras saling percaya antar sesama
39. Bacalah berita di bawah ini dengan cermat!!
Jadi Tersangka Korupsi, Dua Manatan Pejabat Pelindo 1 Ditahan
Merdeka.com- Penyidik direktorat Reserse kriminal khusus
(Ditreskrimsus) polda sumut menahan dua mantan pejabat PT Pelindo 1
(Persero). Keduanya ditahan setelah diperiksa sebagai tersangkka kasus
dugaan korupsi terkait pekerjaan fiktif.
Berdasarka berita di atas dapat terlihat bahwa perbuatan korupsi
melanggar nilai Pancasila dan sangat merugikan negara. Untuk
meminimlisir perbuatan tersebut maka dapat dialakukan dengan cara...
A. Mengikuti perbuatan orang tersebut
B. Membiasakan diri untuk tidak melakukanya
C. Mengikuti kemudian meminta maaf
D. Meminta maaf karena melakukan korupsi
E. Mengembalikan semua yang telah diambil dari hasil korupsi
40. Sikap postif terhadap nilai Pancasila dalam kehidupan keluarga adalah
A. Menghargai pendapat teman sebaya
120

B. Mengabaikan perintah orang tua


C. Taat dan patuh terhadap perintah orang tua
D. Tidak patuh perintah orang yang lebih tua
E. Menghargai pendapat guru
41. Agar nilai nilai Pancasila tetap hidup dan berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara maka dalam kehidupan sehari
hari seharusnya, kecuali.....
A. Membaca, mengahayati, dan direnungkan
B. Mengamalkan nilai nilai pancasila
C. Menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup sehari hari
D. Menghayati, direnungkan , dan diamalkan
E. Menjadikan pancasila sebagai pegangan hidup sehari hari
42. Sikap positif terhadap Pancasila, khususnya sila ke-4 dalam kehidupan
bermasyarakat dapat ditunjukan oleh warga negara Indonesia seperti
berikut....
A. Mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia yang diterima
B. Berkata jujur dan berbuat baik terhadap sesamanya
C. Membantu pekerjaan orang lain sehingga cepat selesai
D. Berdoa semoga hidupnya bahagia sepanjang masa
E. Tidak memaksakan pendapat kepada orang lain
43. Sikap positif yang sesuai dengan nilai persatuan adalah sikap, kecuali....
A. Hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
B. Cinta terhadap bangsa dan tanah air
C. Tidak memaksakan pendapat kepada orang lain
D. Bangga berkebangsaan dan bertanah air indonesia
E. Memajukan pergaulan demi persatuan da kesatuan bangsa
44. Demi mewujudkan kerukunan antar umat beragama di dalam masyarakat
dapat diwujudkan bila...
A. Tidak mempedulikan pemeluk agama lain
B. Dengan senang hati menjauhi pemeluk agama lain
121

C. Mengormati pemeluk agama lain


D. Bersedia mempelajari semua agama yang ada
E. Menajauhi orang yang tidak memiliki agama
45. Seseorang yang melakukan tindakan pembunuhan adalah perbuatan yang
tercela dan sangat merugikn orang lain. Perbuatan itu bisa dicegah dengan
cara...
A. Melakukan perbuatan baik
B. Menjunjung tinggi toleransi
C. Selalu mengingat Tuhan
D. Saling menolong antar sesama manusia
E. Selalu melakukan kegiatan sosial
46. Pejabat yang melakukan tindakan korupsi di Indonesia seharusnya....
A. Diberi hukuman mati
B. Hukuman penjara dan penyitaan kekayaan
C. Rehabilitasi
D. Diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan
E. Diasingkan ke kawasan pelosok
47. Dalam musyawarah jika tidak mencapai kata mufakat, maka yang harus
dilakukan oleh semua anggota kelompok untuk mendapat keputusan
adalah....
A. Menerima hasil keputusan
B. Menerima pendapat orang lain
C. Menghargai pendapat golongan lain
D. Menggunakan cara memilih suara terbanyak
E. Memilih suara orang terpenting
48. Demi mewujudkan kerukunan hidup di lingkungan masyarakat, salah satu
yang seharusnya dilakukan adalah...
A. Musyawarah untuk mecapai mufakat
B. Melestarikan budaya daerah
C. Memperkenalkan tradisi daerah kepada orang luar
122

D. Melaksanakan kegiatan sosial di desa untuk mewujudkan


kemajuan bersama
E. Menghargai karya orang lain yang lebih bermanfaat
49. Lisa masih melangar rambu lalu lintas, maka dapat diakatan bahwa lisa..
A. Mematuhi sila pertama
B. Melanggar sila kedua
C. Melanggar sila ketiga
D. Mematuhi sila keempat
E. Melanggar sila kelima
50. Agar nilai keadilan tetap terjaga dalam lingkungan masyarakat, maka
seharusnya kita...
A. Melarang orang berpendapat
B. Mendahulukan hak daripada kewajiban
C. Tidak melanggar hukum
D. Memiliki sifat fanatisme terhadap ras,agama, dan suku
E. Mendahulukan kewajiban daripada hak
123

LAMPIRAN 9

UJI HOMOGENITAS

Langkah langkah menentukan homogenitas sampel maka digunakan uji f


dengan langkah langkah sebagai berikut

1. Menentukan Varians
A. Kelas Ekperimen

n1= 25

s21= ∑ ¿¿ ¿

2158,2
s21 =
26−1

2158,2
s21 =
25

s21 = 83,06

B. Kelas Kontrol
n1 = 25

s22= ∑ ¿¿ ¿

2860,4
s22 =
22−1

3561,36
s22 =
21

s22 = 130,02

2. Menentukan f hitung
varians terbesar
F hitung =
varians terkecil
124

s 22
F hitung =
s 21
130,03
F hitung =
83,06
F hitung = 47,01
3. Menentukan harga F tabel
Dk (pembilang) kelas kontrol n1-1 = 26-1 = 25
Dk (penyebut) kelas eksperimen n1-1 = 22-1 =21
Maka, harga f tabel pada taraf signifikan 5% adalah 2,00
Jadi f tabel = 2,00
4. Kesimpulan
Sampel dikatakan homogen apabila harga f hitung< f tabel, sebaliknya
dikatakan tidak homogen yakni apabila f hitung > f tabel. Jadi, dari
perhitungan di atas diketahui bahwa f -hitung = 47,01 > dari f-tabel =2,00.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa varians sampel bersifat tidak
homogen.
125

Tabel Penolong Uji Homogenitas Varians

TABEL PENOLONG UJI HOMOGENITAS

NILAI NILAI
X1 X2
X1- X X2-X ( X 1− X 2)( 2X 2− X 2)2
NO
2,38461 - 5,68639 216,892
1 59 35 5 14,7273 1 6
2,38461 15,2727 5,68639 233,256
2 59 65 5 3 1 2
8,38461 21,2727 70,3017 452,528
3 65 71 5 3 8 9
- 15,2727 92,4556 233,256
4 47 65 9,61538 3 2 2
2,38461 - 5,68639 76,1652
5 59 41 5 8,72727 1 9
8,38461 3,27272 70,3017 10,7107
6 65 53 5 7 8 4
19,3846 21,2727 375,763 452,528
7 76 71 2 3 3 9
- - 92,4556 76,1652
8 47 41 9,61538 8,72727 2 9
- - 13,0710 76,1652
9 53 41 3,61538 8,72727 1 9
- - 92,4556 7,43801
10 47 47 9,61538 2,72727 2 7
- - 243,840 7,43801
11 41 47 15,6154 2,72727 2 7
- - 13,0710 76,1652
12 53 41 3,61538 8,72727 1 9
- - 92,4556 7,43801
13 47 47 9,61538 2,72727 2 7
2,38461 - 5,68639 76,1652
14 59 41 5 8,72727 1 9
- - 13,0710 76,1652
15 53 41 3,61538 8,72727 1 9
2,38461 - 5,68639 76,1652
16 59 41 5 8,72727 1 9
14,3846 - 206,917 7,43801
17 71 47 2 2,72727 2 7
18 47 35 - - 92,4556 216,892
126

9,61538 14,7273 2 6
- - 92,4556 7,43801
19 47 47 9,61538 2,72727 2 7
- 21,2727 13,0710 452,528
20 53 71 3,61538 3 1 9
2,38461 3,27272 5,68639 10,7107
21 59 53 5 7 1 4
2,38461 3,27272 5,68639 10,7107
22 59 53 5 7 1 4
19,3846 375,763
23 76   2   3  
2,38461 5,68639
24 59   5   1  
- 92,4556
25 47   9,61538   2  
8,38461 70,3017
26 65   5   8  
JUMLA 2158,15 2860,36
H 1472 1094     4 4
RATA 56,6153 49,7272 159,863 130,016
RA 8 7     2 5
VARIAN 83,0059 130,016
S         2 5
N 26 22

LAMPIRAN 10

UJI NORMALITAS DATA

NILAI POST TEST SISWA KELAS EKSPERIMEN


N
NAMA NILAI
O
1 ALFARIZIE ARYAN 59
2 CRISTI INEKE P 59
3 ERNAWATI 65
4 FAEZAL 47
5 FAHRUR ROZI 59
6 FINDI YARLIN BILLIAN 65
7 FITRIANI 76
8 HIKMAH 47
127

9 I MADE SATIE REGEG 53


10 ISKA MAYANI 47
11 ISROQ RAHMAN 41
12 M.HILKAM PUTRA.M 53
13 M.SUHARDI 47
14 MAISA ZAHWA NABILA P 59
15 NANIK FARHANI 53
16 MUNIZAM 59
17 NAZIRAH QURBI.S 71
18 NI NENGAH DEWI ARTINI 47
19 NIDAUL QOLBI 47
20 NURUL HIDAYAH 53
21 RAMDAN ANSORI 59
22 SARMIN 59
23 SRI AYU NINGSIH 76
24 TEGAR RIZKY 59
25 YULIANA 47
26 SAPRIANTO 65
  JUMLAH 1472
  RATA RATA 56,61538462

A. KELAS EKPERIMEN
1. Mencari Nilai Tertinggi Dan Nilai Terendah
Nilai Tertinggi = 76
Nilai Terendah = 41
N = 26
2. Mencari Rentangan (R)
R = Nilai Tertinggi –Nilai Terendah
R = 76- 41
R = 35
3. Mencari Banyak Kelas (BK)
BK = 1+3,3 Log N
BK =1+3,3 LOG 26
BK = 1+ 3,3 (1,41)
BK =1 + 4,61
BK =5,66 dibulatkan menjadi 6
128

4. Mencari Panjang Kelas


R
PK =
BK
35
PK =
6
PK = 5,83 dibulatkan jadi 6
Tabel distribusi frekuensi kurva normal teoritik (ft)

no frekuensi
1 2,7%
2 13,53%
3 34,13%
4 34,23%
5 13,53%
6 2,7%

Fh= ft x N

a. Baris pertama 2,7% x 26 = 0,7


b. Baris kedua 13,53% x 26 = 3,5
c. Baris ketiga 34,13% x 26 = 8,8
d. Baris keempat 34,23% x 26 = 8,
e. Baris kelima 13,53% x26 = 3,5
f. Baris keenam 2,7% x26 = 0,7

Tabel Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data

tabel penolong uji normalitas data kelas ekperimen

INTERVAL F0 fh f0-fh (f0-fh)2 (f0-fh)2/fh


41 47 8 0,7 7,3 53,29 76,12857
48 54 4 3,5 0,5 0,25 0,071429
56 62 8 8,8 -0,8 0,64 0,072727
63 69 3 8,8 -5,8 33,64 3,822727
70 76 3 4 -0,5 0,25 0,071429
77 83 0 0,7 -0,7 0,49 0,7
Jumlah 26 26     80,86688
x2 80,8
129

signifikan 5%
dk 6-1=5
x tabel 11,07
x hitung 80,8
x hitung>xtabel
tidak normal

X2 = ¿ ¿

Pada taraf signifikan 5% dan dk = banyak kelas-1 = 6-1= 5. Diperoleh


harga X 2 tabel = 11,070. Jadi dari perhitungan di atas dipaparkan X 2 hitung 80,86>
X 2 tabel 11,070. Maka distribusi data nilai post test kelas ekperimen tersebut dapat
dinyatakan berdistribusitidak normal

NILAI POST TEST SISWA KELAS


KONTROL
N
NAMA NILAI
O
1 ARIMBI NURMAPIZA P 35
2 CITRA 65
3 DIAN RATNI ILAHI 71
4 HABIL AI FIRDAUS 65
5 HARNI 41
6 I KOMANG ARI D 53
I.G.A SAPUTRI
7 MEINDIYANTI 71
8 KHALID AKBAR 41
9 LABIB AZMI 41
10 M.FIKRI 47
11 M.RISKI TAULANI 47
130

12 MUHAJIRIN 41
13 MUKLAS ABI SAPUTRA 47
14 NABILA NUR HIDAYAH 41
15 PAWANA 41
16 PUTRA ABDUL AZIZ 41
17 RADITYA AHMAD 47
18 SAMSUL HADI 35
19 SITI KHADIJAH 47
20 SUSAN FELTA ESADI 71
21 TIARA RAEDATUL S 53
22 TITIAN AISYAH 53
  JUMLAH 1094
49,727272
  RATA RATA 7

B. KELAS KONTROL
1. Mencari Nilai Tertinggi Dan Nilai Terendah
Nilai Tertinggi = 71
Nilai Terendah = 35
N = 22
2. Mencari Rentangan (R)
R = Nilai Tertinggi –Nilai Terendah
R =71- 35
R = 36
3. Mencari Banyak Kelas (BK)
BK = 1+3,3 Log N
BK =1+3,3 LOG 22
BK = 1+ 3,3 (4,52)
BK =1 + 4,52
BK =5,52 dibulatkan menjadi 6
4. Mencari Panjang Kelas
R
PK =
BK
36
PK =
6
131

PK = 6

Tabel distribusi frekuensi kurva normal teoritik (ft)

No frekuensi
1 2,7%
2 13,53%
3 34,13%
4 34,23%
5 13,53%
6 2,7%

Fh= ft x N

Baris pertama 27% x 22 = 0,3


Baris kedua 13,53% x 22 = 3
Baris ketiga 34,13% x 22 = 7,5
Baris keempat 34,23% x 22 = 7,5
Baris kelima 13,53% x22 = 3
Baris keenam 2,7% x22 = 0,3

Tabel Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data

tabel penolong uji normalitas data kelas kontrol

F
INTERVAL 0 fh f0-fh (f0-fh)2 (f0-fh)2/fh
35 41 9 0,5 8,5 72,25 144,5
42 48 5 3 2 4 1,333333
49 55 3 7,5 -4,5 20,25 2,7
56 62 0 7,5 -7,5 56,25 7,5
63 69 2 3 -1 1 0,333333
70 76 3 0,5 2,5 6,25 12,5
Jumlah 22 22     168,8667
x2  

signifikan 5%
dk 6-1=5
132

x tabel 11,07
x hitung 168,6
x hitung>xtabel
tidak normal

X2 = ¿ ¿

Pada taraf signifikan 5% dan dk = banyak kelas-1 = 6-1= 5. Diperoleh


harga X 2 tabel = 11,070. Jadi dari perhitungan di atas didaparkan X 2 hitung 168,6>
X 2 tabel 11,070. Maka distribusi data nilai post test kelas kontrol tersebut dapat
dinyatakan berdistribusi tidak normal

Tabel Penolong Untuk Mencari Rentangan, Banyak Kelas, Dan Panjang


Kelas

NILAI NILAI
X1 X2
NO
1 76 71
2 76 71
3 71 71
4 65 65
5 65 65
6 65 53
7 59 53
8 59 53
9 59 47
10 59 47
133

11 59 47
12 59 47
13 59 47
14 59 41
15 53 41
16 53 41
17 53 41
18 53 41
19 47 41
20 47 41
21 47 35
22 47 35
23 47  
24 47  
25 47  
26 41  
N 1472 1094
R 35 36
BK 6 6
PK 6 6

LAMPIRAN 11

UJI HIPOTESIS

Berdasarkan petunjuk untuk memilih rumus t test, peneliti memakai rumus


t test separated varians. Berdasarkan data diatas, bahwa bila jumlah n1≠ n2 dan
varians tidak homogen , maka dapat digunaakan rumus t test seprated varians.
Untuk mengetahui t sebagai pengganti harga t tabel dihitung dari selisih harga t
tabel dengan dk = n-1 dan dk n2-1, dibagi dua dan kemudian ditambah dengan
harga t yang terkecil. n1= 26; berarti dk = 25 maka harga t tabel = 2,080, n2= 22;
berati dk = 21 maka harga t tabel =2,060.

Jadi harga t-tabel yang digunakan adalah


134

2,080−2,060 0,02
= = 0,01. Selanjtnya ditambah dengn harga t yang
2 2
terkecil. jadi 0,01+2,060 = 2,070.

x́1 −x́2
t=
s12 s 22
√ +
n1 n2

56,615−49,727
t=
83,006 130,2
√ 26
+
22

6,886
t=
√3,1925+5,91
6,88
t=
√ 9,1025
6,886
t=
3,017

t=¿ 2,283

Berdasarkan hasil perhitungan bahwa diperoleh thitung = 2,283> t tabel =


2,07Maka Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi kesimpulannyaada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Shareterhadap hasil belajar pengetahuan
siswa kelas VIII pada mata pelajaran PPKn di SMPN 2 LABUAPI
135

LAMPIRAN 12

NILAI NILAI DISTRIBUSI F


136
137
138
139
140

LAMPIRAN 13
141

LAMPIRAN 14
142

LAMPIRAN 15
143

LAMPIRAN 16

LEMBARAN OBSERVASI PEMBELAJARAN PPKN MENGGUNAKAN


MODEL PEMBELAJAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Nama Sekolah SMPN 2 Labuapi


Kelas/Semester VIII/Ganjil
Mata Pelajaran PPKn
Materi Pokok Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup
Bangsa
Alokasi Waktu 3x40 Menit
Petunjuk Berilah tanda ceklist pada kolom sesuai dengan kenyataan
yang terjadi pada saat observasi berlangsung

N Kegiatan Guru KegiatanSiswa Hasil


o Ya Tidak
1 Guru mempersiapkan Menyimak gambaran 
menyampaikan umum materi
gambaran umum pembelajaran
materi pembelajaran
2 Guru memberikan Menjawab pertanyaan 
tugas kepada siswa dari guru
yang berisi
pertanyaan, kemudian
diberikan waktu
untuk memikirkan
3 Guru meminta siswa Siswa secara 
untuk berpasangan berpasangan berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
mendiskusikan
jawaban yang telah
mereka jawab
4 Guru meminta siswa Siswa secara 
144

secara berpasangan berpasangan


untuk mempersentasikan hasil
memprsentasikan diskusi di depan kelas
hasil diskusi di depan
kelas.
5 Guru meberikan Siswa menerima 
apresiasi berupa penghargaan yang
penambahan nilai diberikan
6 Guru kemberikan Menyimak kesimpulan 
meluruskan jawaban dari guru
siswa dan
memberikan
kesimpulan
7 Guru bersama siswa Siswa bersama guru 
merangkum materi merangkum materi
pembelajaran pembelajaran

Peneliti

Ria hermawati

LAMPIRAN 17
145
146
147
148

LAMPIRAN 20

DOKUMENTASI PENELITIAN

UJI COBA INSTRUMEN DI KELAS IX


149

MELAKUKAN UJI PRE TEST DI KELAS VIII C (KELAS KONTROL)

MELAKUKAN UJI PRE TEST DI KELAS VIII A (KELAS EKSPERIMEN)


150

MEMBERIKAN PERLAKUAN KEPADA KELAS EKPERIMEN DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE

Memberikan
apresepsi

Guru menjelaskan
materi pembelajaran
151

Siswa
memikirkan tugas
yang diberikan
oleh guru

Siswa bersama
teman sebangku
mendiskusikan
jawaban

Siswa
memperesentasikan
hasil diskusi yang
telah dikerjakan
152

Siswa
memperesentasikan
hasil diskusi yang
telah dikerjakan

MELAKUKAN UJI POST TEST DI KELAS VIII C (KELAS KONTROL)

MELAKUKAN UJI POST TEST DI KELAS VIII A (KELAS EKSPERIMEN)

Anda mungkin juga menyukai